Minggu, 03 Agustus 2025

RTMEML - Chapter 41

 Chapter 41 : Pelayan

Rebirth of the MaliciousEmpress of Military Lineage: Chapter 41


Di atas panggung, Gao Yan akhirnya selesai membacakan ‘Sirkulasi Hukum’.

Pada awalnya, sekelilingnya hening sebelum bisik-bisik diskusi meletus. Para murid tidak mengerti arti di balik esai tersebut, tetapi merasa kata-kata serta kutipannya sangat bagus. Tetapi para Da ren yang duduk di bagian pria perjamuan itu memahami kedalamannya, dan meskipun esai ini tampaknya tidak penting, esai ini dapat secara tidak sengaja menunjukkan celah hukum Ming Qi dan memberikan saran yang cerdas tentang perubahan apa yang harus dilakukan. Untuk seorang siswa, ini agak tak terbayangkan.

Para penguji di atas panggung tidak menyangka bahwa Gao Yan adalah seseorang yang menyembunyikan pengetahuan aslinya. Tetapi peraturan dibuat untuk dipatuhi, jadi ketika mereka mencurigai pernampilan seorang murid, mereka akan diuji, sama seperti lukisan Shen Miao sebelumnya. Secara adil, ‘Sirkulasi Hukum’ ini jauh lebih unggul ketimbang lukisan Shen Miao karena itu secara literal, dituliskan dengan baik dan praktis.

Para penguji bertanya, “Sesuai dengan esai yang dibacakan, hukum Ming Qi mencakup lingkup yang luas dan untuk sub kategorinya, penguraian seperti apa yang semestinya ada?”

Hati Gao Yan melompat kegirangan. Selain dari ‘Sirkulasi Hukum’ dalam naskah tersebut, ada pula sebuah pertanyaan yang sama persis dengan apa yang ditanyakan oleh si penguji. Ia benar-benar berterima kasih kepada orang yang menolongnya menuliskan naskah ini, dan berpikir untuk menghadiahkan lebih banyak uang di masa depan.

Oleh sebab itu, dengan tenang ia mendongakkan kepalanya dan menjawab sesuai dengan naskahnya, “Itu dibagi menjadi tiga porsi. Porsi pedagang, porsi pejabat, dan porsi rakyat jelata, masing-masingnya harus ...”

Di bawah panggung, Penasihat Sejarawan Jing pun nyengir dari telinga ke telinga. Untuk mencapai kedudukannya di lingkaran pejabat, ia hanya mengandalkan dukungan Kaisar dan jaringannya yang luas. Sementara untuk kemampuan yang sebenarnya, ia tidak punya apa-apa. Untung ia memiliki Gao Jing, seorang putra yang baik, yang bisa membantunya menangani banyak hal di usia mudanya. Kini, dengan putra keduanya yang telah menunjukkan peningkatan bakat yang tidak biasa ini, ia harus pergi ke aula leluhur untuk membakarkan dua batang dupa besar sebagai persembahan.

Gao Jing lebih cerdas daripada ayahnya dan tidak percaya kalau adik lelakinya sendiri bisa memiliki kebijaksanaan seperti itu. Untuk dapat sefasih ini, bahkan dengan pertanyaan penguji, tidak mungkin kalau ia sanggup menyuap para pengujinya. Oleh karenanya, Gao Jing sama sekali tidak mengerti.

Pei Lang mengambil cangkir teh di atas meja untuk menyesapnya, tetapi tangannya agak gemetar. Ia tidak tahu kenapa, tetapi setiap kalimat yang diucapkan Gao Yan terasa seolah itu tercetak dalam benaknya. Kefamilieran semacam itu membuatnya merasa konyol dan kegelisahan dalam hatinya tidak bisa dipadamkan.

Su Ming Lang tidur siang sejenak dan setelah terbangun, ia melihat orang-orang di sekitarnya memandangi Gao Yan dengan tampang yang kagum.

Ia menarik lengan jubah Tuan Su dan bertanya, “Ayah, apakah yang dikatakannya itu benar-benar bagus?”

“Pemuda yang sangat berbakat.”

Tuan Su pun langsung berkomentar.

Su Ming Lang cemberut seolah itu tidak dapat dimengerti.

Setelah berbalik dan tidak melihat sosok Su Ming Feng, ia bertanya, “Kenapa Kakak belum kembali?”

Tuan Su terbatuk ringan, “Sekarang, karena Kakakmu lemah, sebenarnya sudah dengan sangat hati-hati, ia bisa datang hari ini. Jadi biarkan ia istirahat sebentar lagi.”

Fu Xiu Yi mendengar kebisingan di sana dan melirik Tuan Su. Melihat Tuan Su bahkan tidak mengubah ekspresinya ketika menyebutkan Su Ming Feng, ia kemudian mengalihkan pandangannya kembali sambil berpikir.

Pokoknya, Gao Yan sudah bertarung dalam pertempuran hari ini dengan sangat indahnya, dan untuk pertanyaan yang diajukan oleh para penguji, ia dapat menjawabnya secara alami, sehingga mengusir kecurigaan dalam hati semua orang. Tak perlu dikatakan lagi, tentu ia mendapatkan ‘peringkat pertama’. Peringkat hanyalah hal yang kedua, karena semenjak hari ini dan seterusnya, ketika seseorang menyebutkan soal Penasihat Sejarawan Jing, selain dari Gao Jing, semua orang akan mengetahui bahwa ia memiliki seorang putra kedua yang sangat berbakat.

Gao Yan turun dari panggung sambil berpuas diri. Babak ‘pilihan’ ini berakhir begini dan kini adalah giliran kategori ‘pilihan’ untuk kelompok wanita.

Feng An Ning tidak naik ke atas panggung, karena ia telah memenangkan peringkat pertama dalam ‘qin’, dan karena ia sudah mendapatkan qin dalam kategori ‘mengambil undian’, dan tidak begitu berbakat dalam bidang lainnya, tidak perlu naik ke atas panggung.

Shen Qing memilih catur karena ia ahli dalam perhitungan yang merupakan sedikit keuntungan ketika bermain catur.

Seperti yang diduga untuk Shen Yue, ia memilih ‘qin’.

Shen Yue selalu menyukai hal-hal yang mampu menonjolkan penampilannya yang halus, dan karena Chen Ruo Qiu memiliki kemampuan qin yang bagus, dan juga bisa mengarang musik dan lirik, kemudian Shen Yue pun mempelajari keahlian ini juga. Setiap tahun, ia akan jadi juara pertama, dan selama masa inilah, semua orang dapat mendengarkan dan mengagumi keahlian qin-nya.

Dalam kelompok wanita, begitu ada Shen Yue di sana, yang lainnya tidak akan memilih kategori ‘qin’, dan mempermalukan diri mereka sendiri. Shen Qing tentunya juga bekerja sangat keras dan sudah mendapatkan peringkat pertama dalam kategori ‘catur’.

Setelah berputar-putar, ini waktunya untuk ‘qin’ dan para penonton mulai berdiskusi lagi.

Shen Yue naik ke atas panggung dan membasuh tangannya dengan asap dupa. Ia terlahir dengan aura keanggunan dan penampilan lembut yang benar-benar menyentuh. Dengan senyum tipis di bibirnya, ia benar-benar memiliki penampilan seperti peri kecil.

Lagu yang dimainkannya adalah ‘Nyanyian Kepada Bulan.’

‘Nyanyian Kepada Bulan’ merupakan lagu yang sangat sulit dan mengenai seorang pengelana jauh yang merindukan kampung halamannya dan orang terkasihnya. Permulaannya lembut dan menyedihkan, disusul dengan kesedihan intens sebelum membuat seseorang terisak di akhirnya. Lagu ini menguji keahlian dan bakat dari si pemain dan juga merupakan lagu yang emosional.

Di kehidupan yang lalu, Shen Yue juga memanfaatkan lagu ini untuk mendapatkan pusat perhatian dan selama beberapa waktu, tidak ada yang bisa menyainginya. Dibandingkan dengan Shen Miao yang jauh lebih rendah daripada dirinya, itu bahkan lebih tidak tertahankan. Sekarang kalau dipikir-pikir, setiap kali Shen Yue mendapatkan reputasi yang baik, itu menginjak-injak keadaan menyedihkan Shen Miao untuk kenaikannya.

Shen Miao melihat ke arah si gadis di atas panggung.

Shen Yue sudah mulai. Saat ia memetik senar qin-nya, seolah senarnya memiliki jiwa mereka sendiri, menyebarkan suara mereka yang sangat ringan di bawah tangan lemah gemulainya, ke telinga semua orang. Jari-jarinya yang ada di senar qin itu seperti kupu-kupu yang sedang terbang meliak-liuk di tengah lautan bunga, setiap putarannya terkoordinasi baik dengan alam.

Feng An Ning menggigit bibirnya. Meski jika ia tidak menyukai Shen Yue, ia harus mengakui bahwa keahlian qin Shen Yue luar biasa. Setelah dibandingkan, lagu yang dimainkannya untuk mendapatkan ‘peringkat pertama’ sangat kikuk.

Ini adalah sebuah lagu tentang merindukan orang terkasih dan kampung halaman, tetapi itu membuat Shen Miao mengepalkan tinjunya.

Bahkan jika ia menjalani kehidupannya lagi, mereka yang sudah mati tidak dapat dihidupkan kembali. Wan Yu dan Fu Ming tidak akan pernah muncul lagi. Lagu Shen Yue seperti lonceng kebencian. Ketika mendengarnya, bukan hanya tidak ada kenyamanan, itu dipenuhi dengan permusuhan berdarah.

Cai Lin berlari keluar dari perjamuannya selagi ia berpikir untuk mendekat ke panggung supaya ia bisa melihat setiap ekspresi dari orang tercintanya. Ia mabuk dalam suara qin yang indah itu ketika tiba-tiba saja percakapan seseorang menyelanya.

“Nona Kedua benar-benar tidak beruntung. Ia belum pernah mendapatkan tempat kedua sebelumnya dan posisi pertama tanpa terduga dimenangkan oleh Nona Kelima dengan tipuan.”

Orang yang sedang bicara adalah seorang pelayan yang kurus, yang dikenali Cai Lin sebagai pelayan pribadi Shen Yue, jadi tanpa sadar, ia pun melihat ke arah sana.

“Bukan hanya itu saja. Selain itu, Nona Kelima bahkan tidak mau berpartisipasi dalam kategori ‘pilihan’ dan itu jelas bahwa ia menempatkan dirinya, bertentangan dengan Nona Kedua,” ucap pelayan lainnya.

Ai. Sayang sekali, Nona Kedua kita berhati baik, dan sudah menderita banyak amarah dari Nona Kelima. Bukankah itu karena Nona Kelima mengandalkan Tuan Pertama, makanya ia bisa memperlakukan Nona Kedua seperti ini? Nona Kedua benar-benar kasihan. Ia sudah bersiap sekian lama, tetapi hasilnya dirampok tanpa alasan apa pun.”

“Kalau saja seseorang bisa menolong Nona Kedua untuk melampiaskannya. Contohnya saja ... memanggil Nona Kelima ke atas panggung selama kategori ‘tantangan’?”

“Omong kosong apa yang kau bicarakan.”

Orang lainnya menyela kata-katanya, “Semua orang mengetahui bahwa Nona Kelima tidak memiliki pengetahuan tentang empat kesenian sastra. Kalau mereka memilih Nona Kelima, itu sama saja dengan merendahkan posisi mereka. Aku lihat, mustahil untuk kelompok wanita. Tetapi jika seseorang di kelompok pria yang menantangnya, kemudian itu akan menjadi pelampiasan Nona Kedua.”

Percakapan itu berangsur jadi pelan, dan mata Cai Lin bergerak-gerak. Melihat ke arah Shen Yue di atas panggung, ia pun memiliki sebuah ide dalam benaknya.

0 comments:

Posting Komentar