Rabu, 02 Juli 2025

RTMEML - Chapter 16

 Chapter 16 : Rebus Anjingnya Setelah Kelincinya Tertangkap

Rebirth of The Malicious Empress of Military Lineage: Chapter 16


Keluarga Su adalah sebuah klan besar yang satu peringkat di atas klan lainnya karena hanya pejabat berpangkat tinggi yang bisa memegang posisi mengurus masalah kuda militer dan perbekalan mereka.

Status keluarga Su yang mengelola kuda militer sudah di tempatnya semenjak pendirian Ming Qi dan dikelola dengan sangat baik. Ping Nan Bo, Su Yu pun tak terkecuali. Dilihat dari sudut pandangnya, keluarga Su luar biasa dan pasti akan terus berlanjut untuk waktu yang lama. Mungkin, pejabat setia akan berpikir bahwa, selama seseorang bekerja dengan setia, keluarga kekaisaran tidak akan memperlakukan mereka secara tidak adil.

Tetapi sejak zaman dahulu, menemani pemerintahan seseorang seperti menemani seekor harimau. Di dunia ini, siapa yang sanggup memprediksikannya dengan jelas?

Su Yu akan berusia empat puluh tahun ketika akhir tahun dan dapat dianggap cukup mencintai istrinya. Meski ia memiliki beberapa selir, mereka hanya melahirkan putri. Karena hanya ada dua putra Di, ia selalu sangat ketat terhadap pendidikan mereka.

Putra sulungnya, Su Ming Feng, mulai berdinas di pemerintahan di usia muda dan serupa dengannya, bertanggung jawab atas kuda militer dan faktanya melakukan lebih baik daripada Su Yu dalam setengah tahun ini. Beberapa waktu yang lalu, Su Ming Feng bekerja sama dengan para tabib hewan di Mahkamah Medis Kekaisaran dan mereformasi sejumlah pedoman mengenai kuda militer dan karena itu, jumlah kuda perang yang mati akibat wabah pun menurun separuhnya. Ini merupakan jasa yang besar. Setelah statistik militernya disiapkan bulan depan, Su Ming Feng pasti akan diberikan hadiah.

Pemberian hadiah adalah yang kedua, hal yang utama adalah bahwa ini mewakili kemuliaan dan kehormatan. Su Yu telah melewati masa jayanya, dan saat ini Su Ming Feng berada pada usia yang tepat ketika sang putra harus meneruskan karir ayahnya, jadi itulah waktunya untuk memperluas reputasi Su Ming Feng. Jika Su Ming Feng sangat luar biasa, mungkin ia akan menjadi orang kepercayaan dan bakat berikutnya dari pewaris takhta.

Su Yu alaminya merasa senang karena putra sulungnya yang hebat, tetapi putra bungsunya membuatnya sakit kepala. Mungkin karena putra bungsunya baru lahir ketika istrinya agak tua, makanya istrinya sangat memanjakannya dan ia membentuk kepribadian yang manja. Jangankan menjadi sehebat putra sulungnya, bahkan saat dibandingkan dengan teman-temannya, ia masih kurang.

Karena Su Ming Lang bukanlah putra sulung, tentunya ia tidak perlu mewarisi gelar pewaris, sehingga tidak jadi masalah jika ia agak bodoh. Tetapi Su Yu memiliki kepribadian yang teguh dan tidak akan menoleransi adanya kekurangan pada putranya sendiri. Demi mengoreksi ini, ia akan menguji pekerjaan rumahnya setelah Su Ming Lang kembali dari akademi setiap harinya. Putra kecilnya akan menderita teguran dan istrinya akan menutupi kekurangannya, membuatnya seolah neraka akan lepas.

Tetapi hari ini, Su Yu berada di ruang baca, membahas beberapa hal dengan Su Ming Feng. Kedua ayah dan anak ini memiliki banyak hal untuk diperbincangkan mengenai topik kuda militer. Tuan Su gembira sekali. Memiliki putra sehebat ini, apa lagi yang membuatnya tidak puas. Sewaktu mereka berdiskusi, mereka mulai membicarakan tentang penganugerahan Su Ming Feng bulan depan.

“Menurut pendapatku, kali ini Yang Mulia pasti akan menganugerahkan gelar resmi. Untuk saat ini, jangan menyebut pemberian batu berharga atau apa pun, Ayah hanya berharap karirmu akan lebih stabil. Sekarang, karena Xiong Nu sudah mulai mengacau, perhatian perlu diarahkan pada kuda militer. Ming Feng, selama kau mampu mendapatkan penghormatan tinggi Yang Mulia, di masa depan, keluarga Su hanya akan melangkah lebih jauh. Adik lelakimu masih muda, jadi kau masih harus membawa keluarga Su di pundakmu.”

Su Ming Feng menganggukkan kepalanya setuju. Ia masih muda dan alisnya terlihat tegak dan menakjubkan. Namun, matanya tidak bisa menahan sedikit kebanggaan, karena itu adalah periode dimana para pemuda bertekad untuk tidak gagal memenuhi harapan. Tidak hanya penegasan dari ayahnya, ia merasa gembira karena pentingnya hal-hal yang dikelolanya meningkat dengan mantap.

Kedua ayah dan anak itu berada dalam suasana hati yang baik ketika pelayan di pintu mengumumkan, “Tuan, Tuan Muda Kedua sudah kembali.”

Tepat pada saat itulah Tuan Muda Kedua, Su Ming Lang, kembali dari akademi. Setiap hari, ketika Su Ming Lang menyelesaikan pelajarannya, ia akan selalu dipanggil ke ruang baca Tuan Su untuk diuji tentang apa yang dipelajarinya dan hari ini pun tak terkecuali.

Tuan Su menekan awal dari sakit kepalanya selagi ia pertama menatap putra sulungnya yang hebat, kemudian melihat ke arah putra keduanya yang sebodoh seekor babi kecil dan merasa itu agak lucu. Tiap hari, Su Ming Lang datang ke ruang baca dan pada akhirnya Su Yu akan marah.

Hari ini pun tak ada bedanya.

Su Ming Lang pelan-pelan memasuki ruang baca dan bibirnya mengerut sewaktu ia memanggil, “Ayah. Kakak.”

Ia seperti bola bundar kecil, konyol namun menggemaskan.

Su Ming Feng mengelus kepala adik lelakinya, “Ming Lang, apakah semuanya berjalan dengan lancar di kelas hari ini?”

Su Ming Lang mengerutkan bibirnya dan tidak bicara. Setiap kali ia melakukan itu, artinya tidak berjalan dengan baik, tidak sedikit pun. Ia sudah ditegur oleh gurunya.

Tuan Su memasang wajah tegas dan memerintahkan, “Keluarkan telapak tanganmu.”

Su Ming Lang sedikit mengerut ke belakang dan mengulurkan tangannya penuh penderitaan. Seseorang dapat melihat beberapa bekas merah di telapak tangan yang halus dan empuk itu. Kalau ini bukan bekas penggaris, apa lagi?

Tuan Su memasang tampang berharap tetapi Su Ming Feng yang merasakan kesedihan untuk adik lelakinya selagi ia bertanya, “Bagaimana bisa guru ini memukul sekeras ini? Ia hanya anak kecil.”

“Semua karena kau memanjakannya hingga ke taraf ini!”

Tuan Su mengamuk setelah ia mendengar putra sulungnya dan bertanya dengan marah, “Apa yang salah hari ini?”

Su Ming Lang kecil ragu-ragu sebelum berbicara dengan khawatir, “Guru menyuruhku supaya menuliskan tentang ‘rubah bersedih ketika kelincinya mati’ tetapi aku tidak bisa menghafalnya ...”

“Bagaimana kau mau aku memarahimu!”

Tuan Su memasang tampang sakit di wajahnya, “Kau bahkan tidak bisa menghafal kata-kata. Lihatlah tuan muda lain yang seumuran denganmu, mana di antara mereka yang seperti dirimu. Ketika Kakakmu seusiamu, ia sudah membaca buku tentang kuda militer. Muka keluarga Su kita nyaris sepenuhnya terbuang olehmu!”

Su Ming Feng baru saja akan berusaha membujuk ayahnya ketika ia mendengar Adik Keduanya terisak, “Biarpun aku tidak bisa menghafal ‘rubah bersedih ketika kelincinya mati’, aku bisa menghafal ‘merebus anjingnya setelah kelincinya tertangkap’ dan itu lebih panjang dua kata. Karena keduanya memiliki arti yang sama, bukankah sama saja jika seseorang menghafalkan ‘merebus anjingnya setelah kelincinya tertangkap’?”

(T/N: Dalam huruf mandarinnya tentang rubah ada empat kata, tentang anjing ada enam kata.)

“Omong kosong.”

Tuan Su tidak tahu harus berkata apa lagi.

Su Ming Feng tersenyum dan berkata, “Adik Kedua, dua kalimat ini tidak memiliki arti yang sama.”

“Lalu, apa maksud mereka?”

Su Ming Lang mengangkat kepalanya untuk bertanya.

“Arti dari ‘rubah bersedih saat kelincinya mati’ adalah bahwa si kelinci mati dan rubah menyadari kalau ia akan mengalami nasib yang sama dan merasa sedih. Tetapi ‘merebus anjing setelah kelincinya tertangkap’ berarti bahwa, setelah kelincinya dibunuh dan si anjing pemburu tak lagi berharga, ia akan dimasak. Itu berarti mengatakan bahwa, sekalinya sesuatu tak lagi memiliki harganya dan tidak dapat dimanfaatkan, maka alat itu akan dibuang. ‘Merebus anjing setelah kelincinya tertangkap’ dan ‘menghancurkan jembatannya setelah menyeberangi sungai’ agak mirip.”

Su Ming Feng adalah kakak lelaki yang baik sewaktu ia dengan sabar menjawab pertanyaan adik lelakinya.

Tetapi Su Ming Lang menggelengkan kepalanya dan masih memasang tampang kebingungan, “Karena keduanya terjadi setelah si kelinci mati, itu seharusnya diperlakukan dengan sama. Bagaimanapun juga, kelincinya sudah mati.”

Su Ming Feng baru saja akan menjelaskan, tetapi melihat Ayahnya mendadak tampak syok sewaktu ia mengulangi pelan, “Kelincinya sudah mati?”

“Iya.”

Su Ming Lang membuka telapak tangannya sementara wajah bulatnya yang gempal tampak lugu namun keras kepala, “Bagaimanapun, kedua kelincinya sudah mati. Bukankah artinya bahwa, setelah kelincinya mati, si rubah dan anjing akan menjadi tidak beruntung? Karena semuanya tidak beruntung, maka kedua kalimat itu seharusnya tetap memiliki arti yang sama.”

Itu adalah tatanan yang alami, untuk merebus anjingnya setelah si kelinci tertangkap. Bagi dongeng menjadi salah satunya, pasti ada dasarnya dalam prinsip utama kehidupan.

Si kelinci mati, tetapi rubahnya lebih pintar daripada si anjing pemburu dan sudah melihat akhirnya sendiri.

Tetapi, siapakah si anjing pemburu? Apa jadinya akhir dari anjing pemburu yang membantu tuannya untuk memburu si kelinci?

Ekspresi Su Yu berangsur tenggelam.

0 comments:

Posting Komentar