Selasa, 24 Desember 2024

RTMEML - Chapter 7

 Chapter 7: Guang Wen Tang


Rebirth of The Malicious Empress of Military Lineage: Chapter 7

Guang Wen Tang adalah akademi ibu kota Ding.

Pejabat dan orang-orang kaya Ming Qi sering memasukkan putra dan putri mereka ke Guang Wen Tang karena guru-guru Guang Wen Tang barangkali adalah orang jenius atau sarjana terkemuka dari empat bidang keilmuan. Sementara untuk nona-nona bangsawan, mereka juga bisa masuk Guang Wen Tang dengan bangga.

Shen Miao juga belajar di Guan Wen Tang.

Sayangnya, Shen Xin dan Nyonya Shen berasal dari keluarga militer dan Kakak Pertama, Shen Qiu, adalah seseorang yang akan sakit kepala jika ia belajar. Shen Miao dibesarkan oleh Nyonya Besar Shen dan ia adalah biduanita yang tidak mengenal banyak kata.

Shen Miao diajari oleh Nyonya Shen Ketiga, Chen Rou Qiu. Chen Rou Qiu berasal dari keluarga pelajar dan pada awalnya mengajari Shen Miao buku-buku yang sulit untuk dipahami. Anak-anak biasanya lebih memilih bermain setelah begitu banyak diajari, jadi Shen Miao benar-benar benci membaca dan menulis.

Chen Rou Qiu melihat kalau Shen Miao tidak suka belajar dan tidak memaksanya, malah mengajarinya supaya memperhatikan makanan dan pakaian, menjalani kehidupan seorang nona muda yang halus.

Ketika ia cukup umur untuk pergi ke Guang Wen Tang, Shen Miao tidak mampu mengimbangi pengajaran dari para guru dan pengetahuannya jauh lebih buruk ketimbang mereka yang berada di tingkat satu, dan oleh karenanya menjadi murid paling bawah di kelas. Karena Shen Miao tidak suka belajar, ia jadi terkenal di seluruh ibu kota Ding sebagai orang bodoh dan tidak tahu apa-apa.

Di antara tiga nona muda Di dari keluarga Shen, Shen Yue adalah yang paling terkenal. Ia mempelajari empat kesenian, Qin, catur, kaligrafi dan lukisan, dan tidak ada satu pun yang tidak sempurna. Meskipun Shen Qing tidak sehebat Shen Yue, ia juga melakukan pekerjaan dengan baik, terutama dalam sulaman, dan dianggap sebagai kelas pertama dalam perhitungan. 

Sebagai seseorang yang akan menikah dan menjadi nyonya suatu keluarga, apabila seseorang memiliki perhitungan ke depan yang baik, dapat menambah rasa sayang dari para mertua, sehingga Shen Qing juga bisa mendapatkan reputasi sebagai orang yang kompeten.

Semakin luar biasa Shen Yue dan Shen Qing, semakin Shen Miao akan terlihat tidak ada apa-apanya. Bahkan jadi tidak bisa dibandingkan dengan putri Shu dari keluarga Kedua, Shen Dong Ling.

***

Di dalam kereta, Jing Zhe bertanya, “Nona, mengapa tidak pergi bersama Nona Pertama dan Nona Kedua?”

Biasanya, Shen Miao selalu ingin naik kereta yang sama dengan Shen Qing dan Shen Yue karena Shen Miao merasa bahwa memiliki kakak perempuannya bersamanya akan meningkatkan keberaniannya. Sementara untuk Shen Yue dan Shen Qing, alasan mereka membiarkan ini, kemungkinan besar karena dengan adanya seorang adik bodoh dan tolol sebagai perbandingan, mereka tentunya akan tampak lebih baik.

Tetapi kini, Shen Miao bahkan tidak mau berpura-pura penurut.

“Sejak semula, orang-orang ini bukan dari keluarga yang sama, tinggal di bawah atap yang sama, tetapi menapaki jalan dengan tiang yang berbeda. Jadi katakan, kenapa berpergian bersama?”

Jing Zhe tidak tahu kenapa ia menjulurkan lidahnya. Semakin Nonanya berbicara, semakin ia tidak mengerti, tetapi ia merasa bahwa ini juga bagus. Karakter Shen Miao terlalu lemah dan ia selalu membiarkan keluarga Kedua dan Ketiga membuat keputusan.

Kali ini, masalah tentang dirinya jatuh ke dalam air, sepertinya ia punya idenya sendiri. Ini benar, status putri Di resmi dari keluarga Pertama tidak kalah dari siapa pun, jadi kenapa bersikap seperti seorang pelayan.

***

Di kereta lainnya, Shen Yue menarik tirainya untuk diam-diam melihat ke belakang dan berkata pelan, “Kakak Pertama, Adik Kelima mengikuti di belakang.”

“Ia sengaja membuatku marah.”

Shen Qing mencemooh dingin.

Di depan Shen Yue, ia tidak pernah repot-repot untuk menyembunyikan kebenciannya pada Shen Miao, “Biarkan saja dia, lagipula orang yang akan dipermalukan bukanlah aku.”

Shen Yue berujar dengan cemas, “Tetapi ia terserang flu dan masalah dengan Yang Mulia Pangeran Ding juga ...”

“Shen Yue?”

Shen Qing berkata, “Mana mungkin aku tidak mengetahui apa yang hatimu pikirkan? Jangan berpura-pura menjadi orang baik di sini. Apabila kau sungguh mencemaskannya, maka kau harus pergi dan duduk di keretanya dan bukannya menyemburkan tentang prinsip.”

Shen Yue menggigit bibirnya sementara ia menunduk dan tidak mengatakan apa-apa lagi.

***

Keretanya berpergian selama hampir satu shi chen sebelum akhirnya sampai di Guang Wen Tang.

(T/N: 1 shi chen = 2 jam.)

Saat itu masih pagi, sehingga para guru masih belum memulai kelas. Murid tingkat dua hampir semuanya sudah tiba dan duduk mengobrol di kelas. Shen Yue dan Shen Qing baru sampai di ruangan ketika langsung ada beberapa gadis yang menghampiri untuk menyapa mereka dengan hangat.

Di Guang Wen Tang, Shen Yue adalah nomor satu dalam hal bakat untuk wanita. Ia cantik dan wataknya lembut, karenanya secara alami ia dicari-cari semua orang. Meski Shen Qing tidak sehebat Shen Yue, ia juga cakap dan menangani sesuatu dengan mulus, sehingga kalangan nona muda bangsawan sangat menyukainya.

Seorang gadis berbaju merah muda berkata, “Yue Niang, kenapa Shen Miao tidak ada di sini hari ini?”

(T/N: Panggilan untuk Shen Yue.)

Biasanya, Shen Miao akan seperti seorang pelayan yang mengikuti di samping Shen Yue dan Shen Qing, tetapi tidak biasa karena tidak melihatnya hari ini.

“Kemungkinan besar ia tidak punya muka untuk muncul.”

Gadis yang mengatakan itu tampak menawan, tetapi suaranya agak keras dan ia memasang ekspresi mengejek di wajahnya.

“Aku dengar kalau ia jatuh ke dalam air sewaktu mencuri lihat Yang Mulia Pangeran Ding. Apakah itu karena ia masih belum sembuh dari flunya atau karena ia tidak punya muka untuk bertemu semua orang.”

“Pei Lan, bukan seperti itu ...”

Shen Yue menggelengkan kepalanya.

“Kau terlalu protektif terhadap adik perempuanmu.”

Yi Pei Lan berkata, “Orang bodoh dan tolol semacam itu seharusnya tidak berasal dari kediaman Shen kalian. Kalian harus selalu mengawasinya. Tetapi, ia benar-benar membuka mata semua orang di dunia. Biasanya ia tampak penakut dan menempel, tetapi sekali ia bertemu Yang Mulia Pangeran Ding, ia berani sekali. Mereka yang tidak tahu akan bertanya-tanya, keluarga kecil macam apa yang mengajari nona muda yang tidak tahu sopan santun begitu.”

Kata-kata ini agak serius.

Shen Qing mendengarnya dan tertawa, “Adik Kelima hanya nakal saja saat itu.”

“Aku pikir, itu karena Jenderal Shen dan Nyonya Shen tidak ada di sisinya untuk mengajarinya.”

Gadis lain dengan gaya rambut ekor kuda berkata, “Kurangnya disiplin berarti bahwa etiket dan tata krama seorang wanita pun tidak diketahuinya.”

“Ucapan Cai Xuan tidak benar,” Shen Yue berbicara lembut, “Biarpun Bo Fu Pertama dan Bo Mu Pertama tidak ada di ibu kota Ding, Adik Kelima dibesarkan oleh Zu Mu dan ibuku, dan Shen Kedua juga terus-menerus mengajarinya sehingga tidak ada kurangnya kedisiplinan.”

Implikasi yang tak terucapkan adalah bahwa Shen Miao tidak punya rasa malu atau kehormatan.

Benar saja, ketika kata-kata Shen Yue terucap, Yi Pei Lan angkat bicara, “Ini aneh. Dengan pola asuh yang sama, Yue Niang dan Qing Niang, kalian dan Shen Miao berbeda seperti langit dan bumi. Ini mungkin apa yang dikatakan guru: lumpur tidak akan menempel di dinding.”

(T/N: Qing Niang-panggilan untuk Shen Qing. Lumpur tidak akan menempel di dinding, artinya ia tidak berguna.)

Selagi ia mengatakan ini, ia mulai terkekeh, menyebabkan gadis-gadis bangsawan lainnya juga mulai tertawa. Bahkan beberapa pemuda mau tak mau melihat ke sana.

Di waktu berikutnya, mereka mendengar seseorang berteriak, “Lihat, Shen Miao di sini!”

Semua orang melihat ke arah pintu, berharap kalau akan ada pertunjukan untuk ditonton.

Mereka melihat seorang gadis berjalan perlahan dari pintu, mengenakan pakaian merah tua dengan sulaman awan dan angsa dan mantel bersulam berwarna biru tua. Warna-warna ini biasanya terlalu tua untuk gadis, terutama karena Shen Miao masih agak berisi. Apabila ia tidak hati-hati, ia akan tampak seperti seorang anak yang sudah mencuri pakaian orang tuanya untuk dipakai.

Langkah kakinya lambat dan ujung roknya tidak bergerak karena tiap langkahnya sangat ringan tetapi masih berbobot. Tidak tahu kenapa, rasanya seolah ada aura kemurahan hati yang anggun. Dagunya sedikit terangkat dan matanya tampak tenang secara alami, seolah seseorang tidak dapat melihat kedalaman matanya, tetapi semua energinya terkurung di dalamnya, seperti makhluk buas yang sudah menyimpan seluruh cakar dan taringnya.

Kelima fitur wajahnya masih manis karena wajahnya bulat dan menggemaskan, tetapi kini tidak ada jejak kebodohan. Meski ia masih belum dewasa, ketika dipadukan dengan sikapnya yang bermartabat, itu tidak terduga.

Itu bukanlah sikap seorang gadis, tetapi lebih seperti ... Nyonya-nyonya bangsawan itu, dengan status yang tinggi atau seorang tuan yang tegas dan menentukan dari seluruh keluarga atau kediaman.

Ruang kelasnya berangsur sunyi.

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar