Consort of A Thousand Faces
Chapter 185 : Yun Ruo Feng Mengetahuinya
Setelah
Tabib Kekaisaran Fang meninggalkan istana peristirahatan Putri Pertama, ia
berpapasan dengan seorang tentara dari Pasukan Tentara Kekaisaran. Ia adalah
Qin Ling, bawahan cakap Wei Mo Hai. Dengan Wei Mo Hai menemani Pangeran Yun dan
bangsawan lainnya ke kuil yang berada di puncak gunung, tanggung jawab dalam
menjaga istana kekaisaran sebelum perjamuan kerajaan di malam hari pun jatuh
pada Qin Ling.
Saat
Qin Ling melihat Tabib Kekaisaran Fang, ia bertanya, "Tabib Kekaisaran
Fang, bagaimana luka Putri Pertama?" Ia tidak meninggalkan istana hari
ini, tetapi sudah mendengar dari bawahannya bahwa Ning An Lian diserang oleh
dayang Pangeran Hao.
Putri
Pertama harus menari malam ini. Apabila ia dicegah melakukannya karena
cederanya ini, itu akan menjadi tanggung jawabku karena tidak menjaganya dengan
benar.
Tabib
Kekaisaran Fang pun mendesah. "Pergelangan kaki Putri Pertama cedera.
Bengkaknya sudah mengempis, cukup untuknya berjalan, tetapi menari itu tidak
mungkin."
"Tidak
mungkin?" Alis Qin Ling tertaut, dan nada bicaranya lebih khidmat. Ini
serius.
Tabib
Kekaisaran Fang mengangguk yakin. "Putri Pertama mengatakan bahwa ia punya
rencananya sendiri, tetapi pejabat rendahan ini tetap berpikir bahwa ini
seharusnya dilaporkan pada Pangeran Yun. Kalau tidak, ia hanya akan punya sisa
empat jam untuk menentukan apa yang harus dilakukan saat ia kembali ke istana
kekaisaran."
Qin
Ling mengangguk. "Aku akan segera mengirimkan seekor mepati pos kepada
Pangeran Yun. Ini harus dirahasiakan hingga ia bisa kembali dan membuat
keputusan yang sepantasnya."
"Baik,
cepatlah pergi."
Qin
Ling mengangguk serius dan segera mempersiapkan kuas dan kertas, menuliskan
surat untuk dikirimkan pada Pangeran Yun.
***
Saat
Wei Mo Hai menerima suratnya, dua jam telah berlalu.
Merpati
posnya dipelihara secara khusus oleh istana kekaisaran, dan semuanya diberikan
tanda di kaki mereka. Pasti sesuatu yang serius. Wei Mo Hai
mengambil suratnya dan dengan cepat berjalan menuju pintu masuk kuil.
Yun
Ruo Feng dan Ning Lian Chen baru saja selesai berdoa, dan keluar dari kuil
bersama dengan biksu senior di sebelah mereka.
Wei
Mo Hai
berdiri di samping dan tidak berbicara, tetapi ekspresi seriusnya sudah cukup
bagi Yun Ruo Feng untuk mengetahui ada sesuatu yang salah.
"Yang
Mulia, silakan pergi ke paviliun batu di bagian belakang gunung untuk menyantap
makanan vegetarian. Kemudian, mandilah di mata air dan berdoa pada langit untuk
memberkati Nan Zhao." Si biksu senior berujar dengan hormat pada Ning Lian
Chen.
Yun
Ruo Feng menggesturkan, memberi isyarat pada Kaisar untuk pergi. "Yang
Mulia, silakan."
"Pangeran
Yun, kau sudah melakukan yang terbaik dan menangani semuanya seorang diri.
Langit pasti akan memberkati Nan Zhao." Ada nada tersembunyi dalam
perkataan Ning Lian Chen sewaktu ia melihat ke arah Wei Mo Hai, kemudian
memutuskan untuk pergi bersama dengan si biksu senior.
Yun
Ruo Feng membawa Wei Mo Hai ke samping dan bertanya, "Ada apa?"
Wei
Mo Hai menyerahkan suratnya. "Pangeran Yun, ini adalah surat yang dibawa merpati
pos dari istana; mohon diperiksa."
Yun
Ruo Feng segera mengambil suratnya, alisnya tertaut selagi ia membaca isinya.
Kemudian, ia menyerahkannya kembali pada Wei Mo Hai. "Bakar. Kirimkan
seekor merpati pos kembali untuk menginstruksikan Qin Ling agar fokus mengawasi
istana peristirahatan Putri Pertama. Putri Pertama hanya diizinkan untuk pergi
setelah tarian di perjamuannya berakhir."
"Pangeran
Yun, bagaimana bisa Putri Pertama hanya diizinkan untuk keluar setelah
tariannya apabila ialah yang akan menari?" Wei Mo Hai tadinya bingung,
tetapi perlahan-lahan menggabungkan keduanya berbarengan. Itu pasti
sesuatu mengenai kemampuan Putri Pertama untuk menari di perjamuan kerajaan.
"Terjadi
sesuatu dan Pangeran ini harus menanganinya. Tidak boleh ada kesalahan lagi di
perjamuan kerajaannya. Sementara, untuk siapa yang akan menari, Pangeran ini
akan memilih seseorang yang baru."
Batu
di hati Wei Mo Hai terangkat saat ia mendengar suara tenang Pangeran Yun. Tetapi,
bagaimana kita bisa menemukan seorang wanita yang dapat menari di perjamuan
kerajaan dalam waktu sesingkat ini? Bahkan, Kepala Dayang dari Biro Musik
Kekaisaran saja tidak akan sanggup memikul
beban besar ini.
"Cepat
dan kirimkan suratnya." Yun Ruo Feng menginstruksikan lagi. Wei Mo Hai
mengangguk dan pergi membawa perintahnya.
Yun
Ruo Feng sedikit menyipitkan matanya, aura lembut di sekelilingnya
lenyap. Kami sudah sampai sejauh ini, tetapi sesuatu seperti ini
terjadi. Di titik ini, hanya tersisa satu orang yang mempunyai kemampuan untuk
menari di perjamuan kerajaan. Selama kami menyembunyikan wajahnya dengan cadar
dan membuat cahaya lilinnya redup, tidak akan ada orang yang mengetahui siapa
sebenarnya yang berada di atas panggung. Kami bisa membiarkan Ning An Lian yang
asli untuk tampil setelah tariannya berakhir.
Masalahnya
adalah, apakah orang ini bahkan akan bersedia untuk menari di perjamuan
kerajaan. Bagaimanapun juga, ia bukanlah rakyat Nan Zhao. Selain itu, ia harus
mendengarkan Pangeran Hao.
Jika
kami menggunakannya, ini tidak bisa dirahasiakan dari Pangeran Hao. Mata Yun Ruo Feng menggelap saat ia memikirkan ini. Hanya saat ia
mendengar langkah kaki yang mendekat barulah ia kembali ke keadaan ramahnya
yang biasa.
"Pangeran
Yun, Kaisar menyantap makanan vegetarian dan sedang mandi sekarang. Anda harus
pergi ke dalam aula untuk mendengarkan ajaran Buddha. Mereka akan selesai
sekitar dua jam lagi." Seorang biksu junior berhenti di hadapan Yun Ruo
Feng dan memberitahukan dengan hormat padanya.
Yun
Ruo Feng mengangguk sembari tersenyum kecil. "Mmm, Pangeran ini
akan pergi sekarang."
Yun
Ruo Feng mulai berjalan menuju ke aula setelah berbicara, si biksu junior pun
memerhatikan orang itu sambil tersenyum. Dengan adanya Pangeran Yun di
sini, Nan Zhao akan menjadi lebih baik.
(T/N : belum tau aja kau wahai biksu kecil, seberapa
jahatnya nih orang =_=)
Dulu,
saat Pangeran Yun adalah seorang jenderal, ia akan datang berdoa ke kuil
bersama dengan Kaisar. Ini bukan hanya selama perjamuaan kerajaan, tetapi
selama urusan penting lainnya. Para biksu di pegunungan semuanya sudah melihat
ini, dan mengetahui bahwa ia akan menjadi Menteri Penasihat yang luar biasa di
mahkamah.
Yang
Mulia masih belum dewasa, dan masih harus banyak belajar dari Pangeran Yun.
Setelah ia dewasa, Nan Zhao hanya akan bangkit.
Saat
ini, Ning Lian Chen sudah selesai mandi dan sedang berganti pakaian mengenakan
baju yang sudah diasapkan dengan dupa. Setelah ia berpakaian, seorang kasim
segera membantunya menyisirkan rambutnya. Ini bukanlah si kasim kecil yang
selalu mengikutinya kemana-mana, tetapi seorang kasim tua yang dikirimkan oleh
Yun Ruo Feng.
Setelah
ia selesai merapikannya, Ning Lian Chen memancarkan aura yang benar-benar
berbeda. Alis dan mata itu. Si kasim tua meliriknya dan terpikirkan
seseorang. Ning Ru Lan.
Yang
Mulia memiliki ayah dan ibu yang sama dengan Putri Pertama Kekaisaran yang
terdahulu, dan meskipun alis dan mata mereka mirip, aura mereka benar-benar
berbeda. Namun, sekarang ini, aura Yang Mulia mirip sekali dengan Ning Ru Lan.
Si
kasim tua segera membungkuk untuk memberi hormatnya. "Yang Mulia, aku
sudah selesai menyisir. Anda harus pergi keluar dan makan makanan vegetarian
sekarang, sebelum menuju ke aula untuk mendengarkan ajaran Buddha."
Ning
Lian Chen mengangguk dan mengikuti biksu senior untuk menyantap makanan vegetarian
tanpa kata.
Jantung
si kasim tua melompat tak terjelaskan. Ada yang tidak beres dengan Yang
Mulia hari ini. Selagi biasanya ia pendiam, ia memiliki tambahan aura dingin di sekitarnya hari ini.
Pada
hari perjamuan kerajaan, Kaisar harus memunculkan sejejak kelembutan
berbarengan dengan aura berkuasanya. Bagaimanapun juga, penguasa dan tokoh
penting dari berbagai kerajaan akan berkumpul di sini malam ini. Perjamuan
kerajaan tahun ini jauh lebih penting daripada perjamuan kerajaan manapun dalam
sejarah baru-baru ini.
Semua
makanan vegetarian telah dipersiapkan untuk Ning Lian Chen sebelum ia memasuki
ruangannya. Mengangguk ke arah si biksu senior, ia pun terus duduk dan mulai
makan.
Terdapat
sepuluh hidangan vegetarian berbeda yang dihidangkan, memikirkan tentang Kakak
Perempuannya sementara ia mencicipi mereka satu per satu. Dulu, gudang
makanan dibuka untuk memberi makan para tentara. Bahkan, orang-orang di istana
kekaisaran harus memotong pemasukan makanan dan material yang mereka gunakan.
Sebelum
Kakak Perempuan pergi berperang, ia pernah bilang padanya. "Lian
Chen, kau harus tahu bahwa ada banyak sekali rakyat yang tidak punya makanan.
Tidak peduli apa pun yang ada di depanmu, kau harus memakannya."
Dulu,
tak peduli seberapa buruknya sesuatu terasa, itu tetap enak karena Kakak
Perempuanku ada di sana. Tetapi kini, tak peduli seberapa enaknya sesuatu
terasa, semuanya hambar dan tak berasa.
Ini
semua karena ada seseorang yang hilang. Mata Ning Lian Chen menggelap, dan
aura kesedihan memancar dari tubuhnya.
Si
biksu senior menyadari ini. Karena tidak ada orang lain di sekitar, ia pun
membuka mulutnya. "Yang Mulia, Anda harus membuang pemikiran lain dalam
hati Anda dan mendedikasikan diri Anda pada kerajaan Anda."
0 comments:
Posting Komentar