Senin, 14 Juli 2025

CTF - Chapter 169

Consort of A Thousand Faces

Chapter 169 : Bagaimana Kalau Kita Mencobanya


Memikul tanggung jawab mengurusi klannya sekian lama membuat kepribadian Mei Jin Xiu menjadi arogan dan kuat. Karenanya, saat ia memikirkan tentang seberapa besar usaha yang harus dilakukannya demi menikahi seseorang, ia hanya bisa merasa pahit.

Mengapa semua yang kulakukan haruslah semelelahkan dan sesulit ini semenjak aku masih muda?

Mei Jin Xiu melirik Su Xi-er, tetapi tetap diam, hanya berjalan keluar dari Penginapan Flowers Arrive.

Melihat ke arah sosok Mei Jin Xiu yang beranjak pergi, Su Xi-er merasa kalau wanita ini agak keras kepala. Peraturan itu mati, tetapi manusia itu hidup.

Di saat ini, suara mantap seorang pria pun terdengar. "Su Xi-er, kemarilah."

Su Xi-er berbalik, hanya melihat Pei Qian Hao sedang bersantai di atas bangku kayu dengan seguci anggur bunga di tangannya.

Tentu saja ia paham akan niatnya. Ia menyuruhku untuk minum anggur, tetapi mana mungkin aku melakukan itu sekarang?!

Su Xi-er tidak duduk, hanya maju selangkah ke depan sebelum berkata, "Hamba tidak boleh minum, karena aku mungkin akan menyemburkan sesuatu yang tidak menyenangkan saat aku mabuk."

"Toleransi alkoholmu tidak begitu buruk. Pangeran ini mengizinkanmu untuk minum-minum hari ini. Tak peduli apa pun yang kau ucapkan, Pangeran ini tidak akan menghukummu." Mata Pei Qian hao bersinar sejenak, sudut mulutnya agak terangkat seolah ia sedang dalam suasana hati yang baik.

"Hamba tetap tidak bisa menyerah, bagaimana kalau aku mengumpati Anda dengan kata-kata yang jauh lebih parah daripada 'jalang kecil'? Apakah Anda tetap tidak akan masalah dengan itu, Pangeran Hao?"

Si pengawal tidak melewatkan satu kata pun dari percakapan mereka, yang mana hanya menyebabkan detak jantungnya semakin meroket. Su Xi-er pernah memaki Pangeran Hao sebagai 'jalang kecil' sebelumnya! Tetapi, Pangeran Hao tidak menyangkalnya, dan bahkan tidak terlihat kalau ia tidak senang!

Ini .... Su Xi-er ... terlalu kurang ajar. Bahkan aku saja merasa agak ... terkesan.

Tatapan Pei Qian Hao mendarat pada si pengawal. "Semuanya, mundur."

Pengawal tersebut gemetar sejenak. Pangeran Hao jelas sekali tidak senang dengan kehadiran kami. Mengetahui ini, ia cepat-cepat berbalik pergi, bersama dengan para pekerja dan pengurus di dalam ruangan.

Dalam sekejap, Penginapan Flowers Arrive pun kosong, tersisalah Pei Qian Hao dan Su Xi-er.

Pei Qian Hao mengangkat guci anggurnya dan mengisi dua cangkir, mendorong satu pada Su Xi-er sebelum meletakkan satu di depannya sendiri. "Siapa yang tahu apa yang akan kau katakan? Bagaimana jika kau memeluk erat Pangeran ini sementara mabuk, memintaku untuk menciummu?"

Ekspresi Su Xi-er tetap tenang. Meski jika ini adalah kehidupanku sebelumnya bersama Yun Ruo Feng, aku tetap tidak akan melakukan itu.

"Tidak akan," jawabnya dengan tegas.

"Begitu yakin? Bagaimana kalau kita mencobanya?" Nada bicara Pei Qian Hao meninggi selagi ia menyerahkan cangkir anggur tersebut padanya.

Su Xi-er terus menolaknya. "Tidak perlu dicoba. Hamba tidak akan mengucapkan kata-kata semacam itu."

Pei Qian Hao berdiri, dengan lembut menggoyangkan cangkir anggur di tangannya. "Kau akan mengatakannya. Dulu, saat kau minum terlalu banyak di Kediaman Pangeran Yun, kau memeluk erat Pangeran ini di sepanjang perjalanan pulang. Sepertinya, kau tidak ingat ini sama sekali."

Ekspresi Su Xi-er pun berubah. Kapan itu terjadi? Aku tidak ingat sama sekali soal itu. Jika itu sungguh kasusnya, maka semakin banyak alasan aku tidak boleh minum anggur lagi di masa mendatang, bahkan tidak juga dengan anggur Bunga yang mana berkonsentrasi alkohol rendah.

"Pangeran Hao, Anda harus mengurangi minum-minum. Apakah kita akan meninggalkan Provinsi Bulan hari ini?" Su Xi-er mengubah topiknya, tidak berharap untuk meneruskan percakapan ini lagi.

"Tidak. Tidak ada artinya juga kembali ke ibu kota begitu cepat."

Arti? Apa yang ingin dirasakannya di Provinsi Bulan? Su Xi-er tidak mampu menghilangkan perasaan bahwa ia pasti tidak datang ke Provinsi Bulan hanya untuk mengagumi Bunga Ling Rui. Mungkin ....

Pei Qian Hao meletakkan cangkir anggurnya di atas meja. "Anggur ini diliputi dengan aroma bunga; terbaik untuk wanita. Karena kau tidak akan meminumnya, Pangeran ini juga sudah kehilangan keinginan untuk minum. Nanti, bawakan teh ke atas."

Selesai dengan instruksinya, ia pergi ke kamar pribadinya tanpa melirik ke arah Su Xi-er sedikit pun.

Su Xi-er memerhatikan Pei Qian Hao hingga ia sampai di lantai atas dan menghilang dari pandangan. Mereka bilang bahwa mendapat hati seorang wanita adalah seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami, tetapi mengapa aku merasa bahwa pepatah ini lebih cocok untuk hati seorang pria?

Terutama, sangat benar ketika kita membicarakan mengenai pria seperti Pei Qian Hao. Ia dapat berubah-ubah dan melakukan semaunya, tetapi ia juga bisa membuat pertimbangan dengan hati-hati ketika dibutuhkan untuk melakukan demikian.

Tepat di saat ini, ada kericuhan di pintu masuk penginapan tersebut, dan suara manis seorang anak lelaki pun terdengar. "Jie Jie, ini benar-benar kau. Ibu, Jie Jie ada di sini!"

Su Xi-er berbalik. Benar-benar Xiao Bao! Bagaimana ia bisa ada di sini?

Wajah Xiao Bao terpampang penuh senyum selagi ia langsung maju ke depan untuk meraih tangan Su Xi-er dan mengayun-ayunkannya. "Jie Jie, Ibu dan aku pergi ke pasar untuk melihat-lihat ubin, dengan harapan merenovasi rumah kami."

Merenovasi rumah membutuhkan uang, tetapi darimana keluarga Xiao Bao mendapatkan uang sebanyak itu? Su Xi-er keheranan. Mungkinkan ada seseorang yang memberikan perak pada keluarga mereka?

Di saat ini, Née Li muncul dengan sebungkus kain baru di tangannya. "Penyelamat, aku tidak menyangka kalau aku dapat bertemu lagi denganmu. Xiao Bao, cepat kemari!"

Née Li maju ke depan, dengan lembut mendorong bahu Xiao Bao, membuatnya berlutut bersamanya. "Xiao Bao, bersujud pada penyelamat kita bersama dengan ibumu."

Su Xi-er tidak dapat menerima ucapan terima kasih yang begitu resmi. Sebelum Née Li dapat bersujud, Su Xi-er segera menopangnya. "Cepatlah bangun. Itu bukan apa-apa, jadi kau tidak perlu menyimpannya dalam hati. Kau harus menjalani hari-harimu dengan baik bersama Xiao Bao di masa mendatang."

Née Li tidak mampu menghentikan air matanya mengalir turun. "Penyelamat, tolong biarkan Xiao Bao dan aku bersujud. Setelah kau memberikan pelajaran pada si Janda Liu itu, pria bajingan itu minta maaf dan bersujud padaku, tetapi aku tidak akan memaafkannya lagi. Ia hanya mengincar uang. Penyelamat, terima kasih untuk mangkuk-mangkuk baru dan perak yang kau kirimkan ke rumah kami. Xiao Bao dan aku tidak akan pernah melupakan dirimu."

Kemudian Née Li bergeser, melepaskan diri dari genggaman Su Xi-er dan menarik Xiao Bao untuk bersujud bersama.

Kali ini, Su Xi-er tidak menghentikannya. Aku bahkan tidak punya perak, jadi bagaimana bisa aku mengirimkan benda-benda itu ke keluarga mereka? Siapa yang mengirimkannya?

Su Xi-er melihat menuju ke lantai dua dan kebetulan melihat Pei Qian Hao berdiri di sana, diam-diam mengamati adegan di lantai pertama.

Ketika mata mereka bertemu, kilatan cahaya berkedip di mata Pei Qian Hao, dan Su Xi-er langsung mengalihkan pandangannya.

"Penyelamat, Xiao Bao dan aku tidak akan pernah melupakan kebaikanmu yang luar biasa. Dimana kau tinggal? Setelah Xiao Bao tumbuh besar menjadi orang dewasa dan aku sudah mati, Xiao Bao akan mencarimu dan bekerja dengan giat untuk membalasmu."

Xiao Bao segera menangis tersedu-sedu setelah mendengarkan itu. "Ibu, kau tidak akan mati. Xiao Bao akan selalu bersama-sama denganmu selamanya."

Dunia seorang anak sangat murni dan sederhana. Bahkan kata-kata sambil lalu sudah cukup untuk membuat mereka mengaitkannya dengan hidup dan mati.

Su Xi-er membantu Xiao Bao untuk bangun dan tersenyum seraya mengelus kepalanya. "Ibumu hanya sedang bercanda denganmu. Xiao Bao, dengan seberapa manisnya dirimu, mana mungkin ia sanggup meninggalkanmu? Saat kau tumbuh besar jadi orang dewasa di masa depan dan menikahi seorang istri yang berbudi luhur, hari-harimu akan menjadi lebih baik."

Setelahnya, Su Xi-er juga membantu Née Li untuk bangun. "Jalani hidupmu dengan baik bersama Xiao Bao. Semuanya akan membaik."

Née Li mengangkat lengan bajunya untuk mengusap air matanya dan berulang kali mengangguk. "Terima kasih banyak, Penyelamat."

Dan lagi, tepat di saat inilah ada suara seorang pria yang terdengar: Zhang Zhuang. Suami asli Née Li.

"Istriku, kenapa kau berlari kemari? Aku sudah membelikan manisan dan bunga ini untukmu." Zhang Zhuang mengeluarkan manisan dan sekuntum bunga Ling Rui, langsung menyerahkan mereka pada Née Li.

Saat Su Xi-er melihat bunga Ling Rui di tangan Zhang Zhuang, ia mendengus dalam hati. Orang semacam ini tidak pantas menggenggam bunga Ling Rui!

0 comments:

Posting Komentar