Chapter 38
Aku akhirnya paham apa yang dikatakan Ji Chao waktu itu, "Kenapa kau begitu tidak peka!"
Ah! Aku memang tidak peka!
Bagaimana bisa aku jadi begitu tidak peka!
Aku pun bertanya dengan bodohnya, "Shen Qiao Wei, apakah hubungan antara kita hanya karena celana dalam?"
Shen Qiao Wei mengangkat tangannya dan menepuk kepalaku: "Lupakan soal celana dalamnya, itu tidak penting."
Aku: "Terus, apa yang penting?"
Shen Qiao Wei: "Kau yang lebih penting."
*
*
*
Chapter 39
Kurasa, perasaanku terhadap Shen Qiao Wei sudah berubah.
Ini adalah masalah yang sangat serius.
Shen Qiao Wei sudah pasti tidak tahu bahwa celana dalamnya "terbawa" olehku, bukannya "dipungut".
Aku bahkan mencucikannya untuknya ....
Jadi aku menanyai Ji Chao di WeChat: Ji Chao, apa kau memberitahu Shen Qiao Wei perihal insiden dimana aku salah masuk ruang ganti?
Ji Chao: Tidak.
Aku: Kenapa kau tidak memberitahukannya?
Ji Chao: Ia sudah lama mengetahuinya.
Aku memandangi kata-kata ini, aku pun tercengang.
Aku bertanya-tanya apakah pendidikan wajib sembilan tahun yang kuterima tidak efektif untukku. Kenapa aku tidak bisa mengenali kata-kata ini?
Aku: Ia sudah tahu?
Ji Chao: Iya.
Aku: Kapan ia mengetahuinya?
Ji Chao: Aku tidak tahu, mungkin ia tahu sejak awal.
Aku: ....
Bagaimana ia mengetahuinya sejak awal?!
Aku sungguh terperanjat.
Apakah Shen Qiao Wei menggodaku demi bersenang-senang selama ini?
*
*
*
Chapter 40
Aku tidak sempat memikirkan tentang perubahan perasaanku terhadap Shen Qiao Wei, karena aku marah.
Aku begitu marah sampai-sampai aku memblokir akun WeChat Shen Qiao Wei.
Humph, ayo kita lihat bagaimana kau bisa mempermainkanku sekarang!
Kemudian malam itu, aku benar-benar melupakannya dan mulai berbaring di ranjang dan dengan riang menonton drama sampai aku menerima sebuah panggilan telepon.
Siapa ini?
Aku: "Aku tidak perlu membeli rumah, aku tidak perlu pinjaman, aku tidak perlu belajar Bahasa Inggris, dan aku tidak punya anak, siapa kau?"
Orang di sisi lainnya: ....
Aku: "Akan kumatikan kalau kau tidak bicara."
"Coba saja kalau berani dimatikan."
Aku duduk tegak di ranjang seperti ikan mas, "Shen, Shen Qiao Wei?"
Shen Qiao Wei: "Kenapa kau memblokirku di WeChat?"
Aku: ....
Karena aku marah?
Karena kau membodohiku?
Aku: "Karena aku tidak mau bicara denganmu! Hmph!"
Setelah aku selesai bicara, aku tertegun. Suara ini, yang mirip dengan seorang gadis imut, benar-benar suaraku?
Shen Qiao Wei terdiam, suaranya agak serak, seolah-olah menahan sesuatu: "Kau turun dulu, aku ada di bawah, di depan asramamu."
Aku: ??
Aku langsung turun dari ranjangku dan berjalan ke balkon.
Melihat ke bawah, Shen Qiao Wei benar-benar sedang berdiri di bawah sana, dan banyak gadis yang memandanginya dari kejauhan.
Aku merasa kesal melihatnya yang tak kunjung membaik: "Bisa tidak kau berhenti berdiri di sana bagaikan seorang supermodel, kau itu sedang ditonton, kau tahu?"
Shen Qiao Wei: ....
Kemudian ia berbalik dan berjalan masuk ke dalam taman kecil di dekatnya.
Shen Qiao Wei: "Bisakah kau turun sekarang?"
Aku bahkan dapat mendengarnya menggertakkan giginya diam-diam selagi ia bicara.
Hei, asyik juga melihat ini.
Jadi, aku mengganti baju secara perlahan, menyisir rambutku pelan-pelan, dan turun ke bawah gedung asrama dengan santai.
Siapa suruh ia membodohiku, aku akan membuatnya menunggu dengan sabar.
Namun, ketika aku melihat Shen Qiao Wei di taman kecil itu, aku menyesalinya.
Ia duduk di bangku dengan patuh, mengangkat matanya ketika ia mendengar ada pergerakan. Mata itu, tampak jengkel dan dirugikan, matanya mendorongku agar merenungkan diriku di tempat.
Yang lebih parah, ada nyamuk di taman ini, dan ada bekas gigitan nyamuk di atas keningnya.
Aku mau tertawa tetapi tidak berani, aku merasa agak kasihan padanya.
Shen Qiao Wei: "Tertawa saja."
Aku: "Hahahahahahaha!"
Shen Qiao Wei: ....
Saat aku selesai, ia tampak marah, dan ia memalingkan wajahnya dariku.
Aku: "Apa kau marah?"
Shen Qiao Wei: "Tidak."
Aku: "Kenapa kau bilang kau tidak marah, kau bahkan tidak menatapku. Jangan marah, tolehkan kepalamu dan lihat aku ...."
Kemudian Shen Qiao Wei memalingkan wajahnya kembali dengan patuh, matanya berbinar dan cerah.
Aku mengangkat tanganku dan menyentuh benjolan di keningnya: "Lumayan besar, gatal?"
Tadinya hanya benjolan ini yang merah. Setelah aku menyentuhnya, seluruh wajahnya memerah.
Aku: "Shen Qiao Wei, apa kau alergi?"
Shen Qiao Wei memelototiku.
Apa aku salah bicara?
Jadi aku mengubah kata-kataku: "Shen Qiao Wei, kenapa wajahmu merah sekali?"
Lalu ....
Ia memelototiku semakin sengit!
Aku mau menangis tetapi tak ada air mata.
Shen Qiao Wei: "Kenapa kau memblokirku di WeChat?"
Aku: "Karena aku tidak mau bicara denganmu!"
Shen Qiao Wei pun membeku seketika.
Ia tiba-tiba jadi kecil hati, suaranya melembut, dan ia bertanya, "Kenapa?"
Mata indah itu menatapku, dan bulu mata tipisnya berkibar naik turun, jantungku berdebar-debar hanya dengan melihat ini.
Aku berpaling: "Karena kau berbohong padaku."
Shen Qiao Wei: "Aku berbohong padamu? Bagaimana aku berbohong padamu?"
Aku: "Kau sudah tahu bahwa akulah yang mengambil celana dalammu, dan kau berpura-pura tidak tahu, dan kau terus mempermainkanku."
Shen Qiao Wei: "Siapa yang memberitahumu itu?"
Aku: "Ji Chao."
Aku: ....
Ooops, aku tanpa sengaja mengatakannya.
Shen Qiao Wei: "Ia berbohong padamu."
Aku menunjukkan ekspresi tak percaya: "Benarkah? Aku tidak percaya padamu."
Shen Qiao Wei menatapku dengan sedih: "Apa kau akan lebih memercayainya ketimbang aku?"
Aku: ....
Shen Qiao Wei, apa kau tahu kalau bertingkah imut itu curang?
Ia menatapku dan berujar lembut, "Ying Ying."
Ah, apa kau tahu betapa mematikannya saat kau memanggilku Ying Ying?!
Pria ini terlalu jago bertingkah imut!
Aku mulai terengah-engah keras, dan setiap katanya berjeda: "Aku ... percaya padamu."
Tiba-tiba saja, Shen Qiao Wei memelukku.
Sekujur tubuhku membeku.
Ia terkekeh ringan, dan suaranya begitu lembut sampai-sampai itu membuatku jadi berantakan, "Ying Ying, kenapa kau begitu menggemaskan?"
Aku tersipu.
Otakku down.
Jantungku sudah akan melompat keluar dari dadaku.
Shen Qiao Wei masih memelukku, mengusap-usapkan dagunya ke puncak rambutku.
"Kau menggemaskan sekali, aku tidak bisa melepaskanmu."
Aku bersandar di dada Shen Qiao Wei, aku bisa mencium aroma samar di tubuhnya dan aku dapat mendengar detak jantungnya yang kuat.
Aku merasa pusing, seolah-olah ini hanyalah sebuah mimpi.
Sampai pada akhirnya Shen Qiao Wei berkata: "Cepat buka blokiranku, atau aku akan menciummu."
Aku: ?!!
Aku tersadar seketika!
*
*
*
Chapter 41
Aku menyesalinya.
Seharusnya aku tidak menghabiskan waktu selama itu di taman bersama Shen Qiao Wei.
Setelah kembali ke asrama, aku memandangi bekas gigitan nyamuk di kaki dan tanganku, menangis tanpa air mata.
Aku tidak akan pernah pergi ke taman kecil itu lagi!
Setelah membuka blokiran Shen Qiao Wei, aku menemukan bahwa ia telah memposting sebuah foto kakinya yang dipenuhi bekas gigitan nyamuk di WeChat Moments-nya, caption-nya "Simbol mengejar cinta".
Kemudian, Ji Chao meninggalkan sebuah komentar untuknya.
Ji Chao: Kalian benar-benar liar, saling memegangi pergelangan kaki dan meninggalkan begitu banyak cupang.
Shen Qiao Wei: Enyah.
*
*
*
Chapter 42
Menurutku, perasaan Shen Qiao Wei padaku juga mungkin telah berubah.
Karena orang ini terus menunjukkan perhatian besar untukku setiap hari, meskipun tidak menerima respons ....
Misalnya:
Shen Qiao Wei: Apa kau sudah menyelesaikan PR-mu? Kirimkan kemari untuk kuperiksa.
Aku: [Foto]
Sepuluh menit kemudian.
Shen Qiao Wei: Cui Ying Ying.
Aku: Ah?
Shen Qiao Wei: Kalau kau mencoba membolak-balikkan buku cetak saja, maka kau tidak akan sampai sesalah ini.
Aku: ....
Dan contoh lainnya, selama kelas umum kami yang diharuskan:
Shen Qiao Wei: Kau membolos lagi?
Aku: Tidak!
Shen Qiao Wei: Dimana kau?
Aku: Barisan terakhir.
Shen Qiao Wei menoleh ke belakang ke arahku.
Shen Qiao Wei: Kenapa kau jauh sekali?
Aku setengah jalan sedang membaca tentang drama online terbaru, dan kemudian aku dengan cepat menutup aplikasi Weibo.
Kenapa aku begitu jauh? Tentu saja aku takut kau akan mengawasiku!
Tetapi aku menjawab dengan balasan yang sangat ber-EQ tinggi: Karena aku ingin mengapresiasi bagian belakang kepala seorang pria tampan.
Shen Qiao Wei tidak membalas untuk waktu yang lama.
Aku melihat ke arahnya, dan dari kejauhan, aku melihat ujung telinganya ... memerah.
*
*
*
Chapter 43
Shen Qiao Wei mengajakku berenang.
Aku waspada sekali: "Kenapa?"
Shen Qiao Wei: "Tidak apa-apa, kau akan pergi atau tidak?"
Aku ragu-ragu.
Mungkinkah orang ini, ia ... ingin melihat penampilanku dalam pakaian renang?
Memikirkan ini, aku pun tanpa sadar merona.
Aku berujar malu-malu: "Tetapi ... aku tidak bisa berenang ...."
Shen Qiao Wei: "Oh, lupakan saja, kalau begitu aku akan mengajak Ji Chao pergi bersamaku."
Aku: ???
Tidak bisakah ia mengatakan sesuatu seperti "Aku akan mengajarimu"?
Tidak, bagaimana bisa ia bertemu pria lain dalam pakaian renang di saat ini?
Aku harus mengambil inisiatif!
Jadi ketika Shen Qiao Wei berbalik pergi, aku meraih tangannya.
Shen Qiao Wei: ?
Aku: "Tidak bisakah kau mengajariku?"
Mengucapkan kata-kata ini, aku menyesalinya seketika.
Nada bicara ini, postur ini, tak peduli bagaimana kau melihatnya, ini tampak seolah aku sedang bertingkah imut!
Sudah pasti, Shen Qiao Wei juga terperangah.
Ia melihat ke bawah ke arahku sekian lama sebelum mengangguk kosong: "Oke."
*
*
*
Chapter 44
Kemudian, aku pun kembali ke tempat penuh masalah, titik permulaan cerita ini, sumber dari segala kejahatan—aula renang.
Kali ini, akhirnya aku masuk ke ruang ganti yang benar.
Berurai air mata, ah.
Lalu, aku menyadari sebuah masalah.
Kau tidak bisa memakai lensa kontak sewaktu berenang, jadi ketika aku akan terjun ke kolam nanti, aku akan buta, dan aku tidak akan bisa melihat tubuh Shen Qiao Wei sama sekali.
Ah, aku benci itu ....
Akhirnya, aku melamun sambil keluar.
Baju renangku terpisah, ada atasan dan bawahannya, ada rumbai-rumbai di pinggangnya. Ada rok kecil di bagian bawahnya, cukup konseratif.
Tetapi aku tidak tahu kenapa, sewaktu aku melihat Shen Qiao Wei, aku tetap tersipu.
Shen Qiao Wei berdeham ringan, "Ayo turun dari sini, di sini area yang dangkal."
Kemudian ia memakaikan pelampung merah muda padaku.
Aku: ??
Aku: "Bukannya ini bagian yang cetek?"
Shen Qiao Wei: "Kau terlalu pendek, ada kemungkinan kalau kau akan tenggelam di air yang cetek."
Aku: ....
Kuharap orang ini tidak akan meninggalkan rumah dengan mulutnya lain kali, terima kasih.
Setelah masuk ke dalam air, aku tetap di sudut kolam renang sembari memegangi pelampung itu, menjaga jarak tiga meter jauhnya dari Shen Qiao Wei.
Minus 8 berarti aku tidak bisa melihat apa-apa dengan jelas, aku pun hanya bisa mengejapkan mataku dengan kosong.
Shen Qiao Wei: "Bukankah kau menyuruhku mengajarimu caranya berenang? Sini."
Aku: "Aku terlalu pendek, aku akan tenggelam dalam dua langkah."
Shen Qiao Wei: ....
Ia melangkah ke arahku, meraih pelampung dan menariknya kuat-kuat, menarikku ke depannya.
Dalam sekejap, otot-otot dadanya membesar dan terlihat jelas di depan mataku. Tetesan air menuruni dadanya sedikit demi sedikit, mengalir melalui lekukan jelas otot-otot perutnya, dan kemudian terus turun ke bawah.
Dampak visualnya sama hebatnya seperti ketika aku melihat celana dalam CK-nya.
Shen Qiao Wei menaruh satu tangan di atas pelampung, menatapku dengan mata yang bermain-main, dan tiba-tiba tersenyum, "Aku salah bicara, kau tidak pendek."
Kemudian ia melirik turun dengan sangat cepat: "Kau memiliki pinggang dan kaki yang bagus, kau memiliki semua yang harus kau miliki, sama sekali tidak ada yang kurang."
Setelah bicara, ia pun berenang menjauh.
Aku tertegun beberapa detik, dan kemudian aku memeluk dadaku.
Orang ini mesum!
*
*
*
Chapter 45
Hei, dengarkan nasihatku, jangan berenang bersama kalau kalian masih dalam tahap ambigu dalam hubungan kalian, ini terlalu menyiksa.
Sewaktu Shen Qiao Wei bersentuhan fisik denganku, aku merona; tetapi tanpa kontak fisik, aku takut kalau aku akan tenggelam.
Dan aku menemukan bahwa orang ini, setelah mengajari hanya selama beberapa menit, ia akan tersipu dan berenang mejauh. Akan butuh waktu sebelum ia kembali.
Itu membingungkan.
Setelah tersedak air beberapa kali, aku lelah.
Aku: "Shen Qiao Wei, aku tidak mau berenang lagi."
Shen Qiao Wei: "Kalau begitu naiklah."
Aku mengangguk dan sudah akan berbalik. Tiba-tiba saja, kakiku tergelincir dan aku hampir jatuh lagi ke belakang, ke dalam air. Shen Qiao Wei bermata jeli dan bertangan gesit, ia menarikku dengan cepat dan menstabilkan tubuhku.
Terkejut, aku pun mengembuskan napas lega. Kemudian, aku mencoba mendorongnya menjauh, tetapi ia bergeming.
Aku mendongak menatap kosong dan menemukan bahwa ia sedang menatapku, matanya jadi semakin dalam.
Atmosfernya tidak benar, jadi aku mencoba bicara: "Shen ...."
Sebelum aku selesai bicara, Shen Qiao Wei tiba-tiba menekanku ke dinding kolam di belakangnya.
Lalu, ia menundukkan kepalanya dan menciumku.
Ketika sentuhan hangat menempel di bibirku, aku dibuat tercengang.
Aku tanpa sadar hendak mendorongnya, tetapi tanganku jatuh ke dadanya, otot-ototnya kuat, basah, dan licin.
Sampai-sampai kepalaku terasa penuh—rasanya enak untuk disentuh.
Ciuman pertama, ciuman pertamaku terjadi di kolam renang?
Sialan, apakah ini percintaan antara orang dewasa?
Aku tidak tahu berapa lama itu berlangsung ketika akhirnya Shen Qiao Wei melepaskanku.
Ia menempelkan keningnya ke keningku dan bertanya lembut, "Ying Ying, jadilah pacarku, oke?"
Aku begitu pusing akibat ciuman itu, aku pun mengangguk kosong sebelum aku dapat mempertimbangkan apa yang dikatakannya.
Kemudian ia berenang menjauh.
Iya, iya, berenang menjauh.
Aku diliputi tanda tanya.
Aku: "Kau tidak naik?"
Shen Qiao Wei: "Kau naiklah duluan, aku akan menenangkan diri."
Aku: ??
Apa kau harus begitu syok setelah aku setuju untuk menjadi pacarmu? Kenapa kau harus menenangkan dirimu?
Aku berkata penuh teka-teki: "Jika kau menyesalinya, katakan saja. Masih belum terlambat."
Shen Qiao Wei melambai agar aku mendekat.
Aku pun berenang ke sana dengan enggan.
Shen Qiao Wei menempel dekat telingaku dan memelankan suaranya: "Benderanya sudah berdiri."
Aku tidak bereaksi untuk sesaat.
Ia melirik ke bawahnya dengan sangat cepat, suaranya mengandung tawa: "Maukah kau menyentuhnya?"
Brengsek!!!!
Aku berlari lebih cepat daripada lari 100 meter.
*
*
*
Chapter 46
Aku merasa, pengalaman legendarisku bisa ditulis jadi sebuah buku, seperti "Bagaimana si idola sekolah yang mendominasi jatuh cinta padaku" atau "Cinta yang tercipta oleh pakaian dalam".
Aku menjadi pacar Shen Qiao Wei hanya begini saja?
Aku terkejut dan tidak bereaksi sekian lama hingga Ji Chao datang mencariku.
Ia bertanya, "Ying Ying, sudahkah kau menanyai Qiao Wei kenapa ia menyukaimu?"
Aku menggelengkan kepalaku: "Tidak."
Ji Chao menepukku: "Kau benar-benar tidak peka, bagaimana bisa kau tidak menanyakan tentang hal semacam ini!"
Aku: ....
Jadi, aku pun berlari untuk menanyakannya.
Setelah mendengarkan pertanyaanku, Shen Qiao Wei menatapku, ada senyuman dalam suaranya: "Sebenarnya, aku sudah pernah melihatmu sebelumnya."
"Kapan?"
Shen Qiao Wei memelukku dengan lembut dan menceritakan sebuah kisah panjang padaku.
Ia mengatakan bahwa pertama kalinya ia melihatku adalah di penghujung tahun angkatan anak baru.
Waktu itu, ia pergi ke ruang kelas untuk belajar, dan melihat seorang gadis yang menangis sambil membaca.
Meskipun ia menangis, ia bersikap sangat serius.
Mau tak mau, ia pun memandangi si gadis selama beberapa saat.
Selama beberapa hari, ia terus melihat si gadis di dalam ruang kelas itu.
Tentu saja, ia masih membaca sambil menangis.
Aku: ....
Aku: "Jangan bilang kalau gadis itu aku?"
Shen Qiao Wei mengangguk.
Ia menanyaiku: "Apa kau patah hati waktu itu?"
Aku: ....
Aku: "Bukan, itu karena ketika aku membuka buku, aku menyadari bahwa aku bahkan tidak menuliskan namaku selama ujianku."
Shen Qiao Wei: ....
Shen Qiao Wei: "Apa kau gagal dalam kelas itu pada akhirnya?"
Aku lumayan bangga: "Tidak! Luar biasa, kan?"
Shen Qiao Wei melanjutkan.
Kemudian, saat ia mulai jadi sukarelawan, ia bertemu denganku lagi, sebenarnya ia bertemu denganku beberapa kali berturut-turut.
Ia bilang bahwa, setiap kali ia jadi sukarelawan, gadis-gadis lain pasti akan mengerumuninya, dan akulah satu-satunya yang bekerja dengan giat di sampingnya, membawa seember air ke lantai lima bahkan tanpa terengah-engah.
Aku: ....
Aku: "Jadi, kau jatuh hati karena kekuatanku?"
Shen Qiao Wei: "Mungkin saja."
Aku: ....
Aku: "Orang lain memuji pacar mereka karena imut, bagaimana bisa kau memujiku karena kekuatanku?"
Shen Qiao Wei semakin tersenyum.
Ia meremas pipiku dengan lembut: "Apa kau marah?"
Aku: "Hng, tidak!"
Shen Qiao Wei: "Keimutan hanyalah salah satu dari ribuan kelebihanmu."
Aku pun merona seketika.
Begitu orang ini mulai mengucapkan kata-kata romantis, akan berdatangan satu demi satu.
Aku: "Apa kelebihan lainnya? Apa kau ...."
Shen Qiao Wei dengan akurat menemukan bibirku dan menghadang sisa ucapanku.
"Mulai sekarang, akan kuberitahukan padamu secara perlahan."
-Tamat-
0 comments:
Posting Komentar