Selasa, 15 Juli 2025

CTF - Chapter 180

Consort of A Thousand Faces

Chapter 180 : Kembali ke Ibu Kota


Su Xi-er menuangkan teh untuk Née Li dan Xiao Bao, menahan diri agar tidak bertanya tentang keadaan mereka saat ini.

Née Li membuka mulutnya. "Nona, semuanya berkat dirimu. Kalau bukan karena dirimu ...." Née Li tersedak dan tidak sanggup meneruskannya, mengangkat lengan bajunya untuk mengusap air matanya. Di sampingnya, Xiao Bao menepuk-nepuk pelan lengan Née Li.

Née Li memandangi Xiao Bao dengan tatapan menghargai dan melanjutkan. "Zhang Zhuang mengkhianatiku. Walaupun aku tidak sampai hati melihatnya mati, aku tidak akan pernah memaafkannya!"

Née Li tampak agak emosional. Aku sangat mencintai Zhang Zhuang, tetapi, seiring diriku yang menua, aku tidak sanggup bersaing dengan kecintaannya akan uang.

"Apa rencanamu selanjutnya?" Su Xi-er menatap ibu-anak itu dengan tenang. Mulanya, ia berpikir kalau Née Li akan terlalu berhati lembut dan jatuh pada tipuan Zhang Zhuang lagi.

"Aku berencana untuk meninggalkan Provinsi Bulan bersama Xiao Bao. Aku tidak akan membiarkan Zhang Zhuang mengganggu kami lagi." Née Li mengelus kepala Xiao Bao dengan mata penuh kebulatan tekad.

Xiao Bao adalah yang paling penting sekarang ini.

Su Xi-er berpikir bahwa Née Li telah membuat keputusan yang tepat. Paling tidak, mereka tidak perlu melihat Zhang Zhuang setiap hari. Melakukan begitu hanya akan membuat Née Li sedih, bagaimanapun juga, dulu, mereka pernah saling mencintai.

Pei Qian Hao kembali setelah keduanya berbincang beberapa lama.

Su Xi-er tahu itu waktunya untuk meninggalkan Provinsi Bulan, sehingga ia mengumpulkan semua barang bawaannya dan meninggalkan Penginapan Flowers Arrive bersama-sama Pei Qian Hao.

Née Li dan Xiao Bao langsung mengejar mereka. Tepat sebelum Su Xi-er naik ke atas kereta kudanya, Née Li berlutut dan menyembah. "Terima kasih banyak padamu, Penyelamatku. Aku akan mengingat kebaikan luar biasamu seumur hidup. Setelah aku mati, aku akan meminta Xiao Bao untuk mencari dan melayanimu."

Tepat saat Su Xi-er baru saja akan menolaknya, Pei Qian Hao mengumumkan, "Ibu kota Bei Min, Kediaman Pangeran Hao."

Pei Qian Hao melingkarkan lengannya di sekeliling pinggang Su Xi-er setelah ia selesai berbicara, tidak memberikan kesempatan padanya untuk menjawab sewaktu mereka menaiki kereta kudanya. Kereta itu pun mulai bergerak tak lama setelahnya.

Xiao Bao kaget dengan aura Pei Qian Hao dan bertanya pelan-pelan pada Née Li. "Ibu, apa itu Kediaman Pangeran Hao Bei Min?"

Née Li segera menutupi mulut Xiao Bao dengan ekspresi yang gugup. "Jangan sembarangan bergosip, ini adalah seseorang yang tidak boleh kita singgung selama kehidupan ini, ataupun kehidupan kita selanjutnya."

Namun, Née Li sudah tahu, meskipun si nona muda itu belum menerima ucapannya, Pangeran Hao telah menerimanya.

Di saat ini, Née Li menepuk kepala Xiao Bao. "Xiao Bao, kita harus menjadi orang yang tahu berterima kasih, yang membalas budi setelah ditolong."

Xiao Bao melihat harapan di mata Née Li. "Ibu, Xiao Bao sudah mengingatnya."

***

Dengan Su Xi-er yang tidak bersedia menanyakan Pei Qian Hao apa yang dikatakannya, kereta kudanya hening sepanjang perjalanan kembali ke ibu kota Nan Zhao.

Setelah dua jam, kereta kudanya tiba di ibu kota dan berjalan di jalanan utama.

Karena perjamuan kerajaan sudah dekat, jalan utama yang ramai itu bebas dari pengemis.

Su Xi-er duduk di kereta kuda dan mengangkat tirainya dari waktu ke waktu untuk melihat ke luar. Para pengemisnya pasti sudah dipindahkan semua, dan semua pengemis yang berpura-pura menjadi penjaja keliling juga pasti sudah dibawa pergi.

Sepertinya, Yun Ruo Feng berpikir dua kali tentang metode penanganan para pengemis. Apakah ia malah membangun tempat tinggal tambahan untuk mereka?

"Apa yang sedang kau pikirkan?" Suara dalam pun terdengar.

Ia menjawab dengan acuh tak acuh. "Pangeran Hao, ibu kota Nan Zhao bahkan tampak lebih makmur sekarang dibandingkan ketika kita baru saja tiba."

Pei Qian Hao mengangkat alisnya dan tidak melihat adanya perubahan di wajah Su Xi-er. "Perjamuan kerajaannya sudah dekat. Tentu saja akan menjadi lebih makmur untuk memperlihatkan pada kerajaan lain, kekuatan dari bangsa ini."

"Anda benar, Pangeran Hao."

Pei Qian Hao melirik Su Xi-er penuh makna. "Kenapa kau penurut sekali hari ini? Perjamuan kerajaan Nan Zhao hanyalah sesuatu yang kecil; perjamuan kerajaan Bei Min akan jauh lebih kaya. Apakah kau tidak mendengar tentang perjamuan kerajaan Bei Min sebelumnya dari yang lainnya di Istana Samping?"

Su Xi-er tidak akan mengetahui tentang beberapa perjamuan kerajaan terakhir Bei Min, sehingga ia pun menjawab, "Bagaimana bisa hamba memiliki waktu untuk bergosip?"

"Perjamuan kerajaan sangatlah penting, dan Bei Min merupakan bangsa yang paling kuat. Kau tidak pernah membahas hal sepenting ini? Pangeran ini tidak tahu apakah aku harus menyebutmu bodoh atau bertanggung jawab karena begitu berdedikasi untuk menggosok semua pispot." Ekspresi dan kata-kata Pei Qian Hao dipenuhi rasa main-main.

"Pangeran Hao, hamba masih menyapu jalur istana waktu itu. Aku tidak menggosok pispot." Su Xi-er mengetahui bahwa ia baru mulai menggosok pispot setelah pemilik asli tubuh ini menanggung kesalahan He Xiang Yu.

Pei Qian Hao meliriknya setelah gadis itu dengan tenangnya menunjukkan kelemahan dalam ucapannya. "Pandai bicara."

Hiruk-pikuk dari obrolan rakyat jalata memotong ketenangan yang kemudian merembes di udara, menarik pikiran mereka.

"Apakah kalian tahu kalau Putra Mahkota dari Ding Ling dan Penguasa dari Xi Liu, keduanya sudah sampai di ibu kota? Sekarang ini, mereka sedang beristirahat di rumah pos ibu kota."

"Siapa yang belum mendengarkan kabar tersebut di ibu kota ini?!"

"Itu benar, itu benar. Aku juga mendengar kalau Putra Mahkota dari Dong Ling sangat cantik, dan tampak seperti seorang wanita. Ia tidak memiliki aura kekar seorang pria sama sekali, sebaliknya, malah tampak feminin memikat. Bukankah seharusnya pria seperti itu menjadi seorang kekasih pria?"

(T/N : pria yang biasanya dipelihara oleh kaisar, permaisuri, dan petinggi-petinggi penting, untuk menemani mereka.)

Jelas dari obrolan mereka bahwa topik hangatnya adalah perjamuan kerajaan Nan Zhao.

Su Xi-er sudah pernah melihat Putra Mahkota dari Dong Ling saat ia masih Ning Ru Lan. Ia memang menawan, dan jauh lebih cantik dari kebanyakan wanita. Ia tinggi dan kurus, dengan alis yang tipis dan panjang. Kulit pucatnya kian menonjol dengan kukunya yang dicat dengan warna ungu menggunakan cardamon.

Apabila ia adalah seorang wanita, ia pasti akan jadi orang yang membuat patah-hati dengan wajah secantik itu.

Pei Qian Hao mendengus dingin saat ia melihat ekspresi Su Xi-er. "Su Xi-er, apakah jiwamu baru saja meninggalkan tubuhmu setelah mendengarkan betapa cantiknya Putra Mahkota dari Dong Ling?"

Su Xi-er bereaksi dengan cepat kali ini, buka suara tepat setelah Pei Qian Hao selesai berbicara. "Pangeran Hao, tidak ada yang setampan diri Anda."

Pei Qian Hao tidak membalas. Mengapa kata-kata Su Xi-er terdengar begitu canggung? Kita sedang membicarakan tentang Putra Mahkota dari Dong Ling, dan kini ia bilang kalau aku adalah yang paling tampan. Ia sedang membandingkan diriku dengan Putra Mahkota Dong Ling?

Ketika ia memikirkan ini, ekspresi Pei Qian Hao menjadi tidak menyenangkan. Chu Ling Long adalah seorang pria feminin; bagaimana bisa ia dibandingkan denganku? Biarpun ia merasa tidak senang, ia tidak memarahi Su Xi-er.

Tiba-tiba saja, kereta kudanya menjadi senyap. Lima belas menit setelahnya, saat mereka sampai di rumah pos, dan Su Xi-er mengikuti Pei Qian Hao masuk ke dalam kamarnya.

Sebagai dayang pribadi Pei Qian Hao, ia harus merapikan ranjang dan kamarnya.

Saat ia selesai mengurusi bersih-bersihnya, Pei Qian Hao memanggilnya.

Segera setelah itu, Pei Qian Hao melemparkan satu pakaian ke arah Su Xi-er entah darimana asalnya.

Su Xi-er meraihnya di udara dan merasakan kain itu dengan kedua tangannya. Sutranya lembut sekali dan halus; berbeda dari baju-baju lainnya yang telah dihadiahkan Pei Qian Hao padaku.

Pakaian itu berwarna ungu, dan disulam dengan bunga Ungu Harum. Itu merupakan kombinasi sempurna dari kemurnian dan daya pikat.

"Cobalah ini, dan biarkan Pangeran ini melihatmu mengenakannya. Saat perjamuan kerajaan Nan Zhao dimulai, kau akan pergi bersama Pangeran ini." Ia berkata tegas tanpa meminta pendapat Su Xi-er.

Su Xi-er memegangi pakaian itu dengan kedua tangannya dan mendongakkan kepalanya untuk menatap Pei Qian Hao. "Pangeran Hao, mengapa Anda ingin membawa hamba?"

"Aku akan membawamu keluar melihat dunia. Kalau tidak, bagaimana jika kau kabur saat kau melihat seorang pria yang lebih baik di masa yang akan datang?"

Jantung Su Xi-er berdebar. Ia takut aku kabur dengan orang lain. Dengan siapa aku akan kabur ....? Paling banter, aku akan pergi seorang diri.

 

0 comments:

Posting Komentar