Selasa, 14 Januari 2025

RTMEML - Chapter 15

 Chapter 15 : Su Ming Feng


Rebirth of The Malicious Empress of Military Lineage: Chapter 15

Tak peduli apa yang dilakukan halaman Timur, Shen Miao tetap sengaja menjauhkan diri dari orang-orang, baik dari Keluarga Kedua dan Ketiga. Ia juga tidak lagi menempelkan dirinya pada Shen Yue dan Shen Qing. Pada awalnya, semua orang di kediaman Shen mengira kalau ia hanya sedang membuat ulah kekanak-kanakan tentang masalah jatuh ke dalam air, tetapi ketika Shen Miao mulai melakukan sesuatu dengan caranya sendiri, semua orang merasa ada yang tidak beres.

Gui Mo mo membujuk Shen Miao seperti biasanya supaya tidak marah dengan halaman Timur dan sesekali menyebutkan tentang betapa Pangeran Ding adalah pria tak tertandingi di Ming Qi. Tetapi sepertinya Shen Miao tidak tergoyahkan karena setiap kali Gui Mo mo menyebutkan orang itu, ia akan mencacinya dengan marah, membuat Gui Mo mo sakit kepala.

Namun, halaman Barat masih dipenuhi dengan pelayan-pelayan licik dari Keluarga Kedua dan Ketiga, dan Gu Yu serta yang lainnya berpikir bahwa, semenjak watak Shen Miao berubah, ia akan mengatur ulang urusan di dalam halaman dalam. Siapa sangka kalau Shen Miao sungguh akan mengabaikannya.

Tentu saja, Shen Miao punya rencananya sendiri.

***

Beberapa hari belakangan ini, ia pergi ke Guang Wen Tang lebih rajin. Meskipun semua orang memandangnya seolah ia adalah yang terendah dari yang paling rendah, ia tidak marah dan hanya melakukan tugasnya dengan baik. Semakin murah hati dirinya, semakin orang lain akan merasa bosan, maka ia bisa memiliki beberapa hari yang damai.

Setelah kelas sastra berakhir hari itu, Shen Miao merasa sesak di dadanya sehingga ia menuju ke taman di Guang Wen Tang untuk berjalan-jalan.

Biarpun Guang Wen Tang adalah sebuah akademi, itu meliputi area yang cukup luas. Ada tiga tingkat berbeda, tingkat satu, dua, dan tiga, dan meski Shen Miao berada di tingkat dua karena usianya, ia tanpa sadar pergi ke area tingkat satu.

Secara kebetulan, ia melihat seorang bocah lelaki yang duduk di anak tangga, sedang mengusap air matanya.

Anak ini tampak sekitar dua belas tahunan dan halus juga gemuk. Barangkali tubuhnya terlalu menggembung sehingga orang akan mengira ia adalah bola bundar pada pandangan pertama. Ia mengenakan jubah biru bergaris perak, sepasang sepatu bot kecil dan kerah di lehernya. Mirip seperti boneka dari lukisan tahun baru.

Shen Miao agak tertegun dan ia berjalan mendekat, berkata dengan lembut, “Kenapa kau menangis?”

Boneka itu tidak menyangka kalau ada seseorang yang akan tiba-tiba mendekat dan begitu terkejut hingga ia berguling jatuh dari anak tangga dengan bunyi ‘pu tong’. Ia tidak menangis, tetapi duduk tegak dan menatap Shen Miao kosong.

Ia secara alami tampak halus dan gemuk, dengan sepasang mata berbinar dan kerutan kecil di kepalanya. Dengan air mata masih di wajahnya, ia terlihat sangat naif. Shen Miao pun tak tahan untuk tertawa terbahak-bahak.

Anak lelaki itu memanggil seperti anak kecil, “Jie jie.”

(T/N: Jie jie--kakak perempuan.)

Hati Shen Miao nyaris meleleh ketika anak itu memanggilnya. Ia melahirkan Wan Yu dan Fu Ming di kehidupannya yang lalu, tetapi ia sudah berada di kerajaan Qin sebagai seorang tawanan hingga mereka berusia lima tahun. Saat ia kembali, kedua anak itu sudah mempelajari etiket mereka dan dengan patuhnya memanggilnya ‘Ibunda Kekaisaran’.

Shen Miao sendiri tidak tahu seperti apa anak-anaknya sebelum berusia lima tahun. Meskipun anak ini lebih tua dan tampak tidak tahu apa-apa soal cara kerja dunia, ia mengingatkannya pada Wan Yu dan Fu Ming.

Shen Miao agak membungkuk untuk menepuk kepalanya, “Kenapa kau menangis?”

“Guru mengajukan sebuah pertanyaan padaku dan aku tidak bisa menjawabnya, jadi telapak tanganku dipukul.”

Anak itu mengulurkan tangannya, menunjukkan telapak tangan yang merah selagi ia berkata dengan sedih, “Sakit sekali.”

Shen Miao ingin menggodanya, jadi ia terus bertanya, “Pertanyaan apa yang ditanyakan guru itu?”

“Guru itu ingin aku menuliskan kata-kata ‘rubahnya bersedih ketika kelincinya mati’ tetapi aku tidak bisa melakukannya,” tangis anak itu.

Apabila seseorang cukup usia untuk masuk ke tingkat satu di akademi dan tidak mengetahui cara menulis dari ingatan, itu agak tidak bisa dibenarkan. Mengabaikan Shen Miao sendiri, seorang anak bangsawan di Ming Qi seusia ini sudah akan mulai mempelajari bagaimana cara menangani urusan politik di mahkamah. Bahkan jika itu hanya berpura-pura melakukan kontak, banyak yang bisa mengatasinya. Meskipun anak-anak muda di keluarga kekiasaran akan dewasa lebih cepat, anak-anak yang belajar di Guang Wen Tang semuanya berasal dari keluarga aristokrat dan tidak akan matang selambat itu.

Anak itu sepertinya belum cukup mengeluh dan terus berkicau, “Kalau aku pulang dan Ayah mengetahui soal itu, ia akan menghukumku dengan berat. Apa artinya aku hidup, akan lebih baik mati saja.”

Shen Miao agak terkejut dengan nada suara anak itu, tetapi ia juga merasa itu sedikit lucu.

Memikirkan tentang dari keluarga mana harta ceria ini asalnya dan darimana ia mempelajari pernyataan sedramatis itu, Shen Miao pun bertanya, “Kau anak dari keluarga mana?”

Anak lelaki itu memandangi Shen Miao. Meski Shen Miao baru lebih dari empat belas tahun, dengan penampilan mudanya, ia tampak seusia dengan anak ini. Tetapi untuk beberapa alasan yang tidak diketahui, ada aura yang tak terjelaskan di sekelilingnya, seolah ia telah melihat angin kencang dan ombak yang tinggi dan mampu menenangkan orang hanya dengan kehadirannya. Bahkan anak ini terdiam tanpa sadar dan memberitahukan Shen Miao latar belakangnya.

“Aku adalah Tuan Muda Kedua dari keluarga Ping Nan Bo di ibu kota, Su Ming Lang. Ayahku adalah Ping Nan Bo, Su Yu dan kakak tertuaku adalah pewaris Ping Nan Bo, Su Ming Feng.”

Ia sungguh berterus-terang tentang itu dan merinci latar belakang keluarganya dengan jelas.

Shen Miao terkejut untuk sesaat. Keluarga Su? Ping Nan Bo?

Tak peduli apakah itu adalah kehidupan sebelumnya atau kehidupan ini, keluarga Su dan keluarga Shen tidak ada hubungan karena mereka memiliki pandangan politik yang berbeda. Keluarga Su memiliki hubungan yang baik dengan keluarga Xie. Ping Nan Bo, Su Yu dan Marquis Lin An, Xie Ding adalah saudara yang sangat akrab, sementara Su Ming Feng dan Xie Jing Xing adalah teman yang sudah bermain bersama semenjak kanak-kanak. Hingga batas apakah hubungan mereka? Ketika Su Ming Feng tewas, hanya Xie Jing Xing yang berani mengambil jenazahnya.

Benar. Su Ming Feng meninggal. Lebih tepatnya, dapat dikatakan bahwa seluruh keluarga Su binasa. Mendiang Kaisar menggali bukti tentang keterlibatan keluarga Su dalam konspirasi untuk menjual kuda-kuda militer. Adapun untuk masalah kuda militer, sekalinya mereka terlibat, tidak ada ruang untuk kelonggaran sama sekali.

Titah kekaisaran datang secara tiba-tiba dan cepat. Mereka bahkan tidak diberikan sebuah pengadilan sebelum prajurit langsung menyita harta benda mereka dan segera menghukum mati mereka. Di siang bolong, darah seluruh keluarga Su mengalir dari Timur ke Barat ibu kota Ding.

Di saat Xie Jing Xing mengetahui tentang itu, sudah terlambat, karena tak satu pun dari keluarga Su yang selamat. Mereka yang memiliki hubungan baik dengan keluarga Su tidak muncul sama sekali dan Xie Qing Xing-lah yang secara pribadi mengambil jenazah anggota keluarga Su sebelum menemui mendiang Kaisar untuk mengaku bersalah atas pelanggarannya dan meminta penguburan untuk mereka, sehubungan dengan jasa pelayanan yang pernah dilakukan keluarga Su untuk Ming Qi.

Mendiang Kaisar mengizinkannya, oleh sebab itu pemakaman untuk keluarga Su diorganisir sendiri oleh keluarga Xie.

Shen Miao ingat dengan sangat jelas bahwa Shen Xin menghela napas untuk beberapa saat setelah mengetahui masalah itu sekembalinya ia pada akhir tahun itu.

Kematian keluarga Su akan terjadi dalam sekitar dua bulan. Anak yang lugu dan bodoh ini juga akan kehilangan nyawanya dikarenakan titah kekaisaran yang dingin itu.

Ekspresi Shen Miao mendadak jadi agak dingin dan matanya bersinar samar.

Su Ming Lang tidak tahan untuk mundur sedikit.

Ketika Shen Miao balas menatapnya, nada suaranya selembut sebelumnya, “Su Ming Feng? Apakah ia adalah pewaris keluarga Su yang menyelesaikan layanan berjasa besar baru-baru ini dan mengelola kuda militer dengan sangat baik?”

“Benar!”

Anak itu mengangkat kepalanya tinggi-tinggi dan menjawab, “Ayah bilang kalau Yang Mulia pasti akan memberikan Kakak hadiah dengan pangkat kali ini.”

Shen Miao tersenyum selagi ia mencondongkan diri ke arah anak itu, berkata dengan lembut, “Kau bilang kalau ayahmu mengetahui bahwa kau tidak bisa menjawab pertanyaan guru, kau akan dihukum. Aku punya sebuah cara yang bisa membuatmu lolos dari hukuman.”

“Apa itu?”

Anak itu mengejap selagi ia bertanya.

“Kau harus berjanji padaku bahwa kau tidak akan memberitahukan mereka kalau akulah yang memberitahukannya padamu, maka aku akan bicara.”

Anak itu berpikir lama sebelum mengangguk, “Baiklah.”

 

Continue reading RTMEML - Chapter 15

RTMEML - Chapter 14


Chapter 14 : Ibu dan Putri


Rebirth of The Malicious Empress of Military Lineage: Chapter 14

Setelah Gui Mo mo pergi, Shen Qing berjalan keluar dari balik layar pembatas.

Ia naik ke sisi Ren Wan Yun dan menempel pada ibunya selagi ia berbicara dengan nada yang tidak bisa menyembunyikan kemarahannya, “Ibu, Shen Miao tidak mau menyerah akan Yang Mulia Pangeran Ding. Apa yang harus kulakukan?”

Di antara tiga keluarga di keluarga Shen, Keluarga Pertama tak diragukan lagi memegang posisi pejabat tertinggi dan mungkin sekali apabila Shen Miao akan meminta Shen Xin agar mengajukan pernikahan untuknya. Tetapi ia juga mencintai Pangeran Ding, jadi apalah dirinya apabila Shen Miao berhasil?

Yang Mulia Pangeran Ding adalah orang yang tampan dan berbakat, bagaimana bisa ia dimiliki oleh seorang Shen Miao yang bodoh dan tidak tahu apa-apa. Setiap kali ia terpikirkan soal ini, ratusan kali pun, Shen Qing tidak bisa merelakan hatinya.

“Tenanglah. Di kediaman Shen ini, tidak ada yang bisa lebih besar darimu.”

Ren Wan Yun berkata, “Shen Miao memiliki karakter yang bodoh dan tidak ada yang perlu ditakutkan tentangnya. Ibumu sudah pasti punya cara supaya ia tidak menikahi Yang Mulia Pangeran Ding, tetapi kau itu ...”

Ia menghela napas, “Tidak ada salahnya secara serius memerhatikan orang-orang dari Qiu Shui Yuan. Kau sungguh mengira kalau Gadis Kedua adalah orang yang baik? Kau berpikirkan demikian, tetapi Gadis Kedua mungkin tidak begitu.”

(T/N: Halaman Qiu Shui--tempat tinggal keluarga Ketiga.)

“Shen Yue?”

Shen Qing mengerutkan alisnya, “Ia juga mencintai Yang Mulia Pangeran Ding? Bagaimana mungkin?”

Shen Qing berkata, “Meski jika ia sungguh menyukai Yang Mulia Pangeran Ding, pangkat Shu Ketiga tidak setinggi Bo Tertua, dan tentunya tidak akan bisa mengatakan apa-apa. Tak peduli bagaimana seseorang melihatnya, tidak ada yang perlu ditakuti.”

Ren Wan Yun menunjuk kepala Shen Qing selagi ia menegur, “Bagaimana aku bisa tenang denganmu. Shen Ketigamu adalah orang yang tangguh, pada mulanya, Shu Ketigamu ...”

Sepertinya menyadari bahwa kata-kata ini tidak semestinya diucapkan di depan anak-anak, Ren Wan Yun mendadak terdiam.

Ia hanya mengatakan, “Singkatnya, kau tidak perlu memasukkan Gadis Kelima ke dalam hati karena Ibu tentu akan mengatasi masalah itu.”

“Terima kasih Ibu.” Kata Shen Qing dengan manisnya. Kedua ibu dan putri itu pun tersenyum.

***

Di dalam Qiu Shui Yuan, Chen Rou Qiu sedang duduk di meja, menulis.

Ia adalah seorang wanita yang berasal dari keluarga terpelajar dan memiliki bakat yang tidak terbatas. Meski ia adalah wanita yang sudah menikah, ia masih suka membaca buku dan kaligrafi. Shen Yue berdiri di belakangnya, mengenakan gaun kuning yang membuat tubuhnya langsing, sama seperti versi muda Chen Rou Qiu.

“Ibu, kenapa Anda bilang begitu pada Gui Mo mo?”

Ia tidak tahan untuk bertanya setelah sekian lama.

Gui Mo mo datang kemari satu kali, tetapi tanpa diduga, Chen Rou Qiu bukan hanya tidak mencegah Gui Mo mo menghentikan Shen Miao supaya terus mencintai Yang Mulia Pangeran Ding, ia juga membiarkan Gui Mo mo menasihati Shen Miao bahwa Yang Mulia Pangeran Ding adalah orang yang baik untuk dinikahi.

“Bukankah ini akan membuatnya lebih bertekad untuk menikahi Yang Mulia Pangeran Ding?” Shen Yue mengeluh.

Chen Rou Qiu menurunkan kuasnya dan mendesah lembut sebelum menarik tangan Shen Yue ke dipan untuk duduk dan berkata, “Yue-er, bukankah Ibu memberitahukan padamu sebelumnya bahwa apa pun yang dilakukan seseorang, terutama di dalam rumah ini, harus dilakukan secara besar-besaran. Ini adalah, jika terjadi sesuatu di masa depan, orang akan menyalahkan langit dan bumi, tetapi tidak akan menyalahkanmu.”

Shen Yue menggelengkan kepalanya, “Ibu, aku tidak mengerti.”

Chen Rou Qiu tersenyum. Putrinya ini lembut dan berbakat, dan ia juga tidak bodoh, tetapi bagaimanapun juga ia terlalu muda. Kemungkinan besar karena Tuan Ketiga Shen terlampau memanjakannya karenanya ia tidak mengetahui betapa berbahayanya halaman bagian dalam itu.

Tidak seperti dirinya di permulaan, ketika ia berada di kediaman menteri, ada segerombol kakak dan adik perempuan, yi niang dan selir. Mana di antara mereka yang mudah untuk dihadapi? Itulah mengapa, setelah ia menikah, ia menggenggam Tuan Ketiga Shen dengan erat di telapak tangannya.

Tetapi hal yang paling disesalkan adalah bahwa ia tidak bisa melahirkan seorang putra. Tak peduli seberapa besar Tuan Ketiga Shen menyayanginya, jika tidak ada putra, itu berarti bahwa tidak ada bobot di sisinya. Cepat atau lambat Tuan Ketiga Shen harus memberikan para selir sup untuk memastikan tidak ada kelahiran. Pada saat itu ... Adegan apa itu?

Jadi, ia harus mendidik putri ini dengan sangat baik.

“Yue-er, bagaimana menurutmu tentang Xiao Wu?” Ia bertanya dengan lembut.

Shen Yue berpikir sejenak dan menjawab, “Ia tidak tahu apa-apa mengenai akuntansi atau urusan saat ini, tidak ahli dalam empat seni terpelajar dan ia bodoh dan tolol dan tidak pandai bicara. Jika bukan karena reputasi Bo Tertua, tidak akan ada yang memberinya muka. Bahkan, putri Shu saja akan memberi lebih banyak pengaruh ketimbang dirinya.”

Apabila seseorang mendengarnya, mereka akan terkejut. Kata-kata merendahkan Shen Miao yang tidak ada harganya itu, sebenarnya keluar dari Tang jie-nya yang lemah lembut. Dari apa yang diketahui semua orang, teman terbaik Shen Miao adalah Shen Yue.

“Mungkin seperti ini di masa lalu.”

Chen Rou Qiu menggelengkan kepalanya, “Tetapi setelah jatuh ke dalam air, dari apa yang kulihat, Xiao Wu sudah banyak berubah.”

“Mengapa Ibu bilang begitu?” Shen Yue bingung.

Chen Rou Qiu juga tidak mengetahui kenapa ada perasaan semacam itu. Barangkali, itu adalah kata-kata kekesalan yang diucapkan seorang gadis kecil saat marah, tetapi Chen Rou Qiu sudah pernah melihat banyak orang dan oleh sebab itu, dibandingkan dengan Kakak Ipar Keduanya yang menyatakan diri sendiri cerdik, ia melihat dengan jelas bahwa Shen Miao menjadi lebih pintar.

Percakapannya dengan Nyonya Besar di Rong Jing Tang, begitu pula dengan penampilannya, sangat jauh berbeda daripada sebelumnya. Mungkinkah masalah dengan Pangeran Ding memberikannya pukulan yang begitu besar, atau apakah ada seorang ahli yang membantunya?

Pokoknya, tidak boleh dianggap enteng sama sekali.

“Barangkali, itu karena serangan dari Pangeran Ding. Tetapi Yue-er, ibu sudah pernah bicara padamu sebelumnya, seorang wanita yang cerdas tidak akan berurusan dengan wanita lainnya. Ia hanya akan berurusan dengan pria.”

Suara Chen Rou Qiu lemah lembut seolah ia sedang bernyanyi, “Karena kau berkomitmen pada Yang Mulia Pangeran Ding, mengapa pandanganmu harus tertuju pada Shen Miao? Tak peduli seberapa besar kekuasaan yang dimiliki Bo Tertuamu, di dunia ini, tidak ada logikanya seorang pria akan mengagumi wanita yang bodoh dan tidak tahu apa-apa. Yang Mulia Pangeran Ding adalah seorang bangsawan dan jika ia sungguh menikahi wanita yang tak tertahankan semacam itu, bukankah itu akan menjadi lelucon paling besar di bawah langit ini?”

“Tetapi ...” Shen Yue merasakan beberapa keluhan.

“Dengarkan perkataan Ibu. Kau bukan hanya tidak boleh menjauhkan diri dari Xiao Wu, tetapi juga harus berteman dengannya seperti sebelumnya. Kau harus menggandakan kerja kerasnya agar semua orang dapat melihat bakat dan kecantikanmu. Semakin luar biasa dirimu, akan tampak kalau ia semakin bodoh dan tolol.”

Chen Rou Qiu tersenyum seolah ia mengatakan hal-hal biasa, tetapi tiap katanya mengungkapkan motif tersembunyinya, “Aku membiarkan Gui Mo mo membujuknya supaya terus mencintai Yang Mulia Pangeran Ding adalah agar gadis bodoh itu akan menyelam sepenuh hati dan ia akan jadi bahan tertawaan. Jadi, Yang Mulia Pangeran Ding hanya akan dua kali lipat merasa jijik padanya.”

“Jadi dengan begini ...” Shen Yue sepertinya sedikit mengerti.

Chen Rou Qiu mengelus kepalanya, “Kau adalah anak yang pintar dan seharusnya mengerti niatan Ibu. Jadi, kau harus membujuknya agar terus mencintai Pangeran Ding dan juga mempermalukan dirinya sendiri di depan Pangeran Ding. Hanya dengan melakukan demikian, Yang Mulia Pangeran Ding akan melihatmu semakin luar biasa. Bahkan jika semua orang di bawah langit ingin Yang Mulia Pangeran Ding untuk menikahi Xiao Wu, kau masih tetap menang apabila orang yang ada di dalam hati Yang Mulia Pangeran Ding adalah dirimu.”

“Ibu ...”

Untuk mengatakan hal semacam ini dengan lantang, Shen Yue menguburkan kepalanya malu-malu ke dalam lengan Chen Rou Qiu, “Aku mengerti.”

Chen Rou Qiu tersenyum. Pada awalnya, ada juga banyak halangan untuk menikahi Tuan Ketiga Shen dan waktu itu, Tuan Ketiga Shen termasuk tampan dan berbakat, jadinya banyak makcomblang yang pergi ke sana untuk mendiskusikan tentang pernikahan.

Mengapa hanya ia yang terpilih?

Itu karena ada pertemuan di kuil, dimana ia mengenakan gaun putih, memainkan qin di bawah sebatang pohon, dan Tuan Ketiga Shen mendengarnya.

Tuan Ketiga Shen menganggapnya sebagai seorang dewi dan bersikeras menikahinya sebagai istrinya ketika ia kembali.

Tuan Ketiga Shen suka sekali mendengarkan qin dan warna favoritnya adalah putih.

Lihat. Begitu banyak wanita yang berebut, tetapi dirinyalah yang menjadi pemenang final dan itu karena ia mengetahui sejak awal bahwa ia hanya berurusan dengan satu pria.

Memangnya kenapa kalau ada tiga putri Di dari keluarga Shen?

Hanya Yue-er-nya saja yang bisa mengatasi Yang Mulia Pangeran Ding.

Continue reading RTMEML - Chapter 14

RTMEML - Chapter 13


Chapter 13 : Diam-Diam Berkomplot


Rebirth of The Malicious Empress of Military Lineage: Chapter 13

Angin sejuk mulai bertiup pada malam hari menjelang musim gugur, membuat cuacanya menjadi lebih dingin dari siang hari. Ibu kota Ding berada di Utara, membuat dinginnya lebih mengejutkan.

Di bawah cahaya lilin, gadis itu memegang sebuah buku, membacanya perlahan sambil bersandar di dipan. Ia tidak menyadari kalau teh di sampingnya sudah dingin saat ia terus membaca bukunya tanpa sadar.

Bai Lu menatap kosong pada Nonanya. Rasanya seolah dalam waktu satu malam yang singkat, nonanya sudah jadi berbeda dari sebelumnya. Bahkan membaca dengan tenang sepertinya sekarang ini tidak biasa, karena Shen Miao sebelumnya benci membaca. Tetapi, dengan caranya sekarang ini, jika ia tidak mengetahui bahwa itu adalah Nonanya sendiri, Bai Lu akan mengira kalau ia bertemu seorang nyonya bangsawan.

Bai Lu tidak benar-benar memahami bagaimana seorang gadis muda akan memiliki gaya mengagumkan sewaktu ia berdiri bengong di tempatnya.

Ia baru tersadar ketika Shuang Jiang melangkah mendekat dan menyenggolnya untuk menegur pelan, “Berdiri bodoh di sini untuk apa?”

Shuang Jiang kemudian berjalan mendekat untuk memakaikan sebuah mantel di sekitar Shen Miao dan dengan hangat menyarankan, “Nona, sepertinya waktu sudah tidak pagi lagi, dan tidak perlu pergi ke Guang Wen Tang besok. Akan lebih baik untuk istirahat lebih awal.”

Shen Miao menggelengkan kepalanya, “Pergi dan istirahatlah duluan, aku akan membaca sebentar lagi.”

Logika macam apa, apakah ada seorang majikan yang tidak tidur sementara pelayannya istirahat. Shuang Jiang tidak bisa melakukan apa-apa. Ia ingin membujuknya lagi, tetapi ditahan oleh Gu Yu yang sedang menggantikan teh dan mundur ke ruangan luar bersama Bai Lu.

“Gu Yu, ada apa?”

Bai Lu tidak mengerti, “Kesehatan Nona baru saja pulih, kenapa kau tidak membujuknya supaya istirahat?”

“Bagaimana aku tidak membujuknya?”

Kepala Gu Yu sakit, “Akankah Nona yang sekarang mendengarkan kata-kataku? Ia sudah membaca buku sepanjang hari dan aku curiga kalau itu seharusnya adalah pekerjaan rumah dari gurunya dan Nona sudah bertekad untuk menyelesaikannya malam ini. Pilihan lain apa yang kupunya?”

Ia kembali melirik ke kamar dengan cemas. Ketika Shen Miao biasanya penakut, ia selalu ingin nasihat orang lain. Sekarang karena ia tak lagi penakut, ketika ia menetapkan pikirannya, tidak ada yang berani membantah. Saat ia melayani di dekatnya, Gu Yu merasa orang tidak akan berani menolak perintah Shen Miao.

Hanya berbicara terus terang seperti itu juga akan menampilkan sikap yang menekan. Bahkan saat Tuan marah besar saja tidak seseram ini, Gu Yu mendesah.

***

Di dalam kamar, Shen Miao masih membaca.

Ia dengan serius mempelajari isi bukunya dan tidak meninggalkan detail apa pun. Jika seseorang melihat dari dekat, mereka akan menemukan kalau buku yang sedang dipegangnya adalah “Sejarah Resmi Ming Qi”. Selain dari peristiwa besar yang terjadi semenjak pendirian kerajaan hingga Ming Qi sekarang ini, ia hanya familier dengan peristiwa yang akan terjadi dalam beberapa dekade ke depan, dan memutuskan untuk mempersiapkan sejumlah metode untuk mencegah tragedinya terjadi.

Karena musuh dari musuh adalah teman, ia harus mencari tahu siapa saja keluarga bawahan dan apa situasi mereka saat ini. Apabila keluarga bawahan ini mencapai akhir mereka, itu akan segera menjadi giliran keluarga Shen.

Langkah Kaisar untuk membasmi keluarga-keluarga ini semakin dekat. Sesuai apa yang diingat Shen Miao, kalau tidak ada kecelakaan lain, akan ada bencana besar bulan depan.

Sebelum Shen Xin kembali, hanya dirinya yang dapat menyokong kediaman Shen sementara ia juga harus bertahan melawan serigala-serigala dari halaman Timur itu.

***

Seperti yang Shen Miao duga, malam itu Gui Mo mo membawa makanan khas yang ia bawa kembali dari perjalanannya untuk mengunjungi Rong Jing Tang. Setelah ia masuk, Zhang Ma ma, yang bekerja di sisi Nyonya Besar Shen, ditarik olehnya selagi Gui Mo mo terus membicarakan tentang sikap membangkang Shen Miao dan bagaimana ia akan sering melontarkan kata-kata penuh kemarahan.

Mana mungkin Zhang Ma ma tidak memahami tujuannya. Setelah menemaninya mengobrol beberapa patah kata netral, Gui Mo mo meminta Zhang Ma ma untuk berbicara yang baik-baik untuknya dengan Nyonya Besar Shen sebelum pergi.

Tepat sewaktu ia meninggalkan halaman Rong Jing Tang, pelayan Ren Wan Yun, Xiang Lan berjalan mendekat dan tersenyum, “Gui Mo mo, aku sedang mencarimu.”

“Oh.”

Ketika Gui Mo mo menyipitkan matanya untuk melihat lebih baik dan melihat Xiang Lan, ia juga tersenyum, “Mengapa Nona Xiang Lan mencariku?”

“Itu bukan masalah besar.”

Xiang Lan ke sebelah Gui Mo mo dan menarik lengannya, “Nyonya kami mendengar kalau kau mengetahui sebuah tempat yang menjual pemerah pipi dan pemerah pipinya sangat cantik, oleh karena itu mencarimu untuk menanyakan dimana itu dapat dibeli.”

Ini jelas adalah sebuah alasan yang menyiratkan bahwa Ren Wan Yun mencari Gui Mo mo untuk berbincang secara pribadi.

Gui Mo mo sangat menyadari itu dan mengikuti Xiang Lan, “Ini masalah kecil. Jika Nyonya ingin mendengarkannya, aku akan memberitahu Nyonya tempatnya. Omong-omong soal pemerah pipi itu, banyak nona muda dan nyonya dari keluarga pejabat yang suka menggunakannya ...”

Mengikuti Xiang Lan ke Cai Yun Yuan, ia menyadari para pelayan di luar sudah disuruh pergi.

Ren Wan Yun duduk di dipan. Karena Tuan Kedua Shen masih di luar untuk menghibur dan masih belum kembali, ia dengan santai menyulam dan kemungkinan besar menyulam tepian sebuah kantong sementara ia makan dari sepiring anggur di sebelahnya.

Ini adalah barang langka karena orang tidak akan bisa menemukan buah anggur di ibu kota Ding di saat ini. Hanya Tuan Kedua yang memiliki kemampuan untuk mendapatkan sekeranjang anggur, membiarkan para wanita di halamannya sendiri untuk memakannya.

Gui Mo mo meludah dalam hatinya. Meskipun Keluarga Kedua tidak memperlakukan Keluarga Pertama dengan buruk di permukaannya, apa pun yang Shen Miao gunakan dan makan hanya terlihat mewah di luarnya, tetapi sebenarnya adalah barang-barang yang bahkan tidak bisa dijual oleh keluarga pedagang. Mengenai topik makanan, Shen Miao bahkan tidak akan memiliki kesempatan untuk makan buah anggur.

Selagi ia berpikir, Ren Wan Yun akhirnya menurunkan sulaman di tangannya dan berkata, “Gui Mo mo.”

Gui Mo mo cepat-cepat memulihkan dirinya sendiri dan menjawab, “Nyonya, pelayan tua ini di sini.”

Ren Wan Yun sudah empat puluh tahun dan meski ia memelihara dirinya dengan sangat baik, masih ada garis halus di sudut matanya. Tetapi ketika ia duduk di sana, mengenakan pakaian berpotongan dari bahan yang bagus dan dengan sikap selayaknya seorang Nyonya yang bertanggung jawab atas keluarga, bahkan jika ia tersenyum, ada penampilan yang mengesankan.

Ia berkata, “Aku dengar kalau kau sudah kembali. Karena kesehatan Xiao Wu baru saja pulih, kau harus menjaganya dengan baik.”

Gui Mo mo mencemooh dalam hatinya, siapa yang tidak mengetahui bahwa halaman Timur tidak sabar menantikan halaman Barat terkena masalah. Mana mungkin Ren Wan Yun memiliki niat sebaik itu, ini semua hanyalah untuk menutupi mata orang lain saja.

Sudah pasti, Ren Wan Yun melanjutkan, “Beberapa hari ini, Xiao Wu mungkin merasa tidak senang mengenai masalah jatuh ke dalam air dan karena Kakak Pertama dan Kakak tidak ada, hanya sebagai Shen shen, apa pun yang kulakukan akan salah. Jika seseorang mendengar sesuatu, itu hanya bisa didengar darimu.”

Ini berarti bahwa Ren Wan Yun ingin Gui Mo mo untuk melaporkan setiap gerak-gerik Shen Miao padanya.

Gui Mo mo dengan cepat berkata, “Itu merupakan keberuntungan Nona Kelima, mendapatkan perhatian Nyonya. Tetapi dari apa yang pelayan tua ini lihat, Nona Kelima memang marah tentang masalah jatuh ke dalam air. Situasi beberapa hari belakangan ini sudah sedikit berubah, bahkan sampai pada ia juga menjaga jaraknya dari pelayan tua ini. Tidak menyentuh masalah lainnya, hari ini saja, pelayan tua ini dihukum dan kehilangan tiga bulan gaji begitu saja.”

Ia mengerutkan kening, “Pelayan tua ini mendengar kalau Nona Kelima jatuh ke dalam air dan begitu cemas sampai tidak mempedulikan cucu lelaki sendiri yang masih sakit, tetapi siapa sangka kalau Nona Kelima akan melampiaskan kemarahan pada pelayan tua ini, membuat jantung pelayan tua ini tidak bisa berdegup dengan tenang.”

Ren Wan Yun agak tidak sabaran mendengarkan masalah yang tidak ada hubungannya dan menanyakan, “Pada akhirnya, itu tetap karena hatinya. Lalu, bagaimana menurut Gui Mo mo, apakah ada perubahan sikap dari Xiao Wu terkait Yang Mulia Pangeran Ding?”

Ini adalah yang paling ingin ditanyakannya.

Mata Gui Mo mo beralih dan ia berkata, “Nona Kelima sepertinya ingin menarik garis dengan Yang Mulia Pangeran Ding dan tidak ingin pelayan tua ini menyebutkan masalah itu hari ini. Tetapi pelayan tua ini sudah mengikuti Nona Kelima selama bertahun-tahun dan memahami temperamennya. Sehubungan dengan masalah Yang Mulia Pangeran Ding, Nona Kelima tidak akan menyerah semudah ini. Kata-kata ini hanyalah kekesalan seorang gadis dan tidak bisa dianggap sebagai kebenaran.”

Setelah kata-kata itu terucap, ekspresi kejam muncul di wajah Ren Wan Yun.


Continue reading RTMEML - Chapter 13

RTMEML - Chapter 12

 Chapter 12 : Gui Mo Mo


Rebirth of The Malicious Empress of Military Lineage: Chapter 12

Ketika Shen Miao keluar dari akademi dan kembali ke kediaman Shen, langitnya sudah gelap.

Shen Yue dan Shen Qing tidak kembali bersama dengannya dan Shen Miao tidak peduli dengan mereka. Nyonya Besar Shen sudah pergi beristirahat sehingga ia kembali ke halaman Barat.

Tepat saat ia mencapai halaman Barat, suara yang hangat memanggil, “Nona akhirnya kembali. Pelayan tua ini mendengar bahwa Nona jatuh ke dalam air dan sangat khawatir. Melihat kalau Nona baik-baik saja, hati orang ini akhirnya bisa tenang.”

Menolehkan kepalanya ke samping, Shen Miao melihat seorang wanita paruh baya yang berjalan mendekat sambil tersenyum. Wanita ini sekitar empat puluhan tahun, dengan perawakan agak gemuk, kulit sedikit gelap dan mengenakan gaun hijau dan gelang perak tebal di pergelangan tangannya. Meskipun itu tampak biasa, bahan yang digunakannya bagus.

“Gui Mo mo,” Shen Miao membalas samar.

Wanita itu tidak berpikir ia telah melakukan kesalahan apa pun dan terus berkhotbah, “Pelayan tua ini ingin datang lebih awal, tetapi Ran-er sakit. Setelah banyak bolak-balik dan melihat kalau tidak ada pilihan lain, hanya bisa menyerahkan Ran-er pada ibunya dan kembali ke kediaman dulu. Melihat kalau Nona baik-baik saja, hati orang ini bisa tenang.”

Poin utama dari kata-kata ini adalah untuk mengatakan bahwa posisi Shen Miao di dalam hatinya jauh lebih penting daripada cucu lelakinya sendiri. Apabila itu seperti biasa, setelah mendengarkan kata-kata ini, Shen Miao akan sangat tersentuh dan memberikan Gui Mo mo beberapa tael untuk mencarikan tabib untuk cucu lelakinya.

Tetapi setelah terlahir kembali, Shen Miao nyaris tertawa akan kenaifannya sendiri saat ia melihat wanita di depannya. Pada awalnya, seberapa buta dirinya, berpikir kalau orang semacam ini adalah pelayan yang setia?

Tak lama setelah Nyonya Shen melahirkan Shen Miao, ia berangkat bersama Shen Xin. Karena Shen Miao terlalu kecil dan tidak sanggup menanggung kesulitan perjalanan, Nyonya Shen hanya bisa dengan enggan meninggalkannya di kediaman Shen. Nyonya Shen mempekerjakan seorang pengasuh untuknya, yang merupakan Gui Mo mo saat ini.

Gui Mo mo terlahir di sebuah ladang di perkebunan mereka dan mulanya Nyonya Shen melihat kalau ia rajin dan jujur. Setelahnya, ketika ia melihat Gui Mo mo memperlakukan Shen Miao dengan sangat baik, ia kemudian merasa terjamin meninggalkannya di sisi Shen Miao sebagai seorang mo mo terlatih.

Tetapi, di dunia ini, orang akan berubah.

Hanya ada sedikit orang di halaman Barat dan yang berkuasa adalah dua keluarga lainnya dan Nyonya Besar Shen di halaman Timur. Gui Mo mo semula mengurus Shen Miao dengan jujur, tetapi setelah beberapa lama waktu berlalu, ia melihat situasi kekuasaan dengan jelas dan tidak ragu-ragu untuk membelot ke pihak Nyonya Besar Shen. Ketika Shen Miao awalnya bertekad untuk menikahi Fu Xiu Yi, Gui Mo mo mengipasi apinya dengan kata-katanya yang penuh sanjungan.

Tetapi hal yang paling menjijikkan adalah, pada awalnya, sewaktu Nyonya Besar Shen membawa cucu keponakan perempuannya dari tempat yang jauh untuk mencari perlindungan dengan keluarga Shen, cucu keponakan itu menuduh Kakak Shen Qiu menodai kesuciannya dan bersikeras menyuruhnya bertanggung jawab. Akhirnya ia menjadi kakak iparnya dan membuat kekacauan di halaman dalam Kakak. Dan Gui Mo mo-lah yang seharusnya menjadi saksi atas pelecehan yang dilakukan Shen Qiu kepada si cucu keponakan ini.

Kalau dipikir-pikir sekarang, itu tak lebih dari sebuah sandiwara buruk belaka.

Sekalinya tidak setia, orang tidak bisa digunakan seratus kali. Apalagi, dengan orang semacam Gui Mo mo, yang seratus kali tidak setia, tentunya Shen Miao harus membereskan semuanya. Ketika berurusan dengan seekor anjing yang berlari kepada orang lain, lebih baik membunuhnya daripada terus memeliharanya.

Setelah Gui Mo mo menunggu untuk waktu yang lama tanpa mendengar Shen Miao memberikan hadiah, tampang penuh kasih di wajahnya pun menegang. Ia mau tak mau memandangi Shen Miao, tetapi hanya melihatnya tampak acuh tak acuh, seolah itu bukan sesuatu yang istimewa.

Hatinya mendadak membuat suara ‘kwang dang’. Ia tidak tahu kenapa, tetapi tiba-tiba ia merasa bersalah.

Di saat berikutnya, ia mendengar jawaban pendek dan datar dari Shen Miao, “Oh. Ini sangat sulit bagi Mo mo.”

Gu Yu mendengus pelan dan menatap Gui Mo mo sambil mencibir. Ia selalu memandang rendah Gui Mo mo karena menjadi penjilat, orang jahat yang mengandalkan identitasnya sebagai ibu asuh Nona untuk sok berkuasa di halaman Barat. Tetapi Nonanya sendiri sebelumnya dibujuk dengan begitu baik oleh Gui Mo mo ini, sampai-sampai ia mendengarkan sebagian besar apa yang dikatakan Gui Mo mo dan merenggangkan hubunganya dengan banyak orang di halaman Barat.

Sekarang bagus. Setelah Nona siuman akibat terjatuh ke dalam air, tampaknya ia melihat banyak hal dengan jelas dan sikap suam-suam kukunya terhadap Gui Mo mo membuat Gu Yu merasa sangat nyaman.

Gui Mo mo terus tersenyum kaku saat ia tidak dapat menebak kenapa Shen Miao memperlakukannya dengan begitu dingin hari ini.

Berpikir kalau Shen Miao tidak senang dikarenakan masalah terjatuh ke dalam air, ia menghibur, “Pelayan ini akan mengucapkan sepatah nasihat untuk Nona. Seseorang tidak boleh terlalu sedih, melindungi kesehatan seseorang adalah hal yang penting. Nona secantik bunga dan Yang Mulia Pangeran Ding pasti akan menyukai Anda. Akan selalu ada hari ...”

Ia sering mengucapkan kata-kata yang menyenangkan dan biasanya akan menggunakan kesukaan Shen Miao untuk mendapatkan kebaikannya. Tetapi, ketika kata-kata ini terucap hari ini, ia melihat wajah Shen Miao berubah.

“Bagi Mo mo untuk mengucapkan kata-kata seperti itu, apakah untuk mencoreng kesucianku?”

Shen Miao berujar dingin, “Meski Ayah dan Ibu saat ini tidak ada di kediaman Jenderal, aku adalah Nona Di dari kediaman Jenderal dan nyonya halaman Barat. Untuk reputasi seseorang yang tidak bersalah, dengan apa yang Mo mo katakan, apakah itu sengaja untuk menjebakku ke dalam lubang api dan air?”

Gui Mo mo terkejut sesaat sebelum tanpa sadar ia berkata, “Bagaimana bisa Nona mengatakannya seperti itu? Pelayan tua ini mengatakannya demi kebaikan Anda ...”

“Jadi, artinya, ini adalah salahku?”

Shen Miao tertawa dingin, “Ini juga bagus. Kenapa tidak tanyakan pada Nyonya Besar apakah kesucian seorang putri dari kediaman Jenderal sama berharganya dengan sebuah kubis? Bahkan kubis saja berharga beberapa koin. Gui Mo mo, supaya kau jujur, aku ingin bertanya apakah aku yang terlalu tidak tahu malu.”

Barangkali, ia tidak menyangka kalau Shen Miao akan mengambil momentum itu dan melampiaskan suasana hatinya yang buruk padanya.

Gui Mo mo sudah terbiasa menjadi seorang tiran di halaman Barat dan biasanya ia dapat mengendalikan Shen Miao dengan sangat baik, tetapi hari ini, untuk dijatuhkan di depan Gu Yu dan Jing Zhe, ia agak marah dan tidak tahan untuk mengatakan, “Kata-kata Nona membuat hamba ini tampak jahat. Hamba tua ini sudah mengikuti di sisi Nona selama lebih dari sepuluh tahun. Mengapa Nona akan berpikir kalau pelayan tua ini akan secara sengaja melukai orang lain?”

“Lancang!”

Jing Zhe berteriak dengan keras.

“Nona adalah majikan, berani sekali Gui Mo mo bicara seperti itu pada Nona?”

Gui Mo mo begitu terkejut dan kesal hingga ia jadi terlalu gelisah barusan ini. Tetapi kata-kata seperti air yang dituangkan dan tidak bisa diambil kembali, dan ada begitu banyak pelayan di sekitar yang menyaksikan kericuhan itu.

Ia hanya bisa memperlakukan Shen Miao sebagai seorang gadis yang mudah dibujuk dan cepat-cepat berkata dengan suara lembut, “Nona, pelayan tua ini benar-benar merasa tertekan demi Nona. Pelayan tua ini sudah mengikuti Nona bertahun-tahun dan sudah menganggap Nona sebagai anak kandung sendiri. Apa yang pelayan tua ini katakan tidak benar. Nona tidak boleh marah dan menyakiti tubuh.”

Menganggapnya sebagai anak kandungnya sendiri? Shen Miao mencibir dalam hatinya. Ia merasa kalau Gui Mo mo ini adalah orang jenius. Biasanya ia akan menerima banyak emas dari halaman Barat tetapi memperlakukan halaman Timur sebagai majikan resminya. Pada akhirnya, ia membuat Kakak menelan kerugian sebesar itu.

Apabila itu adalah kehidupannya yang lalu di Istana, ia sudah akan menyuruh orang untuk memukuli dan membunuh pelayan seperti ini ...

Tetapi sekarang ...

Karena Gui Mo mo tega bergabung ke halaman Timur, bagaimana kalau menggunakan tangannya untuk membiarkan mereka menderita kerugian besar?”

Ia mengangkat alisnya selagi ia berbicara dengan nada yang ringan, “Karena Gui Mo mo mengetahuinya, maka hanya akan dihukum dengan tiga bulan gaji.”

Ekspresi wajah Gui Mo mo jadi kaku selagi senyuman muncul di bibir Shen Miao.

Apa yang akan Gui Mo mo lakukan ketika tidak ada uang lagi?

Tentunya, menjanjikan kesetiaannya pada halaman Timur.

Continue reading RTMEML - Chapter 12

RTMEML - Chapter 11

 Chapter 11 : Akhir Keluarga Xie


Rebirth of The Malicious Empress of Military Lineage: Chapter 11

Shen Miao menundukkan kepalanya, tampak malu-malu.

Xie Jing Xing meninggal di usia dua puluh enam tahun.

Keluarga kekaisaran Ming Qi menjadi semakin dungu dan tidak kompeten seiring waktu berlalu. Mereka tidak mempertimbangkan mengembangkan kekuatan kerajaan, sebaliknya, hanya memikirkan tentang bagaimana melindungi diri mereka sendiri melawan keluarga bawahan yang mereka anggap sebagai ancaman.

Sementara untuk Fu Xiu Yi, tujuan keluarga Shen adalah untuk menjalani hidup secara jujur, sedangkan keluarga Xie mengabaikan perintah kekaisaran, jadi alaminya mereka adalah duri di mata mendiang Kaisar, menyebabkan mendiang Kaisar ingin menghukum mereka.

Ketika Xiong Nu menyerang, Xie Ding berangkat dengan pasukan keluarga Xie. Setelah sampai di medan perang, pasukan Jenderal Xie yang pongah pun dibinasakan hingga ke orang terakhir. Selagi Xie Jing Xing menunggu kepulangan ayahnya, pada kenyataannya, apa yang dinantinya adalah kepulangan sebuah peti mati.

Kematian Xie Ding bukanlah akhirnya. Selama pemakaman, rakyat di ibu kota Ding mengusung Xie Ding dan seluruh kerajaan berduka. Bagi keluarga kekaisaran, ini adalah sebuah tabu yang besar.

Oleh sebab itu, tak dibutuhkan waktu lama bagi Xie Jing Xing muda untuk ditunjuk memimpin kampanye militer menggantikan ayahnya.

Ini bukan peperangan pertama Xie Jing Xing. Seperti keluarga Xie, bakatnya dalam medan perang cukup untuk membuat musuh ketakutan. Tetapi, meski mengetahui dengan jelas keanehan dalam kematian ayahnya, Xie Jing Xing pergi ke medan perang dan dikalahkan, titah kekaisaran telah mendorongnya ke jalan kematian.

Namun, Xie Jing Xing masih menerima titah kekaisaran tersebut. Hari itu, ia ketahuan oleh musuh dan menjadi sasaran, berakhir dengan ribuan anak panah menembus jantungnya. Bukan hanya itu, untuk alasan yang tidak diketahui, tubuhnya dibawa pergi dan orang Xiong Nu mengulitinya sebelum menggantung mayatnya di menara sebagai peringatan bagi yang lainnya.

Hasil tragis lainnya dimainkan, dan Ming Qi pun berkabung nasional.

Ayah dan anak menjadikan medan perang sebagai kuburan mereka dan rakyat jelata hanya bisa melihat kebrutalan Xiong Nu dan kepahlawanan para jenderal, tetapi mereka tidak melihat arus terpendam dari konspirasi ini.

Pada waktu itu, mendiang Kaisar sudah sekarat, jadi Fu Xiu Yi mengambil alih urusan di mahkamah. Demi mengungkapkan penyesalan akan akhir pahit dari keluarga Xie, ia memberikan gelar pada kedua ayah dan anak tersebut. Meskipun gelar-gelar ini tidak ada gunanya bagi mendiang, itu menenangkan mahkamah sementara si selir dan dua putra Shu-nya mendapatkan semua keuntungannya.

Shen Miao masih ingat tampang terluka Shen Xin ketika ia mengetahui kematian Xie Jing Xing. Ia semula mengira kalau keluarga Xie dan Shen seperti air dan api, dan ketika keluarga Xie tak berdaya, ayahnya tidak akan merasa sedih tentang itu. Memikirkan tentang itu sekarang, kemungkinan besar saat itulah, ketika Shen Xin mengalami perasaan seekor rubah yang sedang berduka sewaktu kelincinya mati.

Karena keseimbangannya hancur dengan tumbangnya keluarga Xie, kejatuhan berikutnya adalah keluarga Shen.

Hal yang paling menggelikan adalah bahwa saat itu, Shen Miao dengan sepenuh hati mendorong keluarga Shen ke dalam air berlumpur dari perebutan takhta.

Shen Miao tidak memiliki perasaan apa-apa untuk keluarga Xie dan awalnya ia hanya merasa agak patut disesalkan terhadap nasib pemuda ini. Pemuda sehebat ini seharusnya meninggalkan warisan di kerajaan Ming Qi, siapa yang akan menyangka akhir semacam itu. Xie Jing Xing mengetahui titah kekaisaran itu adalah segel kematiannya tetapi ia tetap pergi.

Mungkin itu demi menjaga martabat keluarga Xie dan untuk membuktikan bahwa hingga paling akhir, keluarga Xie setia pada kerajaan. Tetapi mengetahui bahwa itu tidak bisa dihindari namun masih meneruskannya, menunjukkan bahwa Xie Jing Xing yang tak terkendali ini tidak biasa.

Ia adalah orang yang sangat jujur dan pemberani.

Selagi Shen Miao memikirkan tentang itu, Cai Lin menyempil keluar dari kerumunan dan menyerahkan sebuah kantong kain kecil kepada Xie Jing Xing, “Marquis Kecil, ini adalah buku pengobatan yang Anda suruh untuk kucari.”

Bagi seorang tuan kecil, bersikap sehormat ini kepada orang lain, itu sangat mengejutkan semua orang. Tetapi setelah dipikirkan, akan jadi begini, karena Xie Jing Xing adalah tuannya ibu kota. Keluarga Xie adalah tuannya para tuan. Dengan pemikiran semacam ini, seseorang bisa memahami sikap Cai Lin terhadap Xie Jing Xing.

Feng An Ning diam-diam berbisik di telinga Shen Miao, “Bagaimana menurutmu, Marquis Kecil Xie dibandingkan dengan Yang Mulia Pangeran Ding?”

Shen Miao agak tersedak. Ia tidak terbiasa dengan betapa baiknya Feng An Ning tiba-tiba memperlakukannya.

Tetapi ia menjawab dengan serius, “Marquis Kecil lebih baik.”

Bukan hanya lebih baik, dalam pandangannya, penjahat dengan hati sehitam Fu Xiu Yi tidak dapat dibandingkan dengan Xie Jing Xing. Pada awalnya, ketika Wan Yu dan Fu Ming mempelajari sejarah Ming Qi dan membaca bagian tentang keluarga Xie, mereka akan diam-diam memberitahukan padanya bahwa mereka merasa kalau Xie Jing Xing adalah orang yang baik, terus menerus, dan kematiannya sangat disayangkan.

Bahkan anak-anaknya sendiri memuji pemuda ini, tentunya ia pasti baik.

Feng An Ning agak terkejut dan butuh waktu sejenak sebelum ia berkata, “Sepertinya kau benar-benar terluka.”

Shen Miao tidak mau repot menjelaskan padanya. Mereka melihat Xie Jing Xing di punggung kuda selagi ia dengan santai memegang tali kekang dan melirik Cai Lin. Tanpa ada kata tambahan, ia menarik tali kekang kudanya dan berbalik dengan bergaya.

Kudanya menimbulkan awan debu, tetapi itu tidak bisa menyembunyikan pesona pemuda di atas punggungnya. Layaknya matahari di langit, ia bersinar dengan cahaya terang di mata orang.

Cai Lin agak bingung dan para gadis di sekitarnya tidak menyembunyikan kekecewaan mereka karena mereka berharap kalau Xie Jing Xing akan tinggal lebih lama. Hal yang aneh adalah bahwa Xie Jing Xing merupakan satu-satunya orang yang reputasinya dengan para gadis tidak akan dicemburui oleh para pria bangsawan. Mungkin karena caranya melakukan sesuatu dan kepribadiannya yang berbeda dari orang lainnya, yang membuat mereka menghormatinya.

Di balik topeng tenangnya, Shen Miao sedang merenung. Setelah menggulingkan keluarga Xie, keluarga Shen akan tertimpa bencana besar. Karena keduanya sangat berkaitan, mengapa tidak meringankan situasinya? Apabila keluarga kekaisaran ingin terlibat, maka mereka harus mempertimbangkan apakah mereka punya kemampuannya.

Menyelamatkan keluarga Xie, menyelamatkan Xie Jing Xing, hanya dengan begitu, barulah keluarga Shen mendapatkan tambahan kepingan tawar-menawar.

Keluarga Shen jujur dan tulus, sementara keluarga Xie angkuh dan mendominasi. Keluarga kekaisaran pertama akan menangani keluarga Xie, dan Shen Miao, mungkin, bisa membuat kesepakatan dengan keluarga Xie.

***

Xie Jing Xing pergi dan akhirnya menghentikan kudanya di depan sebuah kedai minuman.

Ia turun dari kudanya dan berjalan ke bagian paling dalam kedai minuman tersebut. Di dalam ruangan, ada seorang pria berbaju putih yang begitu tampan sampai-sampai orang akan tersenyum setelah melihatnya.

“Adik Ketiga.”

“Ambil ini!”

Xie Jing Xing melemparkan kantong di tangannya ke sana, “Di masa depan, jangan cari aku untuk hal-hal semacam ini.”

Kalau bukan Gao Yang yang memintanya agar ia mencarikan buku pengobatan entah apa ini, ia tidak akan pergi ke Cai Lin dan tidak akan dikerumuni di Guang Wen Tang seperti orang tolol. Terpikirkan bunga sutra itu, ia merasa jijik selagi ia menepuk-nepuk pakaiannya.

Gao Yang tahu bahwa juniornya ini agak aneh dan tersenyum ringan selagi ia bercanda, “Kau harus pergi berkeliling lebih sering dengan temperamenmu ini. Usia murid-murid ini mirip-mirip denganmu, dan kau harus belajar untuk jadi seceria mereka.”

Ia terdiam dan dengan sedikit senyum mendesak, “Barangkali akan ada seorang gadis yang manis. Kau di usia yang tepat, kenapa kau masih sendirian saja sepanjang hari?”

Xie Jing Xing sudah terbiasa dengan sifat terus-terang dan tenang dari seniornya dan mengabaikannya dengan cara yang agak tidak sabaran selagi ia teringat sepasang mata yang dilihatnya.

Mereka adalah sepasang mata yang jernih, seperti mata binatang, dengan rasa kasih sayang mendalam dan ketidakberdayaan. Tatapan semacam itu membuatnya tertegun, sementara, setelahnya si pemilik menunduk dengan sikap yang sepertinya malu-malu.

Tetapi, orang macam apakah Xie Jing Xing. Ia mengikuti ayahnya dan berpergian kemana-mana, berperang dan membunuh orang, sehingga ia memiliki mata yang terlatih. Gadis itu hanya berpura-pura mengaguminya. Sayang sekali karena ia tidak mengetahui bahwa matanya seperti genangan air, tanpa ada sedikit pun riaknya.

Benar-benar menarik.

Continue reading RTMEML - Chapter 11