Consort of A Thousand Faces
Chapter 191 : Tarian yang Memikat
"Jika
pelayan ini ingin menjaga peranku, aku tidak akan menari menggantikan Putri
Pertama. Pangeran Yun, bukankah seharusnya Anda berbicara dengan baik saat Anda
meminta tolong? Apakah Anda sedang mengancamku sekarang?" Alis Su Xi-er
terangkat, suaranya meninggalkan implikasi yang jelas.
Yun
Ruo Feng menyipitkan matanya. Ia memang tidak selembut dan segampang
yang terlihat. Ini mengingatkannya akan Ning Ru Lan lagi.
Aku
tidak menyangka bahwa akan ada wanita lain dengan aura
semacam ini selain dari Ning Ru Lan. Belum lagi, wanita ini hanya seorang
dayang.
"Pangeran
Yun, Anda juga bisa pergi sekarang." Suara Su Xi-er lembut. Sekarang ini,
terasa seolah peran pelayan dan majikan sudah sepenuhnya bertukar tempat.
"Pangeran
ini memang meminta sesuatu darimu hari ini. Di masa depan, kau bisa
memberitahukan Pangeran ini apa pun yang kau butuhkan. Jika
Pangeran ini bisa memenuhinya, maka aku akan melakukannya."
Ia
membuatnya terdengar seolah ia adalah seseorang yang akan membalas kebaikan
setelah dibantu. Su Xi-er bertanya dengan nada bergurau. "Jika
pelayan ini meminta Anda untuk mati, apakah Anda akan membunuh diri Anda
sendiri?"
Ekspresi
Yun Ruo Feng membeku. Ia tidak menyangka ia akan mengatakan sesuatu seperti
itu. Aku tidak punya dendam dengannya, jadi mengapa ia menyinggung soal
kematian tanpa sebab? Ia langsung teringat pertemuan mereka di
Provinsi Bulan dimana ia memberikannya bunga, tetapi Su Xi-er menyebutkan soal
belati dan kain putih.
Apa
yang dipikirkan oleh wanita ini? Pemikiran dan tingkahnya seaneh Pei Qian Hao.
"Pangeran
Yun, mohon jangan menganggap gurauan pelayan ini terlalu serius. Anda belum
melakukan sesuatu yang jahat tanpa henti, jadi, mana mungkin pelayan ini
mengharapkan kematian Anda? Apabila Anda mati, apa yang akan terjadi pada
rakyat dan Yang Mulia yang masih membutuhkan panduan Anda?" Su Xi-er
berujar dengan tenang.
Yun
Ruo Feng tidak bisa menunjuk dengan pasti apakah itu, tetapi, ia jelas merasa
kalau ada sesuatu yang lain yang tersembunyi dalam ucapannya. Ia adalah
orang pertama yang tidak bisa kupahami. Mungkinkah ia memiliki latar belakang
rahasia?
Akan
tetapi, aku tidak perlu mengetahui itu, dan tidak mudah bagiku untuk mencari
tahunya.
"Pangeran
Yun, Menteri Ritus sudah mempersiapkan semuanya, dan para tamu terhormat dari
semua kerajaan sudah masuk ke istana. Kami hanya menantikan Anda." Qin
Ling berdiri di luar ruangan dan membungkuk dengan hormat selagi ia melaporkan.
Yun
Ruo Feng mengangguk. "Pangeran ini akan pergi sekarang." Setelah itu,
ia melirik Su Xi-er. "Sebentar lagi, seseorang akan membawamu ke sana.
Kenakan cadarmu dengan baik, dan ekstra hati-hati agar tidak membuat cadarnya
lepas saat kau menari."
"Tentu
saja, pelayan ini akan mengingat itu."
Setelah
Yun Ruo Feng menerima janji Su Xi-er, ia mengangguk dan meninggalkan ruangan.
Sebelum
Qin Ling pergi, ia melirik Su Xi-er. Ini adalah wanita yang secara
khusus diundang oleh Pangeran Yun untuk menari menggantikan Putri
Pertama. Ia tidak bisa melihat wajah di balik cadar, tetapi ia melihat
matanya yang dipenuhi dengan kecemerlangan.
Mata
Putri Pertama tidak begitu cemerlang; apakah para tamu terhormat akan menyadari
sesuatu dari mata ini?
"Apa?
Tuanmu sudah pergi, tetapi kau masih di sini?" Su Xi-er menatapnya dingin.
Meskipun
ia jelas-jelas hanya seorang dayang, Qin Ling masih membungkuk memberikan
hormatnya. "Nona, kami akan bergantung padamu." Kemudian, ia
membunguk lagi sebelum berbalik dan berjalan menjauh.
Su
Xi-er tidak mengenali pengawal ini, tetapi bisa mengetahui bahwa kepribadiannya
tidak buruk dari sikap dan kesopanannya.
Menjelang
malam, seorang kasim datang untuk membawakannya makan malam. Ia dengan sopan
mengingatkannya untuk bersiap dengan benar, dan agar jangan makan terlalu
banyak supaya menghindari mengganggu tariannya.
Su
Xi-er tidak mengatakan apa-apa. Ada lima hidangan, dan ia hanya memakan tiga
suapan dari masing-masing hidangan. Setelahnya, si kasim mengangkat nampannya
dan bergegas pergi. Melihat pergerakannya yang tergesa, Su Xi-er tahu bahwa
perjamuannya akan segera dimulai.
Tak
lama setelahnya, Wei Mo Hai tiba dan menghampiri Su Xi-er dengan cepat selagi
ia berbicara. "Kemari, ada banyak tamu terhormat, tetapi cobalah untuk
tetap tenang. Hanya setelah meyakini kemampuanmu, barulah Pangeran Yun
mengundangmu." Lalu, Wei Mo Hai berjalan menuju ke sebuah tandu di
tengah-tengah jalan setapak.
Sutra
merah menyala mengelilingi tandunya, dan di bagian atasnya terdapat lingkaran
jumbai emas. Ia sangat familier dengan dekorasi ini; bagaimanapun juga, ini
adalah tandu pribadinya.
Saat
Wei Mo Hai melihat ekspresinya, ia mengira kalau Su Xi-er terkesima dengan
seberapa mewahnya tandu tersebut. "Nona, ini adalah tandu pribadi Putri
Pertama. Karena kau menari menggantikan dirinya, kau harus pergi ke sana dengan
tandu ini. Benahi cadarmu dan pastikan itu tidak lepas."
Ketika
ia selesai berbicara, seorang kasim berlutut dengan kedua tangan tumpang-tindih
satu sama lain. "Nona, silakan naik ke atas tandu."
Su
Xi-er tidak mengucapkan sepatah kata pun selagi ia menaiki tandunya dengan
menginjak tangan si kasim.
Tingkahnya
ini berpengalaman; tidak tampak seperti pertama kalinya ia dilayani seperti
ini. Mata
Wei Mo Hai diliputi keraguan sebelum tak lama, ia mendapatkan kembali
ketenangannya.
Su
Xi-er melihat keluar dari celah kecil di tirainya selagi mereka mendekati
tujuan mereka, melihat para dayang dan kasim membawakan nampan dan
mondar-mandir.
Perjamuan
kerajaan diadakan di area terbesar dari istana kekaisaran, di atriumnya.
Di
atrium tersebut ada sebuah panggung ungu yang dipasang dan didekorasi dengan
beberapa bunga berbeda, termasuk dengan Ling Rui. Ada pula lentera-lentera
besar yang tergantung di dahan-dahan pohon untuk menciptakan pemandangan yang
berkilauan.
Tatapan
semua orang tiba-tiba saja berpindah menuju tandu merah menyala itu meskipun
pandangan mereka terhalang oleh panggung yang tinggi.
Para
dayang dan kasim bekerja lebih cepat lagi. Perjamuannya akan segera
dimulai, dan Putri Pertama akan segera menari! Mereka merasa
bersemangat dan gugup tentang ini, terutama karena ada satu orang tambahan di
sini, di perjamuan kerajaan tahun ini: Pangeran Hao dari Bei Min.
Sepuluh
meter di depan panggung yang tinggi, terdapat meja bundar yang indah dan lebar.
Tiga meter di belakang meja bundar itu ada selusin meja bundar yang lebih
kecil. Meja bundar yang besar itu, tentu saja untuk tempat duduk para pemimpin keempat kerajaan utama. Meja-meja yang lebih kecil
di belakangnya untuk tempat duduk para pemimpin dari kerjaan asing.
Semua
dayang istana yang melayani para tamu di meja bundar besar sudah mengumpulkan
tenaga mereka agar ekstra hati-hati. Kami tidak boleh menyinggung
tuan-tuan ini.
Kaisar
Nan Zhao, Ning Lian Chen duduk di bangku atas bersama Yun Ruo Feng di sebelah
kirinya dan Pei Qian Hao di sebelah kanannya. Dua bangku lainnya adalah untuk
Putra Mahkota dari Dong Ling, Chu Ling Long, dan Kaisar dari Xi Liu, Hua Zi
Rong.
Chu
Ling Long memiliki sepasang mata sipit yang feminin. Ia memandangi sutra ungu
yang tergantung di panggung yang tinggi, kemudian mengalihkan matanya ke arah
kukunya yang dicat ungu dengan kilatan tertarik.
Hua
Zi Rong memiliki sepasang mata yang terang dan mengenakan jubah biru kehijauan.
Ekspresinya terlihat bosan, seolah menghadiri perjamuan kerajaan hanyalah suatu
kewajiban.
"Terima
kasih karena sudah datang ke Nan Zhao. Aku memiliki makanan lezat dan anggur
untuk semua orang. Putri Pertama dari kerajaanku sudah siap dan tariannya akan
segera dimulai." Yun Ruo Feng berdiri, mengangkat cangkir anggur di
depannya, dan tersenyum pada orang banyak itu.
Semua
orang lainnya mengangkat cangkir anggur mereka sebagai responnya.
Pei
Qian Hao menggoyangkan cangkir anggur di tangannya selagi tatapannya bergerak
menuju ke arah panggung yang tinggi.
Suara
dari instrumen tradisional bambu sutra Tiongkok pun terdengar
sewaktu seorang wanita yang bergaun dan bercadar ungu mewah muncul, nyaris
menyatu dengan kemiripan warna panggungnya.
Matanya
seperti bintang yang tenang di atas langit, atau cahaya lilin yang berkedip.
Dengan
langkah pelan dan gerakan lembut, tatapannya berubah dari dingin jadi memikat.
Ia sedikit mengangkat kakinya dan tersenyum dengan lembut sebelum berputar
cepat. Dengan putaran lincah di pinggangnya, ia seperti aliran air ungu yang
mengalir tiada hentinya di atas panggung.
Laju
instrumennya berangsur menjadi lebih cepat dan pergerakan wanita itu
mengikutinya. Ia sangat gesit, seolah angin itu sendiri yang menuntun tubuhnya
untuk bergerak dengan tarian itu.
Keliman
gaunnya perlahan-lahan mengembang layaknya sekuntum bunga Ungu Harum yang
mekar.
Bunga
Ungu Harum merupakan bunga nasional Xi Liu. Tatapan Hua Zi Rong berubah. Wanita
yang ada di atas panggung ....
Tidak
ada seorang pun yang sedang menonton yang sanggup mengalihkan pandangan mereka dari panggungnya. Bahkan, napas mereka
sedikit demi sedikit jadi tenang, seolah takut jika
suara apa pun
akan menghancurkan ketenangan mendalam dari pertunjukannya.
Dibandingkan
dengan orang lain, Pei Qian Hao adalah satu-satunya orang yang berkepala paling
jernih. Meskipun ia mengagumi tariannya, ada jejak ketidaksenangan dalam
hatinya.
0 comments:
Posting Komentar