(T/N: Extra 1 adalah epilog)
Ten Miles of Peach Blossoms
3L3W TMOPB - Extra 2 : Yang Disebut Penaklukan
(T/N: Ekstra chapter ini tentang Bai Zhen dan Zhe Yan yah :D)
Ketika anak keempat Bai Zhi Dijun berulang tahun yang pertama, Zhe Yan dari Sepuluh Mil Kebun Persik pun datang berkunjung.
Orang harus tahu bahwa, meskipun para rubah Qing Qiu terlahir sebagai makhluk abadi, mereka terlihat tak ada bedanya dari rubah biasa, tidak bisa mengambil wujud manusia. Hanya setelah ulang tahun pertama mereka, setelah menyerap energi spiritual langit dan bumi serta asupan nutrisi air susu yang cukup dari ibu mereka, barulah mereka dapat mengambil wujud manusia, dan tampak seperti bayi yang baru lahir.
Bayi yang baru lahir pasti sangat keriput.
Tak peduli bahwa anak keempat keluarga Bai di Qing Qiu suatu hari nanti akan menjadi sangat tampan sampai-sampai bisa membuat langit dan bumi takjub serta membuat para dewa dan hantu menangis—saat ini, ia hanyalah seorang bayi keriput sepanjang dua kaki.
Rubah putih ekor sembilan adalah suku makhluk abadi, dan yang sangat beruntung pula, secara alami terlahir dengan tampang yang rupawan. Tetapi, ketika seseorang tampak rupawan, jadi lebih sulit diterima apabila suatu hari nanti mereka bisa saja terlihat jelek, atau bahwa mereka pernah tampak jelek.
Anak keempat dari keluarga Bai adalah orang yang luar biasa. Sebenarnya, rubah putih ekor sembilan menjalani kehidupan yang indah, dan jika seseorang harus memilih titik dalam kehidupan dimana mereka tidak rupawan, maka hanya mungkin saat mereka pertama kali mengambil wujud manusia. Walaupun, karena rubah-rubah putih itu akan jadi bayi dan tidak mengetahui perbedaan antara cantik dan jelek, mereka tidak menderita karena penampilannya. Bahkan begitu mereka tumbuh besar dan mulai terpikirkan kembali tentang betapa jeleknya mereka saat mereka masih bayi, mereka akan menghibur diri, bahwa tak ada yang namanya cantik atau jelek yang bisa dikatakan pada bayi dan melewatinya.
Tetapi, anak keempat keluarga Bai berbeda. Seperti kata pepatah, pria yang bijaksana pasti kebanyakan berpikir. Saat anak keempat keluarga Bai masih seekor rubah kecil yang tidak bisa mengambil wujud manusia, ia dibawa berkeliling oleh anak ketiga. Anak keempat adalah rubah kecil yang sangat cantik, dan anak ketiga memamerkannya pada semua orang. "Rubah kecil ini cantik, kan? Kau tidak pernah melihat rubah secantik ini, haha, ini adalah adik lelakiku, adik lelaki yang baru saja diberikan ibu padaku." Ketika mereka bertemu dengan seekor rubah kecil yang tidak begitu cantik, anak ketiga akan sedikit mengerutkan bibirnya dan berkata pada anak keempat diam-diam: "Dasar rubah yang jelek, tsk ...."
Dan jadilah, pada saat itu, biarpun belum berumur satu tahun, anak keempat keluarga Bai yang pintar memiliki pemahaman yang cukup tentang cantik dan jelek.
Anak keempat keluarga Bai pun berulang tahun yang pertama, dan Bai Zhi Dijun membuatnya dengan sederhana dan hanya mengadakan perjamuan keluarga untuk acara itu. Zhe Yan selalu akrab dengan gua rubah, jadi tentu saja, ia juga datang.
Anak ketiga membawa keluar adik kecilnya dengan hati-hati, dan Zhe Yan yang menyesap anggur pun menyipit lama sekali: "Bai Zhi, kenapa putramu jelek sekali?"
Zhe Yan mengatakan ini tentu karena ia tidak pernah menikah, dan tidak pernah membesarkan anak, dan tidak mengetahui bahwa setiap bayi yang baru lahir ke dunia memang sejelek ini. Anak keempat keluarga Bai ditakdirkan untuk menjadi orang yang tampan, dan jika mengamati wajah keriputnya dengan saksama, mereka masih bisa menemukan secuil keimutannya.
Anak keempat keluarga Bai tidak pernah digambarkan oleh siapa pun sebagai "jelek" sebelumnya. Ketika ia mendengar Zhe Yan mengatakan ini tentang dirinya, tubuh si bayi kecil pun bergetar.
Ia sangat sedih dan marah, dan merasa sangat dirugikan, dan matanya langsung dipenuhi air mata.
Tetapi ia berpikir, meskipun ia masih kecil, ia adalah seorang pria, dan kakak-kakak lelakinya mengajarinya ketika ia masih seekor rubah bahwa pria sejati boleh menumpahkan darah tetapi tidak boleh menangis. Ia mengingatnya baik-baik, dan ingin menggigit bibirnya untuk menahan air matanya, tetapi ia tidak punya gigi dan tidak bisa melakukannya. Penampilan yang kuat dan tegar ini, bagi orang lain, hanya terlihat ia sedang memanyunkan bibirnya, dan tidak bisa menangis padahal mau menangis, yang membuatnya tampak lebih jelek lagi.
Zhe Yan menepuk-nepuk dadanya, dan berkata sambil tersenyum, "Barangkali, saat kau besar nanti, kau tidak akan sejelek itu."
Anak keempat keluarga Bai pun akhirnya menangis tersedu-sedu.
Rubah ekor sembilan biasanya menerima nama mereka setelah ulang tahun pertamanya, tetapi karena anak keempat keluarga Bai terus menangis sepanjang hari, urusan itu dibiarkan dulu. Qing Qiu memiliki sebuah peratuan bahwa, untuk memutuskan nama seorang bayi adalah hal yang penting, dan ketika namanya terpikirkan, itu harus dibacakan kepada si bayi, dan hanya jika bayinya tertawa barulah nama itu sah. Tentu saja, si bayi bukannya tertawa karena mereka mendengar namanya dan merasa itu cocok untuk mereka. Ketika namanya dibacakan, ada orang lain yang harus duduk di sana dan menghibur si bayi. Tetapi di titik ini, anak keempat keluarga Bai sangat sedih, dan tidak bisa tertawa apa pun yang terjadi.
Oleh sebab itu, upacara penamaan pun ditunda hingga ulang tahun kedua anak keempaat di tahun depan.
Tahun ini, anak keempat sudah tumbuh, ceria dan berisi, mungil dan seperti giok, sangat menggemaskan. Zhe Yan tak punya kerjaan di kebun persiknya, dan tentu saja, sekali lagi, ia mampir.
Sehari sebelum ulang tahunnya, anak keempat keluarga Bai secara khusus menanyai ayahnya, apakah paman dari tahun lalu akan datang lagi. Bai Zhi Dijun pun bertanya dengan terkejut: "Paman apa?" Anak keempat pun meremas-remas keliman pakaiannya, dan berkata, "Paman cantik yang bilang aku jelek."
Bai Zhi Dijun sangat terkejut karena putra bungsunya memiliki ingatan sebagus itu, dan mengangguk. "Tentu saja ia akan datang."
Dan jadilah, anak keempat keluarga Bai pun berlari dengan riang gembira ke danau di luar gua rubah, dan membungkuk di sana untuk berlatih setengah harian, ekspresinya yang paling imut, ekspresi yang paling menawan, ekspresi yang paling terluka, ekspresi yang paling naif ....
***
Keesokan harinya, ada angin sepoi-sepoi yang hangat dan harinya cerah, dan anak keempat pun bangun pagi-pagi dari tempat tidurnya dan menyeret sebuah bangku kecil untuk duduk di depan gua rubah, menunggu Zhe Yan dengan antusias.
Ia menunggu dan menunggu, menunggu dan terus menunggu, kadang-kadang pergi kolam untuk merapikan pakaiannya sambil bercermin di air, atau mengambil sedikit air untuk menata kembali rambutnya, dan kemudian kembali ke bangkunya untuk duduk dan lanjut menunggu.
Sekitar tengah hari, Zhe Yan akhirnya tiba di gua rubah, menaiki awan, dan setelah melihat anak keempat keluarga Bai duduk tegak di atas bangku, matanya pun berbinar, dan ia mengangkat anak itu, sembari tertawa. "Bayi mungil yang cantik sekali. Darimana datangnya dirimu?"
Si bayi mungil yang cantik, si anak keempat, berbaring tenang di pelukan Zhe Yan. Ia agak pusing, tetapi berpura-pura tenang di luarnya—si paman bilang ia cantik, akhirnya ia mengakui bahwa dirinya cantik—
Anak keempat keluarga Bai, berbaring di pelukan Zhe Yan, dengan penuh kehati-hatian, memonyongkan bibirnya dan mencium bibir Zhe Yan dengan suara yang keras.
***
T/N: ekstra chapter ini saya baru nemu makanya baru diterjemahin wkwkwk. Masih ada beberapa ekstra lagi. Ditunggu aja ya ;)
0 comments:
Posting Komentar