Consort of A Thousand Faces
Chapter 168 : Orang Milik Siapa
Su Xi-er tersenyum padanya, kilasan akal memancar dari matanya. "Tuan, buatlah keputusan Anda sendiri. Jangan menyerahkan masalah sulit begini pada hamba."
Pei
Qian Hao mengangkat sebelah alisnya, jail tertulis di seluruh wajahnya. Ia
mencondong mendekat ke telinganya sebelum ia berbicara dengan suara rendah.
"Karena kau sudah bilang begitu, kau tidak boleh mengeluh, tak peduli
bagaimanakah Pangeran ini mengatasi situasi ini."
Ini
adalah masalahnya; mengapa ia menyuruhku untuk menahannya dengan patuh? Su Xi-er
bingung.
Namun,
ia mengerti dengan jelas apa maksud Pei Qian Hao setelah mendengarkan apa yang
dikatakannya selanjutnya.
Pei
Qian Hao mengikuti arusnya dan menarik Su Xi-er ke dalam pelukannya sebelum
menatap Mei Jin Xiu dan berkata, "Ia adalah Dayang Selir Kamar Pangeran
ini. Jika kau mengatakan ia berstatus rendahan, kau menyindir kalau Pangeran
ini berstatus rendahan juga."
Memang
harus dengan patuh menanggungnya!
Mei
Jin Xiu tidak mampu bereaksi tepat waktu, ekspresinya segera membeku. Pangeran
ini? Ia adalah seorang pangeran? Hanya ada satu pangeran di Nan Zhao dan itu
adalah Prince Regent. Kalau begitu kasusnya, maka pria yang menyatakan diri
sebagai pangeran ini bukanlah rakyat Nan Zhao! Siapa dia sebenarnya? Dan untuk
si dayang rendahan ini sebagai Dayang Selir Kamarnya, itu berarti bahwa, mereka sudah melakukannya!
Memikirkan
kemungkinan orang itu, membuat wajah Mei Jin Xiu menjadi setingkat lebih gelap.
Ia mengalihkan seluruh fokusnya pada kata-kata 'Dayang Selir Kamar' dan
mengangkat tangannya, menunjuk ke arah Su Xi-er. "Apakah kau benar-benar
adalah Dayang Selir Kamarnya?"
Mei
Jin Xiu merasa sangat tidak nyaman ketika kata-kata tersebut meninggalkan
mulutnya, seakan ada orang lain mengambil sepotong daging yang tadinya adalah
miliknya. Dikatakan demikian, ia tahu bahwa hal biasa bagi para pria kaya untuk
memiliki dayang selir kamar, apalagi seorang pangeran. Hanya saja, aku
tidak tahu darimanakah asal pangeran ini.
Su
Xi-er memukul dada Pei Qian Hao dengan tangan kanannya, mundur beberapa langkah
ke belakang sewaktu Pei Qian Hao melepaskan pelukannya.
Ia
ingin melihat bagaimana gadis itu akan menjawab pertanyaan Mei Jin Xiu.
Namun,
ia semestinya mengetahui, bahwa sekali lagi, Su Xi-er terpikirkan sebuah
pernyataan yang mengejutkan, menyebabkan Pei Qian Hao menderita akibat tipu
dayanya lagi.
"Aku
bukanlah dayang selir kamar, tetapi tuanku memang punya banyak sekali dayang
selir kamar. Ada atau tidak adanya dirimu, tidak akan membuat perbedaan sedikit pun."
Raut wajah Su Xi-er tenang, dan pidatonya dengan jelas terucap.
Mendengarkan
kata-katanya, Mei Jin Xiu merasa sangat sedih di hatinya hingga ia bisa saja
mati saat itu juga. Ia sungguh memiliki banyak dayang selir kamar;
bagaimana aku bisa membiarkan hal ini! Dada Mei Jin Xiu naik turun
beberapa kali sebelum akhirnya ia menenangkan dirinya. Ada sekilas kesedihan di
matanya, tetapi dengan cepat menghilang.
"Lupakan
saja, hal-hal yang terjadi di masa lalu tidak penting lagi. Aku tidak boleh
menentang ajaran leluhur Keluarga Mei-ku. Aku pasti akan memilikimu, dan kau
juga harus menikahiku." Mei Jin Xiu mendeklarasikan seraya berjalan menuju
ke arah Pei Qian Hao.
Si
pengawal kekaisaran dari Kediaman Pangeran Hao memilih saat ini untuk berjalan
masuk melalui pintu Penginapan Flowers Arrive. Melihat adegan di depannya, ia
begitu kaget hingga matanya nyaris melompat keluar dari rongga mereka. Setelah
dengan cepat mengendalikan dirinya sendiri, ia menghunuskan pedang dari
pinggangnya. "Lancang! Berani sekali kau membuat keributan di depan
Pangeran Hao dari Bei Min!"
Setiap
kata-katanya jelas, tepat, dan kuat. Mei Jin Xiu terhenti di langkahnya,
wajahnya diliputi ketakjuban. Aku kira, ia hanyalah seorang pangeran
biasa dari kerajaan lain, tetapi siapa sangka ia sebenarnya adalah Pangeran Hao
dari Bei Min! Tetapi, biar begitu, aku tidak boleh menentang ajaran leluhur.
Tubuhku sudah dilihatnya, meskipun jika itu hanya bahuku saja.
Oleh
sebab itu, Mei Jin Xiu mengabaikan pedang tersebut dan melanjutkan,
"Karena kau adalah Pangeran Hao, maka lebih biasa lagi bagimu untuk
memiliki begitu banyak dayang selir kamar. Aku tidak akan memedulikan tentang
apa yang terjadi di masa lalu, tetapi sekarang, Keluarga Mei-ku ...."
Su
Xi-er menyela Mei Jin Xiu, sembari tersenyum di wajahnya, tetapi ucapannya
seperti jarum yang menusuk hati orang itu. "Aku tahu tentang ajaran
leluhur Keluarga Mei-mu itu, dan aku tahu seberapa kuatnya Keluarga Mei itu.
Kau sudah menghabiskan setengah harian, tetapi memangnya Pangeran Hao
menganggapmu? Lebih baik kau segera pergi."
Ia
mengatakan semua ini demi Mei Jin Xiu. Aku sudah melayani Pangeran Hao
selama ini. Aku paham bahwa pria ini cukup berkuasa hingga jika ia menginginkan
sesuatu, ia akan mendapatkannya. Di waktu yang sama, apabila ia tidak
menginginkan sesuatu, tidak ada orang yang bisa memaksakan itu padanya.
Kata-kata
ini sangat memuaskan Pei Qian Hao, tetapi ia tidak akan melepaskan Su Xi-er
dengan semudah itu. Ia sengaja berkata, "Siapa bilang Pangeran ini tidak
menganggapnya? Hanya saja, jika kau ingin Pangeran ini membawa dirimu, kau
harus melewati Dayang Selir Kamar Pangeran ini terlebih dahulu."
Mata
si pengawal pun hanya bisa membesar sampai pedang di tangannya agak
bergetar. Dayang Selir Kamar Pangeran ini?! Su Xi-er! Pangeran Hao
memang sudah menjamah Su Xi-er!
Tapi,
kalau memang begitu, mengapa ia tidak memerintahkan seseorang untuk merebuskan
sup kontrasepsi untuk Su Xi-er?
Setelah
mendengarkan kata-katanya, Su Xi-er pun terdiam, dan tak lagi memiliki
kesabaran untuk melanjutkan sandiwara ini. Berpura-pura seolah ia tidak
mendengarkan apa pun,
ia hanya mengangkat tumitnya dan menuju ke lantai dua.
Ia
baru saja berjalan beberapa langkah ketika Pei Qian Hao menariknya lagi.
Su
Xi-er menyatakan, "Utang cinta yang Pangeran Hao datangkan, tidak ada hubungannya
dengan hamba."
"Utang
cinta?" Pei Qian Hao bertanya sebagai balasannya, tetapi tidak ada dingin
sedikit pun
di wajahnya.
"Bukankah
itu adalah sebuah utang cinta?"
Mei
Jin Xiu tidak tahan menjadi kikuk di antara pasangan tersebut dan mengeraskan
suaranya. "Dayang Pangeran Hao, haruskah kita bersaing dalam keterampilan
bertarung, atau yang lainnya? Katakan saja."
Su
Xi-er meliriknya. "Aku tidak akan bersaing denganmu. Kau sudah langsung
lolos."
Mei
Jin Xiu agak menautkan alis tebalnya yang mana dipenuhi aura maskulin. Karena
aku sudah lolos, maka aku tidak perlu meributkan ini lebih lama lagi. Kemudian,
ia mendongakkan kepalanya dan berbicara pada Pei Qian Hao. "Pangeran Hao,
kapan kau akan kembali ke Bei Min? Aku akan membereskan urusanku dan setelahnya
kembali bersamamu."
Si
pengawal pun tidak tahan lagi dan mengecamnya keras. "Pangeran Hao tidak
menginginkanmu. Kenapa kau begitu tebal muka? Terlebih lagi, Pangeran Hao hanya
mempunyai satu dayang selir kamar, dan tidak membutuhkan yang kedua."
"Hanya
satu? Bukannya dayang itu bilang kalau ada banyak dayang selir kamar barusan
ini?" Mei Jin Xiu berteriak nyaring, suaranya tajam dan menusuk.
Pei
Qian Hao menatap Su Xi-er sebelum ia berujar pelan-pelan. "Kapan Pangeran
ini bilang ia punya banyak dayang selir kamar? Hanya ada satu sekarang."
Mei
Jin Xiu dapat melihat seberapa sayangnya Pei Qian Hao pada si dayang di
sebelahnya, tetapi tak peduli seberapa besar pria itu menyukainya, ia hanya itu
saja: seorang dayang. Ia tertawa arogan. "Pangeran Hao, aku punya cara
untuk membuatmu menerimaku. Sementara untuk dayang selir kamarmu, aku hanya
akan menganggap itu sebagai masa lalu."
Nada
bicaranya kemudian berubah drastis saat ia menatap Su Xi-er. "Menjauhlah
darinya. Itu saja untuk hari ini. Aku akan membereskan urusanku di toko obat
sebelum kembali kemari."
Mei
Jin Xiu tidak bodoh, dan sadar kalau ia akan rugi jika mereka pergi
sekarang. Mengapa tidak merumuskan sebuah rencana yang bagus?
Bagaimanapun juga, ajaran leluhur Keluarga Mei tidak boleh dilanggar.
Sewaktu
ia baru saja akan keluar dari penginapan tersebut, mendadak Su Xi-er
memanggilnya. "Nona Mei, pulanglah dan pikirkan baik-baik. Ajaran itu hal
yang mati, tetapi manusia itu hidup. Apakah layak menghancurkan seluruh
kehidupanmu hanya demi ajaran leluhur? Terlebih lagi, sudah ada tujuh puluh dua wanita cantik di Istana kecantikan;
apakah kau benar-benar tidak keberatan?"
Mei
Jin Xiu terhenti di tempatnya dan berbalik. "Apa maksudmu dengan
mengatakan ini?"
Su
Xi-er menepis tangan Pei Qian Hao dan mendekati Mei Jin Xiu.
"Istana Kecantikan di ibukota Bei Min mengumpulkan wanita-wanita cantik
dari seluruh dunia. Sekarang ini, terdapat tujuh puluh dua
totalnya. Semua wanita di dalamnya berdandan dengan detail."
Mei
Jin Xiu memahami poin Su Xi-er tanpa penjelasan lebih jauh. Matanya jatuh pada
Pei Qian Hao. Apakah pria ini benar-benar sebegitunya menyukai wanita
cantik?
Haha,
terlepas dari kebenarannya, siapa pun yang
bermata, dapat melihat bagaimana ia memperlakukan dayang di hadapanku ini.
Betapa ia memanjakannya .... Mei Jin
Xiu masih belum menyerah.
Mengapa
tubuhku harus dilihat oleh Pangeran Hao? Seberapa besar usaha yang harus
kulakukan demi menikahinya!?
"Nona
Mei, meski jika kau mengikuti kami, paling banter, kau hanya akan dikirimkan ke
Istana Kecantikan. Tidak ada bedanya dengan Istana Dingin, dan itu bahkan belum
mempertimbangkan apakah kau bisa masuk atau tidak. Melihat dirimu ...."
Su Xi-er mendecakkan lidahnya dan mendekati Mei Jin Xiu sebelum ia membuka
bibirnya dan melafalkan kata-katanya perlahan-lahan.
"Yah, masih lebih baik
bagi seseorang agar memiliki sedikit rasa malu."
Wajah
Mei Jin Xiu segera memucat.
(T/N : neng Xi-er kalo uda buka mulut pedes ye, macem
ayam geprek. Good job neng.)
0 comments:
Posting Komentar