Selasa, 15 Juli 2025

Yun Niang - Chapter 13 & 14

 13


Saat aku terbangun lagi, aku tidak tahu berapa lama waktu telah berlalu.

Song Xu duduk di aula depan Kediaman Putri, sedangkan aku berbaring di lantai di sampingnya.

Aku duduk perlahan-lahan, pikiranku kacau balau.

Apa yang terjadi?

Aku ingat Putri mengatakan ia akan membunuh orang tuaku, dan Song Xu tidak membantuku.

Dalam ledakan kemarahan, aku sudah berencana untuk menjadi hantu pendendam, dan membunuh mereka berdua.

Namun tepat saat aku sudah akan menjadi hantu pendendam, aku tiba-tiba pingsan.

Bisakah hantu pingsan?

Aku mencoba menyentuh kepalaku, tetapi jari-jariku menembusnya.

Aku hanyalah serpihan jiwa; tubuhku bahkan tidak ada lagi, jadi mana mungkin aku masih punya kepala?

Tiba-tiba saja, suara langkah kaki terdengar dari luar pintu.

Putri berjalan masuk, bergandengan tangan dengan seorang pria paruh baya yang berekspresi tegas.

Sebelum aku bisa dengan jelas melihat wajah pria itu, Song Xu berlutut di lantai dengan mulus.

"Hamba memberi hormat pada Yang Mulia."

Jadi, inilah Kaisar yang hanya kudengar dari cerita-cerita.

Kenapa ia datang ke Kediaman Putri? Berapa lama aku tidak sadarkan diri?

Orang tuaku ... apakah mereka sudah dibunuh?

Dengan pertanyaan-pertanyaan ini dalam benakku, aku memutuskan untuk tetap diam saat ini dan melihat apa yang terjadi.

Kaisar duduk di tempat duduk utama di aula, sementara Putri duduk di sampingnya.

"Ayahanda, kesehatanku sudah meningkat pesat. Mohon berikan aku pernikahan yang Anda janjikan," kata Putri selagi ia bergelayut di lengan Kaisar, matanya berkaca-kaca, tampak kasihan.

Wajah Kaisar menggelap. "Apa kau benar-benar bersikeras menjadikannya sebagai Fuma-mu?"

Air mata mengalir menuruni wajah Putri. "Ayah, aku benar-benar mencintai Song Xu. Lihat, Song Xu-lah yang memecahkan masalah berhantu di Kediaman Putri, dan saat aku ketakutan, ia juga yang menjagaku."

"Apa yang dilakukannya, para penyihir di bawah perintahku juga bisa melakukannya," jawab Kaisar.

Penyihir? Jadi, Kaisar punya penyihir yang dapat diandalkannya?

Ini masuk akal. Putri memiliki penghalang pengusir hantu pada dirinya, yang mana bukanlah sesuatu yang muncul secara alami.

Karena Kaisar punya penyihir, kenapa ia tidak mengirimkan seseorang untuk memusnahkan hantu-hantu di Kediaman Putri?

Pertanyaan ini hanya bertahan sebentar sebelum aku mengetahuinya.

Putri sudah membunuh begitu banyak orang, sampai-sampai hantu adalah kemunculan yang biasa di kediamannya. Mustahil untuk membersihkan semuanya.

Memasang penghalang pengusir hantu padanya memang merupakan solusi yang paling mudah dan permanen.

Namun, bagi seseorang bekerja untuk Kaisar, penyihir itu pasti sangat kuat.

Kalau memang begitu, kenapa penghalang Putri rusak?

Aku tidak tahan untuk melirik Song Xu.

Mungkinkah dia?

Kaisar dan Putri dalam keadaan buntu, sedangkan Song Xu, dengan ekspresi yang dikendalikan, tetap diam.

Pada akhirnya, Kaisar tidak bisa melawan permohonan Putri dan meninggalkan sebuah titah kekaisaran yang menganugerahkan pernikahan tersebut.

Song Xu berlutut di samping Putri untuk mengungkapkan rasa syukurnya, wajahnya tetap tenang dan tak tergoyahkan.

Tiba-tiba saja, aku teringat bagaimana tampangnya ketika ia berlutut di luar rumahku, meminangku.

Dulu, ia berlutut tanpa makan atau minum sehari semalam.

Ketika orang tuaku akhirnya setuju, ia melompat kegirangan, tetapi karena kelaparan sekian lama, ia jadi pusing dan langsung jatuh dengan muka duluan, mengenai lumpur.

Melihat keadaannya yang berantakan, aku tidak pernah merasa lebih bahagia.

Song Xu, bahkan saat kau jatuh pun, kau tetap kelihatan tampan.

Orang serupawan ini, mulai hari itu dan seterusnya, menjadi milikku.

Tetapi kepemilikan ini terlalu singkat.

Putri menerima titah pernikahan dan menatap Song Xu penuh rasa gembira.

Song Xu tersenyum, tetapi aku tahu ia tidak senang. Bahkan ada sejejak kecemasan dalam ekspresinya.

Song Xu selalu menjadi pria yang percaya diri. Semenjak kami menikah, aku hanya pernah melihatnya khawatir dua kali.

Yang pertama kali adalah ketika ia mengetahui ia wajib militer. Yang kedua adalah malam saat ia kembali dari tugasnya di istana.

*

*

*

14

Tanggal pernikahan untuk Song Xu dan Putri ditetapkan tiga hari kemudian.

Selama tiga hari belakangan ini, Kediaman Putri jadi ramai orang, semuanya dikirim oleh Kaisar untuk membantu mempersiapkan pernikahan.

Meskipun kesehatan Putri membaik, ia masih sering merasa lelah.

Namun, menjadi seorang Putri, semuanya ditangani oleh para pelayannya, dan yang perlu dilakukannya adalah fokus istirahat dan memulihkan diri.

Sementara Putri tidur, Song Xu duduk dekat sisinya sembari membaca sebuah buku cerita.

Tetapi, aku tidak bisa fokus pada ceritanya.

Aku masih tidak tahu bagaimana kabar orang tuaku.

Selama dua hari terakhir, aku telah mencoba mengumpulkan kebencian untuk mengubah diriku menjadi hantu pendendam, tetapi entah kenapa, kapan pun aku mengumpulkan kebencian, akan cepat lenyap, membuatnya mustahil untuk dikumpulkan.

Sepertinya, aku tidak berguna, tidak mampu melindungi diriku sendiri, apalagi orang tuaku.

Aku bahkan tidak bisa menjadi hantu yang membalaskan dendam pada Putri.

Aku menghabiskan hariku dengan menghela napas, sedangkan Song Xu hidup dengan sangat nyaman.

Ia hanya membaca dua halaman buku cerita sebelum kehilangan minat, dan kemudian ia akan meninggalkan halaman Putri dari waktu ke waktu untuk berjalan-jalan di sekitar Kediaman.

Aku tidak mau sendirian bersama Putri, jadi aku melayang-layang di atas kepala Song Xu, mengikutinya bagaikan seutas layang-layang.

Selama jalan-jalan ini, aku melihat sesuatu yang benar-benar membuka mataku.

Aku adalah gadis desa, tetapi saat Song Xu dan aku menikah, skala dan kemewahan pernikahannya setara dengan para gadis bangsawan di ibu kota.

Waktu itu, aku kegirangan—bukan hanya aku mendapatkan seorang pria tampan secara gratis, tetapi ia juga rela menghabiskan uang.

Namun, melihat persiapan pernikahan di Kediaman Putri, aku akhirnya mengerti apa arti kemewahan yang sebenarnya.

Pada saat ini, Kediaman Putri tampak seperti rumah harta karun, bahkan pita merah yang menggantung di bawah atap pun bersulamkan benang emas.

Aku tidak sanggup mengalihkan pandanganku.

Jika semua harta berharga ini dibagi-bagikan di antara para penduduk desa yang bahkan tidak sanggup untuk makan, bukankah itu akan luar biasa?

Sewaktu aku melayang-layang, aku tiba-tiba menangkap sosok yang mengendap-endap.

Orang itu memakai jubah panjang abu-abu dan memegang benda panjang di tangannya, mengendap-endap menempel dinding menuju halaman Putri.

Kediaman itu penuh manusia, dan Song Xu tidak melihatnya.

Namun, dari sudut pandangku yang tinggi di udara, aku melihat segalanya dengan jelas.

Benda di tangan orang itu adalah pedang kayu berukir dengan pola-pola jimat.

Aku merinding, dan teringat apa yang dikatakan Kaisar soal para penyihirnya.

Mungkinkah orang ini penyihir yang membuatkan penghalang pengusir hantu untuk Putri?

Ini gawat—penyihir ini sepertinya kuat, dan apabila gangguan hantu di kediaman sungguh disebabkan oleh Song Xu, ia pasti akan ketahuan.

Tanpa sempat berpikir, aku buru-buru mengikutinya.

Halaman Putri biasanya tidak ada yang mengganggu, jadi penyihir itu masuk ke kamarnya dengan mudah.

Ia menghampiri tempat tidur Putri, mengangkat pedang kayu, memejamkan matanya, dan mulai merapalkan mantra.

Segera, cahaya biru menyelimuti Putri.

Itu adalah penghalang pengusir hantu yang sama persis seperti yang Song Xu pasangkan padanya malam itu.

Penyihir itu membuka matanya dan menatap Putri, ekspresinya berubah drastis.

Ia bergegas maju dan mengguncang Putri sampai bangun.

Putri, yang masih mengantuk, mengerutkan dahi saat ia melihatnya.

"Kenapa kau di sini? Dimana Song Xu?"

Penyihir itu segera berlutut di hadapan Putri. "Yang Mulia, atas perintah Kaisar, aku memasuki kediaman untuk menyelidiki gangguan hantu. Mohon, Yang Mulia, jangan berhubungan dengan Song Xu lagi. Penghalang yang dipasangkannya untuk Anda sebenarnya adalah ...."

"Cukup." Putri menyelanya dengan tidak sabaran. "Keterampilanmu lebih rendah, dan penghalangmu gagal, hampir membuatku kehilangan nyawaku gara-gara hantu-hantu itu. Aku sudah bermurah hati tidak menghukummu, dan kini kau berani memfitnah Song Xu? Jika bukan karena dirinya, aku bahkan tidak tahu bagaimana aku mati!"

Penyihir itu jadi gelisah. "Yang Mulia! Aku baru saja menyelidiki kediaman dengan saksama, dan Song Xu, ia ...."

Sebelum ia selesai, ada kabut hitam yang tiba-tiba melayang masuk melalui jendela, dan dengan secepat kilat, merasuk ke dalam tubuh penyihir itu.

Penyihir itu membeku seolah-olah seseorang sudah menekan titik akupunturnya.

Saat berikutnya, ia mendadak tampak kerasukan, mengacungkan pedang kayunya dan menerjang Putri.

Putri menjerit, menghambur dan merangkak ke pojok tempat tidur.

Penyihir itu melompat ke atas tempat tidur, menggumamkan suara-suara aneh dari mulutnya.

"Akan kubunuh kau! Akan kubunuh kau!"

Pedang kayu itu sudah hampir menusuk dada Putri ketika Song Xu mendadak bergegas masuk.

Ia membentuk segel tangan dan menyerang paksa si penyihir menggunakan telapak tangannya. Penyihir itu memuntahkan darah hitam dan ambruk di tempat tidur, tak bernyawa.

Kabut hitam itu menyelinap keluar dari tubuh si penyihir dan melarikan diri melalui jendela.

Song Xu tidak mengejarnya.

Malahan, ia buru-buru memeriksa Putri, yang wajahnya berlumur darah yang dimuntahkan oleh si penyihir.

"Yang Mulia, Anda baik-baik saja?"

Putri gemetar hebat, matanya linglung sewaktu ia memandangi mayat si penyihir di bawah. "Ia ... ia ingin membunuhku .... Seseorang ingin membunuhku ...."

Song Xu menggenggam tangan Putri. "Sudah tidak apa-apa sekarang, Yang Mulia. Ia sudah mati."

Putri melemparkan dirinya ke dalam pelukan Song Xu, terisak seperti bunga yang meratap.


0 comments:

Posting Komentar