Selasa, 22 Juli 2025

RTMEML - Chapter 38

Chapter 38 : Menghadiahkan Bunga 

Rebirth of the MaliciousEmpress of Military Lineage: Chapter 38


“Gadis Kecil Shen, apa kau bermusuhan dengan Penasihat Sejarawan Jing?”

Shen Miao memperhatikan pemuda di depan dalam diam.

Fitur wajahnya indah, tetapi semangat kepahlawanannya agak menekan. Meskipun ia memiliki penampilan seorang playboy kaya raya, ia memiliki semacam aura serius yang melampaui usianya. Itu tidak terlihat dalam penampilannya, tetapi seperti mengikutinya seolah ada semacam perasaan aman yang bisa dirasakan seseorang bahkan jika Langit runtuh. Bahkan, jika ia berada di kerajaan Qin atau di Istana Dalam, ia belum pernah melihat orang seteliti ini. Hanya dengan satu kalimat, ia mampu membedakan bagian tengah dari segalanya.

Bagi seseorang sebrilian dan berbakat sepertinya, mati sebelum waktunya, itu benar-benar Langit yang cemburu kepada orang jenius yang heroik.

Rasa kasihan melintas di matanya, tetapi ketika Shen Miao berbicara lagi, suaranya datar dan polos, “Benar.”

“Kau sudah mengambil jalan memutar untuk permainan catur ini.”

Xie Jing Xing mengamatinya lekat, “Untuk menempuh jalan yang berkelok-kelok hanya demi mengirim Gao Yan ke kalangan pejabat. Mungkinkah itu karena kau ingin mengacaukan kalangan pejabat Ming Qi?”

Bahkan, Shen Miao yang telah menjalani dua kehidupan, mau tak mau merasa agak terkejut. Ia dapat mengatakan bahwa kinerja Xie Jing Xing kelewat pintar dan mampu segera menyimpulkan sesuatu dengan satu petunjuk, sekarang, orang ini benar-benar menakutkan.

Orang biasa akan mengambil selangkah dan melihat ke langkah selanjutnya.

Orang pandai akan mengambil selangkah dan melihat sepuluh langkah berikutnya.

Dengan kata-kata yang tampaknya biasa-biasa saja itu, Xie Jing Xing mengambil selangkah dan melihat ribuan mil jauhnya.

Untuk bisa tanpa malu-malu seperti itu dan bicara langsung ke intinya, itu membuat Shen Miao agak tidak yakin bagaimana menanggapinya.

Setelah beberapa saat, Shen Miao kemudian menjawab, “Apa hubungannya dengan Marquis Kecil?”

Marquis ini tidak peduli dengan kalangan pejabat Ming Qi, tetapi Marquis Lin An tidak boleh disentuh.”

Ada sejumlah peringatan dalam nada bicaranya, “Kalau kau memiliki niatan pada kediaman Marquis Lin An, maka jangan salahkan Marquis ini karena bersikap kasar.” 

Shen Miao menatapnya. Xie Jing Xing selalu sangat membenci kediaman Marquis Lin An, dan suka sekali menentang ayahnya. Tetapi kini, itu sepertinya bukan sepenuhnya kebencian. Faktanya, ia tampaknya memiliki Marquis Lin An dalam hatinya.

Kalau tidak, ia tidak akan melindungi reputasi dari seluruh kediaman Marquis Lin An pada kehidupan yang lalu, dan berakhir dengan puluhan ribu anak panah yang menembus jantungnya.

Dan itu juga bisa dimengerti, bagi Xie Jing Xing untuk merasa curiga atas tindakannya terhadap keluarga Xie. Keluarga Shen dan keluarga Xie tidak pernah bisa saling berhadapan dan dengan tindakannya sekarang ini, yang tampaknya tidak dapat dipahami oleh siapa pun, bagi orang lain itu akan kelihatan seolah mungkin saja keluarga Shen akan membuat keluarga Xie tersandung.

Marquis Xie bisa tenang.”

Shen Miao berbicara terus terang dengan nada seolah ia tengah membicarakan tentang cuaca hari ini, “Keluarga Xie dan Shen seperti air sumur yang tidak akan mengganggu air sungai, jadi secara alaminya, tidak akan menimbulkan masalah. Apa yang Marquis Xie cemaskan tidak akan terjadi. Hidup seseorang hanyalah beberapa dekade yang singkat, perputaran roda keberuntungan juga bisa terjadi. Keluarga Xie memandang keluarga Shen sebagai musuh, tetapi siapa yang tahu jika akan ada suatu hari di masa yang akan datang, dimana mereka akan berada dalam perahu yang sama di bawah angin dan hujan untuk menghadapi musuh yang sama.”

“Apakah ini, kau sedang mengungkapkan niat baikmu kepadaku?” Xie Jing Xing mengangkat alisnya.

“Iya,” kata Shen Miao dengan tenang.

Xie Jing Xing menilai gadis di depannya. Sejak ia lahir hingga sekarang, ia sudah melihat banyak sekali wanita. Ketika ia masih muda, wanita-wanita itu ingin mendekati ayahnya dan setelahnya, wanita-wanita itu mendekatinya. Di antara wanita-wanita ini, ada mereka yang kata-katanya seperti bunga, mereka yang sangat cantik, mereka yang bisa mengacungkan pedang dan tombak, dan bahkan mereka yang licik dan banyak akal.

Xie Jing Xing sudah pernah melihat ribuan tipe orang cerdas, tetapi tidak ada seorang pun dari mereka yang membuatnya merasa terkejut seperti orang di depannya ini.

Mungkin itu adalah intuisi yang terlahir dari ujung pedang di medan perang, Xie Jing Xing dapat mengendus rasa haus darah dari gadis ini. Seakan-akan ada genangan air yang tenang, tetapi ada binatang buas yang mengintai di dasarnya. Di saat permukaannya tampak tenang dan damai, binatang itu tidak bergerak dan sedang menunggu kesempatan untuk menerobos matahari, dan ketika hari itu terjadi, akan ada teror yang merajalela ...

Walaupun ini terlihat agak menggelikan, seberapa besar badai yang mampu dikobarkan oleh seorang wanita yang belum menikah? Tetapi Xie Jing Xing adalah orang yang tidak pernah meremehkan intuisinya sendiri.

Di bawah mantel ungu teratai yang diterpa oleh angin itu, wajah si gadis agak membeku, tetapi hutan bunga prem yang lebat itu membuatnya tampak menonjol seperti seseorang dari Istana.

Mulia.

Kesepian.

Tegas.

Tak berdasar layaknya jurang maut.

“Ternyata, keluarga Shen memiliki orang sepintar ini.”

Ucapannya bernada agak mengejek, tetapi ada pula ketegasan sewaktu ia berkata, “Jika ini masalahnya, maka kau bisa melakukan apa pun yang kau inginkan. Aku akan menganggap hari ini sebagai menonton pertunjukan yang bagus. Lebih baik kau tidak mengecewakan Marquis ini.”

Ia pun bangkit berdiri dan berbalik untuk pergi.

Marquis Xie.”

Shen Miao memanggil untuk menghentikannya.

“Masih ada masalah lain apa?”

Ia berdiri diam dan bertanya tanpa menoleh ke belakang.

“Dua adik lelaki Shu dari keluarga Xie juga akan naik ke atas panggung dalam ujian akademi.”

Shen Miao berujar enteng, “Apakah Marquis Xie akan memanjakannya sebanyak itu?”

Dua adik lelaki Shu dari keluarga Xie dilahirkan dari seorang yi niang, Nyonya Fang, dan keduanya, Xie Chang Wu dan Xie Chang Chao, saat ini ada di tingkat dua. Sebenarnya, Xie Jing Xing juga murid tingkat tiga Guang Wen Tang, tetapi karena ia bertingkah sesuka hatinya, Guang Wen Tang tidak bisa mengekangnya dan karena itu mereka membiarkannya. Kalau tidak, Xie Jing Xing akan menjalani ujian akademi bersama dua adik lelaki Shu tingkat duanya.

Pada kehidupan yang sebelumnya, tentu saja Xie Jing Xing tidak berpartisipasi dalam ujian akademi dan dua adik lelaki Shu-nya berhasil menarik perhatian. Sejujurnya, Xie Chang Wu dan Xie Chang Chao dianggap berkemampuan dan berada di antara yang terbaik dalam kategori bela diri. Oleh sebab itu, mereka menarik perhatian Kaisar dan kemudian sengaja dipromosikan oleh Fu Xiu Yi untuk menangani masalah untuknya.

Shen Miao selalu merasa bahwa Marquis Lin An dan putranya adalah orang yang cerdas dan bertanya-tanya, bagaimana mereka berakhir seperti itu dalam kehidupan yang lalu. Meskipun keluarga kekaisaran memberikan bantuan, orang yang menerima perlindungannya adalah tiga orang itu, ibu dan anak.

Faktanya, dengan pertimbangan yang cermat, tidak ada kurangnya keraguan. Sebagai contohnya, runtuhnya keluarga Shen di kehidupan sebelumnya, ada uluran tangan dari Keluarga Kedua dan Ketiga. Jadi tampaknya, ada pula masalah di dalam keluarga Xie.

“Kau berharap agar Marquis ini akan naik ke atas dan bersaing dengan mereka?”

Xie Jing Xing melihat ke belakang selagi ia berujar sedikit kaget, “Sama seperti kau bertarung dengan kakak perempuanmu?”

“Bagaimana mungkin situasi Marquis Xie sama denganku?”

Shen Miao mengabaikan ucapan mencemoohnya dan berkata, “Pisau terdalam, tepatnya berada di tangan orang-orang terdekat. Aku tentunya memahami bahwa Marquis Xie adalah orang yang mulia dan tidak akan terlalu mengkhawatirkan masalah kecil dengan putra Shu. Tetapi, tanggul seribu mil dihancurkan oleh sarang semut. Mungkin tampak seperti mainan yang biasa-biasa saja, tetapi itu adalah seekor ular berbisa di dalam kegelapan.”

Setiap kata dan kalimatnya dilafalkan dengan sangat jelas.

Itu jelas sekali nada yang memperingatkan, tetapi mata Shen Miao sejernih anak kecil, “Seseorang harus memotong kuncupnya dan memastikan kalau mereka tidak akan pernah bisa bertunas. Dibandingkan dengan membiarkan mereka mendapatkan dukungan tak terbatas dari para bangsawan, bagi saudara-saudara bak ular ini, bersaing denga mereka dan membuat mereka mempermalukan diri mereka sendiri di hadapan semua orang, bukankah akan lebih menyenangkan ketimbang berpura-pura di dalam kediaman?”

Hati Xie Jing Xing tergerak.

Ibunya adalah Putri Yu Qing yang berdarah biru dan mulia, dan ia tidak mau direpotkan dengan putra-putra Shu, karena orang-orang ini akan mengatakan bahwa sikapnya tidak sampai di sana, dan mengungkit bahwa ibu kandungnya marah sampai mati disebabkan oleh kecemburuan ketika ia mengandung. Ia tidak mempedulikan soal reputasinya sendiri, tetapi ia akan selamanya memperhitungkan reputasi Putri Yu Qing.

Di kediaman Marquis Lin An, ia akan memperlakukan ibu dan anak itu, tiga orang itu, dengan dingin. Walaupun Marquis Lin An akan bias terhadapnya, orang luar akan bergosip secara tidak perlu. Yang perlu diperbuat oleh ketiga orang itu adalah menunjukkan penampilan yang hormat dan penuh kasih sayang, yang membuatnya muak. Ia hanya ingin menjadi seperti orang luar, menonton mereka bertiga berakting, sehingga, kata-kata Shen Miao membuat hatinya tergerak.

Jika seseorang memadamkan harapan mereka, bukankah itu akan lebih menyenangkan?

Untuk menguliti semua kepura-puraan dan keramahan itu, dan membiarkan mereka frustasi karena tidak mampu menunjukkan wajah yang hormat?

Suara Shen Miao sepertinya agak menyihir sewaktu ia berkata, “Sudah terlalu lama. Jangan mentolerirnya.”

Jangan mentolerirnya.

Ia menundukkan kepalanya dan menatap orang dalam jarak dekat itu. Gadis itu memiliki aroma ringan dari keharuman yang lembut, seperti dirinya, penampilannya terlihat murni, tetapi sebenarnya, dingin dan acuh tak acuh. Xie Jing Xing jelas sekali mengetahui tujuan dari saran itu, tetapi tidak sanggup menolaknya.

Bibirnya melengkung ke atas menjadi senyuman dan dengan satu kibasan lengan jubahnya, bunga begonia jatuh ke telapak tangannya. Detik berikutnya, di tempat bunga begonia itu sebelumnya, kini ada sebuah begonia giok kecil sebagai gantinya.

Xie Jing Xing tersenyum, tetapi tidak juga, selagi ia mengambil bunga itu dan berbicara dengan nada yang ambigu, “Kau menarik. Bunga ini dianugerahkan untukmu. Usulannya lumayan. Terima kasih banyak.”

0 comments:

Posting Komentar