Kamis, 29 Mei 2025

CTF - Chapter 161

Consort of A Thousand Faces

Chapter 161 : Perlahan-lahan Mendekati


Ketika si pria pendek mendengar ini, matanya berbinar ketika ia juga bertanya, "Apakah itu benar-benar tidak apa-apa?"
Petugas Polisi Liu memukuli mereka, menatap ke arah Da Yan dan A-Song dengan wajah jengkel. "Aku bahkan belum mengucapkan sepatah kata pun; untuk apa kalian merasa gelisah?"
Adik perempuanku sudah bilang padaku kalau wanita itu cantik. Aku penasaran, bagaimana rasanya melakukan itu dengannya?
Ia sudah pernah tidur dengan banyak wanita, tetapi belum pernah dengan seseorang yang pemberang dan cantik. Pasti rasanya sangat nikmat hingga jiwaku terperangkap, bukan?
Ketika, keduanya melihat ekspresinya, mereka pun terkikik. "Tentu saja, tentu saja."
Janda Liu melirik sekilas pada ketiga lelaki tersebut dan menggerutu, "Kalian semua, para pria sama saja, tidak akan bisa melakukan apa-apa saat melihat seorang wanita cantik. Yah, lagipula bagaimanapun juga, melihat ia akan dijual ke suatu rumah bordil, setidaknya kita harus mengambil jatah kita lebih dulu. Kakak, kalian semua harus menikmatinya perlahan-lahan sebelum menjualnya seharga beberapa perak. Tetapi ingat, kita sudah sepakat kalau perak itu akan jadi milikku."
"Baiklah, baiklah."
Setelah mencapai mufakat, mereka berempat tentunya merasa senang dan dengan cepat pergi mencari Su Xi-er.
Ketika akhirnya mereka melihat Su Xi-er, ia sedang makan roti dari satu kedai di Jalan Aprikot. Nyaris segera saja, ketiga pria tersebut tertegun sampai liur mereka hampir menetes dari mulut mereka.
Petugas Polisi Liu langsung bertanya kepada adik perempuannya, "Adik, apakah itu wanita yang menindasmu?"
"Benar, itu dia!"
Saat ini dikonfirmasi, mata Petugas Polisi Liu nyaris jatuh ke tanah. Pasti rasanya sangat nikmat untuk memiliki gadis cantik tiada tara ini ditindih di bawah tubuhku!
Hanya saja, ia tampak sangat lemah. Apakah ia benar-benar mengalahkan adik perempuanku yang kuat ini kemarin? Itu tidak dapat dipercaya!
Namun, semakin galak dirinya, semakin baik! Biasanya, wanita yang menghabiskan malam bersamaku adalah yang lemah. Sekarang, ada seseorang seberani ini di hadapanku, aku harus menikmati rasa unik ini.
(T/N : teks aslinya sepertinya spicy, kalo diartiin begitu aja jadi pedas. Karena sepertinya ga pas, saya ganti galak/garang deh.)
"Ia pergi," Seseorang berteriak.
Petugas Polisi Liu cepat-cepat menginstruksikan, "Cepat, ayo ikuti dia."
Janda Liu berjalan pelan-pelan, sehingga ia meminta ketiga pria itu mengikutinya. Kita akan bertindak setelah ia berbelok di tikungan dan memasuki gang dimana tidak ada orang di sekitar. Maka, meski jika ia berteriak kencang, tidak akan ada orang yang menyelamatkannya.
Su Xi-er selalu waspada. Ini adalah sesuatu yang diajarkan oleh kehidupan sebelumnya padanya. Aku sudah pernah mati sekali, jadi aku hanya bisa lebih waspada di kehidupan ini. Aku tidak akan memercayai siapa pun dengan mudahnya.
Dikarenakan ini, dengan cepat ia menyadari bahwa ada orang yang sedang membuntutinya.
Ia menjaga ketenangannya, berpura-pura bahwa ia tidak menyadari apa pun sewaktu ia berjalan maju dan dengan hati-hati mengawasi orang di belakangnya.
Mulanya, ia mengira kalau mereka adalah sekelompok kaum urakan lokal yang membuntutinya karena ia terlihat asing. Tetapi sewaktu ia berbelok di tikungan, ia melihat satu sosok familier. Itu adalah Janda Liu yang ia berikan pelajaran kemarin.
Su Xi-er tidak bodoh dan segera menggabungkannyaSelain itu, Janda Liu sempat menyebutkan soal kakak lelakinya kemarin.
Née Li sudah memberitahuku agar berhati-hati terhadap Janda Liu. Keluarga orang itu dikenal memiliki kekuasaan besar di Provinsi Bulan. Adapun kakak lelakinya itu, ia adalah seorang petugas polisi yang sok berkuasa, yang disukai oleh Hakim Provinsi.
Tidak sulit untuk menebak kalau orang-orang ini dikirim oleh kakak lelaki Janda Liu, dan aku juga sangat jelas apa yang diincarnya.
Su Xi-er bisa saja kembali ke Penginapan Flowers Arrive menggunakan jalur berbeda dari gang panjang di depannya, tetapi memilih tidak melakukannya.
Karena orang-orang ini ingin menangkapku, maka biarkan mereka mencobanya. Ketika ia berbelok di tikungan, satu gang yang nyaris tidak ada pejalan kakinya pun muncul.
Su Xi-er melambatkan langkah kakinya dan dengan hati-hati mendengarkan suara di belakangnya.
"Kakak Liu, ia sudah masuk. Gangnya biasanya tidak ada pejalan kaki, sehingga sepertinya kita bisa ... hehe ...."
Mata pria tersebut dipenuhi nafsu, menunjukkan betapa berhasrat dirinya.
Petugas Polisi Liu mengangguk. "Mmm, kalau begitu, ayo lakukan di sini. Kalian berdua, pergi ke arah sana dan hadang dia dari kedua sisi."
"Baik."
Keduanya tersenyum cabul, langkah kaki mereka tergesa saat mereka memikirkan betapa cantiknya wanita itu.
Tak lama setelahnya, Su Xi-er melihat dua pria muncul di depannya dengan ekspresi gasang.
"Nona muda, mau kemana?" Pria tinggi kurus itu mengusap-usap kepalan tangannya dan melangkah semakin mendekat padanya dengan mata penuh berahi.
Pria pendek itu juga tidak tahan dan terkikik. "Datanglah pada kakak ini, kakak ini akan sangat memanjakanmu."
Su Xi-er menatap kedua pria itu dingin, mundur dua langkah ke belakang, dan melihat orang lain di belakangnya.
Aku bahkan tidak takut ketika berhadapan dengan ribuan tentara untuk melindungi kerajaan dan rakyatku selama peperangan. Mengapa aku akan takut pada buaya-buaya darat ini?
Petugas Polisi Liu mengamati Su Xi-er saksama, secara bertahap menyadari bahwa ia cantik melebihi yang mampu digambarkan kata-kata.
Namun, ia tidak melupakan bahwa ia ada di sini untuk menegakkan keadilan bagi adik perempuannya. Meski jika kami membunuh si cantik kecil ini, aku akan membiarkannya mengetahui dulu siapa yang telah disinggungnya.
Ketiga pria itu mengepung Su Xi-er, dengan orang itu memelototi mereka dingin sebelum berbicara,
"Siapa kalian?"
"Hahaha ... siapa kami? Segera, kau akan mengetahui siapa kami. Aku adalah kakak lelaki yang akan memanjakanmu!" Si pria pendek tertawa senang, seolah ia ingin segera meraih dan memorak-porandakan Su Xi-er.
"Humph, kata-kata yang kurang ajar? Tidakkah kau takut kalau kau tidak akan hidup untuk menikmatinya?"
"Hahaha, kenapa? Biarpun kau kuat, bagaimana bisa kau menang melawan kami bertiga? Bersikap patuhlah, ikut bersama kami; kakak ini akan memanjakanmu. Kalau tidak ...."
Pria pendek tersebut tidak menyelesaikan kalimatnya sebelum Petugas Polisi Liu menyela, "Apakah kau wanita yang menindas adik perempuanku kemarin?"
"Adik perempuan? Apa aku mengenalnya?" Su Xi-er berkata sengaja.
"Humph, kau mempermalukan adik perempuanku di jalanan kemarin, dan kau bilang padaku kau tidak mengenalnya?" Ia menunjuk ke arah Su Xi-er dan menunggu agar ia mengakui kesalahannya.
Namun, Su Xi-er mendadak mencibir seolah realisasi menyadarkan dirinya. "Oh, jadi, si janda tidak tahu malu itu adalah adik perempuanmu. Sebagai kakaknya, bukankah seharusnya kau mengurung seorang wanita tak tahu malu semacam itu di rumah? Sebaliknya, disinilah dirimu, berjalan-jalan. Tampaknya, kulitmu setebal kulit adik perempuanmu!"
"Kau ...."
"Kenapa denganku? Kalau adik perempuanmu berani bertingkah sebegitu tidak tahu malunya, bukankah semestinya ia bersiap menerima konsekuensinya?" Tatapan Su Xi-er mendadak menjadi intens sewaktu ia memotongnya.
Mata Su Xi-er membuat Petugas Polisi Liu merasa sedikit bersalah dan gelisah. Tatapan wanita ini terlalu menakutkan, dan membuatku merasa sangat gugup.
Tiba-tiba saja ia merasakan ketakutan akan apa yang bakal terjadi dalam dadanya, tetapi ia tidak tahu apa penyebabnya.
Saat ia melihat senyum angkuh wanita di depannya, Petugas Polisi Liu teringat betapa sedih adik perempuannya menangis semalam, dan betapa tampak kurusnya ia hari ini. Kata-kata permohonan 'tegakkan keadilan untukku' memenuhi benaknya.
Selain itu, meski sangat cantik, wanita ini tidak nampak seolah ia punya kekuasaan ataupun sokongan di Provinsi Bulan.
Di Provinsi Bulan, akulah orang paling berkuasa setelah Hakim Provinsi. Selama kami bisa menutupi ini dengan benar, tidak akan ada masalah.
Begitu ia selesai memikirkannya, semua kekhawatiran di kepala Petugas Polisi Liu pun menghilang. Matanya berkilat jahat.
Ia mendengus. "Humph, kau pandai bicara. Tetapi, kau akan segera memohon ampun padaku di tanah. Jangan bilang kalau aku tidak memberikanmu kesempatan lebih dulu! Da Yan, A-Song, tangkap dia! Tunggu saja kau. Segera, kau akan memohon ampun di bawah tubuhku!"
Pria pendek dan si pria kurus buru-buru mengangguk begitu mendengar perintahnya. "Baik." Tanpa kata lainnya, perlahan-lahan mereka mendekati Su Xi-er dengan cakar jahat mereka.

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar