Consort of A Thousand Faces
Chapter 196 : Vulgar
Kaisar
Xi Liu tetap tidak bergerak; benaknya disibukkan oleh wanita berbaju
ungu. Benar-benar ada orang di dunia ini yang bisa menandingi Ning Ru
Lan. Aku tidak akan memercayainya jika aku tidak melihatnya dengan mataku
sendiri.
Amarah
muncul dalam diri Yun Ruo Feng, tetapi ia tidak berani memperlihatkannya.
Meskipun ia adalah Prince Regent Nan Zhao, semua orang yang
ada di sini adalah tokoh yang berkuasa dan berpengaruh di kerajaan mereka
masing-masing. Ia tidak boleh dengan santainya menyinggung mereka.
"Semuanya, tenanglah. Pangeran ini akan mengirimkan seseorang untuk
mencari Putri Pertama Kekaisaran. Seharusnya, ia akan segera berada di sini,
dan minum tiga cangkir untuk meminta maaf pada semuanya saat ia tiba. Mohon maafkan
pengawasan Nan Zhao kali ini."
Dengan
jaminan Yun Ruo Feng, perlahan-lahan, semuanya mengecilkan suara mereka.
Lalu,
Yun Ruo Feng memanggil Wei Mo Hai dengan ekspresi gelap di wajahnya. Ia
memelankan suaranya dan memerintahkan. "Suruh Su Xi-er kemari dengan
cadarnya."
Yun
Ruo Feng tidak punya waktu untuk menjelaskan dan mendesaknya.
"Cepat!"
Sayangnya
bagi Yun Ruo Feng, Pei Qian Hao sudah mengawasinya sejak awal. Sementara ia
tidak bisa mengetahui percakapan spesifiknya, ia paham bahwa Yun Ruo Feng
berencana untuk menyuruh Su Xi-er muncul lagi.
Apa,
kau berencana memanggil Su Xi-er lagi? Bantuan bisa diberikan satu kali,
tetapi mustahil bagiku
membiarkannya berjalan sesuai keinginanmu dua kali.
Sebelum
Wei Mo Hai bisa pergi, Pei Qian Hao angkat bicara. "Pangeran ini dengar
bahwa, Putri Pertama Kekaisaran terdahulu tidak pernah mengenakan cadar saat ia
menari selama perjamuaan kerajaan, tetapi Putri Pertama Kekaisaran yang
sekarang mengenakannya. Mungkinkah, ia berencana melakukan hal yang sama ketika
ia muncul nantinya?"
Yun
Ruo Feng merasa jantungnya tenggelam mendengarkan kata-kata Pei Qian Hao,
tetapi ia hanya bisa memasang senyuman sebelum membalas, "Putri Pertama
meminta untuk mengenakan cadar saat ia menari agar memberikan efek yang lebih
baik selama pertunjukan. Tentu saja, ia tidak akan mengenakan cadar lagi saat
ia keluar nanti."
Yun
Ruo Feng berujar enteng, tetapi matanya menatap sampai serasa melubangi Pei
Qian Hao, mengetahui orang itu melakukan ini dengan sengaja.
Pei
Qian Hao bertatap mata dengannya, bahkan mengenakan senyum samar di wajahnya
untuk meniru Yun Ruo Feng.
Kau
berencana untuk membuat dayangku keluar lagi dan minum-minum bersama pria-pria
ini? Jangan mimpi!
Dengan
rencananya yang gagal, Yun Ruo Feng hanya bisa memerintahkan dengan pelan pada
Wei Mo Hai sekali lagi. "Pergi lihat bagaimana keadaan Putri Pertama. Bawa
ia kemari sesegera mungkin, dan hindari membuang-buang waktu lebih jauh."
Wei
Mo Hai mengangguk mengiyakan.
"Jika
sungguh tidak bisa, cukup katakan bahwa ia mendadak jatuh sakit dan tidak bisa
datang. Pangeran ini akan punya caraku sendiri untuk mengatasinya."
"Mengerti!"
Wei Mo Hai menerima perintahnya dan dengan cepat berlalu. Dalam hatinya, ia
merasa bahwa Putri Pertama sungguh bisa menyiksa orang lain. Perjamuan
kerajaan yang agung ini sudah dibuat menjadi sebuah lelucon karena pergelangan
kakinya.
Ning
Lian Chen memerhatikan tindakan Yun Ruo Feng dalam diam sebelum tiba-tiba saja
berbicara setelah Wei Mo Hai pergi.
"Tidak
mungkin Kakak Perempuan Kaisar ini sakit, kan?"
Yun
Ruo Feng baru saja minum seteguk anggurnya, dan bahkan masih belum menurunkan
cangkir anggurnya saat ia mendengar apa yang dikatakan Ning Lian Chen.
Jantungnya tenggelam lebih jauh lagi, tetapi wajahnya tanpa ekspresi.
"Rahmat
Yang Mulia tak terbatas dan tak pernah berakhir. Diberkahi dan dilindungi oleh
rahmat Anda yang mulia, Putri Pertama Kekaisaran sangat sehat."
Kemudian,
Yun Ruo Feng menunjuk ke arah rombongan opera di atas panggung. Tidak jelas
apakah ia sedang berbicara pada Ning Lian Chen atau para utusan.
"Rombongan opera ini dikenal sulit sekali diundang. Mereka tidak takut
pada yang kaya dan berkuasa, dan hanya tampil untuk mencari pengertian dari
para penonton mereka. Kalian harus menontonnya dan menghargai pertunjukan yang
langka begini."
Tidak
ada yang tahu dari kerajaan manakah asal rombongan opera ini, tetapi rumornya
bilang kalau mereka disokong oleh seorang tokoh yang berpengaruh. Satu hal yang
pasti, semua orang tahu bahwa mereka memang
sulit untuk diundang. Setelah cukup beruntung untuk melihat pertunjukan semacam
ini, mereka tidak boleh kehilangan kesempatan tersebut.
***
Sementara
Yun Ruo Feng mencoba menangani masalah di atrium, Wei Mo Hai sudah sampai di
Institut Tabib Kekaisaran. Di dalamnya, Tabib Kekaisaran Fang sudah melakukan
akupuntur pada luka Ning An Lian.
"Bagaimana
kaki Putri Pertama? Apa ia masih bisa berjalan? Kita tidak bisa menunda
kehadirannya lebih lama lagi di perjamuan kerajaannya."
Namun,
Tabib Kekaisaran Fang menggelengkan kepalanya. "Kita masih harus
mengamatinya."
Menoleransi
rasa sakitnya, tiba-tiba saja Ning An Lian berbicara. "Tidak, Putri ini
harus pergi."
Aku
sudah berada di Institut Tabib Kekaisaran terlalu lama. Sepertinya, semua orang
sudah merasa kesal, dan kalau aku tetap di sini lebih lama, semua yang terjadi
akan terungkap.
Melihat
ketidaksabarannya, Tabib Kekaisaran Fang segera menghentikannya.
"Bersabarlah, Putri Pertama. Biarkan pejabat rendah ini menyelesaikan
pengobatannya lebih dulu."
Dengan
seberapa sakit dirinya, Ning An Lian tidak berani menganggap entengnya. Ia
tidak tahu apa yang sudah dilakukan oleh Su Xi-er hingga menyebabkan cedera
pergelangan kakinya begitu parah.
Setelah
lima belas menit berlalu, Tabib Kekaisaran Fang pelan-pelan melepaskan setiap
jarum dari pergelangan kaki Ning An Lian. Ia mengarahkan asisten pengobatan
untuk mempersiapkan sebuah kompresan herba agar dioleskan Ning An Lian di area
itu, sekaligus memberikannya obat untuk meredakan rasa sakitnya.
"Sudah
tidak sakit lagi." Akhirnya Ning An Lian merasa sakit di pergelangan
kakinya sudah surut.
Tabib
Kekaisaran Fang yang berada di sebelahnya pun membujuknya. "Mungkin sudah
lebih baik, tetapi Yang Mulia tetap harus berhati-hati dengan gerakan Anda untuk menghindari memperparah cederanya."
"Putri
ini mengerti." Kemudian, Ning An Lian berdiri dan menuju ke perjamuan
kekaisaran bersama Wei Mo Hai.
***
Setelah
ia sampai di atrium, perhatian semua orang tertuju pada pengumuman
kehadirannya.
Setelah
menunggu untuk waktu yang lama, banyak orang dengan tidak sabar mengangkat
kepala mereka dan menjulurkan leher mereka untuk melihat siapakah yang baru
saja berjalan masuk.
Chu
Ling Long penasaran dan mendongakkan kepalanya untuk melihat. Kemudian, ia
berbicara dengan gaya yang mencemooh. "Setelah menunggu sangat lama,
senangnya karena Putri Pertama akhirnya menganugerahi kami dengan kehadirannya.
Sulit untuk menjaga antisipasiku tetap terkendali!"
Sisa
dari kerumunannya serempak. "Memang, menunggu cukup lama!"
Ning
An Lian mengenakan gaun pesta ungu yang menarik perhatian. Batu permata ungu
pada hiasan rambutnya berayun selagi ia berjalan, sementara gaun panjangnya
menyebar di belakangnya, menyilaukan semua orang.
Riasannya
tepat, memancarkan aura memikat dari alisnya.
Para
pria yang hadir sudah pernah melihat wanita cantik, tetapi masih tercengang
oleh penampilan Ning An Lian. Ia benar-benar terlihat cantik pada pandangan
pertama.
Tentu
saja, itu semua berkat riasan dan gaunnya yang membuatnya bisa memancing respon
yang luar biasa. Demi menetapkan kalau ia lebih baik daripada si jalang Ning Ru
Lan itu, ia sudah membuat gaun ini berbulan-bulan sebelum perjamuannya. Semua
hiasan rambutnya dibuat dengan gaya yang mirip, dengan Ning An Lian yang
mengerahkan semuanya demi membuat orang lain mengingat bahwa
ialah yang paling cantik.
Ia
memasuki aulanya dengan sikap yang tenang, langkahnya terukur sementara ia
mengenakan senyuman ramah di wajahnya.
Pei
Qian Hao melihatnya sekilas. Ia bahkan tidak bisa dibandingkan dengan
Su Xi-er. Meskipun gaun ungu yang dikenakan Su Xi-er tidak semewah milik Ning
An Lian, perbedaan dari pembawaannya tidak bisa ditutupi. Gaun yang dikenakan
Ning An Lian tidak lebih dari kasar dan vulgar. Ia merasa jijik bahkan
untuk melihatnya sekali lagi.
Di
bawah panduan dayang istana, pertama-tama, ia berjalan ke mejanya sebelum ia
menghadap pada para utusan dan membungkuk. "Putri
ini meminta maaf karena terlambat hari ini. Pertama, aku akan menghukum diriku
sendiri sebagai permintaan maaf dengan minum tiga cangkir."
Tepat
setelahnya, seorang dayang sudah maju ke depan untuk menuangkan anggurnya.
Tiba-tiba
saja, Chu Ling Long terkekeh mendengar pernyataannya.
"Putri Pertama sungguh sadar diri. Pangeran Yun juga menyebut kalau Putri
harus menghukum dirinya dengan tiga cangkir anggur karena terlambat."
"Tentu
saja." Ning An Lian mengangkat cangkir anggur yang diisi sampai meluap
sebelum bicara lagi. "Putri ini bersulang pada semua orang dengan tiga
cangkir ini; biarkan mereka mewakili permintaan maaf karena terlambat."
Setelah
meneguk
tiga cangkir anggur berturut-turut, Ning An Lian bisa merasakan sensasi membakar
di tenggorokannya. Benar-benar sulit untuk meminum
tiga cangkir alkohol sekuat itu dengan perut kosong. Kalau bukan karena fakta
bahwa orang Nan Zhao terbiasa minum alkohol, ia pasti sudah merasa mual.
0 comments:
Posting Komentar