Selasa, 22 Juli 2025

CTF - Chapter 185

Consort of A Thousand Faces

Chapter 185 : Yun Ruo Feng Mengetahuinya


Setelah Tabib Kekaisaran Fang meninggalkan istana peristirahatan Putri Pertama, ia berpapasan dengan seorang tentara dari Pasukan Tentara Kekaisaran. Ia adalah Qin Ling, bawahan cakap Wei Mo Hai. Dengan Wei Mo Hai menemani Pangeran Yun dan bangsawan lainnya ke kuil yang berada di puncak gunung, tanggung jawab dalam menjaga istana kekaisaran sebelum perjamuan kerajaan di malam hari pun jatuh pada Qin Ling.

Saat Qin Ling melihat Tabib Kekaisaran Fang, ia bertanya, "Tabib Kekaisaran Fang, bagaimana luka Putri Pertama?" Ia tidak meninggalkan istana hari ini, tetapi sudah mendengar dari bawahannya bahwa Ning An Lian diserang oleh dayang Pangeran Hao.

Putri Pertama harus menari malam ini. Apabila ia dicegah melakukannya karena cederanya ini, itu akan menjadi tanggung jawabku karena tidak menjaganya dengan benar.

Tabib Kekaisaran Fang pun mendesah. "Pergelangan kaki Putri Pertama cedera. Bengkaknya sudah mengempis, cukup untuknya berjalan, tetapi menari itu tidak mungkin."

"Tidak mungkin?" Alis Qin Ling tertaut, dan nada bicaranya lebih khidmat. Ini serius.

Tabib Kekaisaran Fang mengangguk yakin. "Putri Pertama mengatakan bahwa ia punya rencananya sendiri, tetapi pejabat rendahan ini tetap berpikir bahwa ini seharusnya dilaporkan pada Pangeran Yun. Kalau tidak, ia hanya akan punya sisa empat jam untuk menentukan apa yang harus dilakukan saat ia kembali ke istana kekaisaran."

Qin Ling mengangguk. "Aku akan segera mengirimkan seekor mepati pos kepada Pangeran Yun. Ini harus dirahasiakan hingga ia bisa kembali dan membuat keputusan yang sepantasnya."

"Baik, cepatlah pergi."

Qin Ling mengangguk serius dan segera mempersiapkan kuas dan kertas, menuliskan surat untuk dikirimkan pada Pangeran Yun.

***

Saat Wei Mo Hai menerima suratnya, dua jam telah berlalu.

Merpati posnya dipelihara secara khusus oleh istana kekaisaran, dan semuanya diberikan tanda di kaki mereka. Pasti sesuatu yang serius. Wei Mo Hai mengambil suratnya dan dengan cepat berjalan menuju pintu masuk kuil.

Yun Ruo Feng dan Ning Lian Chen baru saja selesai berdoa, dan keluar dari kuil bersama dengan biksu senior di sebelah mereka.

Wei Mo Hai berdiri di samping dan tidak berbicara, tetapi ekspresi seriusnya sudah cukup bagi Yun Ruo Feng untuk mengetahui ada sesuatu yang salah.

"Yang Mulia, silakan pergi ke paviliun batu di bagian belakang gunung untuk menyantap makanan vegetarian. Kemudian, mandilah di mata air dan berdoa pada langit untuk memberkati Nan Zhao." Si biksu senior berujar dengan hormat pada Ning Lian Chen.

Yun Ruo Feng menggesturkan, memberi isyarat pada Kaisar untuk pergi. "Yang Mulia, silakan."

"Pangeran Yun, kau sudah melakukan yang terbaik dan menangani semuanya seorang diri. Langit pasti akan memberkati Nan Zhao." Ada nada tersembunyi dalam perkataan Ning Lian Chen sewaktu ia melihat ke arah Wei Mo Hai, kemudian memutuskan untuk pergi bersama dengan si biksu senior.

Yun Ruo Feng membawa Wei Mo Hai ke samping dan bertanya, "Ada apa?"

Wei Mo Hai menyerahkan suratnya. "Pangeran Yun, ini adalah surat yang dibawa merpati pos dari istana; mohon diperiksa."

Yun Ruo Feng segera mengambil suratnya, alisnya tertaut selagi ia membaca isinya. Kemudian, ia menyerahkannya kembali pada Wei Mo Hai. "Bakar. Kirimkan seekor merpati pos kembali untuk menginstruksikan Qin Ling agar fokus mengawasi istana peristirahatan Putri Pertama. Putri Pertama hanya diizinkan untuk pergi setelah tarian di perjamuannya berakhir."

"Pangeran Yun, bagaimana bisa Putri Pertama hanya diizinkan untuk keluar setelah tariannya apabila ialah yang akan menari?" Wei Mo Hai tadinya bingung, tetapi perlahan-lahan menggabungkan keduanya berbarengan. Itu pasti sesuatu mengenai kemampuan Putri Pertama untuk menari di perjamuan kerajaan.

"Terjadi sesuatu dan Pangeran ini harus menanganinya. Tidak boleh ada kesalahan lagi di perjamuan kerajaannya. Sementara, untuk siapa yang akan menari, Pangeran ini akan memilih seseorang yang baru."

Batu di hati Wei Mo Hai terangkat saat ia mendengar suara tenang Pangeran Yun. Tetapi, bagaimana kita bisa menemukan seorang wanita yang dapat menari di perjamuan kerajaan dalam waktu sesingkat ini? Bahkan, Kepala Dayang dari Biro Musik Kekaisaran saja tidak akan sanggup memikul beban besar ini.

"Cepat dan kirimkan suratnya." Yun Ruo Feng menginstruksikan lagi. Wei Mo Hai mengangguk dan pergi membawa perintahnya.

Yun Ruo Feng sedikit menyipitkan matanya, aura lembut di sekelilingnya lenyap. Kami sudah sampai sejauh ini, tetapi sesuatu seperti ini terjadi. Di titik ini, hanya tersisa satu orang yang mempunyai kemampuan untuk menari di perjamuan kerajaan. Selama kami menyembunyikan wajahnya dengan cadar dan membuat cahaya lilinnya redup, tidak akan ada orang yang mengetahui siapa sebenarnya yang berada di atas panggung. Kami bisa membiarkan Ning An Lian yang asli untuk tampil setelah tariannya berakhir.

Masalahnya adalah, apakah orang ini bahkan akan bersedia untuk menari di perjamuan kerajaan. Bagaimanapun juga, ia bukanlah rakyat Nan Zhao. Selain itu, ia harus mendengarkan Pangeran Hao.

Jika kami menggunakannya, ini tidak bisa dirahasiakan dari Pangeran Hao. Mata Yun Ruo Feng menggelap saat ia memikirkan ini. Hanya saat ia mendengar langkah kaki yang mendekat barulah ia kembali ke keadaan ramahnya yang biasa.

"Pangeran Yun, Kaisar menyantap makanan vegetarian dan sedang mandi sekarang. Anda harus pergi ke dalam aula untuk mendengarkan ajaran Buddha. Mereka akan selesai sekitar dua jam lagi." Seorang biksu junior berhenti di hadapan Yun Ruo Feng dan memberitahukan dengan hormat padanya.

Yun Ruo Feng mengangguk sembari tersenyum kecil. "Mmm, Pangeran ini akan pergi sekarang."

Yun Ruo Feng mulai berjalan menuju ke aula setelah berbicara, si biksu junior pun memerhatikan orang itu sambil tersenyum. Dengan adanya Pangeran Yun di sini, Nan Zhao akan menjadi lebih baik.

(T/N : belum tau aja kau wahai biksu kecil, seberapa jahatnya nih orang =_=)

Dulu, saat Pangeran Yun adalah seorang jenderal, ia akan datang berdoa ke kuil bersama dengan Kaisar. Ini bukan hanya selama perjamuaan kerajaan, tetapi selama urusan penting lainnya. Para biksu di pegunungan semuanya sudah melihat ini, dan mengetahui bahwa ia akan menjadi Menteri Penasihat yang luar biasa di mahkamah.

Yang Mulia masih belum dewasa, dan masih harus banyak belajar dari Pangeran Yun. Setelah ia dewasa, Nan Zhao hanya akan bangkit.

Saat ini, Ning Lian Chen sudah selesai mandi dan sedang berganti pakaian mengenakan baju yang sudah diasapkan dengan dupa. Setelah ia berpakaian, seorang kasim segera membantunya menyisirkan rambutnya. Ini bukanlah si kasim kecil yang selalu mengikutinya kemana-mana, tetapi seorang kasim tua yang dikirimkan oleh Yun Ruo Feng.

Setelah ia selesai merapikannya, Ning Lian Chen memancarkan aura yang benar-benar berbeda. Alis dan mata itu. Si kasim tua meliriknya dan terpikirkan seseorang. Ning Ru Lan.

Yang Mulia memiliki ayah dan ibu yang sama dengan Putri Pertama Kekaisaran yang terdahulu, dan meskipun alis dan mata mereka mirip, aura mereka benar-benar berbeda. Namun, sekarang ini, aura Yang Mulia mirip sekali dengan Ning Ru Lan.

Si kasim tua segera membungkuk untuk memberi hormatnya. "Yang Mulia, aku sudah selesai menyisir. Anda harus pergi keluar dan makan makanan vegetarian sekarang, sebelum menuju ke aula untuk mendengarkan ajaran Buddha."

Ning Lian Chen mengangguk dan mengikuti biksu senior untuk menyantap makanan vegetarian tanpa kata.

Jantung si kasim tua melompat tak terjelaskan. Ada yang tidak beres dengan Yang Mulia hari ini. Selagi biasanya ia pendiam, ia memiliki tambahan aura dingin di sekitarnya hari ini.

Pada hari perjamuan kerajaan, Kaisar harus memunculkan sejejak kelembutan berbarengan dengan aura berkuasanya. Bagaimanapun juga, penguasa dan tokoh penting dari berbagai kerajaan akan berkumpul di sini malam ini. Perjamuan kerajaan tahun ini jauh lebih penting daripada perjamuan kerajaan manapun dalam sejarah baru-baru ini.

Semua makanan vegetarian telah dipersiapkan untuk Ning Lian Chen sebelum ia memasuki ruangannya. Mengangguk ke arah si biksu senior, ia pun terus duduk dan mulai makan.

Terdapat sepuluh hidangan vegetarian berbeda yang dihidangkan, memikirkan tentang Kakak Perempuannya sementara ia mencicipi mereka satu per satu. Dulu, gudang makanan dibuka untuk memberi makan para tentara. Bahkan, orang-orang di istana kekaisaran harus memotong pemasukan makanan dan material yang mereka gunakan.

Sebelum Kakak Perempuan pergi berperang, ia pernah bilang padanya. "Lian Chen, kau harus tahu bahwa ada banyak sekali rakyat yang tidak punya makanan. Tidak peduli apa pun yang ada di depanmu, kau harus memakannya."

Dulu, tak peduli seberapa buruknya sesuatu terasa, itu tetap enak karena Kakak Perempuanku ada di sana. Tetapi kini, tak peduli seberapa enaknya sesuatu terasa, semuanya hambar dan tak berasa.

Ini semua karena ada seseorang yang hilang. Mata Ning Lian Chen menggelap, dan aura kesedihan memancar dari tubuhnya.

Si biksu senior menyadari ini. Karena tidak ada orang lain di sekitar, ia pun membuka mulutnya. "Yang Mulia, Anda harus membuang pemikiran lain dalam hati Anda dan mendedikasikan diri Anda pada kerajaan Anda."

 

0 comments:

Posting Komentar