Minggu, 03 Agustus 2025

RTMEML - Chapter 46

Chapter 46 : Mempertaruhkan Nyawa 

Rebirth of the MaliciousEmpress of Military Lineage: Chapter 46


Kata-kata ‘sekarang giliranku’ terucap dengan entengnya oleh Shen Miao, tetapi memiliki aura dingin yang tak bisa dijelaskan di dalamnya. Seolah itu adalah suara dari kahyangan paling tinggi dan menghantam Cai Lin dengan kerasnya.

Keringat dingin yang terbentuk di kening Cai Lin bergulir turun sementara ia menatap Shen Miao, yang berada di depannya.

Shen Miao mengambil beberapa langkah maju ke depan dan membungkuk untuk memungut busur panjang tersebut dari tanah. Semua orang di arena menyaksikan setiap gerakannya selagi mata mereka bahkan enggan untuk berpaling.

Ini merupakan skenario yang tak terduga. Tadinya orang mengira bahwa Shen Miao akan pingsan karena ketakutan atau akan melupakan tentang penampilannya, tetapi ia tidak melakukan satu pun dari itu. Namun, Cai Lin-lah yang basah kuyup dalam keringat dingin dan bahkan tidak sanggup menembakkan satu pun dari tiga anak panahnya dengan benar.

Setelah keheningan sesaat, penonton di bawah panggung mulai berdiskusi.

“Memang benar, bahwa dengan ayah yang seperti seekor singa, putrinya tidak mungkin jadi seekor anjing! Nona Shen ini benar-benar pemberani!”

Orang yang berbicara memiliki hubungan yang tidak buruk dengan Shen Xin. Sebelumnya, ketika ia mendengar rumor bahwa Shen Miao adalah orang idiot dan tolol, ia curiga, tetapi dengan sekali lihat hari ini, ia mengetahui bahwa omongan ini tidak berdasar.

Untuk memiliki nyali dan keberanian seperti itu, bagaimana mungkin orang itu adalah orang tolol?

Sudah jelas bahwa itu adalah tindakan disengaja seseorang untuk secara sengaja menodai reputasi gadis kecil itu.

“Memang lumayan. Apa kau lihat kalau barusan ini ia bahkan tidak berkedip. Kalau anak panah itu melenceng sedikit lagi, itu akan melukai pipinya. Nona ini benar-benar memiliki aura seorang jenderal. Bahkan jika kitalah yang berada di atas sana, kita sudah akan melompat ketakutan.”

“Kau juga tidak menyadari dari keluarga mana ia berasal? Mana mungkin nona dari Jenderal Shen itu buruk? Tampaknya, omongan itu hanyalah desas-desus dan tidak bisa dipercaya. Ai ... pantas saja orang akan sengaja mencelanya. Angin merusak pepohonan yang subur di hutan, untuk menjadi seluar biasa ini di usia semuda ini, tidak heran kalau itu akan menimbulkan kecemburuan.”

(T/N: Berarti, kehancuran mengejar yang hebat.)

Sebagian besar sikap orang di kalangan pejabat terhadap Shen Xin agak baik, bagaimanapun juga, ada banyak kepentingan yang saling terkait. Terlebih lagi, mereka selalu bekerja di mahkamah dan tidak akan bersikap sewaspada kaum perempuan dan juga memandang sesuatu secara berbeda. Dulunya, itu karena usia muda Shen Miao, tetapi sekarang setelah dewasa, ia tentunya bisa menunjukkan keterampilan luar biasanya.

Pangeran Zhou dan Pangeran Jing bertukar pandang sebelum Pangeran Jing menggelengkan kepalanya dan menghela napas, “Sepertinya, kita berdua salah. Ia benar-benar orang yang berani.”

“Adik Kesembilan menyesalinya sekarang?”

Pangeran Zhou menoleh ke arah Fu Xiu Yi dan tersenyum, “Wanita seunik ini, bagaimana mungkin awalnya kau menolaknya?”

“Seseorang tidak akan berubah jadi seperti ini dalam semalam. Pasti karena Nona Kelima Shen berjumpa dengan sejumlah ahli atau kalau tidak, ialah yang lebih dulu sengaja berpura-pura menjadi orang bodoh. Terlepas yang manapun itu, Adik Kesembilan, tetap kau yang akan rugi,” kata Pangeran Jing.

Fu Xiu Yi tersenyum selagi ia berkata, “Seorang gadis yang lembut dan anggun, sayangnya bukanlah orang yang kusukai.”

Menyesalinya?

Fu Xiu Yi tidak menyadarinya, tetapi ketenangan dan tampang kalem Shen Miao-lah yang jatuh ke dalam matanya dan itu sepertinya agak menawan. Ia juga tidak percaya bahwa seseorang akan jadi begitu berbeda dalam semalam.

Mungkinkah dirinya yang sebelumnya adalah kepura-puraan?

Tetapi mengapa berpura-pura menjadi orang bodoh?

Apakah itu sengaja dilakukan untuk membuatnya tidak menyukainya?

Pei Lang meletakkan cangkir teh yang sedang dipegangnya. Ia tidak tahu mengapa, tetapi barusan ia merasa cemas untuk Shen Miao, tetapi ternyata gadis itu bertahan. Bukan hanya ia bertahan, ia begitu menakuti Cai Lin sampai-sampai pemuda itu tidak sanggup menarik busurnya dengan benar.

Shen Miao sebenarnya sekuat ini?

“Benar-benar orang yang luar bisa.”

Pangeran Yu tersenyum puas selagi ia memandangi tubuh Shen Miao lekat-lekat, “Aku tidak tahu ... akan seperti apakah rasanya?”

Pei Lang mengerutkan kening. Dengan ucapan Pangeran Yu, kemungkinan besar ia tengah memikirkan tentang beberapa hal kotor dan memalukan. Sayang sekali, kata-kata Pei Lang dianggap rendah dan tidak terlalu berbobot dan tidak bisa melakukan apa-apa.

***

“Kau sudah kalah.”

Di paviliun tersebut, Xie Jing Xing bersandar di jendela dan berujar malas-malasan.

“Itu benar-benar berakhir begini!”

Mata Su Ming Feng nyaris melotot keluar.

Ia menatap Xie Jing Xing dan kemudian melihat ke panggung di kejauhan sebelum bertanya, “Apa kau sudah tahu soal ini sejak awal?”

“Ketika seseorang setuju untuk bertaruh, orang itu harus terima untuk kalah.”

Xie Jing Xing bangkit berdiri dan menepuk debu dari tubuhnya.

“Baiklah kalau begitu, aku menyerah. Apa hukumannya?” jawab Su Ming Feng dengan tenang.

“Bagaimana kalau hukumannya adalah supaya kau mentraktir Nu Er Hong yang dipendam selama dua puluh tahun itu, untuk selebrasiku setelah tantangannya?”

“Kau benar-benar berhati hitam.”

(T/N: Kejam, licik, jahat.)

Su Ming Feng mengumpat sebelum menyadari sesuatu dan bertanya kebingungan, “Tetapi, apanya yang dirayakan? Apakah ada sesuatu yang pantas untuk dirayakan?”

“Sekarang tidak ada, tetapi akan segera ada.”

Alis Xie Jing Xing tampak menusuk, “Sesuatu yang pantas untuk dirayakan.”

***

Di atas panggung, Shen Miao menyerahkan buahnya kepada Cai Lin.

Ketika tangan Cai Lin menerima buah itu, tangannya gemetaran selagi ia bertanya, “Shen Miao, apa kau punya pengetahuan soal panahan?”

“Tidak ada.”

Shen Miao tersenyum tipis sementara ia menatapnya, “Hari ini adalah pertama kalinya aku menyentuh sebuah busur, tetapi karena ada tiga anak panah untuk ditembakkan, jika tidak mengerti selama anak panah pertama, masih ada anak panah lainnya untuk belajar.”

Cai Lin mengigil berkeringat dingin dan menatap Shen Miao tak percaya, “Kau tidak sedang bicara omong kosong?”

Barusan ini, penampilan Shen Miao tenang dan mantap, seolah-olah ia sudah sering kali melakukannya dengan orang lain. Jadi ia mengira bahwa Shen Miao akan terampil, bagaimanapun juga, Shen Xin adalah seorang jenderal yang tangguh, dan mungkin saja baginya, untuk secara pribadi mengajari panahan pada putri kandungnya. Tetapi sekarang, Shen Miao benar-benar mengatakan bahwa itu merupakan pertama kalinya ia menyentuh sebuah busur?

Beraninya dia!

Cai Lin berkata, “Kau tidak tahu apa-apa, bagaimana bisa kau memanah? Jelas bahwa buahnya tidak akan tertembak dan aku akan mati sia-sia?”

“Tuan Cai terlalu menggelikan.”

Shen Miao membuka mulutnya dengan tenang. Suaranya tidak tinggi maupun rendah dan saat ia berbicara, itu cukup untuk didengar oleh semua orang yang ada di arena. Alis semua orang menurun sewaktu mereka melihat ke arah wanita berpakaian ungu yang memiliki aura agresif itu.

“Barusan ini, ketika Tuan Cai menantangku, mengapa kau tidak bertanya apakah aku memiliki pengetahuan dalam panahan? Barusan ini, ketika anak panahnya ditembakkan kepadaku, mengapa kau tidak bertanya apakah aku akan mati? Mengapa ketika itu giliranku untuk memanah, kau baru bertanya apakah aku punya pengetahuan dan kemampuannya?”

Ucapan ini membuat Cai Lin tidak bisa berkata-kata. Memang, ia hanya melakukan itu untuk melampiaskannya demi Shen Yue dan sengaja memilih panahan karena Shen Miao tidak memiliki pengetahuan. Tetapi sekarang, sepertinya ia sudah menghancurkan kakinya sendiri sewaktu berusaha menggerakkan sebongkah batu.

“Nona Shen, putra yang seperti anjing ini nakal dan iseng, pejabat ini akan mewakilinya untuk meminta maaf padamu. Kau tidak boleh perhitungan. Hanya saja, karena kau tidak memiliki pengetahuan apa pun dalam panahan, itu pasti akan menyebabkan kecelakaan dan akan sulit bagimu untuk bertanggung jawab.”

Cai Da ren akhirnya tidak tahan lagi dan mendadak membuka mulutnya untuk berbicara setelah mendapat tatapan tajam konstan dari istrinya. Setelah ia buka suara, wajahnya memerah, tetapi ia tidak punya cara lain. Meski itu memalukan, itu lebih baik daripada membiarkan putranya kehilangan nyawanya.

Ia bahkan menggunakan ‘pejabat ini’ untuk mengancam Shen Miao. Biarpun itu tidak baik untuk menindas seorang gadis kecil seperti ini, Cai Da ren agak menyalahkan Shen Miao karena tidak tahu bagaimana bersikap fleksibel dan nada bicaranya mau tak mau terdengar memaksa.

Tetapi, mana mungkin Shen Miao terintimidasi oleh seorang pejabat?

Ia pernah berurusan dengan Xiong Nu, keluarga kekaisaran Qin, dan Kaisar Ming Qi. Ia benar-benar tidak mementingkan seorang pejabat.

Jadi, semua orang menyaksikan dengan saksama, Shen Miao sedikit mengangkat kepalanya, sementara Cai Da ren berdiri di bawah panggung. Meskipun itu jauh sekali, tampak seolah ia sedang bersujud di kaki Shen Miao seperti seorang punggawa. Terlebih lagi, kata-kata Shen Miao selanjutnya, membuat semua orang tercengang.

Shen Miao berkata, “Cai Da ren, barusan, aku mempertaruhkan nyawaku sendiri, dan sekarang giliran Cai Lin untuk mempertaruhkan nyawanya. Perjanjian hidup dan mati sudah dibuat. Kertas putih dan kata-kata berwarna hitam menyatakannya dengan sangat jelas, bahkan jika aku memanahnya sampai mati hari ini, tidak akan ada hubungan apa pun. Ketika seseorang menyetujui taruhan tersebut, orang itu harus menerima kekalahan.”

Tanpa menunggu Cai Da ren berbicara, Shen Miao terus berkata, “Seseorang tidak akan mendapat kepercayaan apabila orang itu tidak mengikuti apa yang telah ditetapkan. Peraturan ini ditentukan oleh Cai Lin, dan bagi Anda untuk keberatan sekarang, apakah itu berarti, Cai Da ren juga seperti ini di kalangan pejabat? Sekalinya situasinya tampak salah, Anda akan langsung mengubah aturannya?”

0 comments:

Posting Komentar