Chapter 40 : Esai Hukum Suatu Zaman
Rebirth of the MaliciousEmpress of Military Lineage: Chapter 40
Di atas panggung,
‘pilihan’ dari kelompok pria pun berlanjut.
Topik esai mengenai
kebenaran dan puisi sesuai dengan norma masyarakat, oleh sebab itu, banyak yang
akan memilih mereka. Selama ingatan seseorang sangat baik dan membaca secara
menyeluruh tentang topik tersebut, akan mudah bagi siapa saja untuk tampil
dengan baik. Sebaliknya, esai tentang kejadian baru-baru ini hanya sedikit.
Esai tentang kejadian
baru-baru ini ditujukan pada pandangan mengenai masalah serta situasi saat ini
di mahkamah dan karena itu sangat praktis. Ini adalah kategori terdekat dengan
urusan pengadilan dan sebagian besar murid masih muda, kebanyakan dari mereka
tidak tahu apa-apa soal urusan mahkamah, kecuali beberapa orang yang di
kediaman mereka merupakan murid dari profesor, tidak akan ada esai yang bagus
tentang kejadian baru-baru ini. Oleh karenanya, esai ini merupakan topik yang
paling sulit, tetapi kalau seseorang sanggup tampil dengan baik, itu sama
bagusnya dengan memasukkan setengah kakinya ke dalam lingkup pejabat.
Shen Miao memandangi
catur di depannya.
Dulunya, ‘Sirkulasi
Hukum’ milik Pei Lang disusun selama babak ketiga, ‘tantangan’. Pada babak
terakhir ini, semua bisa menantang siapa saja, pria bisa menantang wanita dan
wanita juga bisa menantang pria, jadi tentunya murid dapat memilih guru mereka
untuk ditantang.
Dan salah satu murid
pria memilih Pei Lang, seorang guru. Pei Lang juga adalah orang berbakat yang
brilian. Hanya dalam beberapa langkah masuk ke panggung, ia sanggup
menyelesaikan sebuah esai mengenai kejadian baru-baru ini, yang mengalir dengan
kutipan dari sastra klasik, tetapi itu tidak berlebihan dan setiap bagiannya
sangat penting. Benar-benar menakjubkan.
Pada waktu itu,
banyak pangeran yang memperhatikannya, tetapi Pei Lang adalah orang yang pandai
dan mengatakan bahwa ia hanya ingin menjadi seorang guru akuntansi di Guang Wen
Tang dan tidak mau memikirkan tentang masalah lainnya. Dengan pola pikir
seteguh itu, apabila Fu Xiu Yi tidak mendekatinya beberapa kali demi
pelayanannya dan bahkan Shen Miao harus memikirkan ide-idenya, Pei Lang kemungkinan
besar tidak akan memasuki kalangan kepegawaian.
Permainan caturnya
saling silang, sama seperti kehidupannya yang sebelumnya. Shen Miao mengibaskan
lengan jubahnya dan seluruh permainannya pun berantakan.
Shen Miao memungut
satu pion dan memulai kembali permainannya.
Bagaimana kalau ia
memulai lebih dulu?
***
Gao Yan merapikan
lengan jubahnya dan membenahi rambutnya sebelum bertanya kepada pelayan lelaki
di sebelahnya, “Bagaimana penampilan Tuan ini?”
“Tuan Muda ramah
tamah, romantis, tampan, elegan ...”
Kata-kata si pelayan
lelaki melayang keluar dengan cepat sewaktu ia membuka mulutnya.
Bibir Gao Yan
melengkung ke atas dengan bangganya dan sudah akan bangkit untuk berjalan
menuju ke arah panggung.
Ketika Gao Jing
melihat itu, ia meraihnya dan bertanya, “Apa yang sedang kau lakukan?”
“Memilih,” kata Gao
Yan.
Gao Jing mengerutkan
alisnya, karena ia mengerti seberapa besar bobot yang dimiliki oleh adik
lelakinya itu. Tidak masalah jika ia tidak punya bakat, tetapi ia suka berada
dalam sorotan. Sekarang, dengan seluruh mahkamah menghadiri perjamuan tersebut,
ini bukan waktunya untuk salah berbelok.
Gao Jing berkata,
“Kau tahu caranya?”
Saat perkataan ini
mendarat di telinga Gao Yan, mereka terdengar berbeda. Ia dan Gao Jing adalah
saudara kandung dari ibu yang sama, tetapi saat orang menyebut keluarga Gao,
mereka akan pertama-tama memuji Gao Jing.
Gao Jing terlahir
dengan fitur yang lembut, tetapi dirinya kasar dan berkulit gelap. Ia membantu
ayahnya untuk menangani segala sesuatu sejak berusia muda, namun, setiap kali
ia ingin berbicara dengan ayahnya mengenai urusan mahkamah, ayahnya akan
menggelengkan kepalanya tidak sabaran.
Gao Jing dan Gao Yan
adalah saudara, dan seharusnya tidak ada perselisihan, tetapi karena cara orang
lain memandang mereka, berkembanglah perselisihan. Gao Yan merasa rendah diri
di bawah cahaya kakak lelakinya dan mendengarkan perkataan Gao Jing saat ini,
ia menjadi marah. Mulanya, ia agak ragu karena esai itu ditulis dengan terlalu
baik, tetapi kini, sama sekali tidak ada jejak keraguan sedikit pun.
Ia berkata dengan
nada yang kasar, “Kakak, meskipun adik lelaki ini tidak sepandai dirimu, tetapi
ia juga bukanlah orang yang benar-benar idiot. Kau tidak perlu menahanku karena
bagaimanapun juga, aku tidak akan bisa merebut lampu sorotmu.”
Gao Jing mendengar
arti di balik kata-katanya dan terdiam. Sebelum ia dapat bicara, Gao Yan
mendorongnya ke samping dan berjalan naik ke atas panggung dengan percaya
dirinya.
Dari kejauhan,
terdengarlah suara, “Aku memilih ‘esai tentang kejadian baru-baru ini’.”
Esai tentang kejadian
baru-baru ini?
Bukannya tidak ada
seorang pun yang tidak mengenal Gao Yan, jadi tentunya ada beberapa yang
melihat ke sana. Biarpun Gao Yan tidak memiliki kemampuan apa-apa, aneh untuk
mengatakan bahwa ia agak baik di Guang Wen Tang. Ini hanya karena pekerjaan
rumah serta naskah-naskahnya, selalu dituliskan oleh orang lain, makanya ia
tidak termasuk sebagai orang berbakat yang hebat, tetapi masih dianggap luar
biasa.
Alhasil, ketika ia
naik ke panggung seperti ini, penonton pun tidak merasa sangat terkejut. Ini
adalah karena selama kategori ‘pilihan’, biasanya seseorang akan mempersiapkan
karya terbaik mereka lebih dahulu. Karena ‘esai tentang kejadian baru-baru ini’
selalu sulit, para penonton yang biasanya berisik pun sedikit demi sedikit
terdiam, melihat ke arah pemuda berpakaian hijau di atas panggung.
Beberapa orang yang
memilih ‘esai tentang kejadian baru-baru ini’ sudah membacakan esai mereka di
depan umum. Walaupun mereka tidak termasuk bagus, Gao Jing masih mengerutkan
dahinya selagi Gao Yan maju.
“Tidak disangka, Gao
Yan berani ‘memilih’ sebuah ‘esai’.”
Feng An Ning
berbicara penuh rasa ingin tahu, “Kalau itu Gao Jing, aku merasa kalau itu akan
lebih baik.”
Shen Miao
menghentikan permainan caturnya dan melihat ke arah panggung.
Setelah menyiapkan
segalanya, Gao Yan mengeluarkan selembar kertas dan membacakannya secara
perlahan.
“Dengan hukum, fondasi
dari suatu kerajaan diatur dalam kerangka untuk mendukungnya sementara kerajaan
membumbung ke atas langit ...”
Ia membacakannya
dengan iramanya sendiri, membuat orang-orang yang sedang menonton keributan itu
berangsur tenang. Terutama para pejabat yang sedang duduk di perjamuannya, yang
mulai melihat pemuda yang tengah membaca itu dengan serius.
“Adik lelaki Gao Jing
memang tidak buruk.”
Kilat keterkejutan
muncul dalam mata Pangeran Zhou, “Da ren
di mahkamah mungkin tidak begitu berwawasan dibandingkan dengan esai seperti
ini.”
“Memang tidak buruk.”
Pangeran Jing
mengangguk sementara ia memuji, “Terlebih lagi dengan usia semuda itu, pada
waktunya, ia pasti akan menjadi seorang personel yang signifikan.”
Fu Xiu Yi
memperhatikan orang yang ada di atas panggung diam-diam dan tidak ada fluktuasi
dalam ekspresinya. Namun tangannya tanpa sadar memutar. Kapan saja ia memiliki
pemikiran atau keputusan, tanpa sadar ia akan melakukan tindakan ini.
Sudah jelas, tindakan
Gao Yan membuatnya terpikirkan sebuah rencana baru di dalam hatinya.
Sementara untuk Pei
Lang, semenjak Gao Yan membacakan kalimat pertamanya, sekujur tubuhnya
menegang. Untuk alasan yang tidak diketahui, ia merasa akrab dengan esai
mengenai kejadian baru-baru ini milik Gao Yan. Tetapi dari ingatannya yang luar
biasa, ia belum pernah mendengar itu sebelumnya dan jadinya merasa keheranan.
Tetapi perasaan yang kelewat familier ini, hingga memukul wajahnya, sungguh
membuat dirinya yang tenang merasa kesal. Seolah-olah setiap kalimat yang
dibacakan Gao Yan, ia bisa melanjutkan dengan kalimat berikutnya. Itu sangat
familier, seakan-akan itu adalah karyanya sendiri.
Shen Miao tersenyum
dan tidak terus memperhatikan pemuda di atas panggung, tetapi lanjut melihat ke
bidak-bidak catur di atas set caturnya. Dengan mudahnya ia memungut satu bidak
dan meletakkannya di tepi papan catur tersebut.
“Catur macam apa yang
sedang kau mainkan?”
Feng An Ning
bertanya, “Pasti bermain asal-asalan. Bagaimana seseorang meletakkan satu
pionnya sejauh itu?”
“Jauh?”
Shen Miao menggelengkan
kepalanya.
Setiap bidak catur
memiliki kegunaannya sendiri. Seberapa jauh bidak catur yang tampak tak berguna
ini bisa berjalan? Meski jika situasi saat ini adalah ribuan mil jauhnya,
tetapi untuk Jenderal masa depan, itu akan menjadi bagian integral dari
gambarannya.
Sekarang, mampukah
seseorang melihatnya?
***
Di sebuah paviliun
yang jauh, ada pemandangan panggung yang indah.
Su Ming Feng
menggerakkan kipasnya dan berkata, “Kali ini, aku tidak tahu darimana Gao Yan
menemukan esai seelegan dan setidak biasa ini. Aku ingin berkenalan dengan
pengarang dari esai ini.”
“Berkenalan untuk
apa?”
Berhadapan dengannya,
pemuda berpakaian ungu itu berujar malas-malasan. Ia praktisnya sedang duduk di
depan jendela paviliun sementara ia bersandar di bingkainya dengan nyaris
setengah tubuhnya terjuntai keluar.
“Seharusnya adalah
seorang Da ren dengan pengetahuan bak
ensiklopedia.”
Su Ming Feng meyakini
pemikirannya, “Jika seseorang bisa menjadi teman, tentunya akan mendapatkan
manfaat.”
Xie Jing Xing tertawa
sebelum menolehkan kepalanya untuk melihat ke arah panggung dengan tambahan
sekuntum begonia di tangannya.
Begonianya masih
belum layu, karena itu baru saja dipetik. Bunga itu beraroma ringan, tetapi ini
sepertinya agak keras.
“Itu tidak selalu
pasti.”
0 comments:
Posting Komentar