Chapter 7
Keesokan harinya, aku tidur hingga matahari setinggi tiga tiang sebelum aku terbangun.
Apakah ibuku bersikap begitu baik dan tidak datang untuk menyiksaku hari ini?
Oh! Sekarang aku tinggal di istana Ayahanda Kaisarku!
Ketika Chen Liangfu melihat bahwa aku sudah bangun, ia pun tersenyum dan meminta seorang dayang untuk membawakan baskom air.
Aku membiarkan mereka melemparkanku kesana-kemari seperti sebuah boneka.
Setelah mandi, berganti pakaian.
Hari ini, para dayang menata rambutku jadi dua sanggulan dan mengikatnya dengan pita merah. Itu meriah sekali dan cocok dengan wajah bundarku.
Hei, kenapa aku tampak seperti boneka lukisan tahun baru?
Setelah itu, Chen Liangfu mengangkatku dan berjalan keluar.
Sewaktu aku melihat rute yang kami tempuh ... Bro!
Ini jalan untuk menuju mahkamah di Istana Zi Chen!
Aku melingkarkan tangan panikku di leher Chen Liangfu dan bertanya, "Kasim Chen, kemana kita akan pergi?"
Chen Liangfu menjawab sembari tersenyum: "Kaisar mengasihani Putri dan takut kalau Putri akan bosan saat ia bangun, jadi beliau memerintahkan hamba ini untuk membawa Putri ke mahkamah."
Oh Ya Tuhan! Sialan, setelah ini, aku pasti akan menjadi saingan dari seluruh harem!
Aku benar-benar tidak tahu, saraf Ayahanda Kekaisaran yang mana yang tidak terhubung dengan benar?!
*
*
*
Chapter 8
Di Istana Zi Chen, aku meringkuk dalam pelukan Kaisar dan disaksikan oleh semua pejabat sipil dan militer.
Tak lama kemudian, Perdana Menteri pun berbicara.
"Yang Mulia! Ini bertentangan dengan norma!"
Aku melengkungkan bibirku dan berpikir sendiri.
[Orang tua ini jahat sekali. Sebagian besar adalah salahnya makanya pangeran kedua memutuskan untuk memberontak! Wajar kalau ia tidak akan tahan melihatku disayangi!]
Kaisar memelukku dengan erat.
"Bukan giliranmu untuk mendikte apa yang ingin zhen lakukan. Jika ada sesuatu, katakan saja secara langsung, kalau tidak ada apa-apa, tinggalkan mahkamah."
Aku dan seluruh pejabat sipil dan militer di bawah memasang ekspresi ngeri yang sama.
[Hei, apakah ayah murahan ini kerasukan sesuatu? Bukankah ia selalu paling toleran terhadap Perdana Menteri?! Karena jasanya dalam menemani sang naga, kaisar tidak pernah menunjukkan wajah yang menghitam ke arahnya!]
Aku melirik sekilas dan melihat wajah Perdana Menteri yang sehitam arang.
"Yang Mulia, ratusan orang kini dalam kesulitan karena banjir bandang di wilayah selatan. Menteri ini memohon pada Yang Mulia agar mengalokasikan dana untuk bantuan bencana!"
Ini dia!
Tangan kecilku mengencang dan aku menarik jubah naga ayahku.
Ayahku menatapku dengan tatapan yang tidak jelas, dan kemudian menyuruh Perdana Menteri untuk melanjutkan perkataannya.
"Menteri ini meyakini bahwa Pangeran Pertama memegang status yang terhormat, jadi akan lebih pantas untuk mengutus pangeran lain untuk mengantarkan uang bantuan dan makanan ke daerah bencana."
[Oh, kata-kata berikutnya pasti, 'Menteri ini berpikir bahwa Pangeran Kedua bisa pergi dan mengasah kemampuannya!']
"Menteri ini berpikir bahwa Pangeran Kedua bisa pergi dan mengasah kemampuannya!"
[Lihat, lihat, lihat .... Kemudian pangeran kedua mengambil 300.000 tael uang bantuan bencana itu untuk merekrut pasukan, membeli kuda, dan membeli lahan di wilayah selatan, berbohong kepada ayah bodohku iini, dan setelahnya memberontak dengan alasan orang-orang yang kesusahan, kaisar tidak pantas akan takhtanya, dan dikutuk oleh Langit. Benar-benar menggelikan, mana bisa kau menyalahkan ayah bodohku ini atas bencana alam?]
Kaisar mengangkatku dan menepuk-nepuk punggungku, seolah membujukku untuk tidur.
"Zhen sudah punya rencana lain untuk Pangeran Kedua. Para menteri yang terhormat, siapa di antara Pangeran yang tersisa yang menurut kalian harus diutus?"
[Pangeran Kekaisaran Ketiga adalah yang terbaik pastinya. Ia sepenuh hati mengabdikan diri pada Kakak Pertama Kekaisaran dan kepada rakyat. Seni bela dirinya juga sangat bagus. Meskipun ia sedikit bodoh, ia sangat setia! Ketika Pangeran Kedua memberontak, ia bahkan berdiri di hadapan Kaisar dan Kakak Pertama Kekaisaran sendiri! Oh, dan di depanku juga! Kakak Kekaisaran Ketiga adalah penyesalan yang tak bisa kuhilangkan!!]
"Menteri ini berpikir bahwa Pangeran Ketiga cocok untuk tugas ini!" Jenderal Wei Wu melangkah maju dan berkata.
Jenderal Wei Wu adalah guru seni bela diri Pangeran Ketiga.
"Menteri ini berpikir Pangeran Kelima cocok! Walaupun ia masih muda, sudah waktunya baginya untuk mendapatkan pengalaman." Si pembicara adalah Menteri Keuangan.
Aku mendengus dalam hati dan berpikir.
[Lucu, kalau kau menganggap bantuan bencana sebagai bidang untuk mendapatkan pengalaman, bukankah itu artinya kau menganggap rakyat sebagai mainan?]
Bang! Memorial di meja ayah pun dilemparkan ke wajah si Menteri Keuangan.
Semua orang di aula berlutut ketakutan!
"Pangeran Ketiga, patuhi perintah!"
Pangeran Ketiga yang bingung pun melangkah maju dan berlutut.
"Putra ada di sini!"
"Terima perintah untuk membawa 300.000 tael perak dan seratus kereta berisi biji-bijian sebagai utusan kekaisaran ke wilayah selatan untuk bantuan bencana!"
"Putra ini mematuhi perintah."
*
*
*
Chapter 9
Urusan bantuan bencana sudah terpecahkan.
Setelah mahkamah, aku melepaskan diri dari pelukan ayahku dan meminta waktu untuk keluar dan bermain!
Setelah itu, aku menggosok-gosokkan tangan kecilku dan menunggu di Taman Kekaisaran.
Setiap kali Kakak Kekaisaran Ketiga melihatku, ia akan menemaniku bermain di Taman Kekaisaran, dan kemudian membawakan beberapa camilan dari kediamannya untukku.
Tetapi, pertemuan kami tidak terlalu sering. Bagaimanapun juga, Kakak Kekaisaran Ketiga lebih tua dan tidak nyaman baginya untuk keluar masuk harem.
Namun, ia melihatku di aula utama hari ini dan ia pasti akan datang!
Telingaku bergerak, dan sudah pasti, ia ada di sini!
"Adik Keenam!"
"Kakak Ketiga!"
Kakak Kekaisaran Ketiga mengangkatku dan menjawil hidungku.
"Adik Keenam bertambah lagi berat badannya, lumayan! Lihat, kue bunga pir yang Kakak Kekaisaran suruh pelayan bawakan untukmu ini enak sekali!"
Sebelum kotak makanan itu dibuka, aku sudah bisa mencium aroma yang tajam.
Aku pun dengan gembira menyuruh Bi Yu menerimanya!
Kali ini, Kakak Kekaisaran Ketiga akan bepergian jauh, dan aku punya sebuah hadiah untuknya.
Pangeran Kedua gagal mendapatkan tugas untuk bantuan bencana seperti yang diharapkannya, ia mungkin akan melakukan beberapa trik kotor.
Diam-diam aku menjejelkan crossbow lengan yang kubuat ke dalam lengan jubah Kakak Ketigaku. Aku mengumpulkan materialnya secara rahasia dan membuatnya untuk menyelamatkan nyawaku. Sekarang, karena Kaisar secara pribadi membesarkanku, ini sudah tidak perlu lagi.
"Kakak Ketiga, ini adalah senjata yang kubuatkan untukmu. Cocok sekali untuk menyelamatkan nyawa. Orang lain tidak akan bisa menemukannya dengan mudah."
Kakak Ketiga menyentuh senjata di lengan jubahnya, mencubit pipi gemukku dan berkata, "Aku memang tidak salah sudah memanjakanmu!"
Saat ini, aku tidak tahu bahwa crossbow lengan ini benar-benar akan menyelamatkan nyawa Kakak Ketiga.
0 comments:
Posting Komentar