Selasa, 22 Juli 2025

CTF - Chapter 195

Consort of A Thousand Faces

Chapter 195 : Tidak Bisa Datang


Ning An Lian tidak sanggup tetap marah dengan seberapa sakit dirinya, dan hanya punya sedikit pilihan untuk berpegangan pada dayang yang ada di sisinya.

"Kaki Putri ini sakit!" Wajah Ning An Lian sudah menjadi beberapa tingkat lebih pucat sementara ia mengusap-usap kakinya untuk mengurangi rasa sakitnya. "Tidak tertahankan!"

Melihat situasi di hadapannya, Wei Mo Hai tidak punya pilihan selain memanggil seorang kasim kecil.

"Siapkan tandu untuk Putri Pertama Kekaisaran! Cepat!"

Kaki si kasim kecil jadi lemas melihat aura berkuasa Wei Mo Hai, menyebabkannya tergagap saat ia menjawab, "Ba ... ba ... baik, pelayan ini akan pergi sekarang juga."

Beberapa saat kemudian, si kasim kecil sudah mendapatkan orang untuk membawakan tandunya kemari.

Dengan sigap, Wei Mo Hai memerintahkan dayang istana untuk membantu Putri Pertama menaiki tandunya sebelum kemudian berkata, "Segera menuju ke Institut Tabib Kekaisaran!"

Ning An Lian tergesa-gesa harus menghadiri perjamuan kerajaan dan langsung menolaknya. "Putri ini baik-baik saja, tidak perlu menuju ke Institut Tabib Kekaisaran."

Wei Mo Hai belum pernah berjumpa dengan seorang Putri Pertama Kekaisaran sekeras kepala ini. Gelombang ketidakpuasan muncul di hatinya, tetapi ia tidak berani mengungkapkannya; sebaliknya, ia memilih mencoba membujuk Ning An Lian. "Yang Mulia, pergelangan kaki Anda cedera. Anda semestinya tahu lebih baik dariku bahwa segala usaha Pangeran Yun akan sia-sia jika Anda pergi ke perjamuaan kerajaan sekarang."

Aib yang mutlak, dengan semua kerajaan yang memandang rendah Nan Zhao!

Tidak peduli seberapa enggannya Ning An Lian, ia hanya bisa terus diam dan membiarkan Wei Mo Hai diam-diam mengirimkannya ke Institut Tabib Kekaisaran.

Telah menyelesaikan situasinya sementara waktu, Wei Mo Hai memutar tumitnya dan dengan cepat menuju ke perjamuan kerajaan.

Ketika Yun Ruo Feng melihat kalau Wei Mo Hai tidak kembali bersama Ning An Lian, ia tidak tahan untuk tidak mengerutkan alisnya. Mungkinkah terjadi sesuatu lagi?

Wei Mo Hai tidak menyembunyikan apa pun sewaktu ia maju ke depan dan membisikkan, "Pangeran Yun, Putri Pertama melukai pergelangan kakinya lagi dalam perjalanannya kemari. Bawahan ini sudah mengirimkannya ke Institut Tabib Kekaisaran."

"Bagaimana ini bisa terjadi?" Yun Ruo Feng memelankan suaranya.

Wei Mo Hai menjawab, "Putri Pertama terus saja menanyakan tentang penggantinya untuk tarian itu sepanjang jalannya kemari. Ia membuat pergelangan kakinya terluka lagi akibat keresahannya."

Semakin Yun Ruo Feng mendengarkannya, semakin tidak senang pula dirinya. Pada akhirnya, ia hanya bisa dengan cepat mengendalikan ekspresinya dan mengembalikan raut wajah yang ceria dan lembut. Melirik ke arah para utusan di sekitar mereka, Yun Ruo Feng berbicara sembari menahan napasnya, tanpa menggerakkan bibirnya, menjaga percakapan itu tetap di antara mereka berdua. "Pangeran ini mengerti. Bertahanlah dulu sebentar."

Saat Chu Ling Long, Putra Mahkota dari Dong Ling, melihat kalau seseorang secara pribadi berbisik pada Yun Ruo Feng, kecurigaan muncul di hatinya.

Memandang Yun Ruo Feng, ia tersenyum, berkomentar, "Setelah berpikir bahwa tidak ada orang di bumi ini yang bisa dibandingkan dengan Ning Ru Lan, Putra Mahkota ini dibuat kaget sekali oleh Putri Pertama Kekaisaran yang sekarang. Hanya saja, sudah agak lama semenjak putri pergi untuk berganti pakaian; mengapa ia masih belum kembali ke kursinya? Putra Mahkota ini tidak sabar ingin melihat wajahnya."

Yun Ruo Feng memasang roman muka lembut, tersenyum samar pada Chu Ling Long untuk mengekspesikan permintaan maafnya. "Menari itu sangat melelahkan. Pasti Putri Pertama sedang beristirahat sekarang ini, dan akan segera bergabung dengan kita."

Beberapa orang mengangguk-angguk paham, tetapi ada pula yang tidak bisa menunggu dan menyanggah. "Kami sudah menunggu terlalu lama. Semoga Putri Pertama Kekisaran cepat-cepat keluar dan membiarkan kita melihat kecantikannya!"

"Itu benar, kau tidak bisa membiarkan kami menunggu di sini. Dengan ini diulur-ulur, semua orang akan kehabisan kesabaran. Bukan begitu, semuanya?"

Yang lainnya pun mengangguk setuju.

Mereka semua mengetahui kecantikan dan keanggunan Ning Ru Lan, pernah melihat tarian dan wajahnya sebelumnya. Alhasil, banyak yang meragukan kemampuan Ning An Lian untuk menandingi kemampuan Putri Pertama Kekaisaran yang terdahulu. Bagaimanapun juga, tidak ada orang yang pernah melihat tarian Ning Ru Lan yang akan memercayai bahwa ada wanita lain di dunia ini yang mampu meniru daya pikatnya yang tak kunjung hilang.

Tetapi, mereka tidak pernah menyangka Putri Pertama Kekaisaran yang sekarang akan sehebat ini. Tariannya bisa dianggap sebagus milik Ning Ru Lan, dengan langkahnya memancarkan kecantikan tak terlukiskan yang sama, membuat seseorang mengenangnya setelah pertunjukan tersebut.

Melihat ekspresi bersemangat semua orang, Yun Ruo Feng hanya bisa mengangguk dan meminta maaf, berharap agar tidak ada yang terjadi lagi di pihak Ning An Lian.

Ia menatap Ning Lian Chen yang duduk di kursi utama, hanya menemukan bahwa orang itu setuju dengan para tamu. "Memang, Kakak Perempuan sudah beristirahat terlalu lama. Akan lebih baik untuk cepat-cepat mengundangnya keluar. Xiao Li Zi, pergi dan lihat. Jangan membuat para utusan terus menunggu."

Xiao Li Zi tidak berani berlama-lama. Menerima titahnya, ia dengan cepat beranjak pergi.

Sudah pernah melihat si wanita berbaju ungu, Ning Lian Chen sudah tahu kalau bukan Ning An Lian yang mempersembahkan tarian tersebut. Namun, ia tidak pernah menduga bahwa Yun Ruo Feng akan secara sembunyi-sembunyi menukarkan putri yang asli dengan seorang penipu, menggunakan cadar untuk menyembunyikan wajahnya.

Pastinya ada alasan lain dari keterlambatan Ning An Lian.

Pei Qian Hao adalah orang yang paling tenang di perjamuan itu, diam-diam mengamati semua orang di sekitarnya tanpa mengungkapkan pemikirannya.

Tiba-tiba saja, ia melihat ke samping, hanya merasa sepertinya ada yang hilang: Su Xi-er. Ia sudah begitu terbiasa dengan orang itu berada di sisinya, sampai-sampai terasa ada yang salah tanpa kehadirannya. Ketika sosok langsingnya akhirnya muncul di atas panggung, bahkan Pei Qian Hao saja tidak bisa menahan diri, tergoda olehnya.

Pei Qian Hao merasakan keengganan yang ekstrim di dalam hatinya, memikirkan ada begitu banyak pria di aula yang menonton dirinya. Beruntung sekali, ia mengenakan cadar, jadi tidak ada yang tahu kalau dayangku adalah wanita yang tampil di atas panggung.

Kalau tidak, mata mereka semua harus dicungkil. Karena mereka berpikir kalau Su Xi-er adalah Ning An Lian, maka biarkan saja. Aku tidak akan bilang apa-apa, selama Yun Ruo Feng juga melakukan hal yang sama.

Sementara perdebatannya pelan-pelan reda, Yun Ruo Feng merasa agak terhina, dan tahu bahwa Ning An Lian sudah membuatnya malu lagi.

Melambaikan tangannya, ia memberi sinyal pada para musisi untuk mulai bermain. Melihat ini, rombongan opera pun naik ke atas panggung dan terus memulai pertunjukan mereka.

Mata Yun Ruo Feng menggelap sementara ia menyaksikan pertunjukan di atas panggung. Mengangkat cangkir anggurnya, ia mengajak Pei Qian Hao yang duduk di seberangnya untuk bersulang.

Tidak ingin menjadi tidak sopan, Pei Qian Hao sedikit mengangkat cangkir anggurnya dan mengangguk ke arah Yun Ruo Feng. "Pangeran Yun, Pangeran ini akan minum duluan, sebagai bentuk rasa hormat."

Mengosongkan apa yang ada di dalam cangkirnya, Pei Qian Hao menurunkan cangkir anggurnya sementara menyaksikan Yun Ruo Feng melakukan hal yang sama.

Kemudian, Yun Ruo Feng menatap Chu Ling Long dan berkata, "Putra Mahkota, Pangeran ini mengajakmu bersulang."

Chu Ling Long bangkit berdiri, matanya dipenuhi senyuman. "Putra Mahkota inilah yang seharusnya mengajak Pangeran Yun untuk bersulang. Mari, bersulang."

Setelah keduanya selesai, Yun Ruo Feng mengajak tamu-tamu dari tiap kerajaan untuk bersulang, dimulai dari Kaisar Xi Liu dan menurun ke kerajaan-kerajaan lain yang lebih kecil.

Semua orang berkesempatan untuk bersulang dan bertukar basa-basi, tetapi hingga di akhir semuanya, Ning An Lian masih belum muncul juga.

Chu Ling Long menjadi tidak sabaran dan mempertanyakan Yun Ruo Feng sekali lagi. "Pangeran Yun? Putra Mahkota ini dan para utusan sudah menunggu sangat lama. Mengapa Putri Pertama Kekaisaran masih belum kemari? Mungkinkah ia memandang rendah kami dan tidak bersedia untuk menganugerahkan kami dengan kehadirannya?"

Seorang pemimpin dari kerajaan yang lebih kecil langsung merasa tidak senang. "Benar sekali, kami sudah menunggu sekian lama, dan Putri Pertama Kekaisaran masih belum keluar untuk bersulang dengan kami? Apakah begini cara Nan Zhao memperlakukan para tamu yang sudah jauh-jauh datang kemari untuk menyampaikan doa dan selamat mereka? Bahkan, mendiang Kaisar saja tidak akan menjaga jarak begini di hadapan kami. Jika ia tidak akan datang, jangan buang-buang waktu lagi." 

0 comments:

Posting Komentar