Chapter 10
Aku pun berjalan kembali ke Istana Qin Zheng dengan ceria. Di belakangku, Bi Yu membuntutiku dengan kotak makanan.
Segera setelah aku memasuki istana, aku melihat Ayahanda Kaisar sedang memeriksa memorial.
[Pasti karena ia tidak melakukan hal yang baik di kehidupan sebelumnya, makanya ia menjadi Kaisar di kehidupan ini. Lihat saja, betapa sulit kehidupannya.]
Ada bunyi sobekan.
Chen Liangfu segera maju ke depan dan menggantikan kertasnya.
"Sudahkah kau memilih momo untuk mengajari etiket?"
"Menjawab Kaisar, hamba masih memilihnya."
"Pilih dengan cepat!"
[Wuwuwu, ayah murahan ini jahat sekali! Ia pasti iri denganku!]
*
*
*
Chapter 11
Kakak Ketiga pun berangkat. Sebelum pergi, ia tidak lupa menyuruh seorang pelayan untuk membawakanku beberapa potong kue yang baru dan sebuah pesan.
"'Tunggu Kakak Ketiga kembali dan membawamu keluar dari istana untuk bermain', itulah yang dikatakan Pangeran Ketiga."
Bi Yu memberitahuku apa yang dikatakan pelayan itu dan aku mengangguk.
Maka kau harus kembali dalam keadaan utuh, Kakak Ketigaku!
"Putri Keenam, kita harus terus belajar, kalau tidak, Anda tidak akan bisa memakan kue ini hari ini."
Aku berbalik dengan pahit. Itu adalah momo yang telah dipilihkan ayah untukku. Sheng momo.
Ia dulunya melayani Ibu Suri. Sedikit tua dan sangat lembut, tetapi ia benar-benar tahu bagaimana cara menanganiku.
Kaisar sudah secara pribadi mengatur seorang dayang untuk melayaniku, namanya adalah Hong Yu.
Bersama dengan Sheng momo, ia pasti akan mengajariku untuk menjadi seorang putri yang paling anggun.
Aku yakin bahwa setelah pengajaran ini, tak akan ada yang bisa mencari-cari kesalahan dariku di masa depan.
*
*
*
Chapter 12
Suatu hari, aku datang ke Taman Kekaisaran. Aku sedang duduk di ayunan yang Kaisar aturkan untukku secara pribadi dan memikirkan tentang Kakak Ketigaku ....
.... Hadiah-hadiah yang dijanjikannya padaku.
"Putri Kedua! Anda tidak boleh kemari!"
Aku menolehkan kepalaku dan melihat seorang wanita berpakaian cerah bergegas ke arahku. Sebelum aku bisa bereaksi, ia mendorongku jatuh dari ayunan.
Hisss, sakit.
Untungnya, aku tidak mendarat dengan wajahku.
Hong Yu, yang sedang memetikkan bunga untukku di kejauhan, segera berlari menghampiri dan membantuku bangun.
"Putri, apa Anda baik-baik saja?! Bi Yu! Cepat! Panggilkan Tabib Kekaisaran!"
Sesuatu yang serius terjadi. Aku merasakan sakit yang membakar di lututku.
Sakit sekali rasanya sampai-sampai aku tidak bisa bicara. Dayang Putri Kedua, Zhao Si Yue, berlutut dengan panik.
"Aiya, Adik Keenam, aku benar-benar minta maaf, aku bergegas terlalu buru-buru."
Hong Yu pun mengamuk.
"Siapa saja yang punya mata yang jeli bisa melihatnya, Putri Kedua-lah yang sengaja mendorong Putri kami!"
Hong Yu adalah pengawal pribadi ayahanda kaisarku. Aku mengetahuinya, tetapi yang lainnya tidak.
"Lancang! Siapa yang mengizinkanmu untuk berbicara seperti ini kepada putri ini?! Seseorang, kemari dan tampar mulutnya!"
Mata Hong Yu berubah dingin, ia sudah akan bertindak.
"Zhen yang mengizinkannya. Apa yang ingin kau lakukan?"
*
*
*
Chapter 13
Sejujurnya, dibandingkan dengan enam tahun terakhir sewaktu tak ada seorang pun yang memedulikanku, rasanya benar-benar menyenangkan untuk memiliki seorang ayah yang menyayangiku.
Setidaknya, ketika aku ditindas, seseorang akan membelaku.
Saat ini, aku sedang duduk di pangkuan ayaku. Tabib Kekaisaran sedang memberiku obat, sementara Putri Kedua berlutut di depanku.
Rasanya benar-benar menyenangkan.
"Tang Tang, apakah sakit?"
Aku langsung berpura-pura memasang mata berkaca-kaca.
"Ayahanda Kaisar, sakit ...."
[Tetapi, aku merasa senang dalam hatiku. Putri Kedua ini juga bukannya orang baik. Setelah ayah digulingkan, demi mendapatkan kasih sayang dari Pangeran Kedua, ia bahkan menendang abu Ayahanda Kaisar! Ini membuatnya menjadi putri yang paling disayangi di istana .... Ahhhh! Sakit! Apa yang sedang ayah lakukan?! Sakit sekali saat ia mencubitku!]
Untungnya, ayahku segera melepaskan pinggang gempal kecilku, kalau tidak, itu pasti akan patah.
Memang seorang kaisar!
Ada masalah dengan pikirannya!
Aku melirik ayahku dengan sedikit kebencian, hanya untuk melihat mata bak kolam dinginnya yang tengah menatap ke arah Putri Kedua yang berlutut di lantai.
"Berlututlah hingga tengah malam."
Para dayang istana dan kasim di belakangnya menarik napas dalam-dalam.
*
*
*
Chapter 14
"Apa kalian sudah dengar? Karena Putri Kedua melukai Putri Keenam, ia dihukum berlutut hingga tengah malam!"
"Ia sangat amat disayangi!"
"Putri Keenam kita hebat sekali, ia merayu Kaisar untuk memanjakannya sampai ke langit!"
"Iya, hebat sekali."
Aku bersembunyi di belakang sebuah pillar dan mengerutkan bibirku.
Lihatlah sekarang, ini menyebabkan kebakaran.
Tetapi tidak apa-apa, Ayah Murahan mungkin akan melindungiku!
Sudah pasti, segera setelah aku kembali ke Istana Qin Zheng, aku melihat Selir Xian sedang berlutut di pintu. Ia adalah ibu kandung Putri Kedua.
Tatapannya, setelah melihatku, setajam pedang.
Aku mencebikkan muka ke arahnya dan berlari masuk ke aula.
[Aku tidak takut bahkan jika kau memelototiku. Walaupun aku adalah ikan asin, aku masih punya banyak hal dalam benakku. Jika pengetahuan dalam benakku masih tidak bisa menandingi aura protagonis pria, setidaknya aku hanya akan membawa ayahku melarikan diri dari lubang anjing. Kalau ayahku menang, aku akan menjadi putri yang bebas dari kecemasan. Apabila ayahku kalah, aku akan menjadi taipan bisnis dan menjaganya! Oh, dan ada Kakak Pertama, Kakak Ketiga, dan Chen Liangfu juga.]
"Kemarilah."
Suara memikat Ayah membawa sejejak senyuman. Tampaknya ia dalam suasana hati yang baik.
Aku pun berjalan mendekat dengan gembira dan menerobos masuk ke dalam dekapannya.
[Bagaimana kalau kita mulai dari senjata?]
Sebuah pemikiran pun terlintas dalam benakku. Menoleh, aku mendongak ke arah ayahku: "Ayahanda Kaisar, Putri ini ingin menggambar."
*
*
*
Chapter 15
"Bisakah Tang Tang menjelaskan pada zhen, apa yang kau gambar?"
Aku berujar dengan bangga: "Putri ini memberikan Kakak Ketiga sepasang panah lengan buatan tangan sebelumnya. Ini adalah versi yang lebih besarnya, yang mana lebih mematikan. Panah Putri ini, biarpun terbuat dari kayu, juga mampu menembak menembus pohon."
Jangan macam-macam denganku, Putri ini adalah seorang pembuat senjata antarbintang di kehidupanku sebelumnya. Meskipun meriam laser tidak bisa dibuat di sini, sangat mudah untuk membuatkan senjata-senjata dingin yang kuat.
Mata Ayahanda Kaisar pun memancarkan sinar yang terang.
"Apakah Tang Tang membuat yang sudah jadi?"
[Oops, demi menekankan kelebihan senjata ini, aku mengekspos diriku sendiri. Apakah Ayahanda Kaisar akan menghukumku?! Membuat senjata secara diam-diam adalah kejahatan serius!]
"Zhen tidak akan menyalahkanmu, kau hanya bermain-main di istana karena bosan, kan?"
"Iya, iya!"
[Ayahku ini masih bisa membantuku membuat alasan. Lumayan juga.]
Aku merasa lega dan meminta Bi Yu mengeluarkan panah crossbow dari kotak penyimpananku.
Ayahku memegangnya dan memandanginya dengan saksama. Dapat dilihat bahwa, semakin ia memandanginya, semakin senang pula ia jadinya, dan semakin ia tidak bisa menurunkannya.
"Benda yang bagus sekali! Kecerdikan yang luar biasa! Pantas saja ... pantas saja bisa begitu kuat! Liangfu! Kemarilah dan lihat ini juga .... Panah ini benar-benar cerdik!"
[Bukankah begitu? Kuat tetapi ringan, cocok untuk medan tempur dan cocok juga untuk pembunuhan. Ahem ....]
Pantatku mendadak ditampar oleh satu tangan besar.
Kemudian, ayahku membawaku keluar dari istana, bahkan tanpa melihat ke arah Selir Xian yang sedang berlutut di pintu, kami datang ke lapangan latihan.
Setelah mengosongkan semuanya, Ayah melambaikan tangannya dan seorang pria berbaju hitam tiba-tiba muncul di hadapannya.
Seorang pengawal rahasia seperti Hong Yu.
"Cobalah kekuatan dari panah kayu ini."
"Baik!"
Dengan bunyi "whoossh", panahnya melesat lurus menuju target di kejauhan.
Melesat sepenuhnya!
Lalu ....
Targetnya jatuh berkeping-keping ....
Ayah melempar-lemparku ke atas dengan gembira.
Aku ketakutan sekali sampai-sampai aku menjerit!
"Tang Tang kesayangan zhen! Siapkan titah! Putri Keenam, Zhao Tang Tang, berpengetahuan luas dan berwawasan, mulia tetapi tidak berlebihan, mengikuti aturan tanpa bermalas-masalan, memberikan contoh yang baik, harmonis dan murah hati. Aku akan menganugerahkannya gelar Putri He Xiao peringkat ketiga!"
[Sial! Peringkat ketiga!]
"Nuo!" Cheng Liangfu merespons sembari tersenyum puas.
0 comments:
Posting Komentar