Consort of A Thousand Faces
Chapter 195 : Tidak Bisa Datang
Ning
An Lian tidak sanggup tetap marah dengan seberapa sakit dirinya, dan hanya
punya sedikit pilihan untuk berpegangan pada dayang yang ada di sisinya.
"Kaki
Putri ini sakit!" Wajah Ning An Lian sudah menjadi beberapa tingkat lebih
pucat sementara ia mengusap-usap kakinya untuk mengurangi rasa sakitnya.
"Tidak tertahankan!"
Melihat
situasi di hadapannya, Wei Mo Hai tidak punya pilihan selain memanggil seorang
kasim kecil.
"Siapkan
tandu untuk Putri Pertama Kekaisaran! Cepat!"
Kaki
si kasim kecil jadi lemas melihat aura berkuasa Wei Mo Hai, menyebabkannya
tergagap saat ia menjawab, "Ba ... ba ... baik, pelayan ini akan pergi
sekarang juga."
Beberapa
saat kemudian, si kasim kecil sudah mendapatkan orang untuk membawakan tandunya
kemari.
Dengan
sigap, Wei Mo Hai memerintahkan dayang istana untuk membantu Putri Pertama
menaiki tandunya sebelum kemudian berkata, "Segera menuju ke Institut
Tabib Kekaisaran!"
Ning
An Lian tergesa-gesa harus menghadiri perjamuan kerajaan dan langsung
menolaknya. "Putri ini baik-baik saja, tidak perlu menuju ke Institut
Tabib Kekaisaran."
Wei
Mo Hai belum pernah berjumpa dengan seorang Putri Pertama Kekaisaran sekeras
kepala ini. Gelombang ketidakpuasan muncul di hatinya, tetapi ia tidak berani
mengungkapkannya; sebaliknya, ia memilih mencoba membujuk Ning An Lian.
"Yang Mulia, pergelangan kaki Anda cedera. Anda semestinya tahu lebih baik
dariku bahwa segala usaha Pangeran Yun akan sia-sia jika Anda pergi ke perjamuaan
kerajaan sekarang."
Aib
yang mutlak, dengan semua kerajaan yang memandang rendah Nan Zhao!
Tidak peduli seberapa enggannya Ning An Lian, ia
hanya bisa terus diam dan membiarkan Wei Mo Hai diam-diam mengirimkannya ke
Institut Tabib Kekaisaran.
Telah
menyelesaikan situasinya sementara waktu, Wei Mo Hai memutar tumitnya dan
dengan cepat menuju ke perjamuan kerajaan.
Ketika
Yun Ruo Feng melihat kalau Wei Mo Hai tidak kembali bersama Ning An Lian, ia
tidak tahan untuk tidak mengerutkan alisnya. Mungkinkah terjadi sesuatu
lagi?
Wei
Mo Hai tidak menyembunyikan apa pun sewaktu ia maju ke depan dan
membisikkan, "Pangeran Yun, Putri Pertama melukai pergelangan kakinya lagi
dalam perjalanannya kemari. Bawahan ini sudah mengirimkannya ke Institut Tabib
Kekaisaran."
"Bagaimana
ini bisa terjadi?" Yun Ruo Feng memelankan suaranya.
Wei
Mo Hai menjawab,
"Putri Pertama terus saja menanyakan tentang penggantinya untuk tarian itu
sepanjang jalannya kemari. Ia membuat pergelangan kakinya terluka lagi akibat keresahannya."
Semakin
Yun Ruo Feng mendengarkannya, semakin tidak senang pula dirinya. Pada akhirnya,
ia hanya bisa dengan cepat mengendalikan ekspresinya dan mengembalikan raut
wajah yang ceria dan lembut. Melirik ke arah para utusan di sekitar mereka, Yun
Ruo Feng berbicara sembari menahan napasnya, tanpa menggerakkan bibirnya,
menjaga percakapan itu tetap di antara mereka berdua. "Pangeran ini
mengerti. Bertahanlah dulu sebentar."
Saat
Chu Ling Long, Putra Mahkota dari Dong Ling, melihat kalau seseorang secara
pribadi berbisik pada Yun Ruo Feng, kecurigaan muncul di hatinya.
Memandang
Yun Ruo Feng, ia tersenyum, berkomentar, "Setelah berpikir bahwa tidak ada
orang di bumi ini yang bisa dibandingkan dengan Ning Ru Lan, Putra Mahkota ini dibuat kaget sekali oleh Putri Pertama Kekaisaran yang
sekarang. Hanya saja, sudah agak lama semenjak putri pergi untuk berganti
pakaian; mengapa ia masih belum kembali ke kursinya? Putra Mahkota ini tidak
sabar ingin melihat wajahnya."
Yun
Ruo Feng memasang roman muka lembut, tersenyum samar pada Chu Ling Long untuk
mengekspesikan permintaan maafnya. "Menari itu sangat melelahkan. Pasti
Putri Pertama sedang beristirahat sekarang ini, dan akan segera bergabung
dengan kita."
Beberapa
orang mengangguk-angguk paham, tetapi ada pula yang tidak bisa menunggu dan
menyanggah. "Kami sudah menunggu terlalu lama. Semoga Putri Pertama
Kekisaran cepat-cepat keluar dan membiarkan kita melihat kecantikannya!"
"Itu
benar, kau tidak bisa membiarkan kami menunggu di sini. Dengan ini diulur-ulur,
semua orang akan kehabisan kesabaran. Bukan begitu, semuanya?"
Yang
lainnya pun mengangguk setuju.
Mereka
semua mengetahui kecantikan dan keanggunan Ning Ru Lan, pernah melihat tarian
dan wajahnya sebelumnya. Alhasil, banyak yang meragukan kemampuan Ning An Lian
untuk menandingi kemampuan Putri Pertama Kekaisaran yang terdahulu.
Bagaimanapun juga, tidak ada orang yang pernah melihat tarian Ning Ru Lan yang
akan memercayai bahwa ada wanita lain di dunia ini yang mampu meniru daya
pikatnya yang tak kunjung hilang.
Tetapi,
mereka tidak pernah menyangka Putri Pertama Kekaisaran yang sekarang akan
sehebat ini. Tariannya bisa dianggap sebagus milik Ning Ru Lan, dengan
langkahnya memancarkan kecantikan tak terlukiskan yang sama, membuat seseorang
mengenangnya setelah pertunjukan tersebut.
Melihat
ekspresi bersemangat semua orang, Yun Ruo Feng hanya bisa mengangguk dan
meminta maaf, berharap agar tidak ada yang terjadi lagi di pihak Ning An Lian.
Ia
menatap Ning Lian Chen yang duduk di kursi utama, hanya menemukan bahwa orang itu setuju dengan para tamu. "Memang,
Kakak Perempuan sudah beristirahat terlalu lama. Akan lebih baik untuk
cepat-cepat mengundangnya keluar. Xiao Li Zi, pergi dan lihat. Jangan membuat
para utusan terus menunggu."
Xiao
Li Zi tidak berani berlama-lama. Menerima titahnya, ia dengan cepat beranjak
pergi.
Sudah
pernah melihat si wanita berbaju ungu, Ning Lian Chen sudah tahu kalau bukan
Ning An Lian yang mempersembahkan tarian tersebut. Namun, ia tidak pernah
menduga bahwa Yun Ruo Feng akan secara sembunyi-sembunyi
menukarkan putri yang asli dengan seorang penipu, menggunakan cadar untuk
menyembunyikan wajahnya.
Pastinya
ada alasan lain dari keterlambatan Ning An Lian.
Pei
Qian Hao adalah orang yang paling tenang di perjamuan itu, diam-diam mengamati semua
orang di sekitarnya tanpa mengungkapkan pemikirannya.
Tiba-tiba
saja, ia melihat ke samping, hanya merasa sepertinya ada yang hilang: Su Xi-er.
Ia sudah begitu terbiasa dengan orang itu berada di sisinya, sampai-sampai
terasa ada yang salah tanpa kehadirannya. Ketika sosok langsingnya akhirnya
muncul di atas panggung, bahkan Pei Qian Hao saja tidak bisa menahan diri,
tergoda olehnya.
Pei
Qian Hao merasakan keengganan yang ekstrim di dalam hatinya, memikirkan ada
begitu banyak pria di aula yang menonton dirinya. Beruntung sekali, ia
mengenakan cadar, jadi tidak ada yang tahu kalau dayangku adalah wanita yang
tampil di atas panggung.
Kalau
tidak, mata mereka semua harus dicungkil. Karena mereka berpikir kalau Su Xi-er
adalah Ning An Lian, maka biarkan saja. Aku tidak akan bilang apa-apa, selama
Yun Ruo Feng juga melakukan hal yang sama.
Sementara
perdebatannya pelan-pelan reda, Yun Ruo Feng merasa agak terhina, dan tahu bahwa Ning An Lian sudah membuatnya malu lagi.
Melambaikan
tangannya, ia memberi sinyal pada para musisi untuk mulai bermain. Melihat ini,
rombongan opera pun naik ke atas panggung dan terus memulai pertunjukan mereka.
Mata
Yun Ruo Feng menggelap sementara ia menyaksikan pertunjukan di atas panggung.
Mengangkat cangkir anggurnya, ia mengajak Pei Qian Hao yang duduk di
seberangnya untuk bersulang.
Tidak
ingin menjadi tidak sopan, Pei Qian Hao sedikit mengangkat cangkir anggurnya
dan mengangguk ke arah Yun Ruo Feng. "Pangeran Yun, Pangeran ini akan
minum duluan, sebagai bentuk rasa hormat."
Mengosongkan
apa yang ada di dalam cangkirnya, Pei Qian Hao menurunkan cangkir anggurnya
sementara menyaksikan Yun Ruo Feng melakukan hal yang sama.
Kemudian,
Yun Ruo Feng menatap Chu Ling Long dan berkata, "Putra Mahkota, Pangeran
ini mengajakmu bersulang."
Chu
Ling Long bangkit berdiri, matanya dipenuhi senyuman. "Putra Mahkota
inilah yang seharusnya mengajak Pangeran Yun untuk bersulang. Mari,
bersulang."
Setelah
keduanya selesai, Yun Ruo Feng mengajak tamu-tamu dari tiap kerajaan untuk
bersulang, dimulai dari Kaisar Xi Liu dan menurun ke kerajaan-kerajaan lain
yang lebih kecil.
Semua
orang berkesempatan untuk bersulang dan bertukar basa-basi, tetapi hingga di
akhir semuanya, Ning An Lian masih belum muncul juga.
Chu
Ling Long menjadi tidak sabaran dan mempertanyakan Yun Ruo Feng sekali lagi.
"Pangeran Yun? Putra Mahkota ini dan para utusan sudah menunggu sangat
lama. Mengapa Putri Pertama Kekaisaran masih belum kemari? Mungkinkah ia
memandang rendah kami dan tidak bersedia untuk menganugerahkan kami dengan kehadirannya?"
Seorang
pemimpin dari kerajaan yang lebih kecil langsung merasa tidak senang.
"Benar sekali, kami sudah menunggu sekian lama, dan Putri Pertama
Kekaisaran masih belum keluar untuk bersulang dengan kami? Apakah begini cara
Nan Zhao memperlakukan para tamu yang sudah jauh-jauh datang kemari untuk
menyampaikan doa dan selamat mereka? Bahkan, mendiang Kaisar saja tidak akan
menjaga jarak begini di hadapan kami. Jika ia tidak akan
datang, jangan buang-buang waktu lagi."
0 comments:
Posting Komentar