Senin, 14 Juli 2025

ALSAPU - Chapter 28 - 37

Chapter 28


Aku tidak menyangka bahwa Ji Chao akan mengambil inisiatif untuk menghubungiku di WeChat (kami saling menambahkan kontak terakhir kali kami bertemu).

Ji Chao: Cui Ying Ying tong xue, apa kau punya waktu untuk makan malam bersama?"

Aku tidak tahu bagaimana caranya menjawab untuk sesaat.

Ji Chao: Ada sesuatu yang ingin kupastikan denganmu.

Jantungku berdebar, apakah ia telah memastikan bahwa akulah gadis yang sudah salah masuk ruang ganti?

Jika aku menolak, apakah ia akan memposting di dinding pengakuan dan mengulitiku?

Aku sudah mulai membayangkan adegan semua orang di sekolah yang membahas bahwa "Cui Ying Ying adalah wanita mesum yang mencuri celana dalam" di otakku.

Jadi, aku pun menjawab dengan hati-hati: Oke ....

Ji Chao mengundangku ke restoran sekolah.

Segera setelah ia duduk, ia langsung bicara ke intinya: "Cui Ying Ying, kaulah orang yang mencuri celana dalam di aula renang hari itu, kan?"

Aku menyemburkan air ke wajahnya.

Aku: ....

Bro, kalau kau sudah yakin, kenapa kau masih datang menanyaiku?

Tepat setelah aku bersiap untuk diekspos ke seluruh sekolah oleh Ji Chao di dinding pengakuan sebagai wanita mesum yang telah mencuri celana dalam, Ji Chao mendadak tertawa: "Ternyata, cintamu pada Qiao Wei sudah terdistorsi sampai ke level mesum."

Aku: ??

Aku: "Ji Chao tong xue, ini sebenarnya salah paham, aku ...."

Ji Chao: "Jangan dijelaskan. Menjelaskan itu menutup-nutupi, dan menutupi menyiratkan kebenaran."

Aku: ?

Tidak, bisakah kau mendengarkanku menyelesaikan kata-kataku?

Ji Chao: "Apa kau masih mau celana dalam Qiao Wei? Aku akan membantumu, tiga ratus untuk satu celana dalam."

Aku: ....

Apakah aku jatuh ke dalam sarang mesum?

Shen Qiao Wei ingin melepaskan celana dalamnya untukku. Ji Chao ingin menjual celana dalam Shen Qiao Wei padaku?

Akhirnya aku pun marah. Aku menggebrak meja, mengejutkan Ji Chao, dan kemudian aku mengklarifikasi sebab dan akibat perkara itu.

Ji Chao mendadak tersadar: "Rupanya, situasinya seperti ini, tampaknya aku sudah keliru menyalahkanmu."

Aku: "Memang aslinya seperti ini! Pergi ke dinding pengakuan untuk menjernihkannya!"

Ji Chao: "Tidak."

Aku: ?

Aku: "Kenapa?"

Ji Chao: "Setelah menjernihkannya, maka Qiao Wei tidak akan punya ...."

Setengah jalan percakapannya, ia tiba-tiba berhenti.

Aku: "Ada apa?"

Ji Chao: "Bukan apa-apa."

Aku: ....

Aku: "Bisa tidak kau selesai bicara dalam satu tarikan napas? Kau bicara setengah dan ditelan setengah, kau lapar?"

Ji Chao tidak marah, ia menutup mulutnya dan tersenyum malu-malu: "Akan kuberitahukan kau sebuah rahasia."

Aku: "Apa?"

Ji Chao: "Kemarilah."

Aku pun mendekat.

Ji Chao memelankan suaranya: "Apakah Qiao Wei pergi jadi sukarelawan bersamamu terakhir kali?"

Aku mengangguk.

Ji Chao: "Sebenarnya, akulah yang akan pergi. Setelah ia melihat daftar sukarelawan, ia bersikeras pergi menggantikanku. Apa kau tahu kenapa?"

Aku: "Kenapa?"

Ji Chao menamparku sembari ber-aiya: "Kenapa kau begitu tidak peka?"

*

*

*

Chapter 29

Aku berpikir keras dan lama sekali sepanjang hari, dan akhirnya mengetahui kenapa Shen Qiao Wei menggantikan tempat Ji Chao untuk jadi sukarelawan.

Hmph, ia pasti naksir si cantik dari kelas keuangan di sebelah, si gadis yang memimpin untuk berlagak padaku hari itu!

Dari sudut pandang ini, Shen Qiao Wei pasti membantuku membuang sampah kemungkinan karena ia ingin memamerkan sikap gentleman-nya, kan?

Untuk beberapa alasan, aku merasa kecut dalam hatiku.

Aku tidak percaya bahwa aku berpikir ia tampan dan berguna waktu itu!

Aku menarik kembali pikiran yang kumiliki tentang dirinya sebelumnya.

Ia hanya berguna di depan wanita cantik!

*

*

*

Chapter 30

Ji Chao terus mencoba mendekatiku selama dua hari terakhir ini.

Ia mengirimiku pesan WeChat.

Ji Chao: Ying Ying, lagi apa?

Aku pun merinding.

Aku: Mengetik.

Ji Chao: Kau humoris sekali.

Aku: ?

Kau bahkan bisa memuji hal ini?

Pada saat ini, Shen Qiao Wei juga mengirimiku pesan.

Shen Qiao Wei: Cui Ying Ying, kau tidak diizinkan untuk membolos kelas umum yang diharuskan lagi.

Aku: ....

Orang ini memanggilku Cui Ying Ying tong xue sebelumnya, tetapi ia langsung memanggilku Cui Ying Ying sekarang.

Shen Qiao Wei seharusnya belajar dari Ji Chao, yang terus mengucapkan "Qiao Wei" di kiri dan "Ying Ying" di kanannya, hanya dengan melakukan ini, barulah orang bisa menyempitkan jarak antar manusia!

Aku: Oh.

Shen Qiao Wei: Tidak senang?

Aku: Tidak, aku hanya ada masalah.

Shen Qiao Wei: Apa?

Aku: Apakah semua orang memanggilmu Qiao Wei?

Shen Qiao Wei: Tidak, hanya Ji Chao.

Aku: Aku ada pertanyaan lainnya, apa arti namamu?

Shen Qiao Wei: Marga ayahku Shen, dan marga ibuku Qiao. Huruf 'Wei' diberikan oleh kakekku. 'Wei' yang artinya melindungi kedamaian segala usia dan juga 'Wei' dari 'Politik langit dan bumi, hukum sosial dunia terlindungi'.

Aku tidak tahu kenapa, tetapi sewaktu Shen Qiao Wei menjelaskan namanya kepadaku dengan serius, ada semacam perasaan romantis di dalamnya.

Aku: Sangat berpendidikan.

Shen Qiao Wei: Bagaimana dengan namamu?

Aku: Tak ada yang istimewa. Ayahku hanya merasa bahwa sekilas melihat nama ini, kau bisa tahu bahwa ini seorang gadis kecil, jadi ia merasa itu lumayan bagus.

Shen Qiao Wei: ....

Oke, aku memutuskan untuk belajar dari Ji Chao di masa depan. Aku tidak akan mengucapkan marga orang saat aku memanggil mereka, hanya nama depan mereka saja.

Memikirkan ini, aku pun mengubah nama panggilan WeChat Shen Qiao Wei menjadi Xiao Wei. Tak berpendidikan, imut sekali.

(T/N: Xiao yang artinya kecil. Jadi Xiao Wei—Wei Kecil.)

Permainan kata-kata adalah dewa abadi.

*

*

*

Chapter 31

Selama beberapa hari belakangan, ketika aku memikirkan tentang fakta bahwa Xiao Wei naksir si bunga kelas, ada rasa sakit yang tak bisa dijelaskan.

Bagaimanapun juga, hubungan antara pria itu dan si bunga kelas adalah cinta.

Hubungannya denganku adalah celana dalam.

Aku harus menghadapi perbedaan ini secara langsung!

*

*

*

Chapter 32

Namun, Shen Qiao Wei tidak menyerahkan hubungan antara kami yang dijaga oleh celana dalam.

Ini bisa terlihat secara spesifik atas fakta bahwa ia akan mengawasiku setiap hari, membuatku belajar dengan giat.

Aku bisa secara masuk akal mencurigai bahwa ini adalah kelainan kompulsif obsesif seorang mahasiswa top.

Aku tidak tahu darimana ia mendapatkan jadwal kuliahku, sebelum tiap kelas, ia akan menanyaiku di WeChat: Apa kau membolos?

Aku: ....

Aku hanya kadang-kadang saja membolos, oke?

Bukan hanya itu saja, Shen Qiao Wei juga menyeretku untuk belajar bersamanya.

Tolong, apakah kelainan kompulsif obsesif seorang mahasiswa top berarti ia tidak bisa membiarkan seorang pemalas ada di sekitarnya?

Di dalam ruang belajar, aku terpisah satu kursi dari Shen Qiao Wei.

Aku memandangi buku cetak dan mencoba berkonsentrasi. Bagaimanapun juga, aku berada di jurusan paling terkenal di Universitas R, jadi aku tidak boleh menunjukkan kebodohanku.

Tetapi kata-kata di dalam buku ini bisa terbang, bahkan akan tumpang tindih.

Kemudian, aku pun ketiduran lagi.

Saat aku terbangun, aku mendapati sebuah jaket ekstra di tubuhku.

Yang dapat kupikirkan dalam benakku adalah bahwa semenjak Xiao Wei yang malang bertemu denganku, jaketnya tidak menjadi miliknya lagi.

Aku berbaring di atas meja dan menolehkan wajahku ke sisi Shen Qiao Wei.

Aku: ??

Kapan ia pindah duduk di sampingku?

Melihat aku sudah bangun, Shen Qiao Wei menurunkan pena di tangannya dan perlahan-lahan mendekatkan wajahnya ke arahku.

Aku mundur tanpa sadar, tetapi ia tiba-tiba memelukku dengan lengannya.

Tepat ketika aku mengira bahwa ada plot Mary Sue yang menghangatkan hati yang akan terjadi, Shen Qiao Wei mengeluarkan sehelai tisu dan mengelap mulutku.

"Air liur."

*

*

*

Chapter 33

Ahhhhh, tolong!

Aku berbaring di meja, wajahku terkubur di dalam lenganku.

Sungguh memalukan!

Shen Qiao Wei: "Kau masih belum bangun?"

Aku menjawab samar, "Aku sudah bangun, tetapi aku tidak punya muka untuk melihat orang sekarang."

Shen Qiao Wei mendadak terkekeh.

Ia mencondong mendekati telingaku dengan nada tertawa di suaranya: "Kau sudah memungut celana dalamku, bagaimana bisa kau masih begitu berkulit tipis?"

Aku merasa telingaku merah sekali sampai-sampai jadi panas.

Shen Qiao Wei menghela napas, "Kau membolos selama siang hari dan tidur saat belajar mandiri. Bagaimana kalau kau tidak lulus kuliahmu? Ying Ying."

Detak jantungku melonjak tiba-tiba.

Tidak lulus mata pelajaran kuliah dapat membunuhku.

Tetapi Shen Qiao Wei yang memanggilku Ying Ying, bahkan lebih membunuhku.

*

*

*

Chapter 34

Aku sudah benar-benar menjadi topik hangat di sekolah.

Bukan karena mencuri celana dalam!

Itu karena aku mempertahankan posisi sebagai pacar Shen Qiao Wei yang digosipkan.

Memandangi foto yang diambil secara diam-diam di forum sekolah, aku kebingungan.

Apakah Shen Qiao Wei adalah idola populer? Bagaimana bisa ada begitu banyak orang yang antusias "mengambil foto sembarangan"?

Di asrama, selain Xiao Zhen, ada 12345678 saudari-saudari yang datang untuk melihatku setiap harinya.

Aku merasa bagaikan seekor beruang kutub yang begadang tiap malam.

Mencoba berpura-pura menjadi panda raksasa yang terancam punah.

*

*

*

Chapter 35

Di WeChat.

Aku: Shen tong xue, kurasa kita harus menjaga jarak.

Shen Qiao Wei: Kenapa?

Kenapa? Tentu saja karena mereka mengira aku ini pacarmu!

Tetapi aku mengetik dan menghapus kalimat ini, menghapus dan mengetik, dan akhirnya menggertakkan gigiku.

Aku: Karena tidak pantas.

Ada jeda dua menit.

Shen Qiao Wei: Apa kau membenciku?

Aku: Tidak ....

Shen Qiao Wei: Kebetulan, aku juga tidak membencimu.

Aku: ....

Bukankah topik ini semakin melenceng dari topik awalnya?

Shen Qiao Wei: Apa kau mau pergi ke konser musik?

Aku: Apa?

Shen Qiao Wei: Aku punya dua tiket, apa kau ingin pergi bersama-sama?

Shen Qiao Wei: Aku sudah memutuskannya, kau tidak boleh menolak.

Hanya karena kau bilang aku tidak boleh menolak, jadi aku tidak akan menolak?

Aku: ....

Aku: Oke.

Benaran, aku tidak pernah ke konser musik sebelumnya, aku penasaran banget.

*

*

*

Chapter 36

Pada hari janjian kami, aku memikirkannya, karena kami akan mendengarkan musik, demi mencocokkan diri dengan suasananya, aku harus berpakaian lebih formal.

Jadi, aku mengeluarkan sebuah gaun hitam kecil dari lemariku dan mengelap debu dari sepatu hak tinggiku. Akhirnya, aku meminta Xiao Zhen untuk meriasku dan mengeriting rambutku.

Aku memandangi diriku di dalam cermin dan mengangguk puas.

Sempurna.

Tempat konsernya ada di Aula Konser Taman Zhong Shan, mulainya pukul tujuh malam.

Jadi, aku bertemu Shen Qiao Wei di gerbang sekolah pukul 6.30.

Saat kami bertemu, kami sama-sama tercengang.

Ia menatap rambut keriting, gaun hitam, dan sepatu hak tinggiku.

Aku menatap kaos, celana pendek, dan sepatu ketsnya.

Shen Qiao Wei: "Apa kau mau pergi ke pesta?"

Aku: ....

Tolong, benar-benar memalukan!

Aku: "Bagaimana kalau aku kembali dan mengganti bajuku?"

Shen Qiao Wei: "Tidak, itu kelihatan lumayan bagus."

Aku langsung merona.

Shen Qiao Wei memujiku terlepas dari lidah berbisanya?

Dalam perjalanan, aku diam-diam bertanya padanya, "Shen tong xue, apakah ada hal yang perlu kuperhatikan sewaktu mendengarkan konser?"

Shen Qiao Wei: "Cukup bawa saja kupingmu."

Aku: ....

Aku menarik kembali apa yang barusan kukatakan, ia memang punya lidah besar yang berbisa!

*

*

*

Chapter 37

Aku mungkin sudah dirasuki oleh Dewa Tidur belakangan ini.

Mendengarkan musik agresif dan penuh kemenangan ini membuatku mengantuk, tetapi aku masih bertahan. Aku tidak bisa selalu ketiduran di depan Shen Qiao Wei.

Tepat ketika aku berjuang keras untuk tetap sadar dengan tekad kuatku, dan kepalaku mulai turun sedikit demi sedikit, Shen Qiao Wei memegangi kepala kecilku dan berbisik, "Ayo kita keluar."

Kemudian, ia membawaku keluar.

Aku: "Ini masih belum selesai? Kita pergi begini saja seperti ini?"

Shen Qiao Wei: "Kalau kita tidak pergi, kau akan ketiduran lagi. Kali ini berbeda dari yang terakhir kali, kau tidak akan bisa kembali ke asrama kalau aku tidak membangunkanmu. Apa kau ingin menginap di luar bersamaku?"

Aku pun merona lagi.

Mendengarkan kata-katanya, begitu ambigu.

Di luar sana benar-benar gelap. Ada lampu jalan yang jauh dari Taman Zhong Shan, dan sebagian besar gedungnya tersembunyi dalam pemandangan yang gelap.

Berjalan di teras gedung yang memiliki balok-balok berukir dan kasau yang dicat, yang dapat kupikirkan hanyalah drama dari dinasti Qing.

Pada saat ini, aku tidak memerhatikan langkahku, dan dengan bunyi "bam", aku berlutut di depan Shen Qiao Wei.

Adegan ini terlalu canggung, jadi aku menyemburkan: "Hidup Kaisar."

Aku: ....

Brengsek, bagaimana bisa aku bahkan lebih memalukan?

Shen Qiao Wei tertawa terbahak-bahak dan kemudian mengulurkan tangannya untuk membantuku bangun: "Selir kesayanganku, tidak perlu sapaan yang sebesar ini."

Aku tersipu dan bangun, baru menyadari setelah itu, ia telah mengatakan, "selir kesayangan" ....

Jadi, asap pun mulai mengepul di atas kepalaku.

Orang ini benar-benar kelewatan.

Bukankah ia punya seseorang yang disukainya?

"Bukannya ada seseorang yang kau sukai?"

Aku: ....

Oops, aku tanpa sengaja keceplosan.

Shen Qiao Wei: "Siapa?"

Aku memutuskan untuk mengatakannya, "Si cantik dari kelas keuangan sebelah."

Shen Qiao Wei: "Siapa? Aku tidak mengenalnya."

Aku: "Kau berbohong. Terakhir kali kau bertukar dengan Ji Chao untuk jadi sukarelawan bersamanya. Jangan kira aku tidak tahu soal itu!"

Shen Qiao Wei membeku sesaat, dan kemudian terkekeh pelan: "Aku pergi jadi sukarelawan menggantikan Ji Chao, bukan karena si cantik dari kelas manalah itu yang kau bilang."

Dengan itu, Shen Qiao Wei perlahan-lahan menghampirinya. Di dalam cahaya yang redup, ia melihat ke bawah ke arahku, matanya terang sekali.

"Ini karena dirimu."


0 comments:

Posting Komentar