Selasa, 22 Juli 2025

CTF - Chapter 200

Consort of A Thousand Faces

Chapter 200 : Membungkamnya


Implikasi Chu Ling Long sejelas siang hari tanpa perlu ia mengucapkan kata lainnya: Tidak mungkin kalau Ning An Lian yang menampilkan tarian Jing Hong dengan cedera semacam ini!

Yun Ruo Feng kesulitan sekali mempertahankan ekspresi ramahnya, tetapi masih berhasil menanggapi ketika melihat Ning An Lian akhirnya mampu bergerak sedikit lebih natural. "Putri Pertama Kekaisaran sudah melelahkan dirinya karena mempelajari Tarian Jing Hong siang dan malam, bahkan sampai melukai pergelangan kakinya selama prosesnya. Beruntungnya, semua orang masih bisa melihat tarian Jing Hong. Namun, Pangeran ini juga merasa bahwa Putri Pertama masih perlu berlatih sedikit lagi untuk menyempurnakannya. Kami memohon maaf karena membiarkan semuanya melihat sebuah lelucon."

Ning An Lian berhasil membangunkan dirinya sendiri dengan bantuan dari salah satu topangan tiang dan mengangguk ke arah Yun Ruo Feng. "Seperti perkataan Pangeran Yun, Putri ini akan berlatih dengan giat dengan harapan mempersembahkan tarian Jing Hong yang bahkan lebih baik lagi pada semua orang di masa mendatang."

Chu Ling Long mengejek. "Putra Mahkota ini akan menantikannya."

Ning An Lian dan Yun Ruo Feng, entah bagaimana berhasil dengan 'sukses' menutupi kebohongan mengerikan tersebut. Meskipun semua orang tahu kalau itu bukan kenyataannya, tidak akan ada lagi yang mendesaknya lebih jauh.

Senyuman Pei Qian Hao semakin dalam sewaktu ia menyaksikan keduanya dengan panik menutupi jejak mereka.

Tiba-tiba saja, kenangan dari tarian Su Xi-er timbul dalam benaknya. Tatapannya begitu genit, sangat cantik.

Aku penasaran, apakah orangku sudah mengantarkannya kembali ke rumah pos.

Sebelum ia bisa menghapuskan senyuman dari wajahnya, si pengawal yang ia kirimkan keluar pun kembali dan mulai berbisik di telinganya. "Pangeran Hao, Su Xi-er bilang bahwa tidak mudah untuk masuk ke dalam istana, dan tidak ingin kembali duluan."

Si pengawal merasa kalau Su Xi-er terlalu bernyali. Ia bahkan berani menentang perintah Pangeran Hao. Apakah ia sungguh memanjat tangga dan menjadi nyonya? Hanya berdasarkan dari kesediaan Pangeran Hao untuk memanjakannya, sepertinya memang begitulah kasusnya.

Senyum Pei Qian Hao tetap di wajahnya sewaktu ia menjawab sehingga hanya mereka berdua yang bisa mendengarnya. "Biarkan saja dia. Panggil ia kembali saat kita pergi."

"Mengerti." Ia tahu inilah hasilnya. Pangeran Hao tidak akan menghukum Su Xi-er.

Tetapi, apa yang tidak diketahui oleh si pengawal adalah bahwa Pei Qian Hao sesungguhnya sudah memikirkan tentang bagaimana untuk menghukum Su Xi-er. Gadis pembangkang ini, aku harus mengajarinya pelajaran dengan baik saat kami kembali ke rumah pos.

Dengan itu dalam benaknya, perhatiannya kembali ke kerumunan. Tidak peduli seberapa banyaknya Ning An Lian mempermalukan dirinya sendiri, pada akhirnya, itu adalah masalah Nan Zhao. Semua orang hanya menganggapnya sebagai suatu pertunjukan; selama itu menghibur bagi mereka, tidak ada yang peduli tentang kemarahan Ning An Lian.

Tidak peduli seberapa banyak darahnya mendidih dan betapa inginnya ia melampiaskan amarahnya, Ning An Lian hanya bisa menekan amarahnya yang mengamuk itu dan membiarkan orang lain berkomentar tentangnya.

Sebenarnya, pergelangan kaki Ning An Lian sangat sakit, tetapi untuk memenuhi kebohongan itu, ia hanya bisa terus duduk di tempat.

Yun Ruo Feng takut kalau ia akan membuat kesalahan lagi dan bangun sebelum berkata. "Putri Pertama, apabila kau merasa tidak sehat malam ini, mengapa kau tidak kembali ke istana peristirahatanmu dulu untuk beristirahat?"

Meskipun ia mengutarakannya sebagai suatu pertanyaan, kata-kata Yun Ruo Feng tak diragukan lagi merupakan sebuah perintah.

Ning An Lian marah besar. Apakah ia takut kalau aku akan mempermalukan diriku sendiri? Apakah aku begitu membuatnya malu? Ia bilang mencintaiku sepanjang hari, tetapi kini ia mencoba menghentikanku menyusahkannya ketimbang menolongku.

Ning An Lian bisa merasakan amarah yang menyebar di dalam dadanya seolah itu akan meledak. Ia mau mengamuk pada Yun Ruo Feng dan bertanya padanya apa yang diinginkannya. Apakah kau masih mau menikahiku? Apakah kau bahkan masih mencintaiku?

Tetapi, dengan begitu banyaknya orang-orang di sekitar, termasuk si jahat Chu Ling Long, Ning An Lian tidak punya pilihan selain menekan amarahnya yang meluap dan memasang senyuman palsu. "Putri ini merasa tidak sehat, dan akan kembali ke istana peristirahatanku lebih dulu. Semuanya, silakan bersenang-senang, minum lebih banyak, dan nikmati diri kalian sepuasnya."

Setelah nyaris melontarkan kata-kata itu melalui gertakan giginya, dengan cepat Ning An Lian memerintahkan para dayang untuk membantunya keluar dari aula.

Semua orang memerhatikan sosoknya yang menjauh dan dengan akurat merasa kalau ia melarikan diri setelah dikalahkan. Dengan senyuman di bibirnya, Chu Ling Long mengalihkan pandangannya pada Pei Qian Hao.

Pei Qian Hao yang berkuasa dan berpengaruh ini jarang sekali bicara di perjamuan malam ini. Melihat bagaimana ia beberapa kali merendahkan Ning An Lian, sepertinya Putri Kekaisaran Pertama yang baru ini memang kalah dibandingkan dengan Ning Ru Lan.

***

Ning An Lian terhenti di jalur istananya, cahaya bulan yang terang memancarkan sinarnya di jubah ungunya. Gaun itu begitu cantik hingga wanita mana pun yang melihatnya akan jatuh cinta dengan gaun itu. Tetapi sekarang, meskipun mengenakan jubah cantik ini, wajah Ning An Lian tampak pucat. Hanya memikirkan tentang apa yang baru saja terjadi, sudah cukup untuk menimbulkan perasaan sesak di dalam dadanya.

"Putri Pertama, hati-hati dengan kerikilnya." Dayang istana yang membantunya berujar pelan. Ia bisa merasakan bahwa Putri Pertama tidak senang.

Ning An Lian mengangguk dan lebih memerhatikan langkahnya. Pergelangan kakinya tidak sesakit sebelumnya, dan bisa berjalan kembali ke istana peristirahatannya.

Tetapi kemudian, tepat saat ia mengambil beberapa langkah melewati Taman Kekaisaran, ia menangkap sosok wanita berbaju biru.

"Ada apa, Yang Mulia?" Melihat kalau Ning An Lian berhenti, dayang istana itu pun melihat ke arah Taman Kekaisaran dan bertanya.

Ning An Lian menunjuk wanita yang ada di sebelah hamparan bunga. "Pergi, dan panggilkan wanita itu kemari."

Tatapan si dayang jatuh pada wanita yang dipertanyakan. Jubah wanita itu bukanlah seragam istana, dan ia juga bukan seorang dayang istana. Siapa lagi yang akan datang ke Taman kekaisaran selarut ini di malam hari?

"Cepatlah!"

Si dayang istana gemetaran dan menghampiri wanita itu takut-takut. Tidak mungkin hantu, kan? Sosok wanita itu menjadi lebih jelas semakin dekat dirinya. Ia baru saja akan bicara saat wanita itu tiba-tiba saja bergerak dan berbalik, nyaris membuatnya mati ketakutan!

Ketika dayang istana itu melihat dengan jelas wajah wanita itu, ia pun tertegun. Ini ... bukankah ia adalah wanita yang menggantikan Putri Pertama untuk menari? Mengapa ia berganti pakaian dan berada di Taman Kekaisaran?

Su Xi-er menatap ke depan dan kebetulan melihat Ning An Lian. Ia kembali ke istana kekaisarannya secepat ini? Apakah ia tidak sanggup menghadapi para tamu agung dari kerajaan lain? Sarkasme samar pun melintas di matanya.

"Nona, Putri Pertama Kekaisaran meminta bertemu denganmu." Si dayang istana mendapatkan kembali ketenangannya dan mengulurkan tangan, menggesturkannya untuk ke sana.

Su Xi-er menganggukkan kepalanya. Ia jelas datang di waktu yang tepat.

Ning An Lian memerhatikan selagi Su Xi-er datang ke arahnya, langkah kakinya ringan dan cukup cantik untuk menyebabkan kalimat tertentu muncul di benaknya. Jejak bunga lili tumbuh di setiap langkahnya.

Benaknya menampilkan bayangan dari Su Xi-er yang menari dengan anggunnya, menangkap mata semua orang sementara ia melakukannya.

Ning An Lian menggigit bibirnya, melupakan tentang rasa sakit di pergelangan kakinya sementara ia memelototi Su Xi-er.

Si penggoda ini sudah berencana untuk mencuri lampu sorotku ketika ia dengan sengaja melukai pergelangan kakiku! Beraninya seorang dayang rendahan mencoba menjungkir-balikkan langit! Putri ini akan melihat seberani apa kau sekarang!

Segera setelah Su Xi-er sampai di hadapannya, Ning An Lian memerintahkan tajam, "Dayang istana rendahan, berlutut!"

Satu-satunya hal yang menyambut perintahnya adalah suara dari daun yang bergemerisik.

Su Xi-er tertawa kecil. "Mengapa aku harus berlutut padamu? Apakah kau adalah majikanku?"

"Penggoda, kau mau mengambil posisi Putri ini dalam tarian itu, bahkan dengan sengaja melukai pergelangan kakiku demi melakukannya! Motif tersembunyi apa yang kau miliki?!" Ning An Lian memaki melalui gertakan giginya, wajahnya dipenuhi kebencian.

Mengapa, seorang Ning Ru Lan mati, hanya agar Su Xi-er muncul? Selalu ada penggoda seperti mereka yang merebut apa yang menjadi milikku!

"Sepertinya, kau punya ingatan yang buruk, jadi biarkan aku mengingatkanmu bahwa sumber dari semua ini adalah dirimu. Kaulah yang mengundangku ke dalam restoran; dan kaulah yang lebih dulu menyerang. Siapa yang bisa kau salahkan ketika kaulah yang tidak bisa menyelesaikan apa yang dimulai?"

Pernyataannya telah membuat Ning An Lian bungkam. "Kau ...." Ia kehabiskan kata-kata, tidak sanggup mengangkat bebatuan yang sepertinya menghantam dadanya.

 

0 comments:

Posting Komentar