Selasa, 22 Juli 2025

RTMEML - Chapter 40

Chapter 40 : Esai Hukum Suatu Zaman 

Rebirth of the MaliciousEmpress of Military Lineage: Chapter 40


Di atas panggung, ‘pilihan’ dari kelompok pria pun berlanjut.

Topik esai mengenai kebenaran dan puisi sesuai dengan norma masyarakat, oleh sebab itu, banyak yang akan memilih mereka. Selama ingatan seseorang sangat baik dan membaca secara menyeluruh tentang topik tersebut, akan mudah bagi siapa saja untuk tampil dengan baik. Sebaliknya, esai tentang kejadian baru-baru ini hanya sedikit.

Esai tentang kejadian baru-baru ini ditujukan pada pandangan mengenai masalah serta situasi saat ini di mahkamah dan karena itu sangat praktis. Ini adalah kategori terdekat dengan urusan pengadilan dan sebagian besar murid masih muda, kebanyakan dari mereka tidak tahu apa-apa soal urusan mahkamah, kecuali beberapa orang yang di kediaman mereka merupakan murid dari profesor, tidak akan ada esai yang bagus tentang kejadian baru-baru ini. Oleh karenanya, esai ini merupakan topik yang paling sulit, tetapi kalau seseorang sanggup tampil dengan baik, itu sama bagusnya dengan memasukkan setengah kakinya ke dalam lingkup pejabat.

Shen Miao memandangi catur di depannya.

Dulunya, ‘Sirkulasi Hukum’ milik Pei Lang disusun selama babak ketiga, ‘tantangan’. Pada babak terakhir ini, semua bisa menantang siapa saja, pria bisa menantang wanita dan wanita juga bisa menantang pria, jadi tentunya murid dapat memilih guru mereka untuk ditantang.

Dan salah satu murid pria memilih Pei Lang, seorang guru. Pei Lang juga adalah orang berbakat yang brilian. Hanya dalam beberapa langkah masuk ke panggung, ia sanggup menyelesaikan sebuah esai mengenai kejadian baru-baru ini, yang mengalir dengan kutipan dari sastra klasik, tetapi itu tidak berlebihan dan setiap bagiannya sangat penting. Benar-benar menakjubkan.

Pada waktu itu, banyak pangeran yang memperhatikannya, tetapi Pei Lang adalah orang yang pandai dan mengatakan bahwa ia hanya ingin menjadi seorang guru akuntansi di Guang Wen Tang dan tidak mau memikirkan tentang masalah lainnya. Dengan pola pikir seteguh itu, apabila Fu Xiu Yi tidak mendekatinya beberapa kali demi pelayanannya dan bahkan Shen Miao harus memikirkan ide-idenya, Pei Lang kemungkinan besar tidak akan memasuki kalangan kepegawaian.

Permainan caturnya saling silang, sama seperti kehidupannya yang sebelumnya. Shen Miao mengibaskan lengan jubahnya dan seluruh permainannya pun berantakan.

Shen Miao memungut satu pion dan memulai kembali permainannya.

Bagaimana kalau ia memulai lebih dulu?

***

Gao Yan merapikan lengan jubahnya dan membenahi rambutnya sebelum bertanya kepada pelayan lelaki di sebelahnya, “Bagaimana penampilan Tuan ini?”

“Tuan Muda ramah tamah, romantis, tampan, elegan ...”

Kata-kata si pelayan lelaki melayang keluar dengan cepat sewaktu ia membuka mulutnya.

Bibir Gao Yan melengkung ke atas dengan bangganya dan sudah akan bangkit untuk berjalan menuju ke arah panggung.

Ketika Gao Jing melihat itu, ia meraihnya dan bertanya, “Apa yang sedang kau lakukan?”

“Memilih,” kata Gao Yan.

Gao Jing mengerutkan alisnya, karena ia mengerti seberapa besar bobot yang dimiliki oleh adik lelakinya itu. Tidak masalah jika ia tidak punya bakat, tetapi ia suka berada dalam sorotan. Sekarang, dengan seluruh mahkamah menghadiri perjamuan tersebut, ini bukan waktunya untuk salah berbelok.

Gao Jing berkata, “Kau tahu caranya?”

Saat perkataan ini mendarat di telinga Gao Yan, mereka terdengar berbeda. Ia dan Gao Jing adalah saudara kandung dari ibu yang sama, tetapi saat orang menyebut keluarga Gao, mereka akan pertama-tama memuji Gao Jing.

Gao Jing terlahir dengan fitur yang lembut, tetapi dirinya kasar dan berkulit gelap. Ia membantu ayahnya untuk menangani segala sesuatu sejak berusia muda, namun, setiap kali ia ingin berbicara dengan ayahnya mengenai urusan mahkamah, ayahnya akan menggelengkan kepalanya tidak sabaran.

Gao Jing dan Gao Yan adalah saudara, dan seharusnya tidak ada perselisihan, tetapi karena cara orang lain memandang mereka, berkembanglah perselisihan. Gao Yan merasa rendah diri di bawah cahaya kakak lelakinya dan mendengarkan perkataan Gao Jing saat ini, ia menjadi marah. Mulanya, ia agak ragu karena esai itu ditulis dengan terlalu baik, tetapi kini, sama sekali tidak ada jejak keraguan sedikit pun.

Ia berkata dengan nada yang kasar, “Kakak, meskipun adik lelaki ini tidak sepandai dirimu, tetapi ia juga bukanlah orang yang benar-benar idiot. Kau tidak perlu menahanku karena bagaimanapun juga, aku tidak akan bisa merebut lampu sorotmu.”

Gao Jing mendengar arti di balik kata-katanya dan terdiam. Sebelum ia dapat bicara, Gao Yan mendorongnya ke samping dan berjalan naik ke atas panggung dengan percaya dirinya.

Dari kejauhan, terdengarlah suara, “Aku memilih ‘esai tentang kejadian baru-baru ini’.”

Esai tentang kejadian baru-baru ini?

Bukannya tidak ada seorang pun yang tidak mengenal Gao Yan, jadi tentunya ada beberapa yang melihat ke sana. Biarpun Gao Yan tidak memiliki kemampuan apa-apa, aneh untuk mengatakan bahwa ia agak baik di Guang Wen Tang. Ini hanya karena pekerjaan rumah serta naskah-naskahnya, selalu dituliskan oleh orang lain, makanya ia tidak termasuk sebagai orang berbakat yang hebat, tetapi masih dianggap luar biasa.

Alhasil, ketika ia naik ke panggung seperti ini, penonton pun tidak merasa sangat terkejut. Ini adalah karena selama kategori ‘pilihan’, biasanya seseorang akan mempersiapkan karya terbaik mereka lebih dahulu. Karena ‘esai tentang kejadian baru-baru ini’ selalu sulit, para penonton yang biasanya berisik pun sedikit demi sedikit terdiam, melihat ke arah pemuda berpakaian hijau di atas panggung.

Beberapa orang yang memilih ‘esai tentang kejadian baru-baru ini’ sudah membacakan esai mereka di depan umum. Walaupun mereka tidak termasuk bagus, Gao Jing masih mengerutkan dahinya selagi Gao Yan maju.

“Tidak disangka, Gao Yan berani ‘memilih’ sebuah ‘esai’.”

Feng An Ning berbicara penuh rasa ingin tahu, “Kalau itu Gao Jing, aku merasa kalau itu akan lebih baik.”

Shen Miao menghentikan permainan caturnya dan melihat ke arah panggung.

Setelah menyiapkan segalanya, Gao Yan mengeluarkan selembar kertas dan membacakannya secara perlahan.

“Dengan hukum, fondasi dari suatu kerajaan diatur dalam kerangka untuk mendukungnya sementara kerajaan membumbung ke atas langit ...”

Ia membacakannya dengan iramanya sendiri, membuat orang-orang yang sedang menonton keributan itu berangsur tenang. Terutama para pejabat yang sedang duduk di perjamuannya, yang mulai melihat pemuda yang tengah membaca itu dengan serius.

“Adik lelaki Gao Jing memang tidak buruk.”

Kilat keterkejutan muncul dalam mata Pangeran Zhou, “Da ren di mahkamah mungkin tidak begitu berwawasan dibandingkan dengan esai seperti ini.”

“Memang tidak buruk.”

Pangeran Jing mengangguk sementara ia memuji, “Terlebih lagi dengan usia semuda itu, pada waktunya, ia pasti akan menjadi seorang personel yang signifikan.”

Fu Xiu Yi memperhatikan orang yang ada di atas panggung diam-diam dan tidak ada fluktuasi dalam ekspresinya. Namun tangannya tanpa sadar memutar. Kapan saja ia memiliki pemikiran atau keputusan, tanpa sadar ia akan melakukan tindakan ini.

Sudah jelas, tindakan Gao Yan membuatnya terpikirkan sebuah rencana baru di dalam hatinya.

Sementara untuk Pei Lang, semenjak Gao Yan membacakan kalimat pertamanya, sekujur tubuhnya menegang. Untuk alasan yang tidak diketahui, ia merasa akrab dengan esai mengenai kejadian baru-baru ini milik Gao Yan. Tetapi dari ingatannya yang luar biasa, ia belum pernah mendengar itu sebelumnya dan jadinya merasa keheranan. Tetapi perasaan yang kelewat familier ini, hingga memukul wajahnya, sungguh membuat dirinya yang tenang merasa kesal. Seolah-olah setiap kalimat yang dibacakan Gao Yan, ia bisa melanjutkan dengan kalimat berikutnya. Itu sangat familier, seakan-akan itu adalah karyanya sendiri.

Shen Miao tersenyum dan tidak terus memperhatikan pemuda di atas panggung, tetapi lanjut melihat ke bidak-bidak catur di atas set caturnya. Dengan mudahnya ia memungut satu bidak dan meletakkannya di tepi papan catur tersebut.

“Catur macam apa yang sedang kau mainkan?”

Feng An Ning bertanya, “Pasti bermain asal-asalan. Bagaimana seseorang meletakkan satu pionnya sejauh itu?”

“Jauh?”

Shen Miao menggelengkan kepalanya.

Setiap bidak catur memiliki kegunaannya sendiri. Seberapa jauh bidak catur yang tampak tak berguna ini bisa berjalan? Meski jika situasi saat ini adalah ribuan mil jauhnya, tetapi untuk Jenderal masa depan, itu akan menjadi bagian integral dari gambarannya.

Sekarang, mampukah seseorang melihatnya?

***

Di sebuah paviliun yang jauh, ada pemandangan panggung yang indah.

Su Ming Feng menggerakkan kipasnya dan berkata, “Kali ini, aku tidak tahu darimana Gao Yan menemukan esai seelegan dan setidak biasa ini. Aku ingin berkenalan dengan pengarang dari esai ini.”

“Berkenalan untuk apa?”

Berhadapan dengannya, pemuda berpakaian ungu itu berujar malas-malasan. Ia praktisnya sedang duduk di depan jendela paviliun sementara ia bersandar di bingkainya dengan nyaris setengah tubuhnya terjuntai keluar.

“Seharusnya adalah seorang Da ren dengan pengetahuan bak ensiklopedia.”

Su Ming Feng meyakini pemikirannya, “Jika seseorang bisa menjadi teman, tentunya akan mendapatkan manfaat.”

Xie Jing Xing tertawa sebelum menolehkan kepalanya untuk melihat ke arah panggung dengan tambahan sekuntum begonia di tangannya.

Begonianya masih belum layu, karena itu baru saja dipetik. Bunga itu beraroma ringan, tetapi ini sepertinya agak keras.

“Itu tidak selalu pasti.”

0 comments:

Posting Komentar