Rabu, 02 Juli 2025

RTMEML - Chapter 19

 Chapter 19 : Tuan Muda

Rebirth of The Malicious Empress of Military Lineage: Chapter 19


“Jadi, itu kau.”

Seorang pemuda tampan berjalan keluar dari hutan bambu. Ia mengenakan jubah berwarna gading yang diratakan dengan benang perak, dibandingkan dengan si pangsit putih, itu sangat elegan.

Ia berjalan ke arah Shen Miao, berhenti di depannya selagi ia menatap ke bawah padanya dengan mata menyelidik.

Pemuda ini sangat tinggi karena Shen Miao hanya setinggi dadanya. Ada senyum yang tak terkekang di bibirnya, seolah ia tengah melihat seorang anak kecil, tetapi karena wajah tampannya, itu sama sekali tidak menyinggung. Jika itu adalah wanita biasa, detak jantung mereka akan meningkat dan telinga mereka sudah memerah.

Tetapi Shen Miao, bagaimanapun juga, bukanlah seorang wanita yang benar-benar cantik. Ia melirik orang itu dan tetap diam.

Bibir pemuda itu terangkat ke atas dan tiba-tiba saja ada pedang pendek yang rumit sekali di tangannya. Ia mengarahkan sarungnya ke dirinya sendiri dan menggunakan batang pedang untuk mengangkat dagu Shen Miao, memaksanya agar mendongakkan kepalanya.

Shen Miao tak punya pilihan selain menatap orang lainnya itu.

Pemuda ini masih remaja, tetapi alisnya sangat terang dan matanya seperti air musim gugur, tersenyum dan menggetarkan. Tetapi, kedalaman matanya membuat orang lain merasa dingin dan itu adalah sepasang mata yang tajam yang nyaris mampu melihat ke dalam hati seseorang. Orang semacam ini, meski dengan penampilan yang sembrono, akan seperti sepotong es di dalamnya.

Ia menarik napas dalam-dalam dan mundur sehingga batang pedang pendek itu menjauh dari dagunya.

Ia dengan hangat mengakui, “Marquis Kecil Xie.”

Xie Jing Xing tersenyum tetapi nada bicaranya tidak jelas, “Kau mengenaliku?”

“Di ibu kota Ding, tidak ada seorang pun yang tidak mengenal Marquis Kecil Xie.”

Shen Miao berujar enteng.

Nampaknya ada sarkasme dalam ucapan itu, tetapi saat ia mengatakannya, itu sebenarnya sangat serius, yang membuat orang lain tidak bisa membedakan nada bicaranya.

“Aku tidak mengenalimu.”

Xie Jing Xing meliriknya sebelum melihat ke si pangsit yang gemetaran di tanah, “Jadi kau, yang membiarkan Su Ming Lang menyampaikan pesan kepada keluarga Su.”

“Menyampaikan pesan?”

Shen Miao memandanginya dan tiba-tiba tersenyum, “Itu hanya mengajarinya sebuah cara untuk menghindari dimarahi oleh ayahnya dengan mengalihkan perhatiannya. Bagaimana bisa itu menjadi menyampaikan sebuah pesan? Marquis Kecil tidak boleh berpikir berlebihan.”

“Berpikir berlebihan?”

Si pemuda merenungi perkataan itu sebelum ia mendadak menghampiri dengan gaya yang menindas dan memaksa Shen Miao mundur hingga ke pohon.

Ekspresinya ambigu, namun nada bicaranya sangat jelas, “Kalau aku tidak berpikir berlebihan, aku akan tertipu olehmu.”

Shen Miao mengerutkan kening.

Meski tidak ada begitu banyak peraturan di antara pria dan wanita di Ming Qi, untuk melakukan tindakan semacam ini di siang bolong, akan kurang sopan santun. Khususnya, ada banyak sekali bangsawan di Guang Wen Tang dan apabila mereka melihat ini. Yah, Shen Miao tidak peduli kalau itu akan menghancurkan reputasinya, tetapi ia peduli jika Shen Xin nantinya akan malu karena dirinya.

Di kehidupan sebelumnya, karena dirinya, keluarga Shen runtuh, tetapi hanya setelah itu terjadi, baru ia bisa melihat seluruh kepedulian dan perhatian yang diberikan orang tuanya. Sekarang, dengan kehidupan yang lain, ia akan melindungi keluarganya, jadi bagaimana mungkin ia mentolerir orang lain menyebutkan hal yang buruk tentang keluarga Shen. Terlebih lagi, jika itu disebabkan oleh dirinya.

Memikirkan tentang itu, Shen Miao menjadi agak tidak sabar, “Bagi Marquis Kecil untuk menyerang dengan kecaman, apa tujuan yang sebenarnya?”

Xie Jing Xing mengamati gadis di depannya dengan penuh perhatian.

Ia selalu sangat sensitif terhadap intuisinya dan mampu melihat arus terpendam dari hal-hal di bawah permukaannya. Beginilah caranya menjalani kehidupan selama sepuluh tahun terakhir ini. Untuk membunuh orang dalam pertempuan dan melawan pertempuran berbahaya di bawah permukaan ibu kota Ding, termasuk plot tersembunyi di halaman belakang kediamannya. Ia tampak seolah ia tumbuh besar seperti itu, tetapi itu bukan sepenuhnya karena keberuntungan. Ada begitu banyak anak bangsawan di Ming Qi dan ada banyak alasan hilangnya mereka.

Ia tidak akan pernah menerima apa pun begitu saja.

Kata-kata Su Ming Lang, Su Ming Feng sudah pasti tidak berpikir ada yang lebih dari ucapan itu, dan Tuan Su juga berpikir bahwa itu merupakan pengingat yang tidak disengaja dari putranya. Namun, dalam pandangannya tidak begitu. Untuk mampu menangkap kesempatan ini dengan begitu akuratnya, tidak ada banyak kebetulan di dunia ini. Sebagian besar kebetulan merupakan buatan manusia.

Ia dapat menyimpulkan bahwa ada seseorang yang telah mengajari Su Ming Lang untuk mengucapkan kata-kata ini, tetapi, untuk alasan apa, ia tidak mengetahuinya.

Untuk sementara, ia berencana untuk menemui orang ini.

Ketika ia sungguh bertemu orang di balik ini, ia sebenarnya terkejut.

Xie Jing Xing mengira bahwa, untuk mampu terpikirkan kata-kata signifikan yang mendalam semacam ini dan di Guang Wen Tang, itu adalah putra pejabat mahkamah, kemungkinan besarnya, yang akan segera memasuki kalangan pejabat. Barangkali, itu demi memenangkan keluarga Su, atau mungkin itu untuk melonggarkan tali kekangnya, hanya untuk mencengkeram mereka lebih baik.

Tetapi, saat ia melihat siapa itu, ia berpikir kalau Su Ming Lang sedang berbuat jail. Hanya ketika gadis itu berbicara, setelahnya ia yakin bahwa ia benar.

Gadis di depannya ini tidak tinggi dan hanya mencapai dadanya. Tampangnya tidak menggetarkan dan paling banter termasuk manis. Ia tampak seperti berumur sebelas tahun, dengan sanggul melingkar ganda di kepalanya, wajah yang bundar, mata yang bulat, dan bibir yang kecil, berdiri di sana seperti seekor rusa yang tersesat dari hutan.

Tetapi, ia berdiri tegak dan bermartabat dan tiap kata yang terucap ditimbang secara perlahan seolah-olah ia diajari oleh wanita di dalam Istana. Apakah ia ingin menjadi Permaisuri? Kalau ia tidak melihatnya sendiri, Xie Jing Xing akan tersedak air liurnya.

Melihat ke atas kemudian ke bawah, melihat kiri kemudian kanan, ia hanyalah gadis kecil yang konyol.

Hingga ia mengucapkan kata-kata itu.

Fitur wajahnya seperti anak kecil, tetapi nada bicaranya mantap bahkan tidak ada sedikit pun jejak kepanikan yang terlihat, sebaliknya, justru ketidaksabaran. Sebenarnya, ini pertama kalinya bagi Marquis Kecil Xie. Ketika wanita lain melihatnya mendekat, mereka sudah lama akan tersipu, sama sekali tidak menarik.

Kemungkinan besar, ia terlalu muda dan tidak akan mengerti apa-apa. Tetapi, bagaimana ia memahami ucapan untuk diberikan kepada keluarga Su?

Salah satu tangannya diletakkan di batang pohon di belakang Shen Miao, jika seseorang melihatnya, tampak seolah ia tengah memeluk Shen Miao dengan cara yang mesra. Xie Jing Xing menundukkan kepalanya dan mencondongkan diri sangat dekat pada Shen Miao.

“Kau tidak takut padaku.”

Marquis Kecil bukan seorang monster yang memakan manusia, jadi apanya yang perlu ditakutkan.”

Shen Miao berujar enteng, “Kalau tidak ada yang lainnya, aku akan kembali ke kelas dulu.”

Selesai, ia bersiap untuk pergi.

“Berhenti di situ.”

Xie Jing Xing mengangkat tangannya dan helaian rambut Shen Miao meluncur di telapak tangannya, membuatnya gatal seperti ada semut yang merayapinya. Ia menarik tangannya dan mundur beberapa langkah untuk bersandar di pohon sementara ia melipat tangannya di depan dadanya, menampilkan ekspresi santainya yang biasa.

“Apa tujuanmu memperingatkan keluarga Su?”

Perkataannya seperti matanya, yang tidak pernah menyembunyikan pendekatan tajam dan impulsif langsungnya, namun mengandung arti yang dalam.

Shen Miao menghela napas dalam hatinya.

Xie Jing Xing bahkan lebih pintar daripada yang dibayangkannya. Satu kalimat dari Su Ming Lang, dan ia berakhir di sini. Bukan hanya berakhir di sini, ia juga mempertanyakan tujuan dari kata-kata itu. Shen Miao hanya tahu bahwa Xie Jing Xing memiliki perspektif yang luas dari kehidupan lalunya, tetapi dari apa yang dilihatnya hari ini, tampaknya Xie Jing Xing juga adalah seseorang dengan pikiran yang tajam.

Bagaimana seseorang menyembunyikan tujuan aslinya saat berhadapan dengan orang cerdas? Sayang sekali, Shen Miao tidak pernah ingin bersembunyi.

“Tidak ada alasan lain. Hanya untuk menjaga diri.”

Setelah menyelesaikan ucapannya, ia memberikan salam singkat pada Xie Jing Xing dan berbalik pergi tanpa mempedulikan hal lain.

Xie Jing Xing akan mengerti ucapan ini.

Di belakangnya, bibir pemuda itu melengkung ke atas selagi ia memainkan pedang pendek di tangannya.

“Su Ming Lang, siapa namanya?”

0 comments:

Posting Komentar