Selasa, 22 Juli 2025

CTF - Chapter 187

Consort of A Thousand Faces

Chapter 187 : Aku Akan Pergi


Pei Qian Hao sedang memeriksa bunga Ling Rui dari Provinsi Bulan saat seorang pengawal mendatanginya untuk melapor. Ketika ia mendengar kabar ini, bahwa Yun Ruo Feng datang secara pribadi ke rumah posnya, tangan Pei Qian Hao membeku selagi tengah mengulurkan tangan ke arah bunga-bunga tersebut. Ia berbicara tanpa mengalihkan tatapannya. "Biarkan ia masuk; Pangeran ini akan menunggunya di sini."

"Di sini?" Pengawal itu melihat sebidang bunga Ling Rui dan kebingungan. Bukankah seharusnya ia menemui Pangeran Yun di aula? Mengapa ia mau menemui Pangeran Yun di tenda sementara ini?

"Cepat pergi."

Si pengawal bisa mengetahui bahwa Pei Qian Hao kesal, sehingga ia cepat-cepat pergi tanpa kata lagi. Segera setelahnya, ia datang bersama Yun Ruo Feng di belakangnya.

Yun Ruo Feng melihat ke tanah, dipenuhi dengan bunga-bunga Ling Rui, menciptakan miniatur lautan dari tanaman kuning.

Mengapa Pangeran Hao begitu tertarik pada bunga Ling Rui milik Nan Zhao? Bunga-bunga ini tidak bisa bertahan hidup di kerajaan lainnya.

"Pangeran Yun, semestinya, kau kembali ke istana kekaisaran untuk bersiap-siap demi perjamuaannya karena sesi berdoa telah berakhir. Mengapa kau ada di sini, di rumah pos Pangeran ini?" Suara Pei Qian Hao terdengar tenang, tetapi ada kilatan layaknya baja yang melintas di matanya sebelum menghilang.

Pengawal itu segera mundur. Atmosfer di antara keduanya sudah jelas buruk, dan bahkan ada beberapa jejak permusuhan.

Melihat ia tidak punya waktu, Yun Ruo Feng tidak bertele-tele. Ia langsung membungkuk kecil dan menjelaskan alasan kedatangannya. "Alasan Pangeran ini di sini adalah karena aku ingin meminjam dayang Pangeran Hao untuk sesuatu."

Pei Qian Hao terkekeh. "Pangeran Yun, tidakkah menurutmu itu lucu? Apa hubungannya perjamuan kerajaan Nan Zhao dengan dayang Pangeran ini, dan untuk apa kau membutuhkannya? Apakah karena kecantikannya, makanya kau menginginkannya untuk menuangkan anggur bagi para putra mahkota dari kerajaan lain?"

"Pergelangan kaki Putri Pertama Kekaisaran dari kerajaanku cedera dan tidak bisa menari; akan tetapi, itu adalah sesuatu yang tak dapat kami tiadakan. Pangeran Hao, dayangmu, Su Xi-er, berfigur mirip dengan Putri Pertama Kekaisaran kerajaan kami. Apabila ia mengenakan sebuah cadar dan menari di atas panggung yang tinggi, tidak akan ada yang bisa mengenalinya." Yun Ruo Feng menjelaskan pelan-pelan. Setiap katanya mengenai hati Pei Qian Hao.

Mata Pei Qian Hao menggelap. Bagaimana bisa ia mengetahui bahwa Su Xi-er bisa menari dengan baik? Apakah ia mengintip hari itu? Pria lain telah melihatnya selain diriku? Aku benar-benar harus mencungkil mata Pangeran Yun.

(T/N : iye bang, cungkil aja cungkil, jangan sampe kagak. :)

"Ini adalah keadaan darurat. Aku harap kau akan menolong kami, Pangeran Hao."

"Pangeran Yun, apabila kau sedang memohon dengan tulus, kau tidak boleh menggunakan perbandingan yang buruk seperti itu. Jujur saja, figur dayang Pangeran ini jauh lebih baik ketimbang Putri Pertama Kekaisaran Nan Zhao yang sekarang. Bukankah itu sungguh omong kosong, mengharapkan agar tidak ada orang yang akan menyadari perbedaannya? Selain itu, dayang Pangeran ini tidak punya kemampuan untuk menari di perjamuan kerajaan. Pangeran Yun, silakan pergi dan cari orang lain saja."

Penolakan secara langsung tanpa keraguan merupakan gaya Pei Qian Hao yang biasa. Saat ia menolak Pangeran Yun, ia juga merendahkan Ning An Lian, membuatnya terdengar tak berharga.

Namun, gaya Yun Ruo Feng adalah berhasil dengan cara apa pun yang diperlukan. Ia tidak akan meninggalkan rumah posnya hanya karena satu kalimat dari Pei Qian Hao.

"Sejujurnya, Pangeran ini telah melihat gerakan tarian Su Xi-er sebelumnya. Mereka tidak begitu berbeda dari tarian Putri Pertama Kekaisaran kerajaan kami yang terdahulu. Ia sudah pasti mempunyai keterampilan untuk menari."

Tentu saja, Pangeran Yun telah mengintip Su Xi-er saat ia sedang menari di Kantor Pemerintahan Provinsi Teratai. Kemungkinan besar, Yun Ruo Feng kebetulan lewat dan bersembunyi di samping untuk mengintip malam itu.

Saat Pei Qian Hao menyadari ini, ia terus merasa tidak senang dan langsung melambaikan tangannya. "Pangeran Yun, sebagai seorang Prince Regent Nan Zhao, kau mengintip dayang Pangeran ini saat sedang menari. Berdasarkan fakta bahwa kau melakukan hal seperti itu, Pangeran ini tidak akan menyetujuinya. Perjamuan kerajaan Nan Zhao tidak ada hubungannya dengan dayang Pangeran ini."

Ia pun ditolak lagi. Tak peduli apa pun yang dikatakan Yun Ruo Feng, aku tidak akan menyetujuinya. Ia tidak boleh meminjam dayangku. Sudah jelas bahwa ia tidak dapat menemukan orang lain untuk menari di perjamuan kerajaan, dan meskipun ia menemukannya, figur mereka akan sangat berbeda dari Ning An Lian.

Apakah ia akan memberitahukan para penguasa kerajaan lain bahwa Putri Pertama Kekaisarannya mendadak tidak sehat, dan karena itulah tariannya dibatalkan? Jika itu terjadi, Nan Zhao akan menjadi bahan tertawaan.

Tepat di saat keduanya nyaris sampai di jalan buntu, suara seorang wanita pun terdengar. "Aku akan pergi."

Itu adalah Su Xi-er. Saat ia mendengar Pei Qian Hao memerintahkan orang untuk membangun sebuah tenda sebelum memindahkan semua bunga Ling Rui ke dalam dan mengurung dirinya di dalam, ia penasaran apa yang tengah dilakukan pria itu.

Ia datang kemari untuk melihat, tetapi tidak menduga akan mendengar percakapan di antara Pei Qian Hao dan Yun Ruo Feng.

Setelah memikirkannya, ia memutuskan untuk pergi. Saat ia berjalan masuk, tatapan suram dan dingin tertuju pada tubuhnya. Sudah jelas, tatapan siapakah itu.

Su Xi-er menatap lurus ke arah Pei Qian Hao. "Hamba akan pergi."

Kilat kegembiraan melintas di mata Yun Ruo Feng. Pei Qian Hao jadi semakin jengkel. Apa yang sedang kedua orang ini perbuat tepat di depanku?!

Pei Qian Hao menatapnya dan perlahan menuntut, "Alasannya."

"Untuk membuktikan bahwa aku mampu."

"Kepada siapa dan mengapa kau perlu membuktikan dirimu?"

Suara Su Xi-er kalem. "Kepada Anda, Pangeran Hao. Anda mengatakan bahwa hamba tidak memiliki kemampuan untuk menerima tanggung jawab besar ini."

Pei Qian Hao mendengus dingin. "Menguping. Kau sudah tidak menginginkan telingamu lagi?"

"Kita bisa membahas tentang telinga hamba setelah perjamuan kerajaannya."

Menanggung kesalahan di depan orang luar! Kilat gelap terlihat di mata Pei Qian Hao, tetapi ia tertawa kecil. "Karena kau mau pergi, maka pergilah. Pastikan untuk mengenakan gaun ungu itu, dan cadar ungunya juga. Setelah kau selesai menari, kembali ke rumah pos dengan patuh dan jangan menetap di istana kekaisaran Nan Zhao terlalu lama."

Kata-kata ini artinya bahwa ia sudah setuju. Pangeran Yun segera berujar, "Saat pukul 5.45 sore, satu kereta kuda dari istana kekaisaran akan diam-diam membawamu ke sana. Kami juga akan mengantarkanmu kembali setelah tariannya selesai."

Kemudian, Yun Ruo Feng menoleh ke arah Pei Qian Hao. "Terima kasih banyak, Pangeran Hao. Pangeran ini akan pergi." Ia pun berjalan keluar tenda dan segera pergi.

Terima kasih banyak, Pangeran Hao. Pei Qian Hao tidak senang mendengar kata-kata ini. Terdengar seolah-olah ia sedang berterima kasih padaku karena mengizinkannya dan Su Xi-er untuk bersama.

Hanya Su Xi-er dan Pei Qian Hao yang tersisa di dalam tenda tersebut. Ketegangan di udaranya hampir terasa nyata.

Setelah beberapa waktu, Pei Qian Hao mendengus ringan. "Kau tidak punya penjelasan lain? Apa kau sungguh mengira kalau Pangeran ini memercayaimu saat kau mengatakan itu adalah untuk membuktikan dirimu?"

"Hamba hanya ingin pergi. Terima kasih banyak karena mengizinkanku, Pangeran Hao." Tentu saja, aku ingin pergi karena alasan pribadi. Menari di perjamuan kerajaan adalah harapan Ning An Lian; itulah mengapa aku melukai pergelangan kakinya dengan sengaja.

Namun, aku tidak mengira Yun Ruo Feng akan datang ke rumah pos dan memintaku menari menggantikannya.

Ini tidak ada bedanya dari setiap tahunnya dimana aku menari di perjamuan kerajaan. Jika Ning An Lian mengetahui ini, tak diragukan lagi, ia pasti akan marah sampai mau mati. Akan tetapi, ini barulah permulaannya. Aku sudah bilang kalau Ning An Lian tidak akan hidup bahagia.

"Terima kasih banyak pada Pangeran ini karena mengizinkanmu?" Suara Pei Qian Hao terdengar sedingin es. Ia melangkah mendekat dan semakin dekat pada Su Xi-er. "Katakan lagi."

Saat Su Xi-er mendengar nada bicaranya, ia tahu bahwa ini bukanlah waktunya untuk mengujinya. Sebagai hasilnya, ia hanya berdiri di sana tanpa mengatakan apa-apa.

Tiba-tiba saja, Pei Qian Hao merasa bahwa ia tidak bisa melakukan apa pun terhadapnya. Ia seperti segumpal kapas. Aku tidak bisa melampiaskan amarahku padanya, tetapi, menahannya, bahkan terasa lebih menyesakkan. Aku tidak pernah dibuat marah berulang-ulang oleh seseorang seperti ini sebelumnya, apalagi oleh seorang dayang.

"Apakah kau tahu apa yang sedang Pangeran ini pikirkan?" Kilat main-main pun muncul di mata Pei Qian Hao, membuatnya mustahil untuk membaca pemikirannya. 

0 comments:

Posting Komentar