Chapter 15
Shen Qiao Wei tidak menghubungiku selama dua hari terakhir.
Harus sekali ia bersaing denganku untuk siapakah yang bisa bersikap lebih dingin.
Aku sangat gelisah dan murka, tetapi aku tidak berani mengatakan apa-apa, lagian, aku masih "berutang darah" sebuah celana dalam padanya.
Aku menengadah menghadap langit dan menangis.
*
*
*
Chapter 16
Sabtu ini.
Sebelum berpartisipasi dalam aktivitas sukarelawan, aku mengkonfirmasi berkali-kali bahwa Shen Qian Wei tidak ada dalam daftarnya.
Jadi, ketika aku naik ke bus sekolah dengan gembira, dan melihat wajah tampan Shen Qian Wei, aku membeku.
Aku menutupi wajahku, berpikir dalam hati, kau tidak bisa melihatku, kau tidak bisa melihatku ....
"Cui Ying Ying tong xue, ada tempat duduk kosong di sini." Shen Qiao Wei menunjuk ke sampingnya, "Mungkin sudah tidak ada tempat duduk tersisa di belakang."
Aku tersenyum dan berkata, "Aku akan melihatnya."
Setelah berjalan, aku pun kembali lagi.
Sialan, benar-benar sudah tak ada lagi. Kenapa aku tidak datang lebih awal!
Tidak seharusnya aku mengubah bunyi alarm Apple yang bisa menyebabkan serangan jantung itu!
Harusnya aku ....
"Kau tidak mau duduk?"
Aku pun duduk dengan marah.
Kemudian aku menyesalinya.
Tolong, kenapa gadis-gadis di sekitar semuanya memandangku dengan tatapan seperti itu!
Aku sudah pasti tidak punya niatan mengusai Shen Qian Wei untuk diriku sendiri!
Shen Qian Wei: "Kau sudah sarapan?"
SOS, jangan bicara padaku dengan nada yang seambigu ini!
Shen Qiao Wei: "Aku punya camilan di sini, kau mau memakannya?"
TOLONG, tutup mulutmu, tolong!
Shen Qiao Wei heran, "Kau ...."
Aku melonjak berdiri.
Shen Qiao Wei: ??
Semua orang di mobil: ??
Aku: ....
Aku memaksa tersenyum: "Aku mabuk darat, aku hanya berdiri saja."
Shen Qiao Wei: "Busnya masih belum jalan."
Aku: "Aku ... mabuk darat karena pria keren."
Senyum palsu yang bermartabat.jpg
Lalu, aku melihat wajah Shen Qian Wei benar-benar memerah.
*
*
*
Chapter 17
Ada alasan kenapa si idola sekolah disebut idola sekolah.
Bagaimana, bagaimana bisa seseorang merona dengan begitu indahnya?
Ya ampun, kalau aku seorang pria, aku sudah akan mengejarnya.
Aku duduk lagi, menatap Shen Qiao Wei, dan memuji dengan tulus, "Kau tampak benar-benar tampan."
Sekarang telinganya juga memerah.
*
*
*
Chapter 18
Kenyataan hidup.
Orang tidak boleh takut pada seorang pria tampan yang memang tampan, orang harusnya takut pada pria tampan yang tampan dan polos.
Terlalu berlebihan untuk ditangani.
*
*
*
Chapter 19
Acara sukarelawan kali ini adalah berpartisipasi dalam aktivitas akademik.
Kami akan membantu mereka menyusun tempat acara dulu, dan kemudian menjadi penonton untuk memenuhi tempatnya.
Selama seluruh prosesnya, aku bersembunyi dari Shen Qiao Wei, tetapi aku tidak bisa bersembunyi dari para penggemarnya.
Beberapa adik perempuan kecil berlagak padaku dan menjejalkan dua kantong sampah besar ke tanganku.
Aku: ....
Adik-adik, bisakah kalian berjanji padaku? Jangan bersaing antar wanita, jangan ada persaingan antar wanita, jangan ada persaingan antar wanita!
Wajah seorang pria tampan bagaikan sekuntum bunga, tidak perlu tertiup angin, ia akan layu karena sinar matahari.
Ia bagus untuk dipandang, tetapi tidak berguna!
Pada saat ini, Shen Qiao Wei muncul di belakangku: "Kantong sampahnya kelihatan berat, berikan padaku."
*
*
*
Chapter 20
Aku memandangi punggung Shen Qiao Wei yang membawa pergi dua kantong sampah itu ....
Aku mengubah pikiranku, ia sepertinya lumayan berguna.
*
*
*
Chapter 21
Acaranya akhirnya dimulai.
Aku mencari tempat duduk yang terpencil, mengira bahwa Shen Qiao Wei tidak akan pernah bisa menemukannya ....
Aku: "Kapan kau datang kemari?!"
Shen Qiao Wei: "Barusan."
Tolong, apakah orang ini tidak bersuara ketika ia berjalan?
Aku tanpa sadar menjauhkan diri darinya.
Shen Qiao Wei mengernyit: "Apa aku bau?"
Aku: "Tidak ...."
Shen Qiao Wei: "Apa kau bau?"
Aku: ....
Yah, aku memutuskan untuk menerima nasibku.
Aku mencoba mengabaikan tatapan tajam dari para junior perempuan dan fokus pada pidato akademik di atas panggung.
Lalu, aku mengantuk.
Omong kosong apa yang sedang mereka bicarakan?
Aku menguap, dan kelopak mataku berjuang mati-matian untuk tetap terbuka.
Pada akhirnya, kepalaku bersandar ke samping dan aku tertidur. Sebelum aku tertidur, aku masih berpikir bahwa AC di pusat konferensi ini benar-benar dingin.
***
Aku terbangun karena sesuatu.
Reaksi pertamaku saat aku bangun adalah, hangat sekali, reaksi keduaku adalah, jaket siapa ini? Dan reaksi ketigaku adalah, pundak siapa yang sedang kusandari ....
Aku duduk tegak secara tiba-tiba.
Shen Qiao Wei: "Kualitas tidurmu benar-benar bagus."
Aku: ....
Aku: ".... Shen tong xue, harusnya kau membangunkanku!"
Shen Qiao Wei: "Aku memanggil-manggilmu, kau tidak bangun."
Aku: ....
Aku buru-buru mengembalikan jaket itu padanya: "Terima kasih."
Shen Qiao Wei tersenyum dan berdiri: "Acaranya sudah selesai, apa kau masih akan duduk di sana?"
Sudah selesai?
Aku melihat ke tempat acara, tak ada banyak orang yang tersisa.
Kenapa Shen Qiao Wei tidak membangunkanku lebih cepat?
Aku: "Bagaimana dengan makan siang gratis untuk sukarelawan?"
Shen Qiao Wei: "Mungkin sudah habis."
Aku menangis kencang sekali.
Shen Qiao Wei: "Jangan menangis, aku akan membawamu pergi makan makanan yang enak."
Aku: "Sungguh?"
Shen Qiao Wei: "Sungguh."
Pada saat ini, ponsel di sakuku bergetar liar.
Itu adalah pesan-pesan WeChat Xiao Zhen yang membombardir ponselku.
Xiao Zhen: Ying Ying, kudengar bahwa Shen Qiao Wei dan pacarnya pergi ke acara sukarelawan hari ini!
Xiao Zhen: Foto di tempat kejadiannya gila!
Kemudian ia mengirimiku sebuah foto.
Di dalam foto itu, aku sedang bersandar di pundak Shen Qiao Wei, wajah dan tubuhku tertutupi oleh jaket Shen Qiao Wei.
Dan Shen Qiao Wei, ia sepertinya tertawa ....
Xiao Zhen: Bukankah kau juga pergi? Dalam tiga puluh detik, aku menginginkan semua informasi tentang wanita ini!
Aku: ....
Tolong!
*
*
*
Chapter 22
Bagaimana aku menjelaskan ini padanya?
Memberitahunya bahwa wanita ini adalah aku?
Tetapi aku bukan pacar Shen Qiao Wei!
Ya Tuhan, kenapa kau membuatku menderita begini!
Aku: Xiao Zhen, masih ada yang harus kulakukan, nanti saja bicaranya.
Shen Qiao Wei: "Kau baik-baik saja?"
Aku mengusap air mataku: "Apakah aku terlihat tidak baik-baik saja?"
Shen Qiao Wei: "Ayo kita pergi makan?"
Air mataku pun menghilang dalam sekejap, "Ayo makan!"
Kemudian, Shen Qiao Wei dan aku makan hot pot ikan di sebuah mal kecil di sebelah pusat konvensi.
Aku bertekad untuk membayar tagihannya: "Aku akan membayar untuk makanan ini, aku masih berutang 360RMB padamu."
"Kau tetap berutang saja untuk saat ini."
Ah??
"Diamlah dan makan, kalau tidak, besok seluruh sekolah akan mengetahui bahwa kau mengambil celana dalamku."
Sialan, mengancamku?!
Aku ... aku tidak berani berkata apa-apa.
Makanan yang disantap dalam diam.
Bagaimana mungkin ada orang yang akan menolak uang gratis?
Aku menangis.
*
*
*
Chapter 23
Setelah kembali ke sekolah, aku berjalan di sekitar kampus tiga kali sebelum terpikirkan alasan untuk pertanyaan Xiao Zhen.
Segera setelah aku menginjakkan kaki ke asrama, aku dikepung oleh satu ruangan penuh gadis.
Tunggu, jumlahnya salah, 123456789 ....
Saudari-saudari, darimana kalian semua asalnya?
Xiao Zhen benar-benar gelisah, "Cepatlah, semua orang sudah menunggumu sekian lama, beritahu kami apa yang kau lihat hari ini."
Aku ragu-ragu, "Itu ...."
Mereka menjulurkan lehernya.
Aku ragu-ragu, "Sebenarnya ...."
Mereka menahan napas mereka.
Aku cepat tanggap ketika menghadapi keadaan genting, "Aku ketiduran waktu itu, jadi aku tidak tahu apa-apa!"
Mereka semua pergi sambil mencibir.
"Ada apa, Rekan Seperjuangan Cui Ying Ying, kau tidak berguna sama sekali selama saat-saat kritis!"
Aku menutupi wajahku dan kembali duduk menghadap meja.
Layar ponsel pun menyala.
Shen Qiao Wei: Sampai ketemu di Kantin Barat besok siang.
Aku: ??
Aku: Kenapa?
Aku: Aku tidak pergi!
Bukankah aku akan membuktikan julukan menjadi pacarmu yang dirumorkan itu kalau aku pergi? Aku akhirnya bisa membodohi yang lainnya hari ini setelah bersusah payah.
Shen Qiao Wei: Tidak pergi?
Aku: Iya!
Shen Qiao Wei: Benarkah?
Aku: Mungkin ....
Shen Qiao Wei: 360?
Aku: merasa sangat dirugikan.
Aku: Aku akan pergi ....
*
*
*
Chapter 24
Karena insiden ini, orang yang tak berperasaan sepertiku—mengalami insomnia.
Ini jelas gara-gara ancaman Shen Qiao Wei itu telah menyebabkan begitu banyak kerusakan pada hati dan semangat si anak muda berumur tiga tahun dua ratus empat bulan sepertiku!
Alhasil, aku masih ketiduran di kelas keesokan paginya.
Setelah kelas, Xiao Zhen membangunkanku: "Ying Ying, kenapa kau lelah sekali? Apa kau keluar dan mencuri daun bawang orang tadi malam ...."
Aku pun berdiri tiba-tiba: "Aku tidak mencuri pakaian ...."
Kata "dalam" terhenti di tengah jalan, aku menelan sisanya secara paksa.
Tolong, aku hampir ketahuan!
Xiao Zhen: "Aku hanya bercanda, ayo kita makan malam sama-sama?"
Aku: "Tidak, kalian pergilah duluan."
Aku menghabiskan waktu sejenak berlama-lama di tempatku sebelum mengirimkan pesan kepada Shen Qiao Wei.
Aku: Apa kau pergi?
Shen Qiao Wei: Baru saja sampai, bagaimana denganmu?
Aku: Aku masih di keran air.
Shen Qiao Wei: ....
Aku: Saudara, tunggu aku, aku akan pergi ke kafetaria untuk mendukungmu sekarang.
*
*
*
Chapter 25
Ada lumayan banyak orang di Kantin Barat.
Jadi, meskipun Shen Qiao Wei berwajah tampan, aku tidak bisa menemukannya untuk beberapa waktu.
Tepat ketika aku sedang mencari-cari sekitar dengan bengong, seseorang menepuk pundakku.
"Hai, tong xue."
Ketika aku berbalik, itu adalah seorang pemuda berwajah cukup tampan.
Ia kelihatan agak familier, seolah-olah aku pernah melihatnya di suatu tempat.
Tunggu ....
Sialan, bukankah ini orang yang terus memanggil-manggil "Qiao Wei", "Qiao Wei" di aula renang?!
Ia juga salah satu saksi ketika aku salah masuk ruang ganti!
Ia mencegatku sekarang, mungkinkah ....
Pemuda: "Tong xue, kurasa kau kelihatan familier."
Aku: ....
Pemuda: "Apa kau punya jaket hijau muda?"
Ah, tolong!
Pemuda: "Apa kau berambut panjang sebelumnya?"
Apa ia mengenaliku?!
Membicarakan ini, pemuda itu mendadak terdiam, dan kemudian menunjuk ke tempat duduk di belakangnya: "Jangan berdiri, mari kita duduk dan bicara."
Badanku masih kaku selagi aku duduk bersamanya.
Ponsel di sakuku terus bergetar, dan aku sudah bisa merasakan ketidaksabaran Shen Qiao Wei.
Pemuda di seberangku: "Tong xue, siapa namamu? Aku akan memperkenalkan diriku lebih dulu. Namaku Ji Chao."
Aku: "Ji dari Yu Ji?"
(T/N: Salah satu dari empat wanita cantik zaman Tiongkok kuno.)
Ji Chao: "Ji dari Ji Chu."
(T/N: berarti dasar.)
Marga yang ... sangat spesial.
Aku: "Namaku Cui Ying Ying."
Aku melihat ke bawah meja, merasakan ponsel di sakuku sudah akan meledak.
Aku: "Tong xue, tunggu."
Aku dengan cepat menyalakan ponsel dan melihat jumlah pesan baru dari Shen Qiao Wei yang tak terhitung jumlahnya.
Ji Chao: "Pacar?"
Aku: "Bukan, kreditorku."
Ji Chao kaget, jelas ada sesuatu yang tidak beres dengan tatapannya sekarang.
Aku takut kalau ia akan salah paham padaku, sebagai seorang mahasiswi polos yang menyimpang dan meminjam uang dari pinjaman yang tidak aman atau apalah, jadi aku menambahkan: "... utang cinta."
Ji Chao mengeluarkan suara "Oh" panjang.
Aku membalas pesan Shen Qiao Wei.
Aku: Shen tong xue, ada keadaan darurat di sebelah sini. Reputasiku akan segera hancur. Kau bisa makan sendiri dulu. Lain kali ....
Sebelum aku selesai mengetik, aku mendengar suara Shen Qiao Wei: "Kau di sini?"
Ji Chao: "Qiao Wei, bukannya kau bilang kau tidak akan makan denganku?"
Shen Qiao Wei mendorong Ji Chao ke samping: "Ke ujung."
Kemudian, ia duduk di seberangku.
Aku merasa Ji Chao menatapku dengan tatapan yang aneh!
Ji Chao: "Qiao Wei, kalian saling mengenal?"
Aku dengan cepat menjawab: "Sebenarnya, kami hanya biasa ...."
Shen Qiao Wei: "Iya, aku adalah kreditornya."
Aku: ....
Tatapan Ji Chao kepadaku menjadi semakin aneh.
Aku ingin menangis, tetapi tak ada air mata, dan aku secara paksa menjelaskan: "Sebenarnya ... bukan seperti yang kau pikirkan ...."
Ji Chao: "Oh."
Aku: ....
Tolong! Aku mau kabur dari tempat ini sekarang juga!
Ji Chao: "Qiao Wei, apakah menurutmu Cui Ying Ying tong xue tampak sangat akrab, pernahkah kita bertemu dengannya di aula renang sebelumnya?"
Shen Qiao Wei: "Kurasa tidak."
Ji Chao: "Terus, bagaimana kalian berdua bertemu?"
Shen Qiao Wei: "Kenapa aku harus memberitahumu?"
Ji Chao, yang tercengang, seketika mengirimkan tatapan menusuk padaku.
Aku: ....
Kakak, apa hubungannya ini denganku?
*
*
*
Chapter 26
Rasanya bagaikan menyantap makanan di penjara.
Aku dengan cepat menyelinap pergi setelah makan.
Hanya ada satu kelas umum yang diharuskan pada sore hari, dan aku merasa begitu kesal sampai-sampai aku membolos.
Xiao Zhen mengirimkan sebuah pesan WeChat untuk memeriksa keadaanku, dan kemudian mengirim sebuah foto yang diam-diam diambil orang lain.
Xiao Zhen: Ying Ying, kau baik-baik saja? Melihat ekspresimu saat siang, kau tampak cukup down.
Di dalam foto, aku sedang duduk di meja makan dengan putus asa, bagaikan seorang pencuri yang diborgol. Shen Qiao Wei dan Ji Chao sedang mengobrol seperti polisi yang mendiskusikan bagaimana cara menghukumku.
Aku mengacungkan jempol dalam hatiku.
Siapa orang berbakat gila yang akhirnya menangkap esensi hubunganku dengan Shen Qiao Wei melalui foto yang diambil secara diam-diam ini?
Xiao Zhen: Walaupun aku tidak tahu bagaimana kau bertemu Shen Qiao Wei, atmosfer di antara kalian berdua sepertinya agak tegang.
Aku hampir menangis tersedu-sedu penuh air mata kebahagiaan.
Sesuai dugaan, saudari yang tidur berdempetan kepala setiap malam denganku pasti sangat mengenalku.
Aku: Aku benar-benar gugup, terutama karena beberapa kesalahpahaman yang sedang kucoba untuk selesaikan saat ini.
Xiao Zhen: Oke, saudari ini akan mendukungmu dalam kesulitan.
Aku:
Love you!
*
*
*
Chapter 27
Aku berlari mengelilingi lapangan.
Sewaktu berlari, aku tiba-tiba mendapati bahwa ada orang lain di belakangku.
Shen Qiao Wei: "Kenapa kau tidak masuk kelas?"
Aku: "Bagaimana kau tahu aku ada kelas?"
Shen Qiao Wei: "Aku juga ada kelas ini."
Aku: "Kau adalah mahasiswa top, bagaimana bisa kau membolos?"
Shen Qiao Wei: "Melihat kau tidak datang, aku juga membolos."
Detak jantungku mendadak meningkat.
Segala kecemasan dan rahasia yang tersangkut di dadaku belakangan ini tiba-tiba memberontak dan meledak.
Mau tak mau aku pun bertanya, "Shen tong xue, apa kau tahu siapa yang memposting tentang wanita mesum yang mencuri pakaian dalammu di dinding pengakuan?"
Shen Qiao Wei: "Ji Chao."
Samar-samar aku sudah menebaknya.
Aku: "Aku sungguh memungut pakaian dalammu, apa kau percaya?"
Shen Qiao Wei: "Aku percaya."
Setelah beberapa saat, hati nuraniku benar-benar kesusahan.
Aku: "Kau begitu memercayaiku? Bagaimana kalau aku adalah orang mesum yang mencuri pakaian dalammu?"
Shen Qiao Wei sekonyong-konyong menolehkan kepalanya untuk menatapku dan tertawa, matanya berkilauan bagaikan bintang di langit.
Napasku tercekat.
Shen Qiao Wei: "Kalau kau memang begitu, maka biarkan saja. Aku punya banyak di asramaku. Apa kau mau aku menyerahkan semuanya untukmu?"
Aku: ....
Shen Qiao Wei: "Ada satu juga di tubuhku sekarang, kalau kau mau, aku bisa melepaskannya untukmu."
Aku berbalik dan lari.
Tolong, ada orang mesum di sini!
0 comments:
Posting Komentar