Consort of A Thousand Faces
Chapter 169 : Bagaimana Kalau Kita Mencobanya
Memikul tanggung jawab mengurusi klannya sekian lama membuat kepribadian Mei Jin Xiu menjadi arogan dan kuat. Karenanya, saat ia memikirkan tentang seberapa besar usaha yang harus dilakukannya demi menikahi seseorang, ia hanya bisa merasa pahit.
Mengapa
semua yang kulakukan haruslah semelelahkan dan sesulit ini semenjak aku masih
muda?
Mei
Jin Xiu melirik Su Xi-er, tetapi tetap diam, hanya berjalan keluar dari
Penginapan Flowers Arrive.
Melihat
ke arah sosok Mei Jin Xiu yang beranjak pergi, Su Xi-er merasa kalau wanita ini
agak keras kepala. Peraturan itu mati, tetapi manusia itu hidup.
Di
saat ini, suara mantap seorang pria pun terdengar. "Su Xi-er,
kemarilah."
Su
Xi-er berbalik, hanya melihat Pei Qian Hao sedang bersantai di atas bangku kayu
dengan seguci anggur bunga di tangannya.
Tentu
saja ia paham akan niatnya. Ia menyuruhku untuk minum anggur, tetapi
mana mungkin aku melakukan itu sekarang?!
Su
Xi-er tidak duduk, hanya maju selangkah ke depan sebelum berkata, "Hamba
tidak boleh minum, karena aku mungkin akan menyemburkan sesuatu yang tidak
menyenangkan saat aku mabuk."
"Toleransi
alkoholmu tidak begitu buruk. Pangeran ini mengizinkanmu untuk minum-minum hari
ini. Tak peduli apa pun
yang kau ucapkan, Pangeran ini tidak akan menghukummu." Mata Pei Qian hao
bersinar sejenak, sudut mulutnya agak terangkat seolah ia sedang dalam suasana
hati yang baik.
"Hamba
tetap tidak bisa menyerah, bagaimana kalau aku mengumpati Anda dengan kata-kata
yang jauh lebih parah daripada 'jalang kecil'? Apakah Anda tetap tidak akan
masalah dengan itu, Pangeran Hao?"
Si
pengawal tidak melewatkan satu kata pun dari percakapan mereka, yang mana hanya
menyebabkan detak jantungnya semakin meroket. Su Xi-er pernah memaki
Pangeran Hao sebagai 'jalang kecil' sebelumnya! Tetapi, Pangeran Hao tidak
menyangkalnya, dan bahkan tidak terlihat kalau ia tidak senang!
Ini
.... Su Xi-er ... terlalu kurang ajar. Bahkan aku saja
merasa agak ... terkesan.
Tatapan
Pei Qian Hao mendarat pada si pengawal. "Semuanya, mundur."
Pengawal
tersebut gemetar sejenak. Pangeran Hao jelas sekali tidak senang dengan
kehadiran kami. Mengetahui ini, ia cepat-cepat berbalik pergi, bersama
dengan para pekerja dan pengurus di dalam ruangan.
Dalam
sekejap, Penginapan Flowers Arrive pun kosong, tersisalah Pei Qian Hao dan Su
Xi-er.
Pei
Qian Hao mengangkat guci anggurnya dan mengisi dua cangkir, mendorong satu pada
Su Xi-er sebelum meletakkan satu di depannya sendiri. "Siapa yang tahu apa
yang akan kau katakan? Bagaimana jika kau memeluk erat Pangeran ini sementara
mabuk, memintaku untuk menciummu?"
Ekspresi
Su Xi-er tetap tenang. Meski jika ini adalah kehidupanku sebelumnya
bersama Yun Ruo Feng, aku tetap tidak akan melakukan itu.
"Tidak
akan," jawabnya dengan tegas.
"Begitu
yakin? Bagaimana kalau kita mencobanya?" Nada bicara Pei Qian Hao meninggi
selagi ia menyerahkan cangkir anggur tersebut padanya.
Su
Xi-er terus menolaknya. "Tidak perlu dicoba. Hamba tidak akan mengucapkan kata-kata semacam itu."
Pei
Qian Hao berdiri, dengan lembut menggoyangkan cangkir anggur di tangannya.
"Kau akan mengatakannya. Dulu, saat kau minum terlalu banyak di Kediaman
Pangeran Yun, kau memeluk erat Pangeran ini di sepanjang perjalanan pulang.
Sepertinya, kau tidak ingat ini sama sekali."
Ekspresi
Su Xi-er pun berubah. Kapan itu terjadi? Aku tidak ingat sama sekali
soal itu. Jika itu sungguh kasusnya, maka semakin banyak alasan aku tidak boleh
minum anggur lagi di masa mendatang, bahkan tidak juga dengan anggur Bunga yang
mana berkonsentrasi alkohol rendah.
"Pangeran
Hao, Anda harus mengurangi minum-minum. Apakah kita akan meninggalkan Provinsi
Bulan hari ini?" Su Xi-er mengubah topiknya, tidak berharap untuk
meneruskan percakapan ini lagi.
"Tidak.
Tidak ada artinya juga kembali ke ibu kota begitu
cepat."
Arti?
Apa yang ingin dirasakannya di Provinsi Bulan? Su Xi-er tidak
mampu menghilangkan perasaan bahwa ia pasti tidak datang ke Provinsi Bulan
hanya untuk mengagumi Bunga Ling Rui. Mungkin ....
Pei
Qian Hao meletakkan cangkir anggurnya di atas meja. "Anggur ini diliputi
dengan aroma bunga; terbaik untuk wanita. Karena kau tidak akan meminumnya,
Pangeran ini juga sudah kehilangan keinginan untuk minum. Nanti, bawakan teh ke
atas."
Selesai
dengan instruksinya, ia pergi ke kamar pribadinya tanpa melirik ke arah Su
Xi-er sedikit pun.
Su
Xi-er memerhatikan Pei Qian Hao hingga ia sampai di lantai atas dan menghilang
dari pandangan. Mereka bilang bahwa mendapat hati seorang wanita adalah
seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami, tetapi mengapa aku merasa bahwa
pepatah ini lebih cocok untuk hati seorang pria?
Terutama,
sangat benar ketika kita membicarakan mengenai pria seperti Pei Qian Hao. Ia
dapat berubah-ubah dan melakukan semaunya, tetapi ia juga bisa membuat
pertimbangan dengan hati-hati ketika dibutuhkan untuk melakukan demikian.
Tepat
di saat ini, ada kericuhan di pintu masuk penginapan tersebut, dan suara manis
seorang anak lelaki pun terdengar. "Jie Jie, ini benar-benar
kau. Ibu, Jie Jie ada di sini!"
Su
Xi-er berbalik. Benar-benar Xiao Bao! Bagaimana ia bisa ada di sini?
Wajah
Xiao Bao terpampang penuh senyum selagi ia langsung maju ke depan untuk meraih
tangan Su Xi-er dan mengayun-ayunkannya. "Jie Jie, Ibu dan aku
pergi ke pasar untuk melihat-lihat ubin, dengan harapan merenovasi rumah
kami."
Merenovasi
rumah membutuhkan uang, tetapi darimana keluarga Xiao Bao mendapatkan uang
sebanyak itu? Su
Xi-er keheranan. Mungkinkan ada seseorang yang memberikan perak pada
keluarga mereka?
Di
saat ini, Née Li muncul dengan sebungkus kain baru di tangannya.
"Penyelamat, aku tidak menyangka kalau aku dapat bertemu lagi denganmu.
Xiao Bao, cepat kemari!"
Née
Li maju ke depan, dengan lembut mendorong bahu Xiao Bao, membuatnya berlutut
bersamanya. "Xiao Bao, bersujud pada penyelamat kita bersama dengan
ibumu."
Su
Xi-er tidak dapat menerima ucapan terima kasih yang begitu resmi. Sebelum Née
Li dapat bersujud, Su Xi-er segera menopangnya. "Cepatlah bangun. Itu
bukan apa-apa, jadi kau tidak perlu menyimpannya dalam hati. Kau harus
menjalani hari-harimu dengan baik bersama Xiao Bao di masa mendatang."
Née
Li tidak mampu menghentikan air matanya mengalir turun. "Penyelamat,
tolong biarkan Xiao Bao dan aku bersujud. Setelah kau memberikan pelajaran pada
si Janda Liu itu, pria bajingan itu minta maaf dan bersujud padaku, tetapi aku
tidak akan memaafkannya lagi. Ia hanya mengincar uang. Penyelamat, terima kasih
untuk mangkuk-mangkuk baru dan perak yang kau kirimkan ke rumah kami. Xiao Bao
dan aku tidak akan pernah melupakan dirimu."
Kemudian
Née Li bergeser, melepaskan diri dari genggaman Su Xi-er dan menarik Xiao Bao
untuk bersujud bersama.
Kali
ini, Su Xi-er tidak menghentikannya. Aku bahkan tidak punya perak, jadi
bagaimana bisa aku mengirimkan benda-benda itu ke keluarga mereka? Siapa yang
mengirimkannya?
Su
Xi-er melihat menuju ke lantai dua dan kebetulan melihat Pei Qian Hao berdiri
di sana, diam-diam mengamati adegan di lantai pertama.
Ketika
mata mereka bertemu, kilatan cahaya berkedip di mata Pei Qian Hao, dan Su Xi-er
langsung mengalihkan pandangannya.
"Penyelamat,
Xiao Bao dan aku tidak akan pernah melupakan kebaikanmu yang luar biasa. Dimana
kau tinggal? Setelah Xiao Bao tumbuh besar menjadi orang dewasa dan aku sudah
mati, Xiao Bao akan mencarimu dan bekerja dengan giat untuk membalasmu."
Xiao
Bao segera menangis tersedu-sedu setelah mendengarkan itu. "Ibu, kau tidak
akan mati. Xiao Bao akan selalu bersama-sama denganmu selamanya."
Dunia
seorang anak sangat murni dan sederhana. Bahkan kata-kata sambil lalu sudah
cukup untuk membuat mereka mengaitkannya dengan hidup dan mati.
Su
Xi-er membantu Xiao Bao untuk bangun dan tersenyum seraya mengelus kepalanya.
"Ibumu hanya sedang bercanda denganmu. Xiao Bao, dengan seberapa manisnya
dirimu, mana mungkin ia sanggup meninggalkanmu? Saat kau tumbuh besar jadi
orang dewasa di masa depan dan menikahi seorang istri yang berbudi luhur,
hari-harimu akan menjadi lebih baik."
Setelahnya,
Su Xi-er juga membantu Née Li untuk bangun. "Jalani hidupmu dengan baik
bersama Xiao Bao. Semuanya akan membaik."
Née
Li mengangkat lengan bajunya untuk mengusap air matanya dan berulang kali mengangguk.
"Terima kasih banyak, Penyelamat."
Dan
lagi, tepat di saat inilah ada suara seorang pria yang terdengar: Zhang Zhuang.
Suami asli Née Li.
"Istriku,
kenapa kau berlari kemari? Aku sudah membelikan manisan dan bunga ini
untukmu." Zhang Zhuang mengeluarkan manisan dan sekuntum bunga Ling Rui,
langsung menyerahkan mereka pada Née Li.
Saat
Su Xi-er melihat bunga Ling Rui di tangan Zhang Zhuang, ia mendengus dalam
hati. Orang semacam ini tidak pantas menggenggam bunga Ling Rui!
0 comments:
Posting Komentar