Prolog
Aku diposting ke dinding pengakuan, mengatakan bahwa aku adalah seorang wanita mesum yang telah mencuri pakaian dalam dari lemari ruang ganti pria.
Isi spesifiknya ditunjukkan di screenshot di bawah ini:
Dinding Pengakuan Universitas R:
Dinding, aku ingin memposting tentang seseorang.
Hari ini di aula renang, ada wanita mesum yang mencuri pakaian dalam di ruang ganti pria.
Wanita mesum itu sekitar 160cm, ia mengenakan bucket hat putih dan jaket hijau muda, aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Kami kira ia salah masuk ruang ganti, tetapi kemudian seorang teman sekelas mendapati bahwa pakaian dalamnya sudah hilang. Di sini aku ingin mengingatkan semua teman-teman pria, ingatlah untuk mengunci lemari ganti kalian saat kalian berenang, dan lindungi juga pakaian dalam kalian.
Menjadi si wanita mesum di postingan itu, aku sudah menghancurkan si bucket hat putih dan jaket hijau muda itu dalam semalam.
Senyum.jpg
*
*
*
Chapter 1
Pertama-tama, kalian pasti penasaran banget, apakah aku mencuri pakaian dalamnya?
Kuakui, aku mengambilnya.
Aku mengambilnya, aku tidak mencurinya!
Ini adalah kejadian yang membuatku kehabisan kata-kata dari awal hingga akhir!
Situasinya terjadi seperti ini.
Belakangan ini, aku mencoba menurunkan berat badan. Setiap hari, aku akan berlari, lompat tali, bahkan melakukan aerobik.
Seorang teman yang menurunkan berat badannya bersamaku memberitahuku: "Renang sangat membantu untuk menurunkan berat badan. Kita bisa pergi ke aula renang sekolah saat kita senggang. Pilih saja hari kerja perginya, tidak akan ada begitu banyak orang, dan ada guru-guru renangnya."
Sebagai orang yang bukan perenang, aku pun terpikat.
Setelah mempersiapkan segala macam perlengkapan renang, aku mengumpulkan keberanian dan melangkah masuk ke aula renang.
Pada hari Selasa, aula renang benar-benar kosong.
Aku bertanya pada guru di pintu, "Dimana ruang ganti wanita?"
Guru itu melihat ke bawah ke ponselnya, dan menunjuk sembarangan: "Sebelah sana."
Sana, dimana?
Apakah ada pintu di sebelah sana?
Aku lupa menyebutkan, aku rabun jauh, -8.
Tadinya, aku memakai lensa kontak hari ini, tetapi ada serangga yang masuk ke mataku. Sewaktu aku mengucek mata, aku juga mengucek hilang lensa kontakku.
Aku merenung, berenang tidak mengharuskan pengelihatan yang bagus, jadi aku tidak kembali untuk mendapatkan lensa kontak ekstra.
Aku berjalan ke arah yang ditunjuk oleh guru itu dengan ekspresi bengong, dan aku akhirnya benar-benar melihat sebuah pintu.
Aku begitu kegirangan sampai-sampai aku tidak melihat tanda di luar pintunya sama sekali (omong kosong, bahkan kalaupun aku melihatnya, aku tidak akan bisa melihatnya dengan jelas juga).
Jadi, aku berlari ke dalam dengan cepat.
Ruang ganti sangat berbeda dari toilet. Begitu kau salah masuk ruangan, kau tidak akan bisa menyadari kesalahanmu hanya dari melihat perlengkapan di sekitar ruangan itu kecuali sudah ada seseorang di dalamnya.
Dan kebetulan sekali, tak ada orang di dalam ruang gantinya.
Aku membuka satu lemari secara asal-asalan. Lemarinya panjang dan di dalamnya gelap.
Aku dengan gembira mengeluarkan barang-barangku dari tasku dan memsukkannya ke dalam lemari itu satu per satu.
Tepat ketika aku hendak melepaskan pakaianku ada suara seorang pemuda di luar sana.
"Qiao Wei, apa kau mau makan malam bersama malam ini?"
"Tidak, masih ada kelas yang harus kupersiapkan."
Sewaktu empat atau lima pemuda muncul di depanku, hanya mengenakan celana renang, aku pun terhenyak.
Mereka juga tercengang.
Mereka berbalik secara naluriah dan masuk ke dalam: "Kita tidak salah masuk ruangan."
Mereka lalu berdiri di pintu dan berteriak: "Tong xue, kau sudah salah masuk ruangan. Ini ruang ganti pria."
(T/N: Tong xue—classmates—teman sekelas, biasanya dipakai untuk menyebut murid-murid yang ada di sekolah.)
Brengsek, situasi kematian sosial paling ekstrim.
Aku buru-buru memasukkan baju renang atau apa pun itu ke dalam tasku, dan kemudian menarik keluar celana panjang hitam.
Aku pun tercengang sekali lagi.
Apa, ada pakaian di lemari ini!
Aku -8, aku sama sekali tidak melihatnya, oke!
Aku buru-buru memasukkan pakaian orang itu kembali ke tempat aslinya, menundukkan kepalaku, kemudian bergegas berlari melewati gerombolan pemuda itu seolah-olah aku menyembunyikan ekor di antara kakiku.
"Maaf, maaf, aku tak sengaja salah masuk ruang ganti."
Aku tidak punya muka lagi untuk tetap berada di aula renang, jadi aku melarikan diri sekebut mungkin.
*
*
*
Chapter 2
Setelah memasukkan barang-barangku kembali ke asrama, aku memakai kacamataku, mengganti bajuku, dan pergi ke lapangan olahraga untuk berlari.
Ketika aku kembali ke asrama, aku mendapati teman-teman sekamarku sedang membahas sesuatu.
Xiao Zhen, yang tidur di ranjang di sebelahku menanyaiku, "Ying Ying, apa kau punya jaket hijau muda dan bucket hat putih?"
Aku menatap mereka, linglung: "Iya."
Aku bahkan mengenakannya ke aula renang hari ini.
"Lebih baik kau tidak memakainya selama beberapa hari ini."
"Kenapa?"
"Lihat saja dinding pengakuan sekolah."
Aku menyalakan ponselku dan melihat postingan yang ada di prolog cerita ini. Bukankah orang yang diposting di dinding itu, aku?
Waktu, tempat, penampilan, pakaian, dan tindakan yang salah masuk ruang ganti ... sepertinya itu memanglah diriku.
Tetapi apa-apaan maksudnya dengan mencuri pakaian dalam!
Dalam sekejap, aku sepertinya menyadari sesuatu ....
Aku mengeluarkan tas yang kubawa ke aula renang hari ini dari lemari pakaian dan mulai melihat ke dalamnya.
Baju renang, kacamata renang, topi renang, penutup telinga, pakaian dalam ganti, dan ....
Tunggu, apa sehelai kain hitam ini?!
Aku menggoyangkannya hingga terbuka dengan kaku.
Itu adalah celana dalam, ukuran L, dengan Calvin Klein yang tertulis di bagian atasnya.
*
*
*
Chapter 3
Aku mengambil celana dalam yang terasa panas di tanganku dan menyembunyikannya di kamar mandi (untungnya teman-teman sekamarku tidak melihatku melakukan ini).
Aku mengeluarkan ponselku, mengklik Taobao, dan memotret celana dalam itu. Icon loading pun berputar-putar, dan terus berputar, hingga akhinya celana dalam bergaya serupa pun muncul di layar.
(T/N: Tao bao—situs jual beli.)
Harganya ... 360 RMB.
Aku menangis segera setelah aku melolong layaknya seekor anjing yang sedih.
Tolong, Bu, aku mengambil 360 yuan dari orang lain!
*
*
*
Chapter 4
Kalau itu hanyalah celana dalam normal dan biasa-biasa saja, maka aku akan menahan rasa sakit dalam nuraniku dan berpura-pura bahwa tak ada yang terjadi.
Tetapi celana dalam ini harganya 360 yuan!
Aku tidak bisa mengabaikan hati nuraniku!
Apakah ini ada bedanya dengan mencuri 360 yuan dari orang lain?
Jadi, aku menghubungi dinding pengakuan, berharap untuk mengetahui identitas orang yang sudah kehilangan celana dalam mereka.
Aku: Dinding, bolehkah dengan sopan aku bertanya, tong xue mana yang menuliskan tentang celana dalam yang dicuri?
Dinding pengakuan: Pihak lainnya meminta dianonimkan, aku tidak bisa memberitahunya.
Aku: ....
Oke, karena cara ini tidak berhasil, maka ayo cari jalan lain.
Aku mencoba mengingat-ingat seperti apa tampang pemuda-pemuda waktu itu.
Kemudian aku menyerah.
Bagi seseorang sepertiku yang -8, aku tidak bisa membedakan antara manusia dan hewan dalam jarak dua meter.
Ketika aku dalam jalan buntu, aku mendadak teringat sesuatu.
Saat pemuda-pemuda itu masuk, seseorang memanggil nama orang lain.
Sepertinya ... Xiao Wei?
(T/N: si FL salah denger karena pengucapan Qiao dan Xiao rada mirip.)
Menilai dari penampilan mereka, mungkin mereka sering pergi ke aula renang.
Kalau aku pergi dan berjongkok di depan kolam renang selama beberapa hari ke depan, mungkin aku bisa melihat Xiao Wei?
Jadi, aku pun pergi.
Tetapi demi mencegah dikenali, aku memakai topi, masker, bahkan dengan enggan memotong rambutku jadi pendek.
Upaya itu terbayarkan, dan keesokan harinya, aku mendengar suara yang familier.
"Qiao Wei, kenapa kau pergi cepat sekali? Tunggu aku!"
Aku mendongak dan melihat seorang pemuda mengejar pemuda lainnya.
Ketika aku mengarahkan pandanganku ke pria di depanku, aku tertegun.
Tunggu, bukankah itu Shen Qiao Wei?
Qiao Wei? Xiao Wei?
Ternyata, ialah yang dipanggil hari itu!
*
*
*
Chapter 5
Meskipun universitas kami tidak sebagus dua universitas teratas di Cina, Universitas R tetaplah sebuah universita elit ternama, jadi sekolah ini penuh dengan orang berbakat.
Namun, di bawah kompetisi sengit begini, Shen Qiao Wei tetap menduduki tempat teratas.
Ayahnya adalah penyanyi bass di Pusat Nasional Pentas Seni, dan ibunya adalah seorang pianis terkenal di Cina. Ia berasal dari keluarga seniman, tetapi ia mempelajari sains dan teknik di universitas.
Tampan, berpendidikan, dan cerdas.
Shen Qian Wei tentu saja menjadi tokoh selevel idola sekolah.
Tentu saja, aku mengenalinya, tetapi ia tidak mengenaliku.
Namun, karena Shen Qian Wei ada di sana hari itu, ia pasti mengetahui siapakah yang kehilangan celana dalamnya ....
Sepertinya, aku harus menemuinya.
*
*
*
Chapter 6
Gampang sekali untuk mendapatkan kontak informasi Shen Qian Wei. Aku bertanya secara anonim di forum sekolah dan langsung mendapatkannya.
Tetapi aku tidak berani menambahkan kontaknya menggunakan akun WeChat-ku sendiri. Aku memberikan skin bagus dari game Honor of Kings demi meminjam akun WeChat sepupuku.
Setelah memastikan bahwa WeChat Moments-nya sudah dibatasi dan informasinya benar, aku mengiriminya permintaan pertemanan—
"Halo Senior, aku adalah junior wanitamu, aku ingin menanyakan sesuatu padamu."
Satu jam berlalu dan tak ada balasan.
Dingin sekali?
Aku mengirimkan permintaan pertemanan lagi—
"Halo Senior, benar-benar ada hal yang mendesak yang harus kutanyakan padamu."
Sejam lagi berlalu, tak ada yang terjadi.
Apakah karena ada terlalu banyak gadis yang menambahkan kontak info Shen Qiao Wei, makanya ia sudah belajar untuk mengabaikan mereka secara otomatis?
Tak ada cara lain, aku hanya bisa menggunakan kartu AS-ku—
"Halo Senior, kudengar pakaian dalam temanmu dicuri."
Kalimat ini memang bekerja dengan baik. Setelah setengah jam, Shen Qiao Wei menerima permintaan pertemananku.
Shen Qiao Wei: Maaf, aku sedang belajar sendiri barusan ini dan tidak melihat ponselku.
Aku: ....
Apakah ini alasannya?
Shen Qiao Wei: Pakaian dalam temanku dicuri? Dari siapa kau mendengar ini?
Aku punya ide dan berkata: Aku harus merahasiakannya.
Shen Qiao Wei tidak membalas.
Aku terus bicara omong kosong: Senior, jadi begini, temanku memungut pakaian dalam di jalan, mereknya CK, dan warnanya hitam. Bisakah kau memberitahuku siapa teman yang kehilangan pakaian dalam ini? Dengan begini, kita bisa mengkonfirmasikannya dengan temanmu.
Setelah pesannya dikirim, aku merasa lega.
Sudah pasti, alasan ini yang paling aman.
Untuk memastikannya, Shen Qiao Wei pasti akan memberitahukanku siapa yang sudah kehilangan pakaian dalamnya.
Saat waktunya tiba, entah itu akan dikembalikan secara diam-diam, memberikan uang kepada pihak lainnya, atau membelikan yang baru, hati nuraniku akan merasa jauh lebih baik.
Tetapi Shen Qiao Wei tidak membalas sekian lama.
Aku: Senior?
Shen Qiao Wei: Itu aku.
Aku: ??
Shen Qiao Wei: Akulah yang kehilangan pakaian dalam.
Shen Qiao Wei: Maaf, siapa kau?
Aku: ....
Aku dengan cepat memblokirnya.
*
*
*
Chapter 7
Setelah menghapus Shen Qiao Wei, aku tercengang selama lima menit penuh. Kemudian aku membuka tas kain kecil di dalam kantong plastik di kotak makeup-ku di lemari pakaian dan memandangi celana dalam yang terkubur di bawahnya.
Sialan, aku benar-benar mengambil celana dalam si idola sekolah!
Tunggu, ini belum dipakai atau apa masih ada baunya?
*
*
*
Chapter 8
Aku mencuci celana dalam itu.
Tentu saja bukannya cuci pakai tangan.
Si celana dalam, dicuci menggunakan mesin cuci, bahkan harganya delapan yuan.
Aku merasa bahwa aku rugi besar tak peduli bagaimana aku melihatnya.
Akhirnya, aku diam-diam mengambil pengering rambut untuk mengeringkannya dan menyembunyikannya lagi ke tas kain kecil di dalam kantong plastik di kotak makeup di dalam lemari pakaian.
Aku sedang berpikir bagaimana caranya untuk mengembalikan pakaian dalam ini secara diam-diam.
Setelah berpikir sekian lama ....
Sama sekali tidak ada caranya!
Saat ini, aku pun punya ide.
Kenapa aku tidak berpura-pura menjadi si teman yang sudah "memungut" celana dalam itu?
Jadi, aku menarik napas dalam-dalam dan menggunakan akun WeChat-ku sendiri untuk mengirimkan permintaan pertemanan—
"Halo, Shen tong xue, aku adalah teman yang menemukan pakaian dalam itu."
Kali ini, Shen Qiao Wei langsung menerima permintaanku.
Aku: Shen tong xue, barusan temanku memberitahuku bahwa kaulah orang yang kehilangan pakaian dalam itu.
Shen Qiao Wei: Kenapa ia menghapusku?
Aku: ....
Aku: Ia begitu terkejut sampai-sampai ia tanpa sengaja salah pencet tombol.
Ah, omong kosong macam apa ni, tak ada orang bodoh yang akan memercayainya!
Untungnya, Shen Qiao Wei tidak terus menyelidikinya.
Shen Qiao Wei: Ambil gambarnya, biarkan aku memastikannya.
Aku: Oke!
Jadi, aku mengirimkan foto yang kugunakan ke antarmuka pengenalan Tao bao sebelumnya.
Aku kira Shen Qiao Wei akan mengatakan bahwa itu miliknya, atau itu bukan miliknya, tetapi ia bilang: Sandal jepitnya terlihat lumayan bagus.
Aku tersentak, dan kemudian menyadari bahwa ia sedang membicarakan tentang sandal jepit bebek kuning kecil yang tanpa sengaja masuk ke dalam foto itu.
Baiklah, selain si bucket hat putih dan jaket hijau muda, ada satu barang lagi yang berada dalam daftar penghancuran.
Aku sengaja bertanya: Apa ini milikmu?
Shen Qiao Wei: Iya.
Me: Nah, aku belikan yang baru atau haruskah kutransferkan uangnya langsung padamu?
Shen Qiao Wei: Mentransfer uang padaku?
Aku: Benar.
Shen Qiao Wei: Kenapa kau mau mentransfer uang padaku?
Aku: Untuk membeli pakaian dalammu.
Shen Qiao Wei: ?
Aku: ....
Apakah aku mengatakan sesuatu yang melenceng?
Shen Qiao Wei: Tidak bisakah kau kembalikan saja langsung padaku?
Tidak, tentu saja tidak! Kalau kukembalikan secara langsung padamu, bukannya aku akan ketahuan!
Jaga-jaga kalau-kalau kau mengenali bahwa akulah yang salah masuk ruang ganti hari itu, apa aku masih punya muka untuk tetap tinggal di Universitas R?!
Aku: Yah, mari kita cari tempat, aku akan menaruh barangnya di sana dulu, dan kau bisa pergi mengambilnya nanti.
Shen Qiao Wei: ??
Shen Qiao Wei: Apakah perlu sampai merepotkan begitu?
Aku: Maafkan aku, Shen tong xue, aku terlalu malu untuk memberikannya kepadamu secara langsung, selain itu, jika seseorang melihatnya, akan susah untuk dijelaskan.
Shen Qiao Wei terdiam selama beberapa menit sebelum membalasku.
Shen Qiao Wei: Cui Ying Ying tong xue, kalau kau malu mendatangiku, aku bisa mendatangimu.
Aku: ?!!!
Tolong, Bu, kenapa pria ini tahu namaku!
0 comments:
Posting Komentar