Selasa, 15 Juli 2025

CTF - Chapter 176

Consort of A Thousand Faces

Chapter 176 : Memancing Keluar Kata-kata


Ning Lian Chen membuka tangannya selagi ia memandangi Tabib Kekaisaran Fang. Setelah orang itu mulai memeriksa denyut nadinya dengan hati-hati, ia pun berkomentar, "Tabib Kekaisaran Fang, Kaisar ini mendengar bahwa kau keluar dari istana peristirahatan Kakak Pertama hari ini. Tubuhnya memang selalu lemah, dan aku tidak tahu apa yang terjadi kali ini. Sebagai adik lelakinya, tentu saja aku mencemaskan dirinya."

Tabib Kekaisaran Fang mengetahui tentang hubungan di antara Ning An Lian Ning Lian Chen. Mendapatkan beberapa keuntungan dari Ning An Lian, ia tidak akan berani mengungkapkan terlalu banyak, bahkan kepada sang kaisar.

Ia merenung sejenak sebelum membalas. "Tubuh Putri Pertama Kekaisaran baik-baik saja. Mohon tenanglah, Yang Mulia."

"Tidak ada yang serius?" Suara Ning Lian Chen jadi satu oktaf lebih tinggi sebelum ia menyeringai. "Bagaimana kau menjadi seorang tabib kekaisaran, Tabib Kekaisaran Fang?"

Sebelum Tabib Kekaisaran Fang dapat menjawabnya, Ning Lian Chen melanjutkan. "Tentu saja, dikarenakan keterampilan medismu yang hebat, maka mahkamah kekaisaran mempekerjakanmu."

Tabib Kekaisaran Fang mengangguk kecil, tetapi tidak berani merasa senang. Aku tidak tahu kemana arah pembicaraan Yang Mulia ini ....

"Dengan seberapa hebatnya keterampilan medismu, mana mungkin kau tidak mengetahui kalau Kakak Pertama tidak sehat hari ini, Tabib Kekaisaran Fang? Kecuali kau hanyalah tabib gadungan? Dan mahkamah kekaisaran mempekerjakanmu karena kau mengucapkan beberapa kata-kata sopan?"

Tabib Kekaisaran Fang tercengang karena interogasi dadakan dari Ning Lian Chen. "Tidak, itu tidak benar."

Meskipun Pangeran Yun adalah orang yang berkuasa sekarang ini, ini tetaplah kaisar yang berada di depanku. Bahkan, menyinggung dirinya sedikit saja, taruhannya kepala dan posisiku.

"Kalau itu tidak benar, maka apa yang salah dengan Kakak Pertama? Bukankah seharusnya kau memberitahukan pada Kaisar ini?"

Kening Tabib Kekaisaran Fang mengucurkan keringat dingin selagi ia langsung menanggapi, "Api internal Putri Pertama Kekaisaran sangat kuat belakangan ini, dan menyebabkan dirinya merasa tidak sehat. Pejabat rendahan ini sudah membukakan resep obat untuk Putri Pertama Kekaisaran, dan seharusnya ia bisa sembuh dalam beberapa hari."

Ning Lian Chen mengetahui apa maksud Tabib Kekaisaran Fang, dan tidak mengajukan pertanyaan apa-apa lagi. Akhirnya, Tabib Kekaisaran Fang hanya mempersiapkan obat penghangat sebelum pergi.

Setelah si tabib kekaisaran pergi, Ning Lian Chen menginstruksikan dayang istana untuk menutup pintu istana peristirahatannya agar ia bisa sendirian.

Selain dari suara lilin yang berderak yang kadang terdengar, istana peristirahatan yang megah itu sepenuhnya hening.

Ning Lian Chen menatap ke arah istana keemasan yang menyilaukan dengan mata keringnya, tetapi tidak sanggup menguras setetes pun air mata agar keluar.

Menuju ke arah sebuah lemari, ia mengeluarkan satu gulungan dan perlahan-lahan membentangkannya, memperlihatkan sebuah lukisan seorang gadis yang seperti hidup. Wanita itu tak lain tak bukan adalah Kakak Perempuan Pertama yang selalu dipikirkan Ning Lian Chen, siang dan malam—Ning Ru Lan!

"Kakak Pertama ...."

Ning Lian Chen memanggil pelan, tetapi ....

Wanita yang ada dalam lukisan itu tidak bisa menjawabku lagi, bahkan tidak sepatah kata pun.

Ning Lian Chen merintih dan mengepalkan kedua telapak tangannya, seolah ia dapat melepaskan segala kebencian dan amarahnya di detik berikutnya.

Aku harus menjadi lebih kuat dan membalas dendam untuk Kakak Pertama. Aku akan membunuh Nin An Lian dan Yun Ruo Feng.

Ning Lian Chen telah menghabiskan malam yang tak terhitung jumlahnya dengan memandangi lukisan Ning Ru Lan. Ia akan melihat kakak perempuan yang dirindukannya, berpikir bahwa ia akan keluar dari dalam lukisan dan mengocehinya dengan nada suara yang cemas.

Kerinduannya itu seperti banjir yang melonjak dalam hatinya.

***

Di kejauhan Provinsi Bulan, Su Xi-er mendongak ke langit hitam di atas kepalanya dan memikirkan tentang adik lelakinya di istana kekaisaran di ibu kota. Bagaimana keadaan Lian Chen? Apakah ia dianiaya oleh Ning An Lian dan Yun Ruo Feng? Apakah ia makan dan tidur dengan baik?

Tetapi, tak peduli seberapa banyak aku merindukannya, aku tidak bisa pergi dan menemuinya. Aku bukan lagi Ning Ru Lan; aku adalah Su Xi-er.

Melihat ke arah kuda yang makan dengan senangnya, Su Xi-er pun merasa iri. Meskipun kuda harus membawa manusia di punggungnya, kuda tetap bisa menikmati masa damai dan tenang setiap harinya. Namun, aku, tidak memiliki kebebasan apa pun.

Su Xi-er telah menghabiskan nyaris seharian di dalam istal hanya memandangi kosong ke dindingnya ketika tiba-tiba saja, satu orang muncul di pintu masuknya saat senja.

Itu adalah Pei Qian Hao.

Ketika ia melihat Su Xi-er melamun, ia hanya bisa merasa penasaran. Apa yang sedang dipikirkan oleh wanita ini? Apakah ia sedang memikirkan tentang Pangeran Yun? Apakah ia sedih dan merindukan dirinya karena pria itu sudah kembali ke ibu kota?

"Apa? Siapa yang kau pikirkan?" Pei Qian Hao tiba-tiba saja berbicara, tetapi itu tidak menakuti Su Xi-er.

Ketika dibandingkan dengan wanita lain mana pun, Su Xi-er tetaplah sangat tenang.

Su Xi-er agak membungkuk ke arahnya. "Pangeran Hao."

Dengan gelapnya saat itu, ekspresinya saat ini tidak terbaca.

Pei Qian Hao hanya mengangguk kecil untuk menunjukkan kalau ia boleh bangun. Saat ia berbalik untuk pergi, tiba-tiba ia berkata, "Kemari, Pangeran ini akan membawamu ke Toko Bunga Zhao."

Su Xi-er tidak menolak, meskipun ia tidak tahu mengapa ia ingin pergi ke Toko Bunga Zhao di malam hari. "Baik, Pangeran Hao."

Setelah keduanya meninggalkan penginapan, Su Xi-er pun bertanya, "Pangeran Hao, kenapa kita pergi ke toko bunga?"

Langkah kaki Pei Qian Hao terhenti sedetik sewaktu ia berbalik, meliriknya. Berbalik lagi, ia memberikan jawaban. "Untuk membuatkan bubuk bunga, supaya kau bisa menggunakannya agar setiap hari kau tidak bau."

Su Xi-er berpikir, meskipun jika aku tidak menggunakan bubuk wangi di tubuhku, aku tidak akan bau ....

Ia mengikuti di belakang dan hanya bisa melihat raut muka tak berekspresi Pei Qian Hao.

Tentu saja, Su Xi-er tidak memercayai bahwa ia benar-benar ingin membelikan bubuk bunga untuk mengharumkan tubuh. Bubuk wangi Bei Min, pada dasarnya sama saja dengan yang ada di Nan Zhao. Ia bukan orang yang mengemasi bunga lili.

"Pangeran Hao, Anda tidak hanya akan membuatkannya menjadi bubuk wangi, kan? Apakah ada kegunaan lainnya?" tanya Su Xi-er. Bunga Ling Rui juga dapat digunakan untuk membekukan darah. Barangkali, Pei Qian Hao benar-benar berencana untuk mentransplantasikan mereka ke Bei Min dan mencoba menggunakannya untuk membuat bubuk obat. Mereka sudah pasti membantu menghemat banyak suplai militer dan bahkan mengobati luka para tentara dengan lebih efeisien.

Pei Qian Hao hanya berjalan lebih cepat, tidak repot menjawab pertanyaannya. Pada akhirnya, ini semua hanyalah spekulasiku.

"Pangeran Hao, walaupun Anda tidak mengatakannya, hamba bisa melihat bahwa bunga Ling Rui akan sangat berguna bagi Anda selain dibuat menjadi bubuk wangi."

Su Xi-er berpikir kalau Pei Qian Hao akan mengungkapkan sesuatu di saat ini, tetapi sebaliknya, ia malah berbalik dan bertanya, "Apa, bukannya bagus kalau Pangeran ini akan membuatmu tercium wangi setiap harinya?"

Pei Qian Hao melihat kalau ia tidak mengatakan apa-apa dan meneruskan. "Tidak ada jawaban lagi? Teruslah berjalan dan jangan berpikir sembarangan."

Lalu, mereka berdua menaiki sebuah kereta kuda, tetap diam hingga mereka sampai di toko bunganya.

Paman Zhao tidak menyangka kalau pelanggan besar seperti mereka akan berkunjung di larut malam begini, sehingga ia buru-buru keluar untuk menyambut mereka.

Kabar mengenai Pangeran Hao ada di sini telah menyebar di seluruh Provinsi Bulan. Seorang pria dengan aura seperti ini pastilah Pangeran Hao! Paman Zhao tahu ia tidak boleh sampai bersikap tidak sopan.

"Pangeran Hao, silakan masuk."

Pei Qian Hao melihat selagi Su Xi-er turun dari kereta kudanya sebelum langsung berjalan masuk ke dalam tokonya.

Bunga Ling Rui, semuanya menguncup saat malam hari, tetapi warna mereka tetaplah kuning cerah, dan memancarkan aroma yang mengundang.

Namun, Pei Qian Hao tidak tinggal terlalu lama. Ia hanya melihat ke arah si Ling Rui dan mengambil sedikit tanah untuk dibauinya, tak lama setelahnya, pergi.

Su Xi-er tidak mengerti apa yang mau dilakukannya dan hanya mengikutinya dari dekat. 

 

0 comments:

Posting Komentar