Senin, 14 Juli 2025

CTF - Chapter 165

Consort of A Thousand Faces

Chapter 165 : Interogasi


Su Xi-er akhirnya berbicara. Kemarahannya hanya akan semakin parah semakin lama aku tetap diam. "Pangeran Hao, hamba tidak bermaksud untuk keluar sepanjang malam. Hanya saja, hamba menemukan seorang bibi yang terlalu menyedihkan. Ia harus membesarkan anaknya seorang diri, dan tidak punya uang. Hamba tahu kalau itu akan membuat Anda tidak senang, tetapi dengan begitu mendadaknya kejadian itu, aku tidak punya pilihan."

Setelah waktu yang cukup lama, Pei Qian Hao menjawab dengan suara tenang, "Jadi?"

Su Xi-er langsung merespon, "Jadi, mohon agar Pangeran Hao tidak memasukkannya ke dalam hati."

"Ha .... Tidak memasukkannya ke dalam hati. Enteng sekali kau mengatakannya." Pei Qian Hao mendadak tertawa. Tawa dinginnya yang terdengar menyiratkan makna yang lebih dalam.

Tetapi, ia sama sekali tidak tahu betapa aneh kata-katanya terdengar.

"Ini adalah pertama kalinya Pangeran ini menunggu seseorang, terlebih demi seorang dayang kecil. Su Xi-er, sebelumnya kau bilang kau akan menunggu Pangeran ini di Penginapan Flowers Arrive. Betapa menggelikannya karena situasinya malah terbalik. Tetapi, kau, mencoba menyisihkan semuanya hanya dengan satu pernyataan, apakah kau pikir Pangeran ini gampang untuk dibodohi?"

"Pangeran Hao, hamba tidak pernah berpikir untuk membodohi Anda. Karena sudah jadi begini, Anda bisa melakukan apa pun yang Anda mau."

Pei Qian Hao menatap wajahnya yang tidak senang. Rasanya seolah ia sudah menyerah meyakinkan dirinya, memutuskan bahwa lebih merepotkan daripada layak, dan bahwa ia dapat menghukumnya sesukanya.

"Apa kau sungguh berpikir kalau Pangeran ini tidak akan berani menghukummu?"

Su Xi-er sudah sering kali mendengarkan kalimat ini hingga akhirnya ia menarik kesimpulan. Tidak peduli apa pun hukumannya, ia akan mengampuni nyawaku.

Kecuali seluruh harga dirinya sebagai seorang majikan hilang karena diriku, ia tidak akan memberikan hukuman yang benar-benar keras.

Emosi Pei Qian Hao seperti demam, tetapi melihat ekspresi kosong Su Xi-er, ia merasa seolah ia tidak punya tempat untuk melampiaskannya.

Su Xi-er merasa bahwa ia tidak melakukan hal yang salah. Janda Liu pantas mendapatkan pukulan, dan Kepala Petugas Polisi Liu pantas menerima hukuman. Née Li dan Xiao Bao menyedihkan dan harus ditolong.

Keheningan menguasai selama beberapa saat sebelum Pei Qian Hao pada akhirnya mengangkat kepalanya dan menatap Su Xi-er. Ia terkekeh pelan. "Sepertinya kau punya banyak sekali waktu luang. Bagaimana seorang janda yang berselingkuh dengan pria berkeluarga, ada hubungannya denganmu?"

Melafalkan setiap katanya dengan mantap, Su Xi-er merespon, "Hamba tidak tahan dengan penindasan semacam itu. Pangeran Hao, hamba adalah seorang wanita, dan akan merasa kasihan ketika aku melihat seorang pria menindas istri dan putranya. Pria tidak akan memahami hal semacam ini."

Respon tak terduga tersebut membuat Pei Qian Hao lengah. Memang betul, aku tidak akan ikut campur dalam urusan remeh seperti itu jika itu adalah aku. Hal semacam ini terjadi dimana-mana, dan semua orang punya jalan hidupnya masing-masing. Meskipun jika ia tidak turun tangan, mereka akan menemukan cara untuk bertahan hidup.

"Su Xi-er, ini adalah Nan Zhao, bukan Bei Min. Kau tidak boleh ikut campur dalam urusan remeh seperti ini di masa depan. Pangeran ini tidak peduli tentang rasa kasihan tidak masuk akal yang hanya kalianlah, para wanita, yang memahaminya."

"Tidak masuk akal?" Intonasi Su Xi-er naik setingkat sebelum ia melanjutkan, "Memang tidak masuk akal."

Nada bicara seperti ini sangat memancing kejengkelan Pei Qian Hao. Ia hanya berpura-pura tunduk padaku di permukaan sementara menahan keluhannya dalam hatinya.

Tatapannya berubah dingin sewaktu ia memandanginya. "Apa lagi kalau bukan omong kosong?" 

"Pangeran Hao benar, ini omong kosong. Hamba sudah salah bicara." Su Xi-er terus bertingkah patuh, tetapi ini hanya memperparah kemarahan Pei Qian Hao. Rasanya seolah ia memukuli segumpal kapas, dan memantul balik padanya tanpa efek.

Su Xi-er dapat merasakan ketidaksenangannya, dan tahu kalau mereka tidak boleh terus-terusan membicarakan masalah ini lebih lama. Karenanya, ia pun memulai pengubahan topik. "Pangeran Hao, Anda juga memedulikan urusan Nan Zhao. Apa yang terjadi pada Kepala Petugas Polisi Liu adalah pekerjaan Anda."

Ia jelas sekali mendengar setiap kata yang diucapkan Yun Ruo Feng di dalam gang, tetapi baru memahami semuanya sekarang setelah memikirkannya.

Pei Qian Hao diam-diam menginvestigasi Kepala Petugas Polisi Liu sebelum mengirimkan buktinya ke Kantor Kehakiman Provinsi. Hakim Provinsi mengira bahwa bukti tersebut dikirimkan oleh Pangeran Yun, dan segera memerintahkan petugas kehakiman untuk menyita aset Keluarga Liu sebelum menangkap mereka semua.

Pei Qian Hao tidak menjawabnya. Ia memejamkan matanya dan bersandar di dinding kereta, pikirannya melayang jauh.

Su Xi-er mengamatinya. Meski ia tidak mengakuinya, Su Xi-er yakin dalam hatinya bahwa Pei Qian Hao telah diam-diam menolongnya. Mengapa ia melakukan ini? Menurut pemahamanku, Pei Qian Hao sudah pasti bukan orang yang suka mencampuri urusan orang lain.

***

Kembali ke gangnya, kerumunan sudah menyebar. Hakim Provinsi juga sudah kembali ke Kantor Kehakiman bersama Pangeran Yun.

Walaupun Pangeran Yun mempertahankan raut wajah lembutnya di perjalanan, Hakim Provinsi masih gemetar ketakutan. Ia mengangkat tangannya lagi dan lagi, mengusap buliran keringat di keningnya, ketakutan sepanjang jalan kalau Pangeran Yun akan menghukumnya. Biar bagaimanapun juga, orang yang menghargai Kepala Petugas Polisi Liu sebelum kejadian ini adalah ....

Tiba di Kantor Kehakiman, Yun Ruo Feng menegaskan bahkan tanpa melihat ke arah Hakim Provinsi. "Pangeran ini akan menginterogasi mereka secara pribadi."

"B ... b ... baik." Hakim Provinsi pun mengangguk berulang-ulang sebelum menggesturkan arah menuju ke penjara. "Pangeran Yun, silakan, sebelah sini."

Di dalam penjara, Liu Gang, Da Yan, A-Song, dan Janda Liu berteriak minta ampun dan maaf saat mereka melihat seseorang mendekat.

Yun Ruo Feng memandangi orang-orang ini dengan tenang. Mereka semua sudah menderita pemukulan; teror tertulis di seluruh wajah mereka, dan tubuh mereka semuanya memar.

Ia menggesturkan dengan satu tangan, memberi isyarat agar sipir penjara berhenti.

Hakim Provinsi memelototi Liu Gang, berharap penuh keputusasaan agar ia dapat memutar waktu. Jika ia mengetahui kalau Pangeran Yun akan datang ke Provinsi Bulan ketika sesuatu seperti ini terjadi, ia tidak akan mendambakan uang Keluarga Liu dan menutup sebelah mata pada tindakan Liu Gang.

Ia mengekori Pangeran Yun seolah ia sedang menapaki telurAku harus menunjukkan kinerja yang baik dan memperlihatkan pada Pangeran Yun bahwa sesungguhnya aku masih seorang Hakim Provinsi yang cukup baik.

(T/N : menapaki telur bermakna ekstra hati-hati dalam menangani suatu hal sensitif.)

Yun Ruo Feng mendadak memerintahkan, "Kalian semua, mundur."

Hening sejenak di dalam sel penjara sebelum si Hakim Provinsi dengan cepat mengangguk seolah ia sedang menghancurkan bawang putih dengan kepalanya. "Baik, baik, baik. Pejabat rendahan ini akan undur diri sekarang."

Dalam sekejap, semua orang selain Yun Ruo Feng dan para tahanan sudah keluar dari sel. Aura lembut yang biasanya menyelimutinya telah menghilang, digantikan oleh watak sedingin es.

Kemudian, ia duduk di atas bangku di sudut sel dan memandangi mereka yang terikat di raknya dalam diam. Meski ketika ia terduduk, sikap sombongnya tidak terpengaruh.

Liu Gang mengamati Pangeran Yun, dan merasa bahwa orang itu sedang memikirkan sesuatu, tetapi terus tetap diam. Ini adalah keheningan yang paling berliku-liku yang dinantikan orang.

Pada akhirnya, ia memecahnya dan mulai memohon ampun. "Pangeran Yun, Pangeran Yun, bawahan ini benar-benar bersalah. Mohon Pangeran Yun mengasihani kami, kasihani kami."

"Pangeran Yun, mohon ampuni nyawa kami."

"Kasihanilah kami ...."

Tangisan yang meminta keringanan bergema di dalam sel yang gelap dan juga kosong, dengan suara Janda Liu yang paling keras di antara mereka.

"Mengasihani? Apanya yang perlu dikasihani?" Yun Ruo Feng bertanya tanpa bangkit berdiri, tetapi suaranya membuat mereka merinding.

"Pangeran Yun, bawahan ini bersalah. Bawahan ini semestinya memerhatikan tugas, bukannya malah terlibat dalam transaksi ilegal dan memainkan tipuan. Pangeran Yun, bawahan ini tidak akan berani melakukan ini lagi." Liu Gang berulang kali mengatakan "bawahan ini" di setiap kalimatnya, seolah ia benar-benar mengira dirinya sebagai salah satu bawahan Yun Ruo Feng.

Yun Ruo Feng memandanginya, senyuman di wajahnya berangsur lenyap. Mata terangnya seperti pedang tajam, mampu membunuh tanpa sentuhan.

"Kau ingin menyergap wanita itu?" tanya Yun Ruo Feng, tatapannya tetap tenang. Meskipun ia tidak menyebutkan sebuah nama, semua orang di dalam sel mengetahui siapa orang yang dimaksudnya.

 

0 comments:

Posting Komentar