Consort of A Thousand Faces
Chapter 183 : Seorang Wanita Marah Sampai Mati
Ning
An Lian senang sekali ketika ia mendengar bahwa ia akan menjadi orang yang
mewakili Nan Zhao di panggung megah, dan mempertunjukkan kecantikan lembut dari
wanita Nan Zhao. Dulu, selalu Ning Ru Lan. Aku sudah menantikannya
untuk waktu yang sangat lama, dan akhirnya, waktuku. Mulai dari sekarang, semua
hal tentang Ning Ru Lan akan dilupakan, dan aku akan menjadi cahaya baru di
mata semua orang setelah aku memukau para penguasa dari kerajaan lain dengan yang
terbaik.
Tetapi,
di saat penting seperti ini, dayang rendahan yang bernama Su Xi-er itu telah
melukai pergelangan kakiku!
Ning
An Lian tidak memedulikan tentang citranya dan langsung memerintahkan para
pengawal kekaisaran. "Sebagai Putri Pertama Kekaisaran, Putri ini
memerintahkan kalian untuk menangkap dayang rendahan itu!"
Suaranya
kencang dan tajam, memaksa para pengawal masuk dalam situasi yang canggung
selagi mereka melihat ke arah Su Xi-er. Meskipun Ning An Lian adalah
Putri Pertama Kekaisaran, ia adalah dayang Pangeran Hao. Jika kami
menangkapnya, Pangeran Hao sudah pasti tidak akan senang.
Kami
tidak boleh membuat masalah di saat seperti ini, tetapi jika kami tidak
menangkapnya, kami tidak akan bisa menjelaskannya pada Putri Pertama.
Mengetahui sifatnya ....
Su
Xi-er memperlihatkan senyuman cerah yang terasa tepat. Apabila ia tersenyum
sedikit lagi, akan tampak terlalu genit; jika ia kurang tersenyumnya, akan
tampak biasa saja. Senyumannya sempurna untuk menunjukkan kepolosan serta daya
pikatnya.
Semua
pengawal di Pasukan Pengawal Kekaisaran dibuat tercengang oleh senyuman ini,
sepenuhnya melupakan tentang perintah Ning An Lian.
Ning
An Lian gusar dan menghancurkan cangkir teh di sebelahnya ke lantai, suara memekakkan telinga dari pecahan itu menggema
di dalam ruangan yang tenang itu. "Kalian berani tidak mengikuti perintah
Putri ini?"
Su
Xi-er memilih saat ini untuk mulai berbicara, "Putri Pertama, hari ini
adalah perjamuan kerajaan Nan Zhao, dan setiap gerakan yang Anda buat, mewakili
negara itu sendiri. Menghancurkan cangkir teh secara sembrono ke lantai dalam amarah Anda; menggunakan status Anda untuk
menekan para pengawal; apakah Anda sungguh pantas menjadi Putri Pertama
Kekaisaran dengan kepribadian yang tak masuk akal begini?"
Setiap
katanya diutarakan dengan lembut, tetapi dilafalkan dengan jelas agar didengar
semuanya. Wajah Ning An Lian memucat akibat amarah dan ia mengangkat tangannya,
dengan gemetaran mengacungkan satu jarinya pada Su Xi-er. "Seorang dayang
rendahan berbicara seperti itu pada Putri ini; siapa yang memberimu nyali
itu?"
"Pelayan
ini menilai dari orangnya. Selain itu, sebagai Putri Pertama Kekaisaran Nan
Zhao, Anda tidak bisa memerintah seorang pelayan yang berasal dari Bei Min. Aku
harus meminta Pasukan Pengawal Kekaisaran untuk segera membawa Putri Pertama
kembali ke istana peristirahatannya." Perkataan Su Xi-er jelas dan
ringkas. Dalam hal pembawaan mereka, semua orang merasa bahwa ia jauh lebih
unggul daripada Ning An Lian.
Ketika
Ning An Lian melihat para pengawal melihat ke arahnya, jantungnya serasa tenggelam. Mereka tidak mendengarkan
perintahku, tetapi mendengarkan seorang dayang rendahan!
Su
Xi-er menatap Ning An Lian dan mengetahui bahwa ia gusar, sehingga ia
memutuskan untuk memperbesar apinya. "Putri Pertama, aku sarankan pada
Anda untuk meredam api internal Anda. Anda masih harus menari di perjamuan
kerajaan malam ini. Anda masih marah pada pelayan ini, tetapi pergelangan kaki
Anda tidak bisa menunggu. Itu sudah bengkak, dan jika tidak segera diobati,
tarian Anda malam ini ...."
Ketika
Ning An Lian mendengar ini, ia langsung melupakan tentang menyuruh pengawal
menangkap Su Xi-er. Sebaliknya, ia buru-buru menginstruksikan Piao Xu.
"Cepat, bantu Putri ini naik ke kereta kuda untuk mendapatkan pengobatan
medis. Kita tidak boleh merusak acara besarnya."
Piao
Xu pun segera bangkit. Walaupun wajahnya masih terasa sakit sekali, ia tetap
membantu Ning An Lian menaiki kereta kudanya dengan hormat.
Ruangan
tersebut segera kosong, hanya meninggalkan Su Xi-er yang berdiri di dekat
jendela dengan seulas senyuman di wajahnya, memerhatikan kereta kudanya
bergerak menjauh. Meski jika tabib kekaisaran mengobatinya, tetap tidak
ada gunanya. Aku dengan gesit menendang Ning An Lian di sisi pergelangan
kakinya saat aku menyerangnya.
Ia
masih bisa menahannya untuk sekarang, tetapi kita akan lihat bagaimana ia bisa
menari saat perjamuannya dimulai malam ini. Saat Su Xi-er memikirkan
ini, kilatan halus melintas di matanya.
Segera
setelahnya, ia kembali pada ekspresi biasanya dan meninggalkan restoran, mulai
berjalan-jalan sendirian di jalanan.
Su
Xi-er berjalan sampai pada seorang pedagang yang menjual roti kukus. Berpikir
kalau ia akan membeli rotinya, si pedagang pun segera berkata, "Nona, kau
terlambat; semua roti kukusnya sudah terjual habis. Selain dari Tahun Baru,
hari perjamuan kerajaan adalah hari tersibuk di sepanjang tahunnya."
"Berapa
koin tembaga harganya untuk satu roti kukusmu?"
Si
pedagang mengira ia masih mau membeli roti kukus. Tetapi, aku sudah
tidak punya roti kukus lagi. Sehingga ia pun menjelaskan lagi.
"Roti kukus tidak mahal. Roti kukus daging harganya masing-masing dua
koin, dan roti kukus sayuran berharga masing-masing satu koin. Mereka sudah
habis terjual sekarang, jadi kau harus datang lagi di malam hari untuk membeli
mereka."
Su
Xi-er tertawa. "Aku hanya bertanya. Jika sudah laku terjual, maka aku
tidak bisa membelinya. Berapa banyak roti kukus yang dapat kau jual dalam
sehari?" Ia ingin mengetahui kondisi kehidupan rakyat Nan Zhao.
"Maaf
Nona, aku tidak bisa memberitahumu." Si pedagang segera membereskan
kukusannya dan mulai mengabaikan Su Xi-er.
Tepat
saat ia pergi, pedagang lainnya yang menjual tepung di sebelahnya menggelengkan
kepalanya dan mendesah sendiri. "Aku harus mengimpor lebih sedikit tepung
bulan depan ...."
Harus
mengimpor lebih sedikit, artinya bahwa pelanggannya tidak begitu baik. Kios
roti kukus dan mi juga pasti tidak berjalan baik.
Samar-samar,
Su Xi-er telah memahami kondisi kehidupan rakyat di ibu kota
dari satu titik ini.
Su
Xi-er memandangi pedagang yang menjual tepung. "Mengapa kau mengimpor
lebih sedikit tepung? Semua roti kukus dari kios di sebelahmu terjual habis
hari ini, tetapi kau masih mencemaskan tentang usahamu?"
Pedagang
ini tidak sewaspada yang satunya, yang dari kios roti kukus. Ia langsung
berujar, "Perjamuan kerajaan tahun ini tidak sama seperti yang sebelumnya.
Selama beberapa bulan terakhir, jumlah tepung yang kujual sudah menurun. Semua
petani telah memanen gandum dari ladang, tetapi mereka menyimpannya. Biarpun
usaha sudah seburuk ini, pajak juga meningkat."
Alis
Su Xi-er agak tertaut sebelum ia memperbaiki ekspresinya. Pajak memengaruhi
kondisi kehidupan rakyat, dan seharusnya malah diturunkan. Apakah Yun Ruo Feng
menaikkan pajak untuk digunakan pada suplai militer?
"Beberapa
dari pria kuat yang berasal dari keluarga petani sudah direkrut ke barak
militer. Nan Zhao sudah damai, kenapa perlu lebih banyak tentara?" Si
pedagang yang menjual tepung itu kebingungan dan menggelengkan kepalanya ke
kiri dan kanan.
Su
Xi-er memperingatkannya pelan. "Tidak akan ada yang terjadi jika kau
mengucapkan kata-kata itu padaku, tetapi kau harus berhati-hati agar seseorang
dengan niat jahat tidak mendengarmu. Terutama di saat perjamuan kerajaan."
Si
pedagang mendadak menyadari ini, dan menepuk dadanya ketakutan. "Terima
kasih atas peringatanmu, Nona. Aku selalu bermulut besar."
Su
Xi-er berkata lambat, "Tidak ada gunanya mengeluhkan tentang pajak.
Sebaliknya, biar kuajari kau sesuatu. Kau lihat, semua tepungmu berwarna putih?
Jika kau membuat adonan dan menggiling beberapa helai kelopak bunga atau
sayuran untuk mewarnainya, orang-orang mungkin akan tertarik dengan berbagai
macam warnanya. Ini berlaku khususnya bagi para keluarga bangsawan itu."
Si
pedagang pun jadi bersemangat selagi ia mendengarkan. Aku tidak tahu
aku bisa melakukan itu! Siapa yang akan terpikirkan untuk mewarnai adonannya?
Semua roti kukus berwarna putih, tetapi jika mereka berwarna merah muda,
kuning, atau bahkan hijau, mereka akan tampak sangat cantik.
Jika
aku menyimpan cara ini sebagai rahasia dan menambahkan bahan-bahan istimewaku
sendiri, aku pasti bisa menjual banyak!
Si
pedagang segera membungkuk. "Terima kasih banyak Nona, apa kau mau tepung
untuk dibawa pulang?"
Su
Xi-er menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu, tetapi kau harus mencoba
menggunakan cara yang kuajarkan padamu." Kemudian, ia pun memutar tumitnya
dan pergi.
Si
pedagang berdiri di depan kios tepungnya dan memandangi sosok langsing Su Xi-er
untuk waktu yang lama. Wanita ini, tidak hanya cantik, tetapi juga
cerdas. Apakah aku baru saja bertemu dengan seorang dewi? Meskipun ia bukanlah
seorang dewi, ia cukup mirip dengan seorang dewi.
Si
pedagang merasakan kekaguman pada Su Xi-er, memujinya dalam benaknya.
0 comments:
Posting Komentar