Rabu, 02 Juli 2025

RTMEML - Chapter 17

 Chapter 17 : Siapa yang Mengajarimu

Rebirth of The Malicious Empress of Military Lineage: Chapter 17


Sebuah peristiwa bersar terjadi pada awal bulan Oktober.

Su Ming Feng, Tuan Muda Pertama Su, pewaris dari keluarga Nan Ping Bo di ibu kota Ding, tiba-tiba terserang penyakit serius, dan harus memulihkan diri di rumah. Hati Ping Nan Bo merasa sakit untuk putra kesayangannya, sehingga ia dan istrinya tetap tinggal di rumah untuk merawat Tuan Muda Pertama Su, sementara meninggalkan urusan kuda militer. Yang Mulia menganugerahkan sejumlah barang untuk mengungkapkan rasa simpatinya sebelum mengatur pejabat baru untuk mengambil alih urusan pengelolaan.

Rakyat ibu kota Ding semuanya menghela napas penuh penyesalan akan pergantian peristiwa ini. Tuan Muda Pertama Su adalah pemuda berbakat yang telah mencapai prestasi hebat tak lama setelah menjadi pejabat, tetapi tepat ketika masa depannya tampak tak terbatas dan kebangkitannya yang meroket, ia tiba-tiba kalah oleh penyakit serius ini. Bahkan, meski seseorang adalah jenius yang berbakat, jika tiga atau lima tahun berlalu sebelum ia kembali, tidak akan ada lagi pijakan baginya di mahkamah.

Rakyat jelata memandangnya demikian, tetapi rekan-rekan di mahkamah tidak yakin.

Beberapa orang bijak mengatakan, “Ini bukanlah penyakit, ini sudah jelas menghindari malapetaka. Awalnya, orang akan mengira bahwa keluarga Su ini sudah menambahkan minyak ke dalam nyala api, hanya untuk menemukan bahwa apinya akan membakar mereka. Siapa sangka, mereka akan melihat situasinya dengan jelas dan mengambil tindakan drastis untuk menghadapinya.”

***

Shen Miao sedang memangkas bunga begonia di tengah halaman ketika hal-hal ini mencapai telinganya. Beberapa hari ini di Guang Wen Tang, karena semua orang memiliki sesuatu yang baru untuk diperbincangkan tentang Tuan Muda Pertama Su, tidak ada yang mempedulikannya. Alhasil, ia memiliki beberapa hari santai yang langka.

“Nona sekarang menyukai semua tanaman ini.”

Gu Yu tersenyum selagi ia berkata, “Bunga begonia ini mekar dengan sangat bagus.”

Kelopak bunga begonia berwarna merah tua itu memberikan sedikit warna kemuraman musim gugur.

Saat ia seorang Permaisuri, ia belajar cara mengelola Istana Dalam, membantu Fu Xiu Yi memenangkan para pejabat, menjadi tawanan di kerajaan Qin dan bertarung dengan Mei Fu ren. Sebagian besar waktunya ia jalani di tengah-tengah manipulasi dan pertengkaran, mana mungkin ia memiliki keinginan untuk dengan santainya memangkas bunga?

“Apa kau tahu kenapa begonianya mekar dengan begitu indahnya?” tanyanya.

Walaupun Gu Yu tidak mengerti kenapa Nona akan mengajukan pertanyaan seperti itu, ia masih menjawab sambil tersenyum, “Ini adalah benih yang dibawakan kepala pelayan dari luar. Katanya, mereka adalah benih yang mahal. Nyonya juga memuji begonia jenis ini terlihat sangat bagus di musim gugur.”

Shen Miao menggelengkan kepalanya lembut.

Mana mungkin itulah alasannya?

Persis seperti Istana, tanah yang dingin dan suram, bahkan bunga-bunga di luar Istana Dingin semuanya tampak indah sekali. Itu karena, di bawah bunga-bunga itu, tergeletak banyak tulang-belulang. Di dunia ini, akan selalu ada alasan tergelap untuk hal yang paling terang.

Keluarga Su menyadari prinsip ini. Apa yang akan mereka lakukan sekarang?

Shen Miao sedikit tersenyum.

***

Di dalam kediaman Ping Nan Bo.

Halaman Tuan Muda Pertama Su dijaga dengan ketat hingga, selain dari pelayan dekat dan keluarga, tidak ada yang boleh masuk. Orang hanya dapat mencium aroma obat yang pekat selagi Tuan Su menutup pintu bagi semua tamu dan menolak untuk menemui orang luar mana pun.

Sebagai sahabat karib pewaris Su, Marquis Kecil Xie tentunya menjenguk si orang sakit.

Kereta keluarga Xie terparkir di luar kediaman Su dan para pelayan menurunkan ramuan-ramuan obatnya dengan susah-payah. Ramuan obat ini semuanya diletakkan di dalam peti kayu dan dapat terlihat kalau Marquis Kecil memiliki niat yang sangat baik kepada sahabat karibnya.

Di ruang baca, Su Ming Feng mengenakan jubah hijau. Selain dari agak mengurus, semangatnya masih seenerjik biasanya, dimana ada jejak penyakit serius?

Pemuda yang mengenakan brokat yang menghadapnya pun mengerutkan alisnya dan bertanya, “Menghindari malapetaka?”

“Tepat sekali.”

Su Ming Feng melirik teman baiknya dan menghela napas, “Sekarang kau lihat, situasi keluarga Su semakin membaik, bahkan setelah menghadapi pukulan tak terputus dari generasi ke generasi. Jadi, soal kuda militer, seharusnya tidak ada promosi lebih lanjut. Tetapi, Yang Mulia tidak menekannya, malahan menyanjung keluarga Su.”

“Kau juga berkontribusi.”

Xie Jing Xing mengingatkannya.

“Karena sumbangsih yang berjasa itulah, makanya Ayah dan aku jadi agak terlena dan melupakan bahaya yang tersembunyi di baliknya. Ketika jasanya terlalu besar, itu menjadi sebuah kutukan. Hal-hal yang kukatakan, kau memahaminya. Tetapi, karena keluarga Su berada dalam situasi tersebut, mata seseorang akan tertutup oleh sehelai daun. Kini, karena semuanya sudah jadi jelas, orang harus mengendalikan kuda yang berada di pinggir jurang karena itu terlalu berbahaya.”

“Melakukan ini juga bagus.”

Xie Jing Xing menganggukkan kepalanya, “Tetapi sekarang, kau harus tinggal di rumah selama beberapa tahun dengan sia-sia.”

“Aku hanya ingin keluarga Su aman dan selamat,” Su Ming Feng menyatakan.

“Cukup membicarakan soal aku, bagaimana kalau membicarakan tentang dirimu? Keluarga Su dan keluarga Xie menikmati suka duka bersama-sama, karena keluarga Su bertindak tepat pada waktunya, keluarga Xie-mu ...”

Su Ming Feng tidak melanjutkan.

Alis Xie Jing Xing terangkat, “Apa yang dapat dilakukannya kepadaku kalau aku tidak berdinas sebagai pejabat? Hanya ada satu Marquis Lin An di keluarga Xie, ia harus mempertimbangkan ucapan semua orang.”

Xie Jing Xing dan Su Ming Feng berbeda. Karena keluarga Su, Su Yu menyuruh putranya menjadi pejabat sejak awal. Tetapi Xie Jing Xing tidak melakukannya, oleh sebab itu, ia hanya bersantai-santai saja dengan namanya. Banyak kampanye yang dilakukannya bersama Xie Ding hanya sebagai anggota keluarga. Bahkan jika keluarga kekaisaran ingin menekan keluarga Xie, mereka tidak akan menghancurkan seorang putra yang tidak akan mengambil alih klan keluarga.

“Kau memang punya rencana mendalam dan pemikiran yang jauh.”

Su Ming Feng tidak tahan untuk tertawa.

“Aku tidak melakukan itu untuk mewaspadainya.”

Xie Jing Xing berujar malas-malasan.

Ia sungguh tidak mewaspadai keluarga kekaisaran, ia hanya melakukan itu untuk menentang ayahnya.

“Akan tetapi,” ia mengernyit dan tiba-tiba mengalihkan percakapannya, “Bagaimana kau tiba-tiba mengetahui masalah ini. Saat-saat sebelumnya aku mengingatkanmu, kau tidak memasukkannya ke dalam hati.”

Su Ming Feng menundukkan kepalanya malu, “Emosi memuncak dan seseorang menjadi berpuas diri, jadi bagaimana mungkin bisa berpikir sebanyak itu. Kali ini, semuanya berkat Adik Keduaku.”

“Adik Keduamu?”

Xie Jing Xing yang sedang bersandar malas-malasan di kursi, duduk tegak sementara kilatan melintas di matanya, “Bacang ketan itu?”

Su Ming Lang itu adalah bacang bodoh dan itu bukan hal yang aneh, tetapi bagaimana ia bisa memperingatkan keluarga Su tentang masalah ini kecuali ia sudah salah minum obat?

Su Ming Feng menjelaskan seluk-beluk semuanya sebelum mengatakan, “Kalau bukan karena Adik Kedua yang bertindak tanpa berpikir, mungkin kami akan mengalami bencana?”

“Bertindak tanpa berpikir?” Xie Jing Xing menggumam sendiri.

Tepat pada saat itu, suara yang lembut terdengar, “Kakak, Ibu menyuruhku membawakanmu beberapa camilan.”

Su Ming Lang membawakan kue berbentuk bunga selagi ia berjalan masuk dengan kaki kecil pendeknya. Ia tampak seperti bacang bulat dan mulutnya penuh dengan remah-remah. Rupanya, ia sudah diam-diam makan banyak sepanjang jalannya kemari.

Beberapa hari ini, karena peringatannya yang tanpa disengaja, keluarga Su mengubah taktik mereka dan bahkan Tuan Su, yang paling merasa tidak puas padanya, untuk pertama kalinya merasa bahwa putranya akan ‘menjadi orang yang kuat’, ‘cerdas dan gesit’ dan bahwa ‘kecerdasan yang hebat mungkin tampak bodoh’. Nyonya Su juga membuatkan banyak makanan untuk disantapnya, hanya dalam beberapa hari yang singkat, Su Ming Lang tumbuh bahkan lebih bundar lagi.

Ketika ia melihat kalau masih ada Xie Jing Xing, ia pun hanya bisa memelankan suaranya. Ia tidak tahu mengapa, tetapi ia selalu merasa agak takut terhadap teman tampan kakaknya ini.

Su Ming Lang meletakkan camilannya di atas meja dan berbalik untuk melarikan diri setelah mengatakan, “Kakak, aku pergi.”

Ia tidak mengira bahwa seseorang akan menahan kerahnya.

Ia kembali berbalik dan melihat pemuda yang mengenakan brokat itu berjongkok dengan lembut dan menepuk kepalanya dengan sepasang mata cerah yang tersenyum, tetapi ekspresi matanya sangat dingin.

Ia bertanya, “Siapa yang mengajarimu kalimat itu?”

Su Ming Lang menatap dengan mata terbelalak.

“Merebus anjingnya setelah kelincinya tertangkap.”

Xie Jing Xing tersenyum sangat licik.

0 comments:

Posting Komentar