Selasa, 15 Juli 2025

CTF - Chapter 175

Consort of A Thousand Faces

Chapter 175 : Mengapa Kau Membiarkannya


Para dayang dan kasim yang ada di sekitar menghentikan pekerjaan mereka untuk menyambut Yun Ruo Feng selagi ia lewat.

Suara nyaring dari "Memberi hormat pada Pangeran Yun" berdering di udara. Bahkan Ning An Lian, yang berada di dalam istana peristirahatannya, bisa mendengarkan suaranya dengan sangat jelas.

Ning An Lian baru saja memikirkan tentang dirinya dan anak-anak Yun Ruo Feng. Ia sudah bergembira hanya dengan pemikiran bisa mengandung lagi. Kini, saat ia mendengar kalau Pangeran Yun telah tiba, segala kerisauannya pun lenyap.

"Piao Xu ...." Ning An Lian tidak mencoba menyembunyikan kegembiraan di wajahnya; suka citanya dapat terlihat bahkan dari kedalaman matanya.

Setelah melayani Ning An Lian untuk waktu yang lama, Piao Xu sangat mengenalnya. Ia agak membungkuk sebelum menuju ke bagian luar ruangan. Menggesturkan dayang yang lain, ia menyuruh salah satu dari mereka untuk cepat-cepat membukakan pintu istana peristirahatan tersebut.

Ning An Lian tahu bahwa dirinya benar-benar mudah marah belakangan ini, dan itu tidaklah baik bagi kesehatannya. Ia akan mematuhi instruksi Tabib Kekaisaran Fang, untuk membiarkan tubuhnya pulih dengan cepat dan mengandung lagi. Ia juga sudah mendapatkan kembali ketenangannya sebagai Putri Pertama Kekaisaran sehingga Yun Ruo Feng tidak akan jengkel padanya karena ketidaksabarannya.

Suara dari "Memberi hormat pada Pangeran Yun" membuat Ning An Lian gugup. Kami begitu akrab, dan bahkan sering berjumpa, tetapi aku tetap saja gugup.

Ia ingin bangkit dari kursi bersulamnya, untuk menyambutnya, tetapi pada akhirnya, ia menahan dirinya.

Yun Ruo Feng melihat posisi Ning An Lian ketika ia memasuki ruangan tersebut, melihat bahwa dirinya sedang menghadap ke cermin seraya memeriksa penampilannya.

Yun Ruo Feng menyembunyikan emosinya dengan sangat baik. Ia benar-benar mendengarkan perkataan Tabib Kekaisaran Fang.

Dengan sudut bibirnya yang terangkat membentuk seulas senyuman, ia pun memanggil lembut, "Putri Pertama Kekaisaran.'

Mendengarnya memanggil dirinya, Ning An Lian tidak sanggup lagi duduk diam. Ia dengan cepat bangkit dan tersenyum, berjalan menghampiri sementara memasang wajah berbudi luhur. "Feng, tidak perlu sesopan itu di antara kita secara pribadi." Dengan itu, Ning An Lian pun mengulurkan tangannya berharap untuk meraih tangan Yun Ruo Feng, tetapi orang itu dengan gesit menghindarinya.

Di saat itu, senyuman di wajah Ning An Lian langsung membeku.

Menyadari situasinya, Piao Xu tahu kalau Putri Pertama Kekaisaran tidak senang dan cepat-cepat meninggalkan ruangan itu. Di saat ini, lebih baik untuk tidak menyaksikan urusan di antara Putri Pertama dan Pangeran Yun.

Biarpun Ning An Lian merasa tidak senang dalam hatinya, ia masih terus memperingatkan dirinya sendiri akan ucapan Tabib Kekaisaran Fang di setiap halnya, dan mempertahankan senyum yang terpatri di wajahnya.

Ia pun tak tahan untuk bertanya, "Feng, bagaimana kesehatanmu?"

Yun Ruo Feng memasang ekspresi tenang yang sepertinya secara langsung bertentangan dengan guncangan emosi Ning An Lian. "Jauh lebih baik. Tidak ada yang serius."

Baru saat itulah Yun Ruo Feng menatap wajah Ning An Lian dan agak mengernyit. "Ketika Pangeran ini sedang dalam perjalanan kemari, aku dengar bahwa kau terlibat argumen sengit dengan Yang Mulia. Apa yang terjadi?"

Mendengarkan pertanyaan ini, ekspresi Ning An Lian berubah jadi lebih pahit. Siapa yang mengira ketika kami bertemu, bukannya berbagi tentang hari-hari kami atau pun bertukar kata-kata penuh perhatian, dan saling menyayangi satu sama lainnya, tetapi ia malah membahas masalah dengan memanggilku secara dingin dan bahkan menegurku.

Ia tidak mampu menanhan amarah dalam dirinya. "Bukan apa-apa. Kapan ia berbicara tanpa rasa dendam? Memang selalu begini di antara aku dan dirinya. Hanya saja ...."

Tiba-tiba saja Ning An Lian berhenti dan mengamati ekspresi Yun Ruo Feng sebelum melanjutkan. "Sebenarnya, ia tidak banyak berguna sekarang. Kau telah mendapatkan kekuasaan yang cukup dalam genggamanmu, bahkan bisa menjadi seorang kaisar jika kau menginginkannya. Kenapa kau membiarkannya? Kenapa tidak di ...."

Tetapi, sebelum ia dapat melengkapi kalimatnya, kata-katanya disela oleh Yun Ruo Feng. "Tidak boleh!"

"Kenapa tidak?"

Yun Ruo Feng tidak menjawabnya lagi. Seakan-akan ia tidak mau bicara apa-apa lagi.

Sisi Yun Ruo Feng yang inilah yang paling tidak bisa ditoleransi oleh Ning An Lian—tidak pedulian dan tidak memiliki emosi. Dengan cepat ia mendekati Yun Ruo Feng, agak menengadahkan kepalanya dan bertanya, "Apakah karena ia adalah adik lelaki Ning Ru Lan?"

Yun Ruo Feng masih menghindari pertanyaannya. "Bukan itu yang sedang kita bahas sekarang."

"Kita sedang membahas ini sekarang juga. Apa, hanya karena ia adalah adik lelaki Ning Ru Lan, apakah karena itulah kau tidak tega membunuhnya? Kau membunuh Ning Ru Lan, dan sekarang kau tidak berani membunuh adik lelakinya?"

Ada ketidakpastian, tetapi juga ukuran penegasan diri dalam nada bicaranya. Yun Ruo Feng agak menautkan alisnya sebelum kembali ke dirinya yang biasa, tetapi masih memilih untuk mengabaikannya. "Perjamuan kerajaan sudah dekat. Seharusnya, kau melatih tarianmu, bukannya memikirkan soal pikiran-pikiran liar ini. Aku akan mengurusi masalah mahkamah. Kau tidak perlu mengkhawatirkan tentang itu."

Senyumnya terhapus dari wajah Ning An Lian, ekspresinya berubah menjadi agak kecewa selagi ia membalas. "Benar, Putri ini harus melatih tariannya. Pangeran Yun tidak seharusnya datang menemuiku hari ini. Mulai dari hari ini, kita tidak perlu bertemu sampai perjamuan kerajaan Nan Zhao selesai. Tabib Kekaisaran Fang mengatakan bahwa api internalku kuat, sehingga aku harus menutrisi tubuhku dengan baik."

"Karena Tabib Kekaisaran Fang mengatakan demikian, maka semakin kuatlah alasan bagimu untuk memulihkan diri dan menyesuaikan kondisi tubuhmu. Perjamuan kerajaan bukanlah permainan anak-anak. Kau harus bersiap dengan baik."

"Putri ini mengerti."

"Kalau tidak ada hal lainnya, Pangeran ini akan pergi." Tanpa menanti respon Ning An Lian, Yun Ruo Feng sudah meninggalkan ruangan tersebut. Selama seluruh percakapan mereka, Yun Ruo Feng tidak menunjukkan satu ons pun perhatiannya untuk Ning An Lian. Ini hanya menyalakan api amarah dalam hatinya.

Ia terpikirkan akan keintiman manis dan hubungan penuh kasih sayang di antara mereka sebelum Yun Ruo Feng menjadi Prince Regent dan mencibir. Perubahannya besar. Ia selalu menghiburku, dan memelukku ketika aku merasa dirugikan. Tetapi sekarang, setiap kalimatnya diisi dengan duri dan kejengkelan.

Ia sudah sangat berkuasa setelah menjadi Prince Regent. Ia memiliki kaisar dalam genggaman telapak tangannya sebaga sandera untuk menyuruh-nyuruh para bangsawan dengan otoritasnya. Apakah itulah mengapa si Putri Pertama Kekaisaran ini bukan lagi sebuah ancaman baginya?

Pemikiran ini terlalu mirip dengan ucapan Ning Lian Chen, dan mau tak mau, Ning An Lian pun merasakan beban berat menghantam hatinya.

Yun Ruo Feng .... Yun Ruo Feng, kau jelas-jelas bisa menduduki takhta kekaisaran, tetapi kau tetap membiarkan boneka itu mendudukinya. Apa sebenarnya yang sedang kau rencanakan? Apakah ini karena Ning Ru Lan? Atau apakah kau memiliki alasan lainnya? Kenapa kau selalu menyembunyikan banyak hal dariku dan tidak memberitahukan apa pun padaku ....

Ia tidak mampu menahan amarahnya, dan lanjut menghancurkan satu set cangkir teh berlapis porselen ke atas lantai.

Mendengarkan keributan itu, Piao Xu segera masuk untuk menenangkannya. Beruntungnya, Ning An Lian tidak terus menghancurkan barang-barang, tetapi ekspresinya telah berubah menjadi lebih pahit.

Piao Xu merasa agak keheranan. Kenapa setiap kali Pangeran Yun datang, Putri Pertama akan berakhir marah-marah? Bukankah Pangeran Yun menyukai Putri Pertama? Kenapa sepertinya, ia tidak memedulikannya lagi?

***

Ning An Lian terus merajuk hingga larut malam. Sementara itu, untuk beberapa waktu, raungan datang dan pergi dari istana peristirahatan Kaisar. Kasim yang menunggui takut mungkin terjadi sesuatu pada Kaisar, dan sedang akan memanggilkan Tabib Kekaisaran ketika ia dihentikan oleh panggilan Kaisar.

"Tunggu!" perintah Ning Lian Chen, tatapannya tertuju pada kasim di bawah.

"Panggilkan Tabib Kekaisaran Fang untuk Kaisar ini."

Kasim itu menerimah perintahnya. "Baik, Yang Mulia." Kemudian, ia bangkit berdiri dan cepat-cepat mundur.

Melihat si kasim meninggalkan kamar, Ning Lian Chen hanya bisa menghela napas sebelum ia menantikan kedatangan si tabib kekaisaran dalam diam.

Sebelumnya, Tabib Kekaisaran Fang baru saja pergi ke istana peristirahatan Putri Pertama Kekaisaran, dan sekarang ia dipanggil ke istana peristirahatan Kaisar.

Setelah memasuki kamarnya, Tabib Kekaisaran Fang pun berlutut. "Pejabat rendahan ini memberi hormat pada Yang Mulia."

"Sudahlah, tidak perlu terlalu kaku. Tabib Kekaisaran Fang, Kaisar ini tidak merasa baik, dan memanggilmu selarut ini untuk mencari tahu apa masalahnya."

"Baik, Yang Mulia." Tidak berani sampai lengah, Tabib Kekaisaran Fang bergegas maju ke depan untuk merasakan denyut nadinya.

 

0 comments:

Posting Komentar