Chapter 15 : Su Ming Feng
Rebirth of The Malicious Empress of Military Lineage: Chapter 15
Tak peduli apa yang
dilakukan halaman Timur, Shen Miao tetap sengaja menjauhkan diri dari
orang-orang, baik dari Keluarga Kedua dan Ketiga. Ia juga tidak lagi
menempelkan dirinya pada Shen Yue dan Shen Qing. Pada awalnya, semua orang di
kediaman Shen mengira kalau ia hanya sedang membuat ulah kekanak-kanakan tentang
masalah jatuh ke dalam air, tetapi ketika Shen Miao mulai melakukan sesuatu
dengan caranya sendiri, semua orang merasa ada yang tidak beres.
Gui Mo mo membujuk Shen Miao seperti
biasanya supaya tidak marah dengan halaman Timur dan sesekali menyebutkan
tentang betapa Pangeran Ding adalah pria tak tertandingi di Ming Qi. Tetapi
sepertinya Shen Miao tidak tergoyahkan karena setiap kali Gui Mo mo menyebutkan orang itu, ia akan
mencacinya dengan marah, membuat Gui Mo
mo sakit kepala.
Namun, halaman Barat
masih dipenuhi dengan pelayan-pelayan licik dari Keluarga Kedua dan Ketiga, dan
Gu Yu serta yang lainnya berpikir bahwa, semenjak watak Shen Miao berubah, ia
akan mengatur ulang urusan di dalam halaman dalam. Siapa sangka kalau Shen Miao
sungguh akan mengabaikannya.
Tentu saja, Shen Miao
punya rencananya sendiri.
***
Beberapa hari
belakangan ini, ia pergi ke Guang Wen Tang lebih rajin. Meskipun semua orang memandangnya
seolah ia adalah yang terendah dari yang paling rendah, ia tidak marah dan
hanya melakukan tugasnya dengan baik. Semakin murah hati dirinya, semakin orang
lain akan merasa bosan, maka ia bisa memiliki beberapa hari yang damai.
Setelah kelas sastra
berakhir hari itu, Shen Miao merasa sesak di dadanya sehingga ia menuju ke
taman di Guang Wen Tang untuk berjalan-jalan.
Biarpun Guang Wen
Tang adalah sebuah akademi, itu meliputi area yang cukup luas. Ada tiga tingkat
berbeda, tingkat satu, dua, dan tiga, dan meski Shen Miao berada di tingkat dua
karena usianya, ia tanpa sadar pergi ke area tingkat satu.
Secara kebetulan, ia
melihat seorang bocah lelaki yang duduk di anak tangga, sedang mengusap air
matanya.
Anak ini tampak
sekitar dua belas tahunan dan halus juga gemuk. Barangkali tubuhnya terlalu
menggembung sehingga orang akan mengira ia adalah bola bundar pada pandangan
pertama. Ia mengenakan jubah biru bergaris perak, sepasang sepatu bot kecil dan
kerah di lehernya. Mirip seperti boneka dari lukisan tahun baru.
Shen Miao agak
tertegun dan ia berjalan mendekat, berkata dengan lembut, “Kenapa kau
menangis?”
Boneka itu tidak
menyangka kalau ada seseorang yang akan tiba-tiba mendekat dan begitu terkejut
hingga ia berguling jatuh dari anak tangga dengan bunyi ‘pu tong’. Ia tidak menangis, tetapi duduk tegak dan menatap Shen
Miao kosong.
Ia secara alami
tampak halus dan gemuk, dengan sepasang mata berbinar dan kerutan kecil di
kepalanya. Dengan air mata masih di wajahnya, ia terlihat sangat naif. Shen
Miao pun tak tahan untuk tertawa terbahak-bahak.
Anak lelaki itu
memanggil seperti anak kecil, “Jie jie.”
(T/N: Jie jie--kakak perempuan.)
Hati Shen Miao nyaris
meleleh ketika anak itu memanggilnya. Ia melahirkan Wan Yu dan Fu Ming di
kehidupannya yang lalu, tetapi ia sudah berada di kerajaan Qin sebagai seorang
tawanan hingga mereka berusia lima tahun. Saat ia kembali, kedua anak itu sudah
mempelajari etiket mereka dan dengan patuhnya memanggilnya ‘Ibunda Kekaisaran’.
Shen Miao sendiri
tidak tahu seperti apa anak-anaknya sebelum berusia lima tahun. Meskipun anak
ini lebih tua dan tampak tidak tahu apa-apa soal cara kerja dunia, ia
mengingatkannya pada Wan Yu dan Fu Ming.
Shen Miao agak
membungkuk untuk menepuk kepalanya, “Kenapa kau menangis?”
“Guru mengajukan
sebuah pertanyaan padaku dan aku tidak bisa menjawabnya, jadi telapak tanganku
dipukul.”
Anak itu mengulurkan
tangannya, menunjukkan telapak tangan yang merah selagi ia berkata dengan
sedih, “Sakit sekali.”
Shen Miao ingin
menggodanya, jadi ia terus bertanya, “Pertanyaan apa yang ditanyakan guru itu?”
“Guru itu ingin aku
menuliskan kata-kata ‘rubahnya bersedih ketika kelincinya mati’ tetapi aku
tidak bisa melakukannya,” tangis anak itu.
Apabila seseorang
cukup usia untuk masuk ke tingkat satu di akademi dan tidak mengetahui cara
menulis dari ingatan, itu agak tidak bisa dibenarkan. Mengabaikan Shen Miao
sendiri, seorang anak bangsawan di Ming Qi seusia ini sudah akan mulai
mempelajari bagaimana cara menangani urusan politik di mahkamah. Bahkan jika
itu hanya berpura-pura melakukan kontak, banyak yang bisa mengatasinya.
Meskipun anak-anak muda di keluarga kekiasaran akan dewasa lebih cepat,
anak-anak yang belajar di Guang Wen Tang semuanya berasal dari keluarga
aristokrat dan tidak akan matang selambat itu.
Anak itu sepertinya
belum cukup mengeluh dan terus berkicau, “Kalau aku pulang dan Ayah mengetahui
soal itu, ia akan menghukumku dengan berat. Apa artinya aku hidup, akan lebih
baik mati saja.”
Shen Miao agak
terkejut dengan nada suara anak itu, tetapi ia juga merasa itu sedikit lucu.
Memikirkan tentang
dari keluarga mana harta ceria ini asalnya dan darimana ia mempelajari
pernyataan sedramatis itu, Shen Miao pun bertanya, “Kau anak dari keluarga
mana?”
Anak lelaki itu
memandangi Shen Miao. Meski Shen Miao baru lebih dari empat belas tahun, dengan
penampilan mudanya, ia tampak seusia dengan anak ini. Tetapi untuk beberapa
alasan yang tidak diketahui, ada aura yang tak terjelaskan di sekelilingnya,
seolah ia telah melihat angin kencang dan ombak yang tinggi dan mampu
menenangkan orang hanya dengan kehadirannya. Bahkan anak ini terdiam tanpa
sadar dan memberitahukan Shen Miao latar belakangnya.
“Aku adalah Tuan Muda
Kedua dari keluarga Ping Nan Bo di ibu kota, Su Ming Lang. Ayahku adalah Ping
Nan Bo, Su Yu dan kakak tertuaku adalah pewaris Ping Nan Bo, Su Ming Feng.”
Ia sungguh
berterus-terang tentang itu dan merinci latar belakang keluarganya dengan
jelas.
Shen Miao terkejut
untuk sesaat. Keluarga Su? Ping Nan Bo?
Tak peduli apakah itu
adalah kehidupan sebelumnya atau kehidupan ini, keluarga Su dan keluarga Shen
tidak ada hubungan karena mereka memiliki pandangan politik yang berbeda.
Keluarga Su memiliki hubungan yang baik dengan keluarga Xie. Ping Nan Bo, Su Yu
dan Marquis Lin An, Xie Ding adalah
saudara yang sangat akrab, sementara Su Ming Feng dan Xie Jing Xing adalah
teman yang sudah bermain bersama semenjak kanak-kanak. Hingga batas apakah
hubungan mereka? Ketika Su Ming Feng tewas, hanya Xie Jing Xing yang berani
mengambil jenazahnya.
Benar. Su Ming Feng
meninggal. Lebih tepatnya, dapat dikatakan bahwa seluruh keluarga Su binasa.
Mendiang Kaisar menggali bukti tentang keterlibatan keluarga Su dalam
konspirasi untuk menjual kuda-kuda militer. Adapun untuk masalah kuda militer,
sekalinya mereka terlibat, tidak ada ruang untuk kelonggaran sama sekali.
Titah kekaisaran
datang secara tiba-tiba dan cepat. Mereka bahkan tidak diberikan sebuah pengadilan
sebelum prajurit langsung menyita harta benda mereka dan segera menghukum mati
mereka. Di siang bolong, darah seluruh keluarga Su mengalir dari Timur ke Barat
ibu kota Ding.
Di saat Xie Jing Xing
mengetahui tentang itu, sudah terlambat, karena tak satu pun dari keluarga Su
yang selamat. Mereka yang memiliki hubungan baik dengan keluarga Su tidak
muncul sama sekali dan Xie Qing Xing-lah yang secara pribadi mengambil jenazah
anggota keluarga Su sebelum menemui mendiang Kaisar untuk mengaku bersalah atas
pelanggarannya dan meminta penguburan untuk mereka, sehubungan dengan jasa
pelayanan yang pernah dilakukan keluarga Su untuk Ming Qi.
Mendiang Kaisar
mengizinkannya, oleh sebab itu pemakaman untuk keluarga Su diorganisir sendiri
oleh keluarga Xie.
Shen Miao ingat
dengan sangat jelas bahwa Shen Xin menghela napas untuk beberapa saat setelah
mengetahui masalah itu sekembalinya ia pada akhir tahun itu.
Kematian keluarga Su
akan terjadi dalam sekitar dua bulan. Anak yang lugu dan bodoh ini juga akan
kehilangan nyawanya dikarenakan titah kekaisaran yang dingin itu.
Ekspresi Shen Miao
mendadak jadi agak dingin dan matanya bersinar samar.
Su Ming Lang tidak
tahan untuk mundur sedikit.
Ketika Shen Miao
balas menatapnya, nada suaranya selembut sebelumnya, “Su Ming Feng? Apakah ia
adalah pewaris keluarga Su yang menyelesaikan layanan berjasa besar baru-baru
ini dan mengelola kuda militer dengan sangat baik?”
“Benar!”
Anak itu mengangkat
kepalanya tinggi-tinggi dan menjawab, “Ayah bilang kalau Yang Mulia pasti akan
memberikan Kakak hadiah dengan pangkat kali ini.”
Shen Miao tersenyum
selagi ia mencondongkan diri ke arah anak itu, berkata dengan lembut, “Kau
bilang kalau ayahmu mengetahui bahwa kau tidak bisa menjawab pertanyaan guru,
kau akan dihukum. Aku punya sebuah cara yang bisa membuatmu lolos dari
hukuman.”
“Apa itu?”
Anak itu mengejap
selagi ia bertanya.
“Kau harus berjanji
padaku bahwa kau tidak akan memberitahukan mereka kalau akulah yang
memberitahukannya padamu, maka aku akan bicara.”
Anak itu berpikir lama sebelum mengangguk, “Baiklah.”
0 comments:
Posting Komentar