Rabu, 02 Juli 2025

RTMEML - Chapter 20

 Chapter 20 : Kediaman Marquis Lin An

Rebirth of The Malicious Empress of Military Lineage: Chapter 20


Kediaman Marquis Lin An di ibu kota Ding memang bagus sekali. Ini terutama karena istri Marquis adalah Putri Yu Qing yang paling disayangi oleh mendiang Kaisar. Awalnya, setelah ia menjadi Fu Ma, kekuasaan militer Marquis Lin An harus dikembalikan. Mendiang Kaisar tidak tahan dengan amukan dan rengekan Putri Yu Qing, dan membiarkan semuanya berlalu. Ini cukup untuk menunjukkan posisi Putri Yu Qing dalam hati mendiang Kaisar.

(T/N: Fu Ma : Sebutan untuk suami Putri Kaisar.)

Putri Yu Qing adalah seorang wanita cantik yang luar biasa dan memiliki temperamen yang paling lemah lembut. Setelah menikah ke kediaman Marquis, ia juga disayangi oleh Marquis Lin An. Sayang sekali, Marquis Lin An tetap membawa masuk seorang selir, yang merupakan Nyonya Fang yang sekarang.

Apabila Putri Yu Qing adalah seorang gadis alami dari keluarga bangsawan, yang memiliki uang dan kekuasaan untuk membantu dalam pekerjaan apa pun, maka Nyonya Fang ini adalah seorang putri cantik dari keluarga sederhana. Ayah Nyonya Fang-lah yang membantu Marquis, dan selanjutnya, ketika keluarganya runtuh, Ayah Fang menggunakan utang budi ini untuk memaksa Marquis menikahi Nyonya Fang sebagai Liang qie.

Liang qie dan selir biasa berbeda, dan tidak bisa dibunuh sesuka hati. Selain itu, Nyonya Fang bersedia menjadi seorang selir dan tidak menampilkan sikap kecemburuan, oleh sebab itu, Marquis tidak keberatan. Kemungkinan besar, karena pria bangsawan biasanya memiliki tiga istri dan empat selir dan Marquis Lin An hanya membawa seorang Liang qie, yang sudah jarang terlihat. Karena itu, Marquis merasa tidak ada yang salah.

Sayang sekali, ketika pria dan wanita memandang suatu persoalan, terutama menyangkut masalah selir, mereka akan menjadi kutub yang terpisah. Marquis merasa bahwa memiliki seorang Liang qie bukan masalah yang serius semenjak seorang selir hanyalah mainan dan orang yang ada dalam hatinya tetap Putri Yu Qing, tetapi Putri Yu Qing tidak merasakan hal yang sama.

Putri Yu Qing tumbuh dewasa dengan kasih sayang mendiang Kaisar dan juga dimanjakan sepanjang hari setelah menikah ke kediaman Marquis. Suaminya hanya memiliki dirinya, istri resminya, sehingga ia sudah terbiasa dengan gaya hidup semacam itu. Siapa yang tahu bahwa akan ada kemunculan seorang selir yang tiba-tiba. Pada waktu itu, Putri Yu Qing baru saja melahirkan Xie Jing Xing dan sedang dalam masa persalinan ketika ia mengetahui berita itu.

Nyonya Fang memberi salamnya kepada Putri Yu Qing setiap hari dan memakai pakaian sesuai dengan aturan. Akan lebih baik apabila ia tidak datang, karena itu hanya membuat Putri Yu Qing merasa semakin menderita. Kalau Putri Yu Qing adalah Putri biasa, ia akan mencari cara untuk membuat Nyonya Fang tersandung karena bukan tidak mungkin untuk mengirimnya pergi. Tetapi Putri Yu Qing dilindungi dengan sangat baik sepanjang waktu dan naif soal cara kerja dunia, jadi bagaimana bisa ia mengetahui cara untuk menggunakan trik-trik kotor itu.

Namun demikian, mo mo yang menjadi bagian dari mas kawin sang Putri yang memikirkan sebuah ide untuk mengusir Nyonya Fang keluar dari rumah dan melakukannya tanpa sepengetahuan Putri. Siapa sangka bahwa itu bukan hanya berakhir dengan kegagalan, tetapi juga diketahui oleh Marquis Lin An.

Meski Marquis Lin An biasanya adalah orang yang tidak patuh, di lubuk hatinya, ia memiliki temperamen yang terhormat dan tidak tahan dengan segala tipuan kecil yang dimainkan wanita, jadi ia menegur Putri Yu Qing dengan keras kala itu.

Itu adalah pertama kalinya semenjak Putri Yu Qing menikah, ia bertengkar dengan Marquis Lin An. Ia juga merupakan orang yang tidak akan menelan keluhan apa pun, jadi ia tidak menyebutkan soal mo mo dan hanya menentang Marquis Lin An dengan kekerasan yang sama, sedemikian rupa hingga Marquis berbalik dan pergi secara tiba-tiba.

Semula, ia mengira kalau Marquis Lin An akan mengunjunginya setelah beberapa hari, tetapi siapa sangka bahwa setelah sebulan berlalu, Marquis hanya beristirahat di tempat Nyonya Fang. Seorang wanita selama masa persalinan tidak boleh merasa kesal, dan Putri Yu Qing memendam amarah di dalam hati, membawanya ke penyakit serius.

Jauh di lubuk hatinya, Marquis Lin An sangat mencintai istrinya dan ingin mengunjungi Putri Yu Qing, tetapi malam itu juga, ia menerima titah kekaisaran agar pergi berperang, bahkan tidak bisa mengabari Putri Yu Qing sebelum ia pergi.

Tak lama setelah Marquis Lin An pergi, Nyonya Fang mengetahui ia mengandung.

Sebagai keluarga utama, ketika Marquis tidak ada, Putri Yu Qing tidak bisa membuat masalah untuk Nyonya Fang, bahkan harus melindungi anak dalam kandungannya. Apabila ada kecelakaan tak terduga, gosip di ibu kota adalah bagaimana ia membunuh si selir sementara suaminya pergi.

Seiring waktu, lelah secara fisik dan mental, kesehatan Putri Yu Qing berangsur diabaikan dan berada di ambang kehancuran. Ketika si mo mo melihat itu, ia dipenuhi dengan kecemasan, tetapi Putri Yu Qing tidak mengizinkan si mo mo untuk melapor kembali ke keluarga kekaisaran. Ia bangkit untuk menuliskan sepucuk surat kepada Marquis Lin An, memintanya agar pulang untuk menemuinya.

Ia menunggu dan menunggu, tetapi pada akhirnya ia tidak sanggup menuggu kepulangan Marquis Lin An.

Putri Yu Qing meninggal dunia.

Tiga hari setelah pemakaman, Marquis Lin An kembali penuh kemenangan, tetapi karena gagal bertemu istri tercintanya, ia sangat berduka. Sayang sekali, si cantik telah tiada, hanya meninggalkan sebuah makam.

Pada waktu itu, mendiang Kaisar marah besar, dan menurunkan pangkat resmi Marquis Lin An. Hingga Kaisar baru mengambil posisinya dan menyayangkan hilangnya bakatnya, ia kemudian dipromosikan kembali menjadi Marquis Lin An. Sayang sekali, tidak ada lagi anekdot mengenai pasangan yang ideal.

Marquis Lin An tidak menikahi istri kedua dan hanya ada Nyonya Fang di seluruh kediaman Marquis. Nyonya Fang juga menundukkan kepalanya selama lebih dari satu dekade untuk bersikap lebih rendah hati. Meski Marquis Lin An peduli dengan anak-anaknya, ia mencurahkan seluruh energinya kepada putra Di-nya, Xie Jing Xing.

Tetapi Xie Jing Xing tidak menghargainya. Saat ia berangsur-angsur menjadi peka, ia mulai mengasingkan diri dari Marquis Lin An—perselisihan cinta dan benci Putri Yu Qing dan Marquis Lin An adalah analogi keluarga, jadi jika seseorang ingin mengetahuinya, itu akan diketahui.

Marquis Lin An merasa sangat bersalah kepada putranya dan selalu melakukan yang terbaik untuk memuaskannya. Namun, Xie Jing Xing sangat suka mengadopsi gaya konfrontatif dengan ayahnya, yang membuat kepala Xie Ding sakit karena marah. Bagaimanapun juga, ia mewarisi keindahan dan talenta Putri Yu Qing dan merupakan seorang pria yang luar biasa dan brilian, kecuali temperamennya yang sulit diatur. Ini secara alami membuatnya menjadi pria ideal nona muda dari keluarga aristokrat.

***

Hari ini masih sama.

Xie Jing Xing melangkah masuk ke ruang bacanya.

Tempat tinggalnya merupakan halaman dimana Putri Yu Qing dulunya memulihkan diri. Itu jauh dari halaman utama dan sangat tenang serta terpencil. Xie Ding selalu mendesaknya agar pindah lebih dekat ke halaman utama, tetapi selalu ditolak oleh putranya. Alasannya karena ia tidak mau melihat orang tertentu.

Sikapnya terhadap Marquis Lin An selalu sangat dingin.

Pelayan lelakinya membuka pintu dan masuk sambil membawa satu mangkuk keramik bunga-bunga berwarna putih salju, “Fang yi niang sudah memasak bubur biji teratai untuk Tuan, guna menghangatkan tubuh dan mengatakan bahwa itu sudah direbus selama beberapa shi chen.”

Ia tidak suka orangnya memanggilnya ‘tuan muda’ atau ‘pewaris’ dan menyuruh mereka memanggilnya ‘tuan’ saja. Tampaknya dengan ini, ia ingin dipisahkan dari kediaman Marquis.

Xie Jing Xing melirik mangkuk itu. Buburnya berkilauan dan supnya kental dan segar, benar-benar butuh banyak waktu untuk membuatnya. Bubur itu memancarkan aroma ringan dan mampu menggugah nafsu makan seseorang.

Ia menjawab dengan dingin, “Buang keluar.”

Pelayan lelaki itu menjawab iya dan mundur.

Tepat ketika si pelayan pergi, satu orang tiba-tiba muncul dari balik pintu.

Ia menundukkan kepalanya dan berkata pelan, “Tuan, orang ini sudah menginvestigasinya secara menyeluruh. Itu adalah Nona Kelima dari keluarga Pertama di kediaman Jenderal, putri Di Shen Xin, Shen Miao.”

“Shen Xin?” Xie Jing Xing mengerutkan kening.

Shen Xin dan Xie Ding memiliki perbedaan politik selama bertahun-tahun dan kediaman Shen dan kediaman Marquis masing-masing merasa bahwa satu sama lainnya tidak sedap dipandang. Sementara untuk pengimbangan kekuasaan di kemiliteran, itu melibatkan banyak kepentingan.

Kediaman Marquis dan keluarga Su adalah teman baik, jadi bagi keluarga Shen untuk memperingatkan keluarga Su, barangkali itu juga untuk mengingatkan keluarga Xie. Tetapi, bagi lawan yang tiba-tiba mengingatkan, apa artinya itu?

Terlebih lagi, Shen Miao adalah gadis kecil, apa yang akan diketahuinya. Tentu saja keluarga Shen yang sengaja membuatnya memberikan peringatan itu. Shen Xin saat ini berada di wilayah Timur Laut yang jauh, mungkinkah keluarga Kedua atau Ketiga?

Shen Gui dan Shen Wan adalah orang-orang yang sangat ambisius, dan sekarang situasi di mahkamah kekaisaran menunjukkan sejumlah pergerakan, mereka mungkin mengambil keuntungan dari krisis itu untuk kepentingan pribadi.

“Keluarga Shen dan Xie sama berbedanya seperti sungai Jing dan Wei. Bagi si gadis Shen untuk mendadak menunjukkan niat baik, ia sudah jelas punya niat jahat.”

Ia mengangkat alisnya selagi suaranya menjadi sedingin besi, “Lanjutkan penyelidikan!”

0 comments:

Posting Komentar