Minggu, 03 Agustus 2025

RTMEML - Chapter 43

Chapter 43 : Perjanjian Hidup dan Mati 

Rebirth of the MaliciousEmpress of Military Lineage: Chapter 43


Angin selama musim gugur biasanya anggun dan menyegarkan, tetapi saat ini, dikarenakan atmosfer yang menegangkan, bahkan wangi bunga pun menjadi lebih kuat ...

Shen Yue menutupi mulutnya dan berujar, terdengar kaget, “Ini ... Adik Kelima adalah seorang wanita, kenapa ada gadis yang akan menerima tantangan ini?”

“Benar sekali.”

Chen Ruo Qiu juga berujar dengan cemas, “Gadis Kelima, kau tidak boleh memaksakan dirimu sendiri. Meskipun Kakak Ipar Pertama adalah seorang Jenderal, selama ini, kau tidak memiliki pengetahuan tentang hal-hal ini.”

Kata-kata Chen Ruo Qiu diucapkan dengan pandainya, untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, untuk mengatakan bahwa Shen Xin adalah seorang Jenderal, tetapi Shen Miao, sebagai putrinya, tidak mengetahui panahan. Alasan mengapa perempuan tidak suka bermain dengan pisau dan berurusan dengan tombak, mungkin agak dibenarkan, karena tidak mengetahui kemampuan militer.

Tetapi apabila seseorang tidak memiliki pengetahuan dalam keterampilan militer dan sastra, maka orang itu akan jadi sangat payah. Terlebih lagi, semua orang mengetahui bahwa Shen Miao tidak memiliki pengetahuan dalam empat kesenian sastra dan untuk menambahkan dengan mengatakan bahwa ia tidak pandai dalam keterampilan militer, ini menurunkan reputasi Shen Miao jadi kosong melompong, dan orang juga akan merendahkan keluarga Shen Xin.

“Tetapi ... peraturan untuk tantangan ini tidak bisa diubah.”

Shen Qing tampak resah, tetapi suaranya bernada penuh suka cita atas kemalangan Shen Miao, “Begitu seorang lawan dipilih, terlepas dari apa pun topiknya, orang itu harus menyelesaikan tantangannya. Tetapi semua orang akan selalu memilih orang yang hebat untuk disaingi. Mungkinkah Adik Kelima memiliki kemampuan yang tersembunyi, kalau tidak, kenapa Cai Lin akan memilihmu?”

Perkataannya agak menusuk.

Tetapi bukan hanya Ren Wan Yun tidak menghentikannya, ia tersenyum, “Putri sulung ini sedang mengatakan omong kosong. Mana mungkin Gadis Kelima mengetahui bagaimana cara bermain pisau dan berurusan dengan tombak. Gadis Kelima, jika kau tidak ingin naik ke atas panggung untuk bersaing, maka Shen Kedua akan berbicara secara pribadi kepada para penguji akademi. Kau masih muda dan mempertimbangkan muka Kakak Ipar Pertama, mereka tidak akan mempersulitmu.”

Biarpun perkataan Ren Wan Yun terdengar seolah-olah ia sedang menyelamatkan Shen Miao dengan penuh cinta, kalau seseorang berpikir dengan cermat, itu bukanlah kejadiannya.

Bagaimanapun juga, dalam ujian akademi, tidak ada seorang pun yang dijadikan pengecualian. Bagi Shen Miao untuk dijadikan contohnya, kemungkinan besar kediaman-kediaman di ibu kota Ding akan mulai berbicara.

Apalagi untuk memanfaatkan reputasi Shen Xin, itu mungkin terdengar bagi orang lain bahwa Shen Xin memanfaatkan upaya berjasanya untuk mendapatkan hak istimewa. Bagaimanapun juga, orang akan menyesuaikan diri kepada pandangan mayoritas, dan selain keuntungan memiliki identitas yang baik, ada pula banyak sekali kerugiannya.

Dan Shen Miao tidak akan pernah mengizinkan siapa pun untuk mengatakan sesuatu yang ‘buruk’ tentang Shen Xin.

“Terima kasih kepada Shen Kedua, tidak perlu.”

Shen Miao bangkit berdiri di sisi wanita dari perjamuannya dan perlahan-lahan berjalan menuju ke panggung. Seluruh arenanya pun jadi sunyi dan dapat mendengar dengan jelas suara gadis itu, selagi suaranya menimbulkan gelombang di dalam arena tersebut.

“Aku mengikuti pertarungan ini.”

Pengelihatan Cai Lin pun goyah. Alasan mengapa ia melakukan ini adalah tak lebih daripada ingin melampiaskannya demi Shen Yue. Dalam topik militer, itu akan selalu menjadi kerugian bagi pria untuk menantang wanita. Tetapi ia terbiasa jadi bajingan, dan kemungkinan besar akan dimarahi oleh orang tuanya saat ia kembali.

Tetapi memikirkan bisa melampiaskannya demi Shen Yue, membuat Cai Lin gembira sekali dari lubuk hatinya. Ia berpikir bahwa, akan bagus kalau Shen Miao tidak berani menerima tantangan ini, kemudian ia akan mengejek Shen Miao dengan kasar.

Namun, tak bisa dibayangkan bahwa Shen Miao sungguh menerima tantangan ini. Bukan hanya itu, Shen Miao menampilkan ekspresi yang begitu tenang dan murah hati. Menyaksikan orang berpakaian ungu itu perlahan-lahan naik ke atas panggung, hati Cai Lin merasa aneh.

Rasanya seolah Shen Miao tidak punya rasa takut.

Tetapi, bagaimana mungkin?

Shen Miao tidak mengetahui panahan dan Cai Lin mengetahui itu lebih baik daripada siapa pun. Bagi seseorang yang tidak pernah berlatih seni bela diri, tentunya mereka tidak akan tahu apa-apa soal itu. Kemungkinan, Shen Miao bahkan tidak mengetahui bagaimana cara memegang busur yang benar, dan berhadapan dengan sesuatu yang tidak dikuasainya, dan belum pernah dicoba sebelumnya, siapa saja akan panik.

Shen Miao sungguh bisa terus berakting sampai di titik seperti ini?

Tepat sewaktu Cai Lin sedang merenung, ia tiba-tiba merasakan sepasang mata tertuju padanya. Ia menoleh dan bertatapan dengan mata Shen Yue dari sisi wanita perjamuannya. Ketika Shen Yue melihatnya menoleh ke arah sana, ia jadi malu dan menundukkan kepalanya. Hati Cai Lin pun terpikat oleh pemandangan yang satu itu.

Hati setiap pemuda, memiliki impian indah untuk menjadi seorang pahlawan yang menyelamatkan gadis cantik. Saat ini, di mata Cai Lin, ia adalah pahlawan itu, yang berdiri atas nama si cantik, dan sementara untuk Shen Miao, ia adalah si penjahat yang keji dan jelek itu.

Entah apakah Shen Miao menerima atau menolak tantangan ini, Cai Lin pasti akan membuat Shen Miao kehilangan semua mukanya, dan rasa malunya akan terlihat oleh semua orang.

Ini adalah untuk membuat Shen Miao tidak merajalela lagi di depan Shen Yue!

Bicara secara umumnya, topik dalam ‘tantangan’ adalah bahwa yang menantang akan menetapkan peraturannya dan juga mendikte bagaimana tantangan itu akan dijalankan, dan orang yang ditantang hanya bisa menerimanya. Jadi, karena tidak ada seorang pun yang mengetahui bagaimana itu akan berkembang, dalam tiap tahunnya, babak ini akan menarik perhatian dengan jumlah tertinggi.

Shen Miao naik ke atas panggung.

Ketua penguji dari ujian akademinya berada dalam situasi yang agak sulit. Bagaimanapun juga, Shen Miao adalah seorang gadis kecil yang lemah. Sah-sah saja bagi wanita dan pria untuk saling menantang dalam topik sastra, tetapi untuk yang militer, takutnya Cai Lin-lah yang sengaja membodohi Shen Miao.

***

“Permainan hari ini sangat bagus.”

Pangeran Zhou bertepuk tangan, terlihat menunjukkan minatnya, “Aku takut kalau reputasi Keluarga Pertama dari Keluarga Shen akan jatuh sejauh seribu zhang.”

(T/N: 1 zhang = 10 kaki.)

Pangeran Jing menggelengkan kepalanya dan menghela napas, “Reputasi Jenderal Shen diperoleh di medan perang, tetapi putrinya gagal untuk memenuhi harapan.”

Dalam hati Pangeran Jing, bukan hanya Shen Miao gagal memenuhi harapan, dan juga sebenarnya sangatlah bodoh. Sudah jelas bahwa itu akan salah baginya, entah menerima atau menolak tantangan tersebut, dan dengan sikap semacam itu, apa pun yang menyusul selanjutnya, bahkan akan jadi lebih menggelikan.

***

Bibir Cai Lin melengkung ke atas dengan puas, “Tahun ini, aku terpikirkan sebuah peraturan yang menarik, karena akan membosankan untuk mengikuti aturan yang biasa. Tantangan panahan tahun ini adalah bagi kita untuk saling menembak satu sama lain. Kau menaruh satu buah di atas kepalamu dan aku akan menembakmu dengan sebuah anak panah, setelah itu aku akan menaruh satu buah di kepalaku dan kau menembakku. Bagaimana?”

Saat kata-kata itu terucap, seluruh arenanya jadi gempar!

Para penguji melonjak kaget. Ini bisa mengakibatkan kematian. Pada akhirnya, Shen Miao adalah putri Shen Xin, dan apabila sesuatu terjadi pada dirinya, ketika Shen Xin kembali di penghujung tahun, siapa yang sanggup untuk mengatasinya kalau ia memeriksanya?

Ia dengan cepat berkata, “Murid Cai ...”

Cai Lin melambaikan tangannya, “Guru, Guang Wen Tang tidak memprioritaskan keistimewaan bagi siapa pun. Itu merupakan peraturannya sebelumnya bagi penantang, untuk menentukan peraturannya. Jadi kenapa? Putri seorang Jenderal Agung adalah generasi muda yang penakut seperti ini?”

Shen Yue menundukkan kepalanya dan menutupi bibir miringnya. Feng An Ning mengerutkan dahi, tetapi ia tidak tahu harus melakukan apa.

“Ucapannya tidak salah.”

Suara itu agak serak, tetapi itu berasal dari Pangeran Yu yang matanya terus terpejam sepanjang waktu.

Ada jejak senyuman eksentrik di wajah muramnya selagi ia berkata, “Tentunya tidak ada argumen bahwa peraturan dimaksudkan untuk ditetapkan secara khusus untuk siapa pun. Apakah mungkin bahwa di medan perang, karena musuhnya kuat, Jenderal Shen akan melarikan diri untuk sementara waktu? Kalau begitu, maka itu bisa dimengerti.”

Selesai, ia sendiri merasa bahwa itu lucu dan mulai tertawa.

Mata Shen Miao tiba-tiba menajam.

Perkataan orang-orang ini semuanya menghina Shen Xin dan mereka sungguh berpikir bahwa ia merupakan kelemahan dari Keluarga Pertama Keluarga Shen. Sebelum amarah yang terkumpul akhirnya meletus, ia melihat ke arah Cai Lin, yang tengah menikmati pertunjukan bagus ini, dan menyapukan pandangannya kepada orang-orang di perjamuan yang sedang mengejek.

Shen Miao yang terlahir kembali bisa mentolerirnya, tetapi majikan dari Istana Dalam, Permaisuri Shen memiliki watak untuk membalaskan dendam bahkan untuk penderitaan yang paling kecil.

Shen Miao berujar dingin, “Ayahku bertarung dalam pertempuran berlumuran darah di wilayah asing demi melindungi keluarga dan mempertahankan kerajaan, supaya perjamuan Krisan seperti hari ini dapat diadakan dan para murid bisa bersaing.”

Ada kilat ejekan di matanya, “Kemenangan dalam kompetisi hari ini tidak berarti apa-apa. Orang yang hebat adalah orang yang pernah membunuh di medan perang. Sementara untuk peraturan yang kau tetapkan, kenapa aku tidak berani?”

Semua orang pun bengong sejenak.

“Kenapa aku tidak akan berani? Dengan keahlian panahanmu yang luar biasa, kau tentunya mampu menembak buah itu, sedangkan keahlian memanahku tidak sebanding. Kalau anak panahnya melenceng, orang yang akan ketakutan demi nyawanya adalah dirimu.”

Shen Miao tersenyum enteng sementara suaranya seperti melayang dari kejauhan tetapi sekeras guntur bagi semua orang.

“Dalam hal ini, tandatangani perjanjian hidup dan mati. Entah terluka atau mati, konsekuensinya akan menjadi risiko kita sendiri. Cai Lin, apa kau berani?”

0 comments:

Posting Komentar