Selasa, 22 Juli 2025

CTF - Chapter 191

Consort of A Thousand Faces

Chapter 191 : Tarian yang Memikat


"Jika pelayan ini ingin menjaga peranku, aku tidak akan menari menggantikan Putri Pertama. Pangeran Yun, bukankah seharusnya Anda berbicara dengan baik saat Anda meminta tolong? Apakah Anda sedang mengancamku sekarang?" Alis Su Xi-er terangkat, suaranya meninggalkan implikasi yang jelas.

Yun Ruo Feng menyipitkan matanya. Ia memang tidak selembut dan segampang yang terlihat. Ini mengingatkannya akan Ning Ru Lan lagi.

Aku tidak menyangka bahwa akan ada wanita lain dengan aura semacam ini selain dari Ning Ru Lan. Belum lagi, wanita ini hanya seorang dayang.

"Pangeran Yun, Anda juga bisa pergi sekarang." Suara Su Xi-er lembut. Sekarang ini, terasa seolah peran pelayan dan majikan sudah sepenuhnya bertukar tempat.

"Pangeran ini memang meminta sesuatu darimu hari ini. Di masa depan, kau bisa memberitahukan Pangeran ini apa pun yang kau butuhkan. Jika Pangeran ini bisa memenuhinya, maka aku akan melakukannya."

Ia membuatnya terdengar seolah ia adalah seseorang yang akan membalas kebaikan setelah dibantu. Su Xi-er bertanya dengan nada bergurau. "Jika pelayan ini meminta Anda untuk mati, apakah Anda akan membunuh diri Anda sendiri?"

Ekspresi Yun Ruo Feng membeku. Ia tidak menyangka ia akan mengatakan sesuatu seperti itu. Aku tidak punya dendam dengannya, jadi mengapa ia menyinggung soal kematian tanpa sebab? Ia langsung teringat pertemuan mereka di Provinsi Bulan dimana ia memberikannya bunga, tetapi Su Xi-er menyebutkan soal belati dan kain putih.

Apa yang dipikirkan oleh wanita ini? Pemikiran dan tingkahnya seaneh Pei Qian Hao.

"Pangeran Yun, mohon jangan menganggap gurauan pelayan ini terlalu serius. Anda belum melakukan sesuatu yang jahat tanpa henti, jadi, mana mungkin pelayan ini mengharapkan kematian Anda? Apabila Anda mati, apa yang akan terjadi pada rakyat dan Yang Mulia yang masih membutuhkan panduan Anda?" Su Xi-er berujar dengan tenang.

Yun Ruo Feng tidak bisa menunjuk dengan pasti apakah itu, tetapi, ia jelas merasa kalau ada sesuatu yang lain yang tersembunyi dalam ucapannya. Ia adalah orang pertama yang tidak bisa kupahami. Mungkinkah ia memiliki latar belakang rahasia?

Akan tetapi, aku tidak perlu mengetahui itu, dan tidak mudah bagiku untuk mencari tahunya.

"Pangeran Yun, Menteri Ritus sudah mempersiapkan semuanya, dan para tamu terhormat dari semua kerajaan sudah masuk ke istana. Kami hanya menantikan Anda." Qin Ling berdiri di luar ruangan dan membungkuk dengan hormat selagi ia melaporkan.

Yun Ruo Feng mengangguk. "Pangeran ini akan pergi sekarang." Setelah itu, ia melirik Su Xi-er. "Sebentar lagi, seseorang akan membawamu ke sana. Kenakan cadarmu dengan baik, dan ekstra hati-hati agar tidak membuat cadarnya lepas saat kau menari."

"Tentu saja, pelayan ini akan mengingat itu."

Setelah Yun Ruo Feng menerima janji Su Xi-er, ia mengangguk dan meninggalkan ruangan.

Sebelum Qin Ling pergi, ia melirik Su Xi-er. Ini adalah wanita yang secara khusus diundang oleh Pangeran Yun untuk menari menggantikan Putri Pertama. Ia tidak bisa melihat wajah di balik cadar, tetapi ia melihat matanya yang dipenuhi dengan kecemerlangan.

Mata Putri Pertama tidak begitu cemerlang; apakah para tamu terhormat akan menyadari sesuatu dari mata ini?

"Apa? Tuanmu sudah pergi, tetapi kau masih di sini?" Su Xi-er menatapnya dingin.

Meskipun ia jelas-jelas hanya seorang dayang, Qin Ling masih membungkuk memberikan hormatnya. "Nona, kami akan bergantung padamu." Kemudian, ia membunguk lagi sebelum berbalik dan berjalan menjauh.

Su Xi-er tidak mengenali pengawal ini, tetapi bisa mengetahui bahwa kepribadiannya tidak buruk dari sikap dan kesopanannya.

Menjelang malam, seorang kasim datang untuk membawakannya makan malam. Ia dengan sopan mengingatkannya untuk bersiap dengan benar, dan agar jangan makan terlalu banyak supaya menghindari mengganggu tariannya.

Su Xi-er tidak mengatakan apa-apa. Ada lima hidangan, dan ia hanya memakan tiga suapan dari masing-masing hidangan. Setelahnya, si kasim mengangkat nampannya dan bergegas pergi. Melihat pergerakannya yang tergesa, Su Xi-er tahu bahwa perjamuannya akan segera dimulai.

Tak lama setelahnya, Wei Mo Hai tiba dan menghampiri Su Xi-er dengan cepat selagi ia berbicara. "Kemari, ada banyak tamu terhormat, tetapi cobalah untuk tetap tenang. Hanya setelah meyakini kemampuanmu, barulah Pangeran Yun mengundangmu." Lalu, Wei Mo Hai berjalan menuju ke sebuah tandu di tengah-tengah jalan setapak.

Sutra merah menyala mengelilingi tandunya, dan di bagian atasnya terdapat lingkaran jumbai emas. Ia sangat familier dengan dekorasi ini; bagaimanapun juga, ini adalah tandu pribadinya.

Saat Wei Mo Hai melihat ekspresinya, ia mengira kalau Su Xi-er terkesima dengan seberapa mewahnya tandu tersebut. "Nona, ini adalah tandu pribadi Putri Pertama. Karena kau menari menggantikan dirinya, kau harus pergi ke sana dengan tandu ini. Benahi cadarmu dan pastikan itu tidak lepas."

Ketika ia selesai berbicara, seorang kasim berlutut dengan kedua tangan tumpang-tindih satu sama lain. "Nona, silakan naik ke atas tandu."

Su Xi-er tidak mengucapkan sepatah kata pun selagi ia menaiki tandunya dengan menginjak tangan si kasim.

Tingkahnya ini berpengalaman; tidak tampak seperti pertama kalinya ia dilayani seperti ini. Mata Wei Mo Hai diliputi keraguan sebelum tak lama, ia mendapatkan kembali ketenangannya.

Su Xi-er melihat keluar dari celah kecil di tirainya selagi mereka mendekati tujuan mereka, melihat para dayang dan kasim membawakan nampan dan mondar-mandir.

Perjamuan kerajaan diadakan di area terbesar dari istana kekaisaran, di atriumnya.

Di atrium tersebut ada sebuah panggung ungu yang dipasang dan didekorasi dengan beberapa bunga berbeda, termasuk dengan Ling Rui. Ada pula lentera-lentera besar yang tergantung di dahan-dahan pohon untuk menciptakan pemandangan yang berkilauan.

Tatapan semua orang tiba-tiba saja berpindah menuju tandu merah menyala itu meskipun pandangan mereka terhalang oleh panggung yang tinggi.

Para dayang dan kasim bekerja lebih cepat lagi. Perjamuannya akan segera dimulai, dan Putri Pertama akan segera menari! Mereka merasa bersemangat dan gugup tentang ini, terutama karena ada satu orang tambahan di sini, di perjamuan kerajaan tahun ini: Pangeran Hao dari Bei Min.

Sepuluh meter di depan panggung yang tinggi, terdapat meja bundar yang indah dan lebar. Tiga meter di belakang meja bundar itu ada selusin meja bundar yang lebih kecil. Meja bundar yang besar itu, tentu saja untuk tempat duduk para pemimpin keempat kerajaan utama. Meja-meja yang lebih kecil di belakangnya untuk tempat duduk para pemimpin dari kerjaan asing.

Semua dayang istana yang melayani para tamu di meja bundar besar sudah mengumpulkan tenaga mereka agar ekstra hati-hati. Kami tidak boleh menyinggung tuan-tuan ini.

Kaisar Nan Zhao, Ning Lian Chen duduk di bangku atas bersama Yun Ruo Feng di sebelah kirinya dan Pei Qian Hao di sebelah kanannya. Dua bangku lainnya adalah untuk Putra Mahkota dari Dong Ling, Chu Ling Long, dan Kaisar dari Xi Liu, Hua Zi Rong.

Chu Ling Long memiliki sepasang mata sipit yang feminin. Ia memandangi sutra ungu yang tergantung di panggung yang tinggi, kemudian mengalihkan matanya ke arah kukunya yang dicat ungu dengan kilatan tertarik.

Hua Zi Rong memiliki sepasang mata yang terang dan mengenakan jubah biru kehijauan. Ekspresinya terlihat bosan, seolah menghadiri perjamuan kerajaan hanyalah suatu kewajiban.

"Terima kasih karena sudah datang ke Nan Zhao. Aku memiliki makanan lezat dan anggur untuk semua orang. Putri Pertama dari kerajaanku sudah siap dan tariannya akan segera dimulai." Yun Ruo Feng berdiri, mengangkat cangkir anggur di depannya, dan tersenyum pada orang banyak itu.

Semua orang lainnya mengangkat cangkir anggur mereka sebagai responnya.

Pei Qian Hao menggoyangkan cangkir anggur di tangannya selagi tatapannya bergerak menuju ke arah panggung yang tinggi.

Suara dari instrumen tradisional bambu sutra Tiongkok pun terdengar sewaktu seorang wanita yang bergaun dan bercadar ungu mewah muncul, nyaris menyatu dengan kemiripan warna panggungnya.

Matanya seperti bintang yang tenang di atas langit, atau cahaya lilin yang berkedip.

Dengan langkah pelan dan gerakan lembut, tatapannya berubah dari dingin jadi memikat. Ia sedikit mengangkat kakinya dan tersenyum dengan lembut sebelum berputar cepat. Dengan putaran lincah di pinggangnya, ia seperti aliran air ungu yang mengalir tiada hentinya di atas panggung.

Laju instrumennya berangsur menjadi lebih cepat dan pergerakan wanita itu mengikutinya. Ia sangat gesit, seolah angin itu sendiri yang menuntun tubuhnya untuk bergerak dengan tarian itu.

Keliman gaunnya perlahan-lahan mengembang layaknya sekuntum bunga Ungu Harum yang mekar.

Bunga Ungu Harum merupakan bunga nasional Xi Liu. Tatapan Hua Zi Rong berubah. Wanita yang ada di atas panggung ....

Tidak ada seorang pun yang sedang menonton yang sanggup mengalihkan pandangan mereka dari panggungnya. Bahkan, napas mereka sedikit demi sedikit jadi tenang, seolah takut jika suara apa pun akan menghancurkan ketenangan mendalam dari pertunjukannya.

Dibandingkan dengan orang lain, Pei Qian Hao adalah satu-satunya orang yang berkepala paling jernih. Meskipun ia mengagumi tariannya, ada jejak ketidaksenangan dalam hatinya.

0 comments:

Posting Komentar