Selasa, 24 Desember 2024

RTMEML - Chapter 10

Chapter 10 : Marquis Kecil Xie


Rebirth of The Malicious Empress of Military Lineage: Chapter 10

Ujian akademi Guang Wen Tang diadakan tiap tahun selama bulan sepuluh.

Ujian akademi merupakan sebuah ujian untuk setiap murid di akademi, terutama bagi para murid yang akan menampilkan bakat mereka. Yang paling penting, hari itu akan ada banyak pejabat berpangkat tinggi yang menonton dan para pangeran yang melihat dari samping. Apabila ada murid yang bagus, mungkin peluang karir akan tersedia.

Singkatnya, seseorang akan memamerkan bakatnya untuk dilihat orang lain, supaya menjadi terkenal. Inilah kenapa, di setiap ujian akademi, semua orang akan menggunakan seluruh tenaga dan upaya mereka untuk mendapatkan gelar.

Di kelas dua, bakat Shen Yue adalah yang paling luas dan ia akan selalu berdiri di atas orang banyak selama ujian akademi. Walaupun Shen Qing tidak sebaik Shen Yue dalam hal puisi, keahlian berhitungnya ada di antara yang terbaik dan biasanya ia akan mendapatkan peringkat atas.

Jika seseorang membicarakan tentang mereka yang kurang prestasi, orang yang ada di bawah adalah Shen Miao. Ia tidak mengetahui keempat seni sastra, dan perhitungannya adalah yang terburuk. Pada setiap ujian akademi, ia akan selalu mempermalukan dirinya sendiri. Jangankan memamerkan bakatnya, akan sangat sulit bahkan hanya untuk lulus ujiannya.

Shen Miao dalam kehidupan yang lalu paling takut pada ujian tahunan akademi, karena ia dapat melihat Shen Yue dan Shen Qing yang bangga akan kesuksesan mereka, sementara ia hanya bisa merasa sangat iri dalam hatinya.

Sekarang, saat ia melihatnya, ia hanya merasa kalau itu kecemburuan antara anak-anak semata. Pertempuran macam apa yang belum pernah dilihatnya sebelumnya, ujian akademi sungguh bukan apa-apa di matanya.

Ia menatap Feng An Ning dan berkata, “Memangnya kenapa dengan ujian akademi? Aku tidak pernah berpikir untuk memperebutkan peringkat atas ataupun bawah. Apanya yang harus diperjuangkan?”

Feng An Ning agak kaget karena ia tidak mengira kalau Shen Miao akan begitu murah hati untuk mengucapkan kenyataan dari masalahnya.

Ia memandangi Shen Miao dengan cermat dan bertanya, “Kau pasti banyak terluka, kalau tidak, tidak mungkin ada perubahan watak sebesar ini, kan?”

Kepribadian Shen Miao sepertinya berubah dalam semalam, dari orang yang membosankan, menjadi orang yang murah hati dan percaya diri. Itu bukanlah sikap yang harusnya dimiliki seseorang seusia ini. Karena mereka duduk semeja, perubahan watak ini bahkan lebih jelas lagi.

“Iya.”

Shen Miao tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa lagi.

Barangkali, karena usia para gadis, insting mereka adalah entah untuk menghormati atau merasa iri pada orang lain yang lebih dewasa dari diri mereka sendiri. Gestur Shen Miao mengubah sikap Feng An Ning kepadanya, tanpa sadar jadi lebih baik.

***

Setelah pelajaran akuntansi selesai, murid-murid menuju ke taman di luar Guang Wen Tang untuk bermain. Para gadis semua berada di akademi, bermain catur atau mendiskusikan puisi baru hingga mereka mendengar suara kuda yang lewat.

“Apa itu?”

Yi Pei Lan menolehkan kepalanya ke sana.

“Ayo keluar dan lihat apa itu,” Jiang Cai Xuan mengusulkan selagi ia menarik Shen Yue bangun.

Shen Miao tidak berniat untuk ikut bersenang-senang.

Feng An Ning yang berbalik setelah mengambil dua langkah dan meraih tangan Shen Miao setelah berpikir sedikit, “Ayo pergi dan melihatnya!”

Shen Miao agak kaget karena biasanya Feng An Ning tidak menyukainya, jadi ia tidak akan menunjukkan gerakan intim semacam ini. Ia keheranan tetapi ia sudah diseret keluar akademi oleh Feng An Ning.

Ada banyak murid yang berdiri di luar dekat pintunya, mengobrol. Ketika mereka melihat Feng An Ning menarik Shen Miao kemari, mereka semua memasang ekspresi yang terkejut. Mata Shen Yue berkedip tanpa terlihat tetapi ia tidak bersuara. Shen Qing-lah yang melihatnya dan mengejek. Semenjak ia menyadari kalau Shen Miao juga jatuh cinta pada Pangeran Ding, ia tak lagi repot untuk menyembunyikan penghinaannya ataupun berpura-pura.

Tetapi, apa yang mengejutkan bukan ini.

Cai Lin baru saja menyempil keluar dari kerumunan dan berteriak, “Marquis Kecil Xie!”

Marquis Kecil Xie? Shen Miao melirik ke sana.

Di luar pintu berwarna merah cinnabar Guang Wen Tang, berdirilah di sana, seekor kuda merah. Mantel kudanya cerah dan halus, dan dengan sekali lihat, siapa saja dapat mengetahui itu adalah kuda yang bagus berharga ribuan emas. Kuda itu dengan angkuh menendang ke depan sementara tubuh anggunnya menarik perhatian semua orang.

Tetapi pada akhirnya, kuda itu tidak semempesona orang yang menunggangi kudanya.

Pemuda itu duduk di punggung kuda, mengenakan sebuah jubah hitam bersulam dengan mantel bulu ungu tua dipakai di atasnya. Tangan kanannya dengan malas memainkan cemeti kudanya. Fitur wajahnya tajam dan tampan, sudut bibirnya agak tersungging ke atas, seolah tersenyum tetapi tidak juga, dan tatapan di matanya sangat dingin.

Ada seorang gadis muda di kerumunan yang langsung tersipu dan, tak mempedulikan dimana ia berada, dengan beraninya melemparkan sehelai saputangan sutra yang dilipat menjadi bentuk bunga kepada si pemuda. Ming Qi adalah kerajaan yang liberal, jadi toleran terhadap aturan antara pemuda dan pemudinya.

Bunga sutra itu jatuh ke tangan si pemuda dan ia memilinnya di tangannya sementara sudut bibirnya melengkung ke atas membentuk senyuman. Gadis muda yang melemparkan saputangan itu langsung merona, sudah mabuk kepayang.

Di saat berikutnya, senyuman pemuda yang keras kepala dan ribut itu menghilang. Bunga sutra itu jatuh ke tanah dan mendarat di bawah tapak kaki kuda merah, menghancurkannya sampai hancur tak bisa dikenali.

Ia menegakkan tubuhnya malas-malasan, seolah ada penghindaran kuat yang alami, tetapi karena wajah tampannya, itu hanya memperbesar daya tariknya. Ia memiliki kemampuan bawaan untuk membuat orang tidak memalingkan mata mereka atas kehadirannya.

Benar-benar orang yang dingin dan menjijikkan.

Yi Pei Lan menggumam, “Itu adalah marquis kecil dari keluarga Xie.”

Shen Miao mengangkat alisnya. Marquis kecil dari keluarga Xie, Xie Jing Xing.

Sebagian besar keluarga aristokrat bawahan di Ming Qi, menemani mendiang Kaisar dalam mendirikan kerajaan dan mencapai prestasi yang berjasa. Setelah beberapa generasi, gelar aristokratnya hanyalah nama kosong. Namun, beberapa keluarga menjadi lebih makmur dan hidup dengan sangat baik.

Seperti keluarga Feng yang merupakan pejabat sastra, ada pula mereka yang seperti keluarga jenderal Shen. Jika seseorang akan mengatakan bahwa keluarga Shen memiliki garis keturunan militer, itu karena mereka semua memimpin pasukan untuk berperang dan diakui sebagai orang yang jujur. Kemudian, ada keluarga Xie yang memiliki kekuasaan militer dalam genggaman mereka, tetapi selalu hanyut. Bahkan Yang Mulia saja tidak berdaya terhadap keluarga Xie.

Kemungkinan besar, ada garis pemberontakan dalam tulang keluarga Xie. Semua perbuatan mereka benar-benar memalukan, seperti mengabaikan perintah ibu kota supaya mundur ribuan mil jauhnya dan sebaliknya, terus mengejar musuh yang mundur. Pada akhirnya, mereka tetap memuliakannya sebagai ‘seorang jenderal harus menilai dan bertindak sesuai dengan situasi sebenarnya di medan perang dan karenanya tidak perlu mematuhi segala perintah’. Tetapi keluarga kekaisaran tak berdaya terhadap keluarga Xie, karena mereka tak terkalahkan dalam pertempuran.

Keluarga Shen dan keluarga Xie memiliki hubungan yang berlawanan. Ini, tentu saja, sengaja dihasut oleh mendiang Kaisar, supaya akan ada pemeriksaan dan keseimbangan untuk menstabilkan mahkamah.

Pandangan Shen Xin dan Marquis Xie tidak pernah sejalan karena Shen Xin tidak menyetujui taktik aneh dan metode tidak biasa milik Xie Ding. Xie Ding tidak bisa mengerti kenapa Shen Xin masih mengandalkan buku-buku militer selama pertempuran dan begitu kolot hingga ia tidak fleksibel. Kedua keluarga tidak punya interaksi selain bertengkar di mahkamah, karenanya mendiang Kaisar merasa senang melihat pengaturan semacam itu.

Setelah istri Xie Ding meninggal dunia, ia tidak menikahi istri lain dan hanya selir di keluarga itu yang memiliki dua putra. Ini berarti bahwa Xie Jing Xing memiliki dua saudara Shu dari ayah yang sama. Mungkin Xie Ding tertekan karena ibu dari putra Di-nya mati muda, dan ingin menebusnya, sehingga ia memanjakan Xie Jing Xing sejak masih kecil, membuat Xie Jing Xing mengembangkan temperamen yang tidak disiplin dan di luar kendali.

Biar begitu, Xie Jing Xing adalah orang yang cerdas. Selain dari sifat acuh tak acuhnya, ia unggul dalam pelajarannya dan memiliki fitur berkedudukan tinggi yang terkenal di Ming Qi, kalau tidak, tak ada banyak wanita yang akan diam-diam mengaguminya.

Sangat disayangkan, hati Shen Miao mendesah. Pemuda seluar biasa ini, pada akhirnya, jantungnya ditembak dengan panah dan tubuhnya digantung setelah ia dikuliti, akhir yang tragis semacam itu.

Mungkin tatapan mengasihani Shen Miao terlampau jelas, menyebabkan pemuda itu tiba-tiba melihat ke sana dan matanya, yang sedalam bintang-bintang, berkedip seolah ia tidak memahami tatapannya.

Continue reading RTMEML - Chapter 10

RTMEML - Chapter 9

Chapter 9 : Pei Xiu Cai


Rebirth of The Malicious Empress of Military Lineage: Chapter 9

Seorang pemuda berumur dua puluhan berjalan masuk dari luar. Ia mengenakan jubah tipis dan wajahnya lurus. Meski perawakannya agak lemah, orang dapat mengatakan bahwa ialah yang seharusnya tampak seperti seorang pria sejati.

Ia berjalan masuk dan memuji, “Itu diucapkan dengan baik. Ada juga kehormatan dalam cinta, dan itu seharusnya bukan sesuatu untuk diejek. Meski Guang Wen Tang adalah sebuah tempat untuk belajar, itu juga merupakan tempat untuk melatih kebajikan.”

Tidak ada satu pun murid yang mengucapkan sepatah kata pun.

Shen Miao menatap pemuda itu dengan cermat.

Pei Lang, seorang guru akuntansi di Guang Wen Tang. Ia memiliki baik integritas dan bakat dan merupakan satu-satunya Xiu Cai di Guang Wen Tang yang bisa mengajarkan akuntansi. Pei Xiu Cai memiliki watak yang lembut dan sabar. Ketika dibandingkan dengan guru tegas lainnya, ia jauh lebih pantas mendapatkan rasa hormat murid. Bahkan Shen Miao, yang berada di ujung spektrum, tidak pernah dimarahi oleh Pei Xiu Cai, sementara ia akan dengan sabar dan berulang-ulang menjelaskan.

Jika itu kasusnya, maka orang ini adalah guru yang baik. Karakter moral dan bakatnya adalah satu di antara puluhan ribu, tetapi sayangnya, Shen Miao juga mengetahui identitasnya yang lain.

Fu Xiu Yi sangat bergantung pada bantuan dan sarannya dan ketika Fu Xiu Yi naik takhta, ia menganugerahkannya gelar Guru Nasional. Guru Nasional Pei Lang bangga akan kesuksesannya, hanya di bawah satu orang dan di atas puluhan ribu orang.

Sebagai seorang Guru Nasional, ia melakukannya dengan sangat baik. Shen Miao mengira kalau Pei Lang adalah orang yang pintar dan jujur, namun, selama masa ketika Putra Mahkota dimakzulkan, ia bungkam.

Persahabatan pribadi Shen Miao dan Pei Lang bisa dianggap baik. Pada awalnya, usulan Shen Miao pergi ke kerajaan Qin sebagai seorang tawanan diungkit oleh Pei Lang.

Pei Lang berkata, “Ini adalah demi Kekaisaran Ming Qi. Apabila Yang Mulia Permaisuri bersedia pergi, itu akan memecahkan situasi putus asa Yang Mulia. Di masa depan, akan ada bayangan Permaisuri di seluruh kerajaan dan semua orang akan menghargai rahmat Yang Mulia Permaisuri.”

Tetapi faktanya, saat ia kembali ke Istana setelah lima tahun, ada tambahan seorang Mei Fu ren di Istana Dalam, dan orang-orang Pei Lang yang sebelumnya menghormatinya, malah mulai bersikap waspada kepadanya.

Sewaktu Putra Mahkota dimakzulkan, Shen Miao berlutut untuk memohon pada Pei Lang karena Pei Lang adalah orang kepercayaan Fu Xiu Yi dan saat Pei Lang bicara, Fu Xiu Yi pasti akan mendengarkan pandangannya.

Tetapi, Pei Lang membantunya bangun dan berkata padanya, “Yang Mulia Permaisuri, pejabat ini juga tidak berkuasa atas masalah yang telah diputuskan oleh Yang Mulia.”

“Pei Lang! Mungkinkah kau akan menonton saja sementara Putra Mahkota digulingkan? Kau tahu dengan jelas bahwa masalah pemakzulan Putra Mahkota tidak boleh diteruskan!”

Shen Miao sangat geram selagi ia mempertanyakannya dengan agresif.

“Ini sudah tidak bisa dielakkan lagi. Yang Mulia Permaisuri harus menyerah pada takdir.”

Pei Lang berkata sambil menghela napas.

Menyerah pada takdir.

Bagaimana bisa seseorang menyerah pada takdir? Jika ada sebuah kesempatan untuk mengulang dan orang masih harus menyerah pada takdir, bukankah itu akan jadi terlalu disesalkan dan penuh kebencian?

Mata Shen Miao fokus pada pemuda di depan. Ia terus-terang, jujur, dan berwatak lembut, tetapi juga tidak berperasan dan berhati dingin, dan sanggup melihat kematian seseorang tanpa menolong. Sebagai seorang pejabat, segala sesuatu yang dilakukan adalah demi kerajaan, dan Pei Lang adalah pejabat yang setia. Tetapi ... selama ia berdiri di pihak Fu Xiu Yi, ia akan menentang Shen Miao tanpa habisnya dalam kehidupan ini!

Pada masa sekarang ini, Fu Xiu Yi semestinya belum menaklukkan Pei Xiu Cai, jadi adakah kemungkinan untuk menarik Pei Xiu Cai ke pihaknya sebelum itu terjadi? Atau cukup ... gigit ia sejak awal.

(T/N: Alias membunuhnya.)

Pei Xiu Cai baru saja menurunkan buku di tangannya ketika ia merasakan sepasang mata menatapnya. Ia mendongak dan bertatapan dengan mata Shen Miao yang penuh dengan implikasi yang tidak diketahui.

Meski tempat duduk Shen Miao di belakang, ia masih bersikeras menatapnya. Perasaan ini sedikit aneh, dan Pei Xiu Cai merasa kalau ada rasa penilaian dan pemeriksaan teliti dalam ekspresi itu seolah ia tengah menimbang pro dan kontra sebelum membuat keputusan. Untuk lebih dalamnya, ada pula tampang kritis di wajahnya.

Ia menghentikan pergerakannya, ingin dengan jelas melihat apa ekspresi yang ditunjukkan Shen Miao, tetapi ia melihat gadis itu mengambil kuas di meja dan menundukkan kepalanya. Pei Lang tersenyum dalam hatinya dan menggelengkan kepalanya. Bagaimana mungkin seorang gadis kecil menampilkan tampang merendahkan? Sementara untuk menilai dan memeriksa lebih teliti, itu bahkan jauh lebih tidak mungkin. Shen Miao adalah orang paling bodoh dan penakut di Guang Wen Tang.

Setelah membereskan beberapa hal, ia memulai kelasnya.

Seluruh murid tingkat dua agak mengantuk.

Orang akan dengan mudah merasa bosan selama pelajaran akuntansi dan tak peduli seberapa hebatnya Pei Xiu Cai mengajar, mereka semua pemuda-pemudi berumur empat belas atau lima belas tahun yang dalam usia melompat kesana-kemari, jadi mana mungkin mereka bahkan mendengarkan. Dilengkapi dengan cuaca sejuk musim gugur, ada banyak yang tidur siang.

Apabila itu adalah guru lainnya, mereka akan mengambil sebuah penggaris untuk mengomeli mereka, tetapi Pei Lang adalah orang paling lembut dan tidak akan pernah menghukum murid. Jadi, semua orang memiliki keberanian untuk berlaku tak pantas di kelasnya. Selain dari Shen Qing, yang selalu pertama dalam akuntansi, mendengarkan dengan serius, yang lainnya begitu bosan hingga mereka sibuk sendiri.

Shen Miao yang hari ini, berbeda.

Ia memandangi Pei Xiu Cai tanpa berkedip dan duduk tegak seolah ia mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Ini adalah sesuatu yang luar biasa, karena ia biasanya benci belajar dan tidak tertarik dalam akuntansi. Sudah suatu keajaiban kalau ia tidak ketiduran, tetapi ia sungguh mendengarkan secara aktif di kelas?

Gadis cantik yang duduk bersama Shen Miao di meja yang sama, mengenakan gaun tipis bersulam bunga krisan dan tampak agak angkuh. Melihat Shen Miao mendengarkan pelajarannya dengan serius, ia tidak tahan untuk menampilkan tampang kaget, alisnya terangkat dari waktu ke waktu.

Mengapa Shen Miao sangat memperhatikannya?

Sebelumnya, ia tidak berminat dalam buku, tetapi setelah menjadi Permaisuri, fondasinya tidak stabil dan ia harus memelihara kehidupan di Istana Dalam dengan hati-hati. Ia, sebagai Permaisuri, juga harus mengurangi biaya hidup, dan setelah melakukan semua itu sendiri, ia merasa kalau buku tak lagi sesulit itu. Setiap urusan di Istana Dalam, dari urusan besar seperti biaya setiap upacara hingga ke urusan terkecil seperti cangkir dan kudapan para selir, semuanya dimasukkan ke dalam perhitungan, yang cukup besar dan berantakan. Ia sudah melihatnya semua satu per satu, jadi bagaimana bisa perhitungan dalam buku cetak ini penting?

Ia hanya ingin bekerja lebih keras untuk melihat dengan jelas, orang macam apakah Pei Xiu Cai sebenarnya.

Hanya dengan cara inilah, baru ia kemudian mengetahui, metode macam apa yang pantas untuk orang ini.

Saat tampang fokusnya terlihat oleh gadis di sebelahnya, itu sudah sangat tidak biasa. Hanya setelah pelajaran hitungan selesai, dan Pei Xiu Cai pergi, barulah Shen Miao menarik kembali tatapannya.

Teman sebangkunya menarik lengan pakaiannya selagi ia berbicara dengan nada terkejut, “Shen Miao, apa kau dirasuki roh jahat?”

“Kenapa kau bilang begitu?” tanya Shen Miao.

Gadis di depannya adalah Feng An Ning, putri Di dari Menteri Kepetugasan.

Keluarga Feng awalnya adalah salah satu pejabat ibu kota yang berjasa dan kaya, serta Feng An Ning telah dibesarkan dengan temperamen yang arogan dan keras kepala.

Tetapi, di kehidupan lalu, Tuan Besar Feng mendukung tim yang salah, dan ketika Kaisar baru naik takhta, ia disingkirkan. Demi menyelamatkan putri ini dari terluka, ia hanya bisa menikahkannya lebih awal ke seorang sepupu jauh.

Setelah keluarga Feng runtuh, Feng An Ning, yang dinikahkan, juga tidak memiliki akhir yang baik. Sepupu itu memiliki penampilan luar berlapis emas, tetapi berkarakter buruk dan hancur di bawahnya.

Feng An Ning bahkan belum menikah selama setahun ketika ia memiliki seorang putra dengan seorang selir di luar sana. Ia masih memarahinya, sebagai beban yang ditinggalkan keluarga Feng. Mana bisa Feng An Ning menerima penderitaan semacam itu? Ia langsung mengambil gunting dan membunuh si selir dan dirinya sendiri.

Segala macam hal yang terjadi pada kehidupan lalunya, kini seperti awan yang mengambang. Melihat lagi ke arah gadis dengan ekspresi angkuh itu, apa yang akan dipikirkannya, tentang akhir tragisnya di masa depan?

Saat Shen Miao sekarang melihat pemuda-pemudi di Guang Wen Tang, ia merasa kalau ia sedang memandangi anak-anak seperti Fu Ming dan Wan Yu, dan tidak dapat mengumpulkan perasaan atau amarah, ataupun rasa kesal. Selain dari Shen Qing dan Shen Yue, yang merupakan penjahat bermuka dua, sebagian besar dari mereka hanyalah anak-anak manja. Dan semua nona muda serta pria manja ini, akan menghadapi nasib yang kejam dalam waktu sepuluh tahun berikutnya.

Melihat kalau ia tidak berbicara, Feng An Ning agak tidak puas sementara ia berkata, “Apa kau sengaja mengacuhkanku? Shen Miao, kau sangat bekerja keras hari ini karena ujian akademi sebulan lagi, kan? Kakak perempuanmu menyebutkan bahwa kau ingin mengambil kesempatan ini untuk bersinar supaya Pangeran ... yang lainnya bisa melihatmu.”

Bagaimanapun juga, ia adalah anak yang baik. Setelah mendengarkan ucapan Pei Xiu Cai, ia tidak membicarakan tentang jatuh cinta pada Pangeran Ding.

“Ujian akademi?”

Shen Miao mengangkat alisnya.

Continue reading RTMEML - Chapter 9

RTMEML - Chapter 8

 Chapter 8 : Perdebatan


Rebirth of The Malicious Empress of Military Lineage: Chapter 8

Seperti apa Shen Miao?

Apabila seseorang bertanya pada murid di Guang Wen Tang, entah mereka dari tingkat satu, dua, atau tiga, semuanya akan tahu.

Mana mungkin seseorang begitu bodoh dan konyol, tetapi masih berusaha untuk mempertahankan citra yang berbudi luhur dan lembut?

Penampilannya tidak ada yang unik, ciri kepribadiannya tidak menonjol, ia tidak punya bakat sama sekali dan benar-benar idiot yang sakit cinta hingga semua orang di ibu kota Ding mengetahui bahwa ia jatuh cinta pada Pangeran Ding.

Oleh sebab itu, jika wanita paling luar biasa di Guang Wen Tang adalah Shen Yue, maka wanita paling tidak signifikan tentunya adalah Shen Miao.

Mereka berdua wanita dari keluarga Shen, tetapi citra mereka sepenuhnya berbeda. Semua orang terbiasa pada Shen Miao yang bersikap seperti seorang pelayan dan berada di sisi Shen Yue. Jadi, kalau ada suatu hari ketika Shen Miao tak lagi bertingkah seperti Shen Miao, tidak akan ada yang terbiasa.

Yi Pei Lan menarik Shen Yue, “Yue Niang, mungkinkah adik perempuanmu begitu sakit sampai ia linglung, kalau tidak, kenapa ia seperti orang yang berbeda hari ini?”

Shen Yue memandang Shen Miao dan merasa bingung dalam hatinya. Sepertinya, semenjak ia siuman setelah terjatuh ke dalam air, watak Shen Miao berubah drastis. Apakah itu karena ia mengalami rintangan mengenai masalah Pangeran Ding?

Tepat saat ia mau mengatakan sesuatu, Jiang Cai Xuan, teman baiknya yang berdiri di sebelahnya pun berbicara, “Shen Miao, kudengar kalau kau jatuh ke dalam air, tetapi sepertinya flumu sudah lebih baik?”

Ketika kata-kata sejelas itu terucap, itu sebenarnya akan membuat seseorang malu. Kalau itu adalah Shen Miao yang biasanya, ia akan kebingungan dan melihat kepada Shen Yue, memohon agar Shen Yue membantunya bicara.

Tetapi kini, ia hanya menatap Jiang Cai Xuan dan berujar enteng, “Mendingan, terima kasih atas perhatianmu.”

Jiang Cai Xuan tercengang dan semua orang di kelas pun kaget sejenak.

Mungkin mereka tidak menyangka bahwa Shen Miao akan suam-suam kuku begini pada masalah tentang dirinya, tetapi Jiang Cai Xuan merasa sikap Shen Miao sangat menyakitkan di matanya dan segera berkata, “Karena kau sudah sembuh dari flumu, maka hal pertama seharusnya adalah meminta maaf kepada Yang Mulia Pangeran Ding, tetapi kau malah datang ke akademi. Tidakkah menurutmu, kau meletakkan keretanya di depan kudanya?”

Shen Miao menarik napas dalam-dalam. Murid-murid di sekitar, entah apakah mereka wanita atau pria, tidak berniat untuk membelanya. Sejak awal ia memang tidak punya teman dan melihat Shen Miao mempermalukan dirinya sendiri, mungkin satu-satunya kesenangan yang dimiliki anak-anak aristokrat ini.

Setelah melihat sekilas ekspresi berbeda semua orang dan melihat kegembiraan atas kemalangannya di mata Shen Qing, Shen Miao sudah akan pergi ketika ia mendengar Shen Yue berkata, “Yang Mulia Pangeran Ding berpikiran terbuka dan tidak akan menyalahkan hal kecil ini pada Adik Kelima. Adik Kelima datang ke akademi karena haus akan pengetahuan, yang merupakan hal yang baik.”

“Hal yang baik sekali.”

Pemuda di sisi lainnya tidak tahan untuk tertawa. Ia diam-diam jatuh cinta pada Shen Yue untuk sekian lama, dan biasanya merasa tidak puas pada Shen Miao, merasa bahwa memiliki seorang adik perempuan seperti Shen Miao merupakan tragedi Shen Yue.

Ia berkata, “Haus akan pengetahuan. Shen Yue, kalau kau sungguh ingin membantu adik perempuan ini, maka kau tidak perlu mengatakan kata-kata semacam itu. Haus akan pengetahuan ... Orang yang tidak mengetahui pelajaran yang diajari oleh guru tingkat pertama, membicarakan tentang rasa haus akan pengetahuan. Ini terlalu lucu! Terlebih lagi ...”

Ia sengaja menilai Shen Miao dan melanjutkan, “Siapa yang tahu apakah ia jatuh ke dalam airnya disengaja atau tidak. Bukankah sandiwara selalu menunjukkan sang pahlawan menyelamatkan si cantik yang jatuh ke dalam air dan mengabdikan hidup seseorang ... Tetapi, seseorang salah menebak akhir ceritanya!”

Selesai, ia merasa kata-katanya menarik dan tertawa terbahak-bahak.

Ia adalah ketua dari sekelompok pemuda ini, jadi ketika ia mengucapkan hal semacam itu, pemuda di sekitarnya juga ikut tertawa. Gadis bangsawan di sekeliling Shen Yue juga merasa kalau itu lucu dan untuk sesaat, tawa mengelilingi Shen Miao dan semua mata tertuju padanya, diliputi dengan niat yang jahat.

Kata-kata merupakan senjata tertajam untuk menyakiti orang. Dalam kehidupan lalunya, ada begitu banyak skenario seperti ini. Ia sudah terbiasa dibenci, ditertawakan dan dihina, dan enggan untuk mematahkan gagasan ini. Oleh karena itu, Shen Yue dan Shen Qing memiliki hubungan yang lebih baik dengan kalangan nona bangsawan sementara ia semakin menjauh.

Ia pernah berpikir bahwa ini merupakan kemalangan yang paling besar, tetapi sewaktu dibandingkan dengan tragedi dalam kehidupannya yang sebelumnya, ini dianggap sebagai apa? Wanita-wanita muda ini bahkan tidak setua Wan Yu-nya dan Fu Ming, dan hanya memicu ketidakharmonisan. Apakah orang-orang ini benar-benar musuhnya?

Tentu saja tidak.

Para wanita berjasa ini tidak termasuk sangat kaya dan tidak kekurangan aristokrat. Tetapi, akhir macam apa yang dimiliki keluarga-keluarga aristokrat ini pada kehidupan lalunya?

Mereka semua diberantas satu per satu oleh mendiang Kaisar dan Fu Xiu Yi. Seperti orang yang sedang mengolok-oloknya ini, salah satu penggemar Shen Yue dan saat ini adalah putra sulung dari keluarga Cai yang terpandang, Cai Lin.

Setelah beberapa tahun, keluarga Cai terkait dalam kasus korupsi dan seperti kasus lainnya, asetnya disita dan Cai Lin dikirimkan ke ketentaraan. Sangat disayangkan karena ia sudah mengagumi Shen Yue selama bertahun-tahun, tetapi pada akhirnya, Shen Yue menarik garis dalam hubungannya dengannya.

Ia tidak berada dalam hubungan yang tidak bersahabat dengan wanita-wanita muda ini, dan beberapa dari mereka bahkan berdiri di pihak yang sama. Itu karena keluarga aristokrat ini sengaja dihasut oleh Kaisar untuk mengadu domba satu sama lain, hingga mereka tidak berhubungan dekat satu sama lain. Beberapa bahkan menganggap yang lainnya penuh kebencian.

Tidak perlu mengubah sekutu menjadi musuh. Saat ia adalah Permaisuri, Shen Miao belajar banyak. Seseorang tidak boleh membuat musuh pada saat emosi, itu tidak akan berguna.

“Cai Lin, bagaimana bisa kau bilang begitu tentang Adik Kelima.”

Menunggu sampai semuanya cukup tertawa, Shen Yue tiba-tiba berkata, “Adik Kelima bukan orang semacam itu.”

“Cai Lin,” Shen Miao menyela Shen Yue tanpa adanya jejak variasi dalam suaranya, “Siapa yang memberitahumu kalau aku jatuh ke dalam air karena mencuri lihat Yang Mulia Pangeran Ding?”

Untuk mengutarakan hal semacam itu dengan lantang akan menyebabkan seseorang dipandang rendah, tetapi ketika Shen Miao mengucapkan kata-kata itu, ia tenang dan nada bicaranya dipenuhi ketidakpedulian, sejenak mengejutkan semua orang.

Cai Lin adalah tuan kecil di sini, dan pada hari-hari biasa, Shen Miao tidak akan berani bicara banyak ketika ia bertemu dengannya, jadi kapan ia menggunakan nada bicara semacam ini? Dan nada bicara ini tanpa sadar mengandung jejak memerintah.

Cai Lin sendiri tidak tahu mengapa ia tidak mulai memarahi, tetapi malah berkata, “Mungkinkah bukan begitu masalahnya?”

“Jadi begini ...”

Shen Miao berujar pada dirinya sendiri dan tiba-tiba sedikit tersenyum selagi ia menoleh ke arah Shen Yue dan Shen Qing.

“Kakak Pertama dan Kakak Kedua, tidak masalah kalau mereka tidak mengetahuinya, tetapi bagaimana bisa kalian berdua tidak mengetahuinya? Mengapa kalian tidak mengklarifikasinya untuk adik perempuan kalian?”

Shen Yue dan Shen Qing terkejut, mendadak teringat desakan ibu mereka bahwa masalah Shen Miao jatuh ke dalam air tidak boleh salah dikatakan.

Shen Qing, yang mampu melihat gambaran besar lebih baik daripada Shen Yue, langsung berkata, “Benar, kalian semua lebih baik tidak mengatakan omong kosong semacam itu. Waktu itu, aku bersama Adik Kelima. Aku menyaksikannya dengan mata kepalaku sendiri bahwa Adik Kelima secara tak sengaja jatuh ke dalam air dan pada waktu bersamaan, Yang Mulia Pangeran Ding secara kebetulan lewat dan melihatnya. Itu tidak ada hubungannya dengan kekaguman.”

Mendengar Shen Qing berbicara begitu percaya dirinya, biarpun semuanya tidak percaya, tidak seserius sebelumnya.

Namun Shen Miao berkata, “Kecuali seseorang menyaksikannya sendiri, maka itu akan jadi omong kosong. Guang Wen Tang adalah sebuah tempat dimana moral diajarkan. Selain itu, topik jatuh cinta adalah topik yang sangat indah, mengapa diucapkan dengan begitu tak tertahankan? Ketika aku, Shen Miao, mencintai seseorang, aku akan mencintai dengan cara yang bermartabat. Status Yang Mulia Pangeran Ding terlalu mulia, bagaimana bisa aku memiliki perasaan yang mendalam? Kalian semua salah.”

Di dunia ini, sangat sulit untuk mengubah kesan siapa saja. Terlebih lagi, cintanya pada Fu Xiu Yi adalah sesuatu yang terkenal di seluruh penjuru dunia. Untuk mengatakan bahwa ia tidak mencintainya sekarang, ia takut kalau tidak akan ada yang mempercayainya sama sekali.

Pokoknya, garis itu harus ditarik di suatu tempat.

Saat kata-kata itu diucapkan, suara pujian pun terdengar, “Kehormatan mengagumi yang bagus sekali!”

Continue reading RTMEML - Chapter 8

RTMEML - Chapter 7

 Chapter 7: Guang Wen Tang


Rebirth of The Malicious Empress of Military Lineage: Chapter 7

Guang Wen Tang adalah akademi ibu kota Ding.

Pejabat dan orang-orang kaya Ming Qi sering memasukkan putra dan putri mereka ke Guang Wen Tang karena guru-guru Guang Wen Tang barangkali adalah orang jenius atau sarjana terkemuka dari empat bidang keilmuan. Sementara untuk nona-nona bangsawan, mereka juga bisa masuk Guang Wen Tang dengan bangga.

Shen Miao juga belajar di Guan Wen Tang.

Sayangnya, Shen Xin dan Nyonya Shen berasal dari keluarga militer dan Kakak Pertama, Shen Qiu, adalah seseorang yang akan sakit kepala jika ia belajar. Shen Miao dibesarkan oleh Nyonya Besar Shen dan ia adalah biduanita yang tidak mengenal banyak kata.

Shen Miao diajari oleh Nyonya Shen Ketiga, Chen Rou Qiu. Chen Rou Qiu berasal dari keluarga pelajar dan pada awalnya mengajari Shen Miao buku-buku yang sulit untuk dipahami. Anak-anak biasanya lebih memilih bermain setelah begitu banyak diajari, jadi Shen Miao benar-benar benci membaca dan menulis.

Chen Rou Qiu melihat kalau Shen Miao tidak suka belajar dan tidak memaksanya, malah mengajarinya supaya memperhatikan makanan dan pakaian, menjalani kehidupan seorang nona muda yang halus.

Ketika ia cukup umur untuk pergi ke Guang Wen Tang, Shen Miao tidak mampu mengimbangi pengajaran dari para guru dan pengetahuannya jauh lebih buruk ketimbang mereka yang berada di tingkat satu, dan oleh karenanya menjadi murid paling bawah di kelas. Karena Shen Miao tidak suka belajar, ia jadi terkenal di seluruh ibu kota Ding sebagai orang bodoh dan tidak tahu apa-apa.

Di antara tiga nona muda Di dari keluarga Shen, Shen Yue adalah yang paling terkenal. Ia mempelajari empat kesenian, Qin, catur, kaligrafi dan lukisan, dan tidak ada satu pun yang tidak sempurna. Meskipun Shen Qing tidak sehebat Shen Yue, ia juga melakukan pekerjaan dengan baik, terutama dalam sulaman, dan dianggap sebagai kelas pertama dalam perhitungan. 

Sebagai seseorang yang akan menikah dan menjadi nyonya suatu keluarga, apabila seseorang memiliki perhitungan ke depan yang baik, dapat menambah rasa sayang dari para mertua, sehingga Shen Qing juga bisa mendapatkan reputasi sebagai orang yang kompeten.

Semakin luar biasa Shen Yue dan Shen Qing, semakin Shen Miao akan terlihat tidak ada apa-apanya. Bahkan jadi tidak bisa dibandingkan dengan putri Shu dari keluarga Kedua, Shen Dong Ling.

***

Di dalam kereta, Jing Zhe bertanya, “Nona, mengapa tidak pergi bersama Nona Pertama dan Nona Kedua?”

Biasanya, Shen Miao selalu ingin naik kereta yang sama dengan Shen Qing dan Shen Yue karena Shen Miao merasa bahwa memiliki kakak perempuannya bersamanya akan meningkatkan keberaniannya. Sementara untuk Shen Yue dan Shen Qing, alasan mereka membiarkan ini, kemungkinan besar karena dengan adanya seorang adik bodoh dan tolol sebagai perbandingan, mereka tentunya akan tampak lebih baik.

Tetapi kini, Shen Miao bahkan tidak mau berpura-pura penurut.

“Sejak semula, orang-orang ini bukan dari keluarga yang sama, tinggal di bawah atap yang sama, tetapi menapaki jalan dengan tiang yang berbeda. Jadi katakan, kenapa berpergian bersama?”

Jing Zhe tidak tahu kenapa ia menjulurkan lidahnya. Semakin Nonanya berbicara, semakin ia tidak mengerti, tetapi ia merasa bahwa ini juga bagus. Karakter Shen Miao terlalu lemah dan ia selalu membiarkan keluarga Kedua dan Ketiga membuat keputusan.

Kali ini, masalah tentang dirinya jatuh ke dalam air, sepertinya ia punya idenya sendiri. Ini benar, status putri Di resmi dari keluarga Pertama tidak kalah dari siapa pun, jadi kenapa bersikap seperti seorang pelayan.

***

Di kereta lainnya, Shen Yue menarik tirainya untuk diam-diam melihat ke belakang dan berkata pelan, “Kakak Pertama, Adik Kelima mengikuti di belakang.”

“Ia sengaja membuatku marah.”

Shen Qing mencemooh dingin.

Di depan Shen Yue, ia tidak pernah repot-repot untuk menyembunyikan kebenciannya pada Shen Miao, “Biarkan saja dia, lagipula orang yang akan dipermalukan bukanlah aku.”

Shen Yue berujar dengan cemas, “Tetapi ia terserang flu dan masalah dengan Yang Mulia Pangeran Ding juga ...”

“Shen Yue?”

Shen Qing berkata, “Mana mungkin aku tidak mengetahui apa yang hatimu pikirkan? Jangan berpura-pura menjadi orang baik di sini. Apabila kau sungguh mencemaskannya, maka kau harus pergi dan duduk di keretanya dan bukannya menyemburkan tentang prinsip.”

Shen Yue menggigit bibirnya sementara ia menunduk dan tidak mengatakan apa-apa lagi.

***

Keretanya berpergian selama hampir satu shi chen sebelum akhirnya sampai di Guang Wen Tang.

(T/N: 1 shi chen = 2 jam.)

Saat itu masih pagi, sehingga para guru masih belum memulai kelas. Murid tingkat dua hampir semuanya sudah tiba dan duduk mengobrol di kelas. Shen Yue dan Shen Qing baru sampai di ruangan ketika langsung ada beberapa gadis yang menghampiri untuk menyapa mereka dengan hangat.

Di Guang Wen Tang, Shen Yue adalah nomor satu dalam hal bakat untuk wanita. Ia cantik dan wataknya lembut, karenanya secara alami ia dicari-cari semua orang. Meski Shen Qing tidak sehebat Shen Yue, ia juga cakap dan menangani sesuatu dengan mulus, sehingga kalangan nona muda bangsawan sangat menyukainya.

Seorang gadis berbaju merah muda berkata, “Yue Niang, kenapa Shen Miao tidak ada di sini hari ini?”

(T/N: Panggilan untuk Shen Yue.)

Biasanya, Shen Miao akan seperti seorang pelayan yang mengikuti di samping Shen Yue dan Shen Qing, tetapi tidak biasa karena tidak melihatnya hari ini.

“Kemungkinan besar ia tidak punya muka untuk muncul.”

Gadis yang mengatakan itu tampak menawan, tetapi suaranya agak keras dan ia memasang ekspresi mengejek di wajahnya.

“Aku dengar kalau ia jatuh ke dalam air sewaktu mencuri lihat Yang Mulia Pangeran Ding. Apakah itu karena ia masih belum sembuh dari flunya atau karena ia tidak punya muka untuk bertemu semua orang.”

“Pei Lan, bukan seperti itu ...”

Shen Yue menggelengkan kepalanya.

“Kau terlalu protektif terhadap adik perempuanmu.”

Yi Pei Lan berkata, “Orang bodoh dan tolol semacam itu seharusnya tidak berasal dari kediaman Shen kalian. Kalian harus selalu mengawasinya. Tetapi, ia benar-benar membuka mata semua orang di dunia. Biasanya ia tampak penakut dan menempel, tetapi sekali ia bertemu Yang Mulia Pangeran Ding, ia berani sekali. Mereka yang tidak tahu akan bertanya-tanya, keluarga kecil macam apa yang mengajari nona muda yang tidak tahu sopan santun begitu.”

Kata-kata ini agak serius.

Shen Qing mendengarnya dan tertawa, “Adik Kelima hanya nakal saja saat itu.”

“Aku pikir, itu karena Jenderal Shen dan Nyonya Shen tidak ada di sisinya untuk mengajarinya.”

Gadis lain dengan gaya rambut ekor kuda berkata, “Kurangnya disiplin berarti bahwa etiket dan tata krama seorang wanita pun tidak diketahuinya.”

“Ucapan Cai Xuan tidak benar,” Shen Yue berbicara lembut, “Biarpun Bo Fu Pertama dan Bo Mu Pertama tidak ada di ibu kota Ding, Adik Kelima dibesarkan oleh Zu Mu dan ibuku, dan Shen Kedua juga terus-menerus mengajarinya sehingga tidak ada kurangnya kedisiplinan.”

Implikasi yang tak terucapkan adalah bahwa Shen Miao tidak punya rasa malu atau kehormatan.

Benar saja, ketika kata-kata Shen Yue terucap, Yi Pei Lan angkat bicara, “Ini aneh. Dengan pola asuh yang sama, Yue Niang dan Qing Niang, kalian dan Shen Miao berbeda seperti langit dan bumi. Ini mungkin apa yang dikatakan guru: lumpur tidak akan menempel di dinding.”

(T/N: Qing Niang-panggilan untuk Shen Qing. Lumpur tidak akan menempel di dinding, artinya ia tidak berguna.)

Selagi ia mengatakan ini, ia mulai terkekeh, menyebabkan gadis-gadis bangsawan lainnya juga mulai tertawa. Bahkan beberapa pemuda mau tak mau melihat ke sana.

Di waktu berikutnya, mereka mendengar seseorang berteriak, “Lihat, Shen Miao di sini!”

Semua orang melihat ke arah pintu, berharap kalau akan ada pertunjukan untuk ditonton.

Mereka melihat seorang gadis berjalan perlahan dari pintu, mengenakan pakaian merah tua dengan sulaman awan dan angsa dan mantel bersulam berwarna biru tua. Warna-warna ini biasanya terlalu tua untuk gadis, terutama karena Shen Miao masih agak berisi. Apabila ia tidak hati-hati, ia akan tampak seperti seorang anak yang sudah mencuri pakaian orang tuanya untuk dipakai.

Langkah kakinya lambat dan ujung roknya tidak bergerak karena tiap langkahnya sangat ringan tetapi masih berbobot. Tidak tahu kenapa, rasanya seolah ada aura kemurahan hati yang anggun. Dagunya sedikit terangkat dan matanya tampak tenang secara alami, seolah seseorang tidak dapat melihat kedalaman matanya, tetapi semua energinya terkurung di dalamnya, seperti makhluk buas yang sudah menyimpan seluruh cakar dan taringnya.

Kelima fitur wajahnya masih manis karena wajahnya bulat dan menggemaskan, tetapi kini tidak ada jejak kebodohan. Meski ia masih belum dewasa, ketika dipadukan dengan sikapnya yang bermartabat, itu tidak terduga.

Itu bukanlah sikap seorang gadis, tetapi lebih seperti ... Nyonya-nyonya bangsawan itu, dengan status yang tinggi atau seorang tuan yang tegas dan menentukan dari seluruh keluarga atau kediaman.

Ruang kelasnya berangsur sunyi.

Continue reading RTMEML - Chapter 7

Sabtu, 21 Desember 2024

3L3W TMOPB - Extra 6 : Tahun Demi Tahun

Ten Miles of Peach Blossoms

3L3W TMOPB - Extra 6 : Tahun Demi Tahun


Kabar datang bahwa jiwa primordial Qing Cang telah binasa, dan ia sedang duduk di hutan persik di Gunung Xu Hou, Kun Lun. Saat itu bulan September, dan pohon persik tidak serimbun dulu, saat orang melihat ke atas, orang bisa melihat awan berkabut di kejauhan.

Anak laki-laki kecil di sebelahnya berkata dengan cemas: "Menurut dewa bangau tua, hal itu sudah dirumorkan kemana-mana, Dewi Agung Bai Qian mungkin sudah kehilangan akal sehatnya, dan duduk di bawah Lonceng Dong Huang sambil memegangi Ye Hua Jun yang sudah tak bernyawa untuk waktu yang lama, dan membangun medan pelindung abadi yang tebal di sekelilingnya. Omongan siapa pun tidak didengarnya. 

"Para dewa langit dan bumi berkumpul di tepi Ruo Shui tetapi mereka takut pada penghalang abadinya, dan tidak ada yang bisa mendekati mereka berdua. Bahkan Dewa Agung Zhe Yan dari Sepuluh Mil Kebun Persik saja tak bisa berbuat apa-apa, hanya mengatakan bahwa Dewi Agung Bai Qian adalah orang yang keras. Biarkan ia menenangkan diri. Ia bisa saja menghancurkan langit dan bumi beserta isinya untuk dimakamkan bersama Ye Hua Jun. 

"Sehingga mendesak si bangau tua untuk datang ke Kun Lun untuk dengan rendah hati mengundang Guru, agar tidak menimbulkan malapetaka. Tetapi ketika Guru memasuki pengasingan, beliau sudah memberi perintah bahwa tidak boleh mengganggu seenaknya. Jing Sheng telah memperdebatkannya selama setengah harian, dan masalah ini masih harus diputuskan oleh Anda, Dewa Agung Ling Yu ...."

Asap berangsur-angsur menghilang, memperlihatkan puncak gunung yang hijau. Ia mengusap kitab suci Tao di tangannya untuk waktu yang lama, dan berkata, "Raja Hantu Qing Cang, apakah ia meninggalkan beberapa patah kata sebelum ia mati?"

Si kecil Jing Sheng pun tercengang dan berkata: "Bangau tua itu tidak menyebutkan hal ini, tetapi aku mendengar bahwa Qing Cang mati dalam keadaan yang sangat mengenaskan. Seluruh tubuhnya berlumuran darah, dan ia hampir ditusuk sampai menjadi polong teratai oleh pedang Qing Ming milik Ye Hua Jun ...."

Kitab suci Tao di tangannya tiba-tiba bergetar, dan ia tiba-tiba teringat hari ketika ia pertama kali bertemu Qing Cang.

Pada hari itu, angin sepoi-sepoi dan langitnya cerah. Ia direpotkan sekali oleh Adik Seperguruan Ketujuh Belas dan tak berdaya, sehingga ia pun membawanya ke Gunung Fa Jiu untuk menangkap burung Wei.

Mereka dua saudara seperguruan, diam-diam menyelinap ke sepanjang Sungai Zhang Shui, mengejar seekor anak burung, dan ketika sudah hampir mendapatkannya, seekor kuda merah kurma tiba-tiba melompat keluar dari kedalaman hutan. Burung Wei kecil itu terkejut, memekik, dan langsung terbang ke langit, tanpa meninggalkan bayangan.

Adik Seperguruan Ketujuh Belas menyingsingkan lengan bajunya dan hendak bertengkar dengan pemuda yang menunggang kuda itu. Ia pun buru-buru menghentikannya, tetapi tanpa diduga, pemuda beralis tebal itu hanya tersenyum ringan, dengan tali makhluk abadi di tangannya. Dalam sekejap mata, ia mengikat mereka bersaudara jadi sepasang. Mereka adalah sepasang saudara seperguruan, yang lebih muda dilempar ke belakang, dan yang lebih tua didekap ke dadanya. Ini adalah pertama kalinya sejak ia bergabung dengan sekte Mo Yuan, ia ditahan tanpa bisa bergerak, dan mau tak mau, ia merasa malu dan marah.

Pemuda itu berbisik di telinganya dan berkata, "Siapa namamu? Bolehkah aku menikahimu sebagai istriku?"

Saat pertama kali melihatnya, langit berwarna biru dan air berwarna hijau, ia mengenakan pakaian berkuda berwarna putih bulan, dan di belakangnya ada hutan yang hijau.

Lebih dari dua ratus tahun yang lalu, Dewa Bumi di Ruo Shui berkesempatan untuk minum-minum bersamanya.

Selama makan malam, ia minum dua gelas lagi. Menempel di telinganya dan berbisik, "Dewa kecil ini seharusnya tidak menyebarkan pesan ini untuknya, tetapi dewa kecil sudah menahannya bertahun-tahun, melihat ia telah dipenjara begitu lama dan masih memikirkan Dewa Agung, aku merasa ia agak malang."

Gelasnya miring dan dua tetes anggur pun tumpah.

Dewa Bumi Ruo Shui melanjutkan: "Kemudian Qing Cang pernah memecahkan loncengnya lebih dari dua ratus tahun yang lalu, yang mana merupakan suatu kebetulan. Untungnya, Dewi Agung Bai Qian melewati Ruo Shui dan ia dikurung kembali tepat waktu sehingga mencegah hal ini menjadi perkara besar. Kalau tidak, itu akan menjadi kelalaian tugasku ...."

Ia minum anggur di gelas dengan tenang.

Dewa Bumi Ruo Shui pun menyeka keringat di dahinya, dan berkata dengan susah payah: "Memberanikan diri untuk bertanya ... Memberanikan diri untuk bertanya, dua ratus enam puluh dua tahun yang lalu, apakah itu hari ulang tahun Dewa Agung yang ke 130.000 tahun?"

Gelas anggur itu jatuh ke tanah dengan bunyi "peng".

Dewa Bumi Ruo Shui menyeka keringat dari dahinya lagi, dan berkata seperti agas: "Mantan Raja Hantu, ketika ia dikurung kembali ke Lonceng Dong Huang oleh Dewi Agung Bai Qian, terus memanggil nama Dewa Agung, terus berkata, terus berkata, ingin melihat Anda lagi, untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepada Anda yang berusia 130.000 tahun di depan Anda, dan mengajukan pertanyaan di hadapan Anda, apakah Anda masih ingat Qing Cang dari Istana Da Zi Ming 70.000 tahun yang lalu ...."

Ingatannya tidak pernah benar-benar baik, tetapi ia mengingat hal-hal ini dengan sangat mendalam.

Jing Sheng membantunya berdiri dari tanah, ia meluruskan pakaiannya dan berkata, "Kau kembalilah dulu, aku akan segera menyampaikannya kepada Guru."

Ada air mata di sudut matanya. Ia menyekanya, dan berjalan perlahan-lahan menuju area pengasingan Mo Yuan, hanya menyisakan hutan persik yang layu.

*

*

*

T/N: Ini ekstra terakhir ya manteman. Ekstra 5 mana? Ekstra 5 kalo dari RAWnya adalah tentang nama Ah Li, si Black Son itu. Kalo di buku ini, kan uda saya jadikan Epilog.

Oh iya, bagi yang lupa, Dewa Agung Ling Yu ini adalah kakak seperguruannya Bai Qian yang diculik bareng-bareng sama Qing Cang untuk dijadikan istri, yup istri yak. Qing Cang ini homoseksual ya, jadi dia naksir Ling Yu makanya ditangkeplah mereka waktu itu. Tapi di drama kan di'perhalus'. Dan kalo liat dari ekstra ini, sepertinya Qing Cang ga bertepuk sebelah tangan ya. Kayaknya Ling Yu juga ada sedikit 'rasa' sama Qing Cang—sungguh ku tak menyangka. Karena selama ini ngiranya Ling Yu dipaksa banget.

Btw, suka yang mana? Versi drama? Versi novel? Atau versi Manhua?

Kalo saya pribadi sih demen drama karena menurut saya, ini adaptasinya ga nganclong jauh dari novelnya, perkara diperluas cakupannya dalam drama, itu hal yang lumrah ya. Tetapi kalo novel tuh enaknya, masih ada serba-serbi yang ga ketauan, yang diselip-selipin pengarangnya buat pembaca, jadi seru aja gitu. Ga usah jauh-jauh deh, kayak ekstra-ekstra chapter begini nih wkwk.

Makasih uda baca hasil terjemahan saya, semoga suka dan enjoy bacanya :D


Continue reading 3L3W TMOPB - Extra 6 : Tahun Demi Tahun