Kamis, 02 Oktober 2025

RTMEML - Chapter 60

 Chapter 60 : Kamar


Rebirth of the Malicious Empress of Military Lineage: Chapter 60


“Ini ....”

Ren Wan Yun agak ragu-ragu. Kalau ia menginap bersama Shen Miao, dan jika ia mengalami kemalangan yang tak terduga, akan sulit bagi Ren Wan Yun untuk lolos dari tanggung jawab.

Tanpa menunggunya untuk memikirkan cara yang lebih baik, Shen Miao terus berbicara, “Apabila Shen Shen tidak bersedia, maka tidak apa-apa juga jika Kakak Pertama atau Kakak Kedua rela bersempit-sempitan denganku.”

Tatapan Shen Yue berkedip, tetapi ia tidak bicara. Meskipun Shen Qing tidak mengetahui apa yang sedang direncanakan ibunya, samar-samar ia menebak kalau perjalanan ini ditargetkan kepada Shen Miao. Selain itu, sekarang ini ia tidak repot-repot untuk menyembunyikan kebenciannya terhadap Shen Miao, tentu saja ia berujar dingin, “Aku terbiasa tinggal sendirian.”

“Kalau begitu ....” gumam Shen Miao dengan hati-hati.

“Kalau begitu aku akan pergi bersama Nona Kelima untuk menginap di paviliun Utara.”

Ucapan Shen Miao bahkan belum selesai ketika Ren Wan Yun berbicara. Ia takut kalau Shen Miao akan mengubah keadaan lagi saat ini dan memikirkan bahwa, meskipun mereka akan menginap bersama, ia tetap masih bisa tinggal agak jauh, sehingga kesalahan itu tidak akan jatuh padanya. Karena Langit itu tinggi dan sang Kaisar pun jauh, Shen Xin tidak akan bisa mengatakan apa-apa soal dirinya pada saat itu, karena kenyataannya memang demikian.

Shen Miao tersenyum samar, “Kalau begitu, terima kasih banyak atas iringan Shen Shen.”

Kata-katanya sopan, tetapi Ren Wan Yun tidak tahan untuk merengut, namun ia memasang wajah tersenyum seketika, “Lagipula, kita semua satu keluarga.”

***

Setelah menyelesaikan pengaturan tempat tinggal, hal berikutnya adalah membereskan barang-barang. Karena Shen Qing dan Shen Yue sedikit lelah, mereka tidak menyantap makanan vegetarian bersama-sama dan kembali ke kamar masing-masing.

Setelah sampai di paviliun Utara, tanpa menunggu Ren Wan Yun untuk bicara, Shen Miao berkata, “Aku juga merasa lelah sekali dan tidak akan makan bersama Shen Kedua dan langsung ke kamar dulu.”

Ren Wan Yun terkejut sejenak sebelum tersenyum, “Kalau begitu, terserah padamu saja. Jika lelah, maka istirahatlah lebih awal.”

Shen Miao mengangguk setuju.

Ketika si biksu muda yang membimbing mereka bertiga, nyonya dan pelayan, ke kamar, Shen Miao tidak tahan untuk mendesah kagum.

Bahkan, di kuil sedingin dan seterpencil Kuil Wo Long, ada kamar ini, yang sangat elegan. Bagian sampingnya berbatasan dengan sebuah hutan kecil, yang membuatnya sepi dan meskipun perabotan di ruangan itu sederhana, mereka menunjukkan keindahan dimana-mana. Saat seseorang melihatnya, hatinya akan merasa senang.

“Pemandangan di sini sangat indah.”

Gu Yu benar-benar terkejut.

“Menjawab kepada Shi Zhu, hanya tamu kehormatan yang bisa tinggal di kamar khusus ini. Nyonya kediaman telah menginstruksikan agar memberikan kamar berharga ini untuk Shi Zhu,” kata si biksu muda sambil menundukkan kepalanya.

“Bantu aku untuk berterima kasih atas niat baik Shen  Kedua.”

Shen Miao berujar enteng, tetapi matanya sedang melihat-lihat. Kamar ini terletak di bagian paling dalam paviliun Utara, yang berarti bahwa, lingkungan sekitarnya tidak dapat diakses. Jadi, apabila seseorang berteriak, itu percuma saja.

Jarang melihat kalau mereka bahkan menutup rute bertahan hidup mana pun. Adapun untuk tata letak ruangan yang indah, takutnya itu adalah demi kenyamanan untuk digunakan ‘orang itu’.

“Dupa apa ini?”

Jing Zhe mengambil beberapa batang dupa di atas meja dan mendekatkan ke hidungnya untuk mengendusnya, “Mirip bunga anggrek, tetapi lebih wangi daripada anggrek.”

Matanya tertuju pada tempat pembakar dupa berdesain bunga anggrek, “Pembakar dupanya juga unik sekali.”

Gu Yu melihatnya dan tersenyum juga, “Sepertinya, kuil juga secara khusus mencari tahu bahwa Nona suka menyalakan dupa sebelum tidur. Karena Nona lelah di malam hari, aku akan menyalakannya sebelum jam tidur, supaya Nona bisa tidur nyenyak di malam hari.”

“Sekarang, kurasa, Kuil Wo Long ini sebenarnya tidak buruk.”

Jing Zhe tertawa dan bergurau, “Pantas saja, meskipun letaknya jauh di dalam hutan, Nyonya Kedua masih mengatur untuk datang berdoa kemari.”

Alis Shen Miao sedikit berkerut. Ia berjalan maju sedikit dan mengambil dupa di tangan Jing Zhe dan mengendusnya. Setelah mengendusnya, alisnya makin mengerut.

Saat kedua gadis itu melihatnya, mereka bertanya ragu-ragu, “Nona, apakah ada yang tidak beres dengan dupa ini?”

Segala sesuatu yang ganjil adalah jahat. Dalam benak Shen Miao, setelah memasuki Kuil Wo Long, hatinya sama sekali tidak tenang. Semakin tempat itu layak, semakin ia dapat melihat bahaya di dalamnya. Ia punya kebiasaan menyalakan dupa sebelum ia tidur, karena perempuan sering menyukai hal-hal yang lembut, dan tempat pembakar dupanya manis. Bahkan jika seseorang akan bermain, wanita biasa akan menyalakan dupa untuk menyesuailkan dengan lingkungan tentram dan elegan di sini.

Tetapi bagi Shen Miao, bukan begitu masalahnya. Para wanita yang bertahan hidup di Istana Dalam akan menggunakan segala macam cara dan metode demi memanjat naik, dan di kehidupan lalu Shen Miao, ia adalah majikan dari keenam istana selama bertahun-tahu, tentu saja ia memiliki kemampuan untuk membuat penilaian yang cerdas. Hal-hal memalukan semacam ini, ia sudah terlalu banyak melihatnya. Sementara untuk zat perangsang di dalam dupanya, itu adalah metode umum yang akan dimainkan oleh para selir.

Apabila Shen Miao adalah seorang Nona lajang biasa, tentunya ia belum pernah mendengar tentang hal-hal semacam ini.

“Sama sekali bukan hal yang baik.”

Tangan Shen Miao mengendur dan dupa-dupa itu pun berjatuhan.

Gu Yu dan Jing Zhe terkejut dan saling bertatapan.

Setelah beberapa saat, Jing Zhe berkata, “Lalu, haruskah aku membuang barang-barang ini?”

“Tidak perlu.”

Pandangan Shen Miao tertuju pada dupa yang berjatuhan itu. Ren Wan Yun dan orang itu barangkali menghabiskan begitu banyak pikiran dan upaya demi mempersiapkan hadiah sebagus ini kepadanya, dan akan disayangkan kalau disia-siakan. 

Cibiran tiba-tiba muncul di bibir Shen Miao, “Simpan. Akan ada waktu untuk menggunakannya.”

***

Di dalam kamar yang jauh dari kamar Shen Miao, Ren Wan Yun duduk di atas dipan empuk dan menghadap seorang wanita tua yang sedang membungkuk. Itu bukanlah orang lain, melainkan Gui mo mo.

“Kau tahu soal masalah hari ini. Setelah berhasil, tentu saja kau akan mendapat keuntungan dari itu, tetapi kalau itu gagal ....”

Ren Wan Yun terbatuk ringan, “Aku tidak perlu memberitahukan padamu, akan seperti apa akhirnya.”

Saat ia berbicara, tidak ada penampilan ramah yang biasa, dan matanya membuat orang merasa dingin.

Gui mo mo menjilat sembari tersenyum, “Nyonya tenang saja. Semuanya ditangani oleh pelayan tua ini, dan ketika pelayan tua ini melakukan sesuatu, tentu saja tidak akan ada kesalahan apa pun. Yang diharapkan bahwa malam ini akan berjalan dengan lancar.”

Barulah kemudian, ekspresi Ren Wan Yun lebih tenang sebelum ia berkata, “Tentu saja aku mempercayaimu, karena kau adalah orang terdekat Nona Kelima. Apa yang kita lakukan adalah demi kediaman Shen. Ketika Nona Kelima jadi bijaksana di masa depan, ia akan mengetahui pro dan kontra dan tentunya akan mengetahui kau melakukannya demi kebaikannya sendiri dan tidak akan memperlakukanmu secara tidak adil.”

Gui mo mo menganggukkan kepalanya setuju, tetapi hatinya diliputi rasa jijik. Kalau Shen Miao mengetahui soal masalah ini di masa depan, tidak akan aneh bagi Shen Miao untuk membencinya sampai mati dan mana mungkin Shen Miao akan memperlakukannya dengan baik.

Teringat apa yang akan terjadi malam ini, Gui mo mo mau tak mau merasa agak ketakutan. Ia tidak mengira bahwa Nyonya Shen Kedua keluarga Shen ini, yang selalu berpenampilan ramah, akan terpikirkan metode sejahat dan sekejam ini. Bagaimanapun juga, jika masalah ini menimpa wanita mana pun yang belum menikah, itu akan menjadi kehidupan seperti kematian daripada hidup.

Sesaat kemudian, ia melihat Ren Wan Yun menatap Cai Ju, yang sedang duduk di sebelahnya, dan Cai Ju berseri-seri selagi ia mengeluarkan sebuah kantong dan menaruhnya di tangan Gui mo mo, “Akan menyusahkan Gui mo mo untuk mengawasi masalah kali ini juga.”

Gui mo mo mencubit kantong itu dengan jarinya, dan ketika ia menemukan bahwa berat kantong itu tidak ringan, kebahagiaan segera mekar di wajahnya, “Pasti akan membuat Nyonya puas.”

Setelah mengucapkan beberapa kalimat lagi, Gui mo mo bangkit berdiri dan pergi.

“Nyonya benar-benar ingin istirahat di sini malam ini?”

Xiang Lan bertanya, “Bagaimanapun juga, ini adalah area yang sama dengan kamar Nona Kelima.”

“Itu tidak penting.”

Ren Wan Yun melambaikan tangannya tak peduli, “Besok pagi, apa yang kukatakan akan menjadi apa adanya. Tidak bisa mengatakan secara tepat, tetapi sewaktu Bo Pertama kembali, takutnya tidak akan ada orang yang mengetahui tentang masalah ini.”

Tawanya agak keji, “Bo Pertama, Sao Pertama, siapa suruh kalian semua menghadang jalan Qing er-ku.”

Continue reading RTMEML - Chapter 60

RTMEML - Chapter 59

 Chapter 59 : Kuil Wo Long


Rebirth of the MaliciousEmpress of Military Lineage: Chapter 59


Lebih awal dari yang Shen Miao duga, pada hari kedua, Mo Qing datang ke kediaman Shen untuk menjadi seorang pengawal. Shen Miao menyuruh Shuang Jiang menyogok pengurus rumah tangga lebih dulu dan mereka hanya tahu ia adalah sepupu jauh Shuang Jiang. Karena pengawal dibagi dengan sejumlah pangkat, Mo Qing hanya bisa menjadi seorang pengawal di sisi terluar, sehingga tak banyak syarat baginya untuk menetap.

Waktu berlalu dengan sangat cepat dan segera saja, tiga hari kemudian.

***

Pagi di hari ketiga, Ren Wan Yun mengatur segalanya dengan tepat dan menyuruh pelayan di sisinya, Xiang Lan, pergi ke tempat Shen Miao untuk menyelesaikan beberapa pengaturan. Sebelum berangkat, semua orang juga pergi ke Rong Jing Tang.

Nyonya Besar Shen mengucapkan beberapa patah kata dengan sungguh-sungguh dan ringkasannya adalah agar memastikan semua orang akan berperilaku dengan baik. Pada hari-hari biasa, orang tidak akan pergi ke Kuil Wo Long untuk mempersembahkan dupa, karena Kuil Wo Long terletak di daerah terpencil. Meskipun itu adalah tempat yang terkenal, tetapi dupanya tidak sepekat yang berlokasi lebih dekat dengan kota. Tetapi, tidak ada yang mengetahui, untuk alasan apa kali ini harus sejauh itu.

Shen Qing tampak diliputi kegembiraan sewaktu ia membicarakan tentang bagaimana ia pasti akan mendoakan Nyonya Besar Shen dan Shen Yuan Bo pada Buddha. Nyonya Besar Shen mendengar itu untuknya dan sikapnya terhadap Shen Qing lebih melunak.

Pada perjalanan ini, ada pula beberapa pengawal yang dibawa untuk melindungi keselamatan para Nona kediaman Shen. Shen Miao berdiri di depan kereta kuda, tetapi tetap tidak bergerak.

Ren Wan Yun melihatnya dan bertanya sambil mengernyit, “Kenapa Nona Kelima tidak bergerak?”

“Hanya merasa kalau jumlah pengawalnya sedikit. Untuk mencegah adanya kecelakaan, Shen Kedua mungkin ingin membawa beberapa pengawal lagi,” kata Shen Miao.

Ren Wan Yun bermuka masam. Ia tidak menyangka kalau Shen Miao akan mengungkit masalah itu di saat ini.

Tetapi segalanya sudah diatur, jadi Ren Wan Yun tersenyum, “Nona Kelima, orang yang kita bawa benar-benar banyak. Seseorang tidak bisa membawa semua pengawal di kediaman Shen begitu saja. Ketika jumlah orangnya terlalu banyak, akan tidak nyaman untuk tetap seperti apa adanya.”

Tetapi Shen Miao ngotot dan terus menggelengkan kepalanya.

Ketika Shen Yue dan Shen Qing melihatnya, Shen Yue tidak mengatakan apa-apa, tetapi Shen Qing tidak senang dan menimpali dengan perkataan, “Kediaman Shen kita bukanlah keluarga kekaiasaran, seberapa banyak rombongan yang diinginkan Adik Kelima? Saat Bo Tertua pergi keluar, ia tidak pilih-pilih seperti ini.”

Sekali lagi, ia membawa-bawa nama Shen Xin untuk dibicarakan. Ketika ia selesai bicara, Shen Miao meliriknya. Lirikan sekilas itu sangat ringan, tetapi itu membuat Shen Qing tiba-tiba merasakan dingin di sekujur tubuhnya.

“Tambahkan saja dua orang lagi.”

Shen Miao mengangkat tangannya dan menunjuk dua pengawal di dekat pintu, “Mereka saja tidak apa-apa.”

Melihat kalau Shen Miao tidak membawa banyak dan hanya ingin menambahkan sebanyak dua orang, Ren Wan Yun merasa lega karena ia tidak mau menunda terlalu banyak waktu untuk masalah ini.

Dua orang lagi tidak akan mempengaruhi situasi secara keseluruhan, tetapi Ren Wan Yun memasang wajah penuh kesulitan dan berkata, “Nona Kelima, kau benar-benar .... Lupakan saja, kapan Shen Kedua tidak menyetujui perkataanmu. Terserah padamu.”

Ia menginstruksikan Xiang Lan, yang ada di sebelahnya, “Pergi dan panggilkan dua pelayan itu, di sebelah sana, untuk mengikuti kita ke luar kota.”

“Terima kasih Shen Kedua.”

Bibir Shen Miao melengkung ke atas membentuk senyuman.

Melihat kalau Ren Wan Yun pada akhirnya tetap menyetujui ide Shen Miao, Shen Yue hanya menatap Shen Miao dengan aneh, tetapi Shen Qing dengan galak menghentakkan kakinya dan menatap tajam Shen Miao sebelum berbalik pergi.

***

Di dalam kereta kuda, Shen Qing sengaja tidak mengobrol dengan Shen Miao dan meskipun Shen Yue mengobrol dengan Shen Miao, pada taraf tertentu, perkataannya adalah untuk mengetahui pemikirannya.

Shen Miao terlalu malas untuk berurusan dengannya, jadi ia hampir tidak mengatakan apa-apa. Namun, Ren Wan Yun-lah yang bersemangat tinggi sepanjang jalan dan sewaktu ia berbicara dengan Shen Miao, itu tampak sangat akrab.

Kalau itu yang biasa, kemungkinan besar Shen Miao juga akan mengagumi Shen Kedua yang baik ini, tetapi kini melihat wanita ini, setiap tindakan dan gesturnya adalah sandiwara yang jelek dan ambisius. Setelah melihat hal-hal seperti itu di Istana Dalam, itu sudah cukup baginya.

***

Berangkat dari pagi hingga sore hari, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan, puncak Yang Jing Feng.

Kuil Wo Long terletak di tengah-tengah Yang Jing Feng. Gunung itu tinggi dan lembahnya dalam, kalau musim semi sudah dekat, itu akan menjadi pemandangan yang menyenangkan, karena ada bunga-bunga dan dedaunan yang subur dimana-mana. Tetapi sekarang ini awal musim gugur dan dedaunannya layu, yang menambahkan sentuhan ketandusan.

Karena Yang Jing Feng jauh dari ibu kota Ding, jalan menuju Kuil Wo Long sulit untuk dijangkau dan selain dari orang-orang yang naik ke atas untuk bersembahyang, terutama para Nyonya yang khusyuk yang datang kemari, orang biasa tidak akan tinggal di sana.

Saat Shen Miao dan yang lainnya turun dari kereta kuda dan mencapai pintu masuk Kuil Wo Long, mereka dapat melihat seorang biksu muda yang sedang menyapu lantai di depan kuil besar itu. Sangat damai.

“Di sini memang tenang.”

Shen Yue tertawa kecil.

Shen Qing mengangkat bahu dan sepertinya ingin mengeluh, tetapi ia mendadak memikirkan sesuatu dan menahan diri.

Ren Wan Yun berkata, “Jangan hanya melihat bahwa di sini tenang. Seseorang mendengar bahwa Buddha di sini sangat efektif. Ketika waktunya mempersembahkan dupa, seseorang harus tulus.”

Saat biksu muda itu melihat orang-orang yang mendekat, ia bangkit dan menyapa. Selain dari pelayan rumah yang menurunkan barang-barang dari kereta kuda, Ren Wan Yun dan yang lainnya mengikuti biksu muda yang memimpin jalan ke kuil.

Ketika seseorang menuju ke kuil, orang akan menemukan bahwa Kuil Wo Long jarang dihuni. Selain itu, kuilnya luas, membuat orang merasa itu kosong melompong. Apabila orang akan menginap, akan ada beberapa orang yang merasa takut.

Setelah bertemu kepala kuil, si kepala kuil mengarahkan beberapa orang itu ke halaman. Awalnya, para gadis akan mendapatkan kamar mereka masing-maing dan mereka akan saling berdekatan.

Tetapi sewaktu sampai giliran Shen Miao, seorang biksu paruh baya di sebelah si kepala kuil mengatakan, “Mohon maaf, tidak ada lagi kamar di bagian selatan paviliunnya. Apabila Nona tidak keberatan, bagaimana kalau bagian utara paviliunnya?”

Semua orang menatapnya dan Shen Miao tersenyum, “Maafkan aku, aku sangat keberatan.”

“Nona Kelima.”

Ren Wan Yun menegur dengan lembut, “Ini adalah lokasi Buddhis, tidak akan mengakomodasi sifat bandelmu.”

“Hanya merasa agak aneh.”

Shen Miao tidak tergerak oleh itu, “Dupanya tidak terlihat kuat, tetapi kenapa paviliunnya penuh semua?”

Biksu paruh baya itu juga mengerutkan kening, kemungkinan besar karena ia tidak pernah melihat nona dengan perilaku sombong yang berkomentar tentang kuil tanpa penjelasan apa pun. Tetapi Shen Miao juga berbeda dari para nona yang sulit diatur yang akan membuat keributan, jadi dengan sikap yang masuk akal itu, membuat orang tidak dapat menanggapi.

“Xiao Shi Zhu tidak tahu. Walaupun tidak banyak peziarah yang mempersembahkan dupa, ada banyak biksu di kuil.”

Biksu tua itu tersenyum dan menjelaskan kepada Shen Miao.

“Tetapi, kalau aku akan tetap tinggal, itu akan sedikit mengerikan. Apa yang harus dilakukan?” tanyanya.

“Ini ....”

Ren Wan Yun masih menenangkan, “Nona Kelima, hanya untuk semalam. Kalau seseorang bisa melewati malam ini, Buddha akan melihat ketulusanmu dan saat dupanya dipersembahkan besok, harapannya pasti akan jadi kenyataan.”

Apabila itu di masa lalu, sewaktu Shen Miao mendengar itu, ia akan terbujuk untuk melakukannya. Lagi pula, ia adalah orang yang menerima bujukan tetapi bukan paksaan, belum lagi menyebutkan, ada Fu Xiu Yi dalam hatinya dan pasti mengharapkan agar Buddha mengabulkan keinginannya untuk bersama Fu Xiu Yi dan akan menelan sedikit kerugian ini.

Tetapi, sekarang, ada beberapa perbedaan.

Ren Wan Yun sakit kepala. Ia tidak tahu kenapa, tetapi Shen Miao yang sekarang adalah orang yang sulit untuk dihadapi. Sebelumnya, apa pun yang dikatakannya, Shen Miao akan mempercayainya dan karena itulah ia gampang dibujuk. Tetapi sekarang, kesalahan terus-menerus dibuat dan jika Shen Miao tidak dibereskan lebih awal, takutnya itu akan menjadi keberadaan yang membuat kepala orang lebih sakit lagi.

“Bagaimana kalau begini.”

Shen Miao berkata dengan sangat gembira, “Bagaimana kalau Shen Shen dan aku akan ke halaman Utara untuk menginap? Dengan seseorang yang menemani, aku akan merasa nyaman.”

Continue reading RTMEML - Chapter 59

RTMEML - Chapter 58

 Chapter 58 : Pengawal


Rebirth of the Malicious Empress of Military Lineage: Chapter 58


“Nona ini ....”

Mo Qing agak tertegun selagi ia mengerutkan dahi sambil melihat gadis di depan.

Ia tahu bahwa ada keluarga kaya raya yang tidak akan memperlakukan hidup manusia seperti nyawa dan akan membeli pelayan seperti membeli ternak biasa. Pada saat ini, tujuan gadis ini kemungkinan besar karena ia memandang dirinya sebagai seorang pelayan dan ada rasa tidak senang yang terbentuk di hatinya. Tetapi setelah melihat mata orang lainnya, ketidaksenangan itu seperti kabut yang langsung menghilang.

Ketika ia melihat mata orang lainnya ini, mereka tidak angkuh atau diliputi dengan penghinaan, tetapi ada sentuhan rasa syukur dan hormat yang membuatnya tidak bisa menebak.

Tanpa sadar, ia keceplosan, “Pernahkah Nona ini melihat orang ini di suatu tempat sebelumnya?”

Shen Miao menghela napas ringan, “Tidak.”

“Lalu mengapa ....”

“Alis orang ini tegak dan memiliki sikap yang luar biasa, alaminya adalah orang yang beruntung. Tetapi saat ini, harus menjual pedang berharga yang dimilikinya, yang sudah menemaninya selama bertahun-tahun, jadi jelas sedang berada di ujung jalan. Kau berada dalam kesulitan dan sangat membutuhkan uang, tetapi kalau aku memberimu uang, itu tetap tidak akan memecahkan masalah di masa depan. Aku, sebagai putri Di dari Jenderal Agung yang Tangguh bisa memperkenalkanmu kepada ayahku setelah kepulangannya ke ibu kota di penghujung tahun. Dengan kemampuan bela dirimu yang bagus, akan sangat disayangkan jika itu terkubur.”

“Jenderal Shen?”

Mo Qing tiba-tiba terkejut. Ia benar-benar tidak mengira bahwa gadis di depannya sebenarnya adalah putri Shen Xin. Reputasi Shen Xin di Ming Qi adalah sesuatu yang diketahui semua orang, karena ia merupakan batu pusat di medan perang. Pria menginginkan prestasi. Apabila seseorang mengikuti jenderal semacam ini ... Mo Qing merasa seolah darah yang mengalir di tubuhnya jadi semakin panas.

Hanya saja ... menurut rumor di ibu kota, Shen Miao adalah orang idiot dan meskipun ada perbaikan di perjamuan Krisan, tetapi orang yang melihatnya masih sangat sedikit. Saat ini, ketika orang melihatnya, rumor itu belum tentu benar.

“Jika Nona sungguh ingin merekomendasikan orang ini, maka orang ini tentu saja tidak akan menolak. Apabila ada kesempatan di masa depan, aku pasti akan membalas rasa terima kasih yang dalam ini hingga mati.”

Mo Qing juga memiliki tabiat yang terang-terangan dan dermawan, sehingga ia tidak akan mengabaikan kesempatan ini.

Melihat skenario ini, Shen Miao tersenyum ringan dan mengeluarkan satu tael perak dari lengan bajunya dan melemparkannya pada Mo Qing.

Ia berkata, “Aku tidak memerlukan rasa terima kasih mendalam hingga matimu dan hanya menganggapnya seolah kau telah menjual tubuh berisi kemampuan bela dirimu padaku. Ayah hanya akan kembali saat akhir tahun, jadi selama masa ini kau harus mengikutiku kembali ke kediaman Shen. Aku akan berpura-pura menjadikanmu seorang pengawal di kediaman Shen, tetapi kau harus melindungiku secara diam-diam.”

Sewaktu kata-kata ini didengar oleh Mo Qing, tentu saja ia agak kaget. Mo Qing juga pernah dengar bahwa di dalam keluarga yang besar, di permukaan tampak seperti karangan bunga dan tumpukan brokat, tetapi secara pribadi akan ada rencana dan trik licik yang tiada habisnya. Melihat Shen Miao bahkan menyebutkan tentang perlindungan, ia mengetahui bahwa gadis itu tidak senyaman yang terlihat di kediaman Shen. Ada sedikit keterkejutan di hati Mo Qing, karena Shen Miao adalah putri Shen Xin, mengapa situasinya jadi sulit?

Tetapi karena ia memiliki watak yang tenang, ia tidak bertanya tetapi hanya berkata, “Akan mengikuti instruksi Nona.”

“Ambillah dulu uang ini untuk menyelesaikan keadaan darurat.”

Shen Miao melanjutkan, “Begitu urusanmu selesai, kau harus datang ke kediaman Shen dalam waktu tiga hari. Aku tentunya akan mengatur posisimu.”

Mo Qing menangkupkan satu tinjunya di tangan lainnya sekali lagi. Ia memiliki aura kuat dari dunia petarung bayaran, dan hanya ketika ia pergi, Gu Yu dan Jing Zhe mengerutkan kening.

Jing Zhe berkata, “Nona, latar belakang orang ini tidak diketahui dan apabila ia punya niat buruk, saat ia masuk kediaman Shen, takutnya ....”

Shen Miao menuju ke kereta, “Apanya yang perlu ditakutkan? Orang sejenis ini bahkan lebih bersih ketimbang orang-orang di halaman.”

Sekarang, halaman Barat dipenuhi dengan mata-mata dari keluarga Kedua dan Ketiga, dan jumlah orangnya sendiri yang menyedihkan. Lagi pula Mo Qing ini aslinya bukanlah orang asing.

Shen Miao duduk di kereta kuda dan mendesah ringan dalam hatinya. Ia tidak menyangka bahwa ia bisa bertemu Mo Qing setelah kelahiran kembali seumur hidup.

Mo Qing ini adalah komandan pengawal kekaisaran. Awalnya, ia direkomendasikan oleh Shen Xin karena ia memiliki keterampilan seni bela diri yang unggul. Ketika Shen Miao pergi ke kerajaan Qin sebagai seorang tawanan selama tahun-tahun itu, Mo Qing melindunginya sebagai pengawal. Apabila Mo Qing tidak ada di sana untuk menolongnya, akan sulit sekali untuk kembali secara utuh dari kerajaan Qin yang berbahaya.

Mo Qing setia kepada Shen Xin, jadi alaminya ia bersumpah setia kepada Shen Miao, tetapi sayangnya, ketika Shen Miao kembali ke Ming Qi, karena perkelahiannya dengan Mei Fu ren, Mei Fu ren bersekongkol melawan Mo Qing dan menuduhnya melecehkan dayang istana. Fu Xiu Yi sudah lama ingin menyingkirkan orang-orang Shen Xin, bahkan dengan ribuan tindakan penghalangan Shen Miao, tetap saja tidak berhasil. Ia hanya bisa menyaksikan Mo Qing tewas di bawah tuduhan tak beralasan itu.

Kini, bisa berjumpa dengan Mo Qing lagi, ia tidak tahu bahwa Mo Qing berada dalam keadaan semelarat ini. Tetapi karena situasi tertekan Mo Qing, ia bisa dikendalikan dengan mudah. Shen Miao memahami perangai Mo Qing, ia adalah yang paling setia dan jujur. Perjalanan ke Kuil Wo Long dalam tiga hari, awalnya Shen Miao berpikir untuk menggunakan cara lain, tetapi dengan adanya Mo Qing, itu akan jauh lebih mudah.

***

Setelah kembali ke kediaman Shen karena Shen Yue dan Shen Qing pergi ke kediaman Yi sebagai tamu, hanya ada Shen Miao di kediaman.

Saat ia baru sampai di halaman Barat, Gui mo mo muncul dan tersenyum penuh dengan sanjungan, “Nona sudah pulang. Pelayan tua ini sudah menyuruh dapur membuatkan sup manis. Apakah Nona mau meminumnya?”

“Baiklah,” kata Shen Miao.

Melihat bahwa Shen Miao, yang memperlakukannya dingin akhir-akhir ini, mulai menghangat dengan senang hati, hati Gui mo mo penuh kegembiraan selagi ia berkata dengan cepat, “Pelayan tua ini akan membawakannya ke sana.”

Saat Gui mo mo membawakan sup manisnya ke sana, Shen Miao sudah di dalam kamar untuk sementara waktu.

Gui mo mo meletakkan mangkuk sup manis itu di atas meja dengan hati-hati dan berkata sambil tersenyum, “Nona, barang-barang untuk perjalanan ke Kuil Wo Long tiga hari lagi semuanya sudah disiapkan. Apakah masih ada hal lain yang diperlukan?”

Nyonya Besar Shen sebelumnya telah mengatur untuk pergi ke Kuil Wo Long tiga hari lagi, untuk mendoakan kedamaian serta ketenangan bagi seluruh keluarga Shen. Ren Wan Yun akan membawa serta ketiga nona, dan yang lainnya tidak perlu ikut. Gui mo mo dibuat sibuk selama beberapa hari karena urusan ini.

Shen Miao menatapnya dan berkata dengan nada yang tidak berat atau ringan, “Mo mo benar-benar antusias tentang hal ini.”

Gui mo mo membeku dan kemudian tersenyum, “Langka karena Nona pergi sampai sejauh itu. Tentu saja persiapannya harus lengkap.”

“Tentu saja akan lengkap dengan mo mo yang ikut.”

Shen Miao tiba-tiba tersenyum. Ketika Gui mo mo melihat senyum itu, justru membuat hatinya gelisah.

“Nyonya Kedua mengaturnya dengan tepat, jadi tentu saja tidak akan ada kesalahan,” kata Gui mo mo.

“Kalau begitu akan merepotkan Gui mo mo untuk berterima kasih pada Shen Kedua untukku.”

Shen Miao menganggukkan kepalanya, “Kau boleh mundur.”

Mendengar ini, Gui mo mo lalu menghela napas lega dan cepat-cepat mengucapkan beberapa patah kata sebelum undur diri. Ia tidak tahu alasannya, tetapi Shen Miao yang sekarang sudah jadi kuat, dan ketika ia bersamanya, sepertinya ada kekuatan paksaan yang tak terlihat, yang memadamkan banyak kecongkakkannya.

Namun, setelah ia keluar dari pintu, punggungnya menegak dan ia melihat ke arah kamar dengan jijik sebelum berbicara dengan suara pelan yang hanya bisa didengar dirinya sendiri, “Setelah tiga hari, lihat apa kau berani bersikap kurang ajar di depan orang tua ini!”

***

Di dalam kamar, Shen Miao memegang semangkuk sup yang sangat manis itu di tangannya dan berjalan ke jendela. Dengan satu lemparan tangannya, separuh sup manis itu jatuh ke tanaman di dekat jendela.

“Nona, benar-benar ingin pergi ke Kuil Wo Long itu?” tanya Bai Lu ragu-ragu.

“Harus pergi,” jawab Shen Miao.

Di saat inilah, semasa kehidupan lalunya, ia tanpa sengaja mendengar para pelayan di Rong Jing Tang berbicara dan mengetahui bahwa Nyonya Besar Shen berniat menikahkannya dengan Pangeran Yu.

Malam sebelum pergi ke Kuil Wo Long, ia minggat ke kediaman Pangeran Ding dan melemparkan dirinya ke dalam. Meskipun keputusan itu salah, secara tak disengaja, itu mencegah bencana lainnya.

Dan sekarang, ia tidak akan minggat maupun bersembunyi dan pergi ke Kuil Wo Long. Siapa pun yang ingin melihat sebuah pertunjukan darinya, ia akan menggagalkan pertunjukan orang itu.

Continue reading RTMEML - Chapter 58

RTMEML - Chapter 57

 Chapter 57 : Perwira Mo Qing


Rebirth of the MaliciousEmpress of Military Lineage: Chapter 57


Setelah kelas, Shen Yue berjalan ke arah Shen Miao dan tersenyum selagi ia berkata, “Hari ini Nona Yi sudah mengundang Kakak Pertama dan aku ke kediamannya, jadi kami tidak akan kembali bersamamu. Adik Kelima, kau pulang saja duluan.”

Yi Pei Lan dan Shen Yue alaminya dekat satu sama lain dan akan kerap mengirimkan undangan kepada mereka, tetapi mengecualikan Shen Miao. Saking biasanya, hingga tidak ada anehnya. Mendengar itu, Shen Miao tidak bereaksi dan hanya mengiyakan.

Belakangan ini, sikap keluarga Shen terhadap Shen Miao sangat hangat dan ceria, kemungkinan karena mereka sudah punya rencana dalam pikirannya. Shen Miao juga terlalu malas untuk mempedulikan tentang mereka sekarang, karena ada hal-hal yang sangat penting dan tentu saja bukan hal sepele macam ini.

***

Sekembalinya dengan kereta kuda, harus melewati jalan paling makmur ibu kota Ding.

Gu Yu berkata, “Gui Hua Fang ada di depan. Bukankah Nona paling menyukai kue dari sana? Hamba akan pergi dan membeli beberapa kuenya.”

“Pergilah,” kata Shen Miao sambil tersenyum.

Setelah Gu Yu turun dari kereta, Jing Zhe membuka tirai kereta untuk melihat keluar dan terkejut setelah melihat ke area tertentu. Shen Miao melihat ke arah pandangannya dan melihat bahwa kereta kudanya berhenti di samping Gui Hua Fang, di depan sebuah toko pegadaian. Pada saat itu, ada kerumunan orang yang sepertinya memperdebatkan sesuatu.

Pekerja dari toko pegadaian itu memperlihatkan tanda ketidaksabaran, bahkan suaranya dapat didengar dengan jelas oleh Shen Miao, “Aku sudah bilang kalau harganya dua belas Liang, kau mau jual atau tidak! Itu hanya sebilah pedang, tuan ini sebaiknya tidak menyusahkan kami.”

“Sepertinya, Penjaga Toko Yu tidak bisa berbisnis,” kata Jing Zhe.

Shen Miao sudah melihatnya. Toko pegadaian adalah bisnis, dan tentu saja akan mendorong harganya lebih murah dan tentu saja ini akan membuat orang yang datang untuk menggadaikan barang mereka, tak bisa menerima harganya, tetapi masih tidak mau pergi. Sehingga situasinya jadi buntu.

“Tidak ada yang layak untuk dilihat.”

Melihat tatapan Shen Miao berpindah, Jing Zhe menurunkan tirainya. Tak lama kemudian, Gu Yu membawa satu kantong kertas besar kembali dan Jing Zhe menyibakkan tirainya untuk membiarkannya masuk.

Selama waktu singkat pembukaan tirai itu, tatapan Shen Miao tertuju ke luar kereta dan melihat bahwa orang yang tengah berdebat dengan si pekerja toko pegadaian, berbalik dan berjalan keluar menerobos kerumunan dan ia memeluk sebilah pedang. Kemungkinan besar, ia tidak bertransaksi dan kecewa.

Ketika Gu Yu naik ke kereta, ia hendak menutup tirai kereta, tetapi dihentikan oleh Shen Miao sementara ia menatap lekat pada orang yang sedang membawa pedang itu. Itu adalah seorang pemuda dan pakaiannya juga biasa, seperti tampangnya. Melihat Nona mereka memandangi pria asing ini, Gu Yu dan Jing Zhe sama sekali tidak mengerti.

Shen Miao mengerutkan dahi. Kenapa orang ini begitu familier?

Pemuda itu menggelengkan kepalanya dan menghela napas sebelum menatap pedang di pelukannya dalam-dalam. Ia menggertakkan giginya dan berbalik menuju toko pegadaian tersebut, sepertinya, akhirnya ia memutuskan untuk melakukan transaksi yang tidak memuaskan ini.

“Gu Yu!”

Tepat ketika pemuda itu berbalik, Shen Miao mendadak berteriak, “Turun dan hentikan dia. Katakan padanya bahwa aku menginginkan pedangnya!”

“Nona ...”

Jing Zhe dan Gu Yu menatapnya kaget. Mereka sungguh tidak tahu kenapa Shen Miao melakukan ini.

“Cepat!” kata Shen Miao dingin.

Melihat tampang seriusnya, Gu Yu tak berani bertanya lebih dan segera melompat turun dari kereta dan menuju ke pemuda itu.

Saat pemuda itu mengambil selangkah, ia bisa mendengar seseorang di belakangnya berkata, “Tuan, tunggu sebentar.”

Ia berbalik dan melihat seorang wanita berpakaian seragam pelayan bergegas ke arahnya, sebelum tersenyum, “Apa Tuan akan ke toko pegadaian untuk menggadaikan pedang yang Anda pegang?”

Pemuda itu terkejut sejenak tetapi tidak menyembunyikannya dan berkata, “Iya.”

Wanita itu terus berbicara, “Ternyata, Nona-ku menginginkan pedang yang Anda pegang. Apakah Tuan bersedia untuk melanjutkan transaksi ini?”

Pemuda itu melihat orang lainnya dan meskipun ia melihat bahwa ekspresi wanita itu tidak palsu, ia tetap menggelengkan kepalanya, “Pedangku ini bukan tipe yang halus, dan lebih ke sisi praktisnya. Kalau nonamu mau, lebih baik pergi ke toko persenjataan untuk menempa pedangnya.”

Dalam hatinya, ia benar-benar kagum, karena bagaimana mungkin wanita biasa berminat dengan pedang. Itu tak lebih dari memandangnya sebagai mainan untuk dimainkan. Sayangnya, pedangnya terlalu tajam, dan tidak akan baik apabila tanpa sengaja melukai diri sendiri.

Ekspresi Gu Yu jadi sedikit rileks, dan hatinya menghela napas lega. Orang di depan ini, jelas sekali sedang membutuhkan uang, tetapi bahkan lebih dulu memikirkan demi orang lain, tampaknya, ia juga adalah orang yang sangat jujur. Sebelumnya, ketika Shen Miao dengan anehnya ingin membeli pedang orang ini, ia agak cemas, tetapi kini, tampaknya orang lain itu bukanlah seseorang yang jahat.

Memikirkan ini, ekspresi Gu Yu jauh lebih lembut sewaktu ia berkata, “Nona-ku dengan tulus ingin bertransaksi dengan Tuan. Tuan silakan ke samping untuk berbicara.”

Orang lainnya kemungkinan besar tidak mengira bahwa Gu Yu segigih ini.

Melirik ke toko pegadaiannya, kemudian ia mengangguk tak berdaya, “Baiklah kalau begitu.”

***

Hingga mereka sampai di gang yang tidak ada siapa-siapa, terlihatlah sebuah kereta berhenti di tengah-tengahnya.

Gu Yu maju ke depan kereta dan berujar pelan, “Nona, ia di sini.”

Pemuda itu berjalan ke depan kereta dan ragu-ragu sebelum akhirnya menangkupkan tangannya, “Nona ini, pedang orang ini tidak cocok untuk digunakan perempuan, dan terlalu tajam, sehingga gampang untuk melukai diri sendiri. Itu ...”

“Siapa namamu?”

Kata-katanya belum juga selesai, ketika suara seorang wanita terdengar dari kereta. Suara ini kedengaran sepertinya umur orang itu tidak tua, tetapi ada perasaan yang tak terucap, seolah-olah itu adalah bangsawan yang telah mengalami banyak sekali pasang surut kehidupan, membuat orang tidak bisa menebak usia orang itu dalam waktu singkat.

“Nama orang ini Mo Qing.”

Setelah ragu-ragu sejenak, pemuda itu menangkupkan satu tinjunya ke tangan lainnya.

Setelah kalimat ini, tidak ada respon lain setelah sekian lama.

Tepat saat pemuda itu, Mo Qing, dan Gu Yu agak kebingungan, suara wanita dari dalam mengatakan, “Aku tidak berminat dengan pedangmu. Itu hanya besi rusak bagiku dan tidak ada artinya.”

Mendengarkan ucapan itu, jejak amarah muncul di wajah Mo Qing dan ia berkata, “Mungkinkah Nona sedang mempermainkan Mo Qing. Meskipun pedang ini biasa saja, tetapi pedang ini ditempa oleh seorang pendekar pedang terkenal dan telah menemaniku selama bertahun-tahun. Apabila Nona memanggil orang ini kemari untuk menghina, maka maafkan orang ini karena tidak ikut bermain.”

Setelah menyelesaikan perkataannya, ia ingin berbalik dan pergi, tetapi ketika ia mengangkat kakinya, ia mendengar helaan napas yang keluar dari kereta kuda itu. Helaan napas itu melayang ringan, tetapi sepertinya mengandung emosi yang tak bisa dijelaskan, menarik hati seseorang.

“Mo Qing, kau benar-benar kekurangan uang,” kata orang di dalam kereta kuda.

Mo Qing terkejut sesaat. Ia tidak tahu mengapa, tetapi ketika orang lainnya menyebut namanya, ada perasaan aneh yang timbul di hatinya. Perasaan ini sepertinya merasa sangat familier, tetapi ada beberapa misteri yang tak terduga di dalamnya. Tetapi, pada saat ketika ia mendengar orang lainnya berbicara, langkah kakinya mau tak mau secara otomatis berhenti, seolah tiap patah kata yang diucapkan orang itu adalah sesuatu yang tak bisa dibantahnya.

“Pedangmu, bagiku, tidak layak untuk disebutkan, akan tetapi, keahlian berpedangmu bernilai ratusan, ribuan emas.”

Mo Qing kebingungan tak bisa berkata-kata selagi ia menggelengkan kepalanya, “Nona terlalu memuji. Orang ini hanyalah orang biasa.”

Namun, hatinya kaget. Bagaimana orang ini mengetahui keahlian berpedangnya luar biasa.

“Seorang pahlawan tanpa uang, sama sekali bukanlah pahlawan, bahkan sampai menjual pedang berharga yang telah menemaninya selama bertahun-tahun. Hari-hari semacam ini akan benar-benar tidak pantas bagi keahlian berpedangmu.”

Tirai kereta kudanya tiba-tiba tersibak dan keluarlah seorang gadis berpakaian ungu.

Penampilannya lembut dan halus, tetapi ada sejenis keagungan dan wibawa yang langka tampak di alisnya.

“Mo Qing, apa kau bersedia menjual seluruh tubuhmu yang dipenuhi dengan keahlian seni bela diri kepada keluarga Shen dari garis keturunan militer kami?”

Shen Miao bertanya sambil tersenyum, tetapi matanya mengandung sentuhan kegembiraan seolah bertemu dengan seorang teman lama.

Komandan para pengawal, Mo Qing dari kehidupan yang sebelumnya ...

Yakin bahwa kau baik-baik saja semenjak terakhir kali kita berjumpa.

Continue reading RTMEML - Chapter 57

RTMEML - Chapter 56

 Chapter 56 : Diskusi Rahasia


Rebirth of the MaliciousEmpress of Military Lineage: Chapter 56


Setelah perjamuan Krisan tahun ini, nama utama yang dibahas di jalanan ibu kota Ding akhirnya berubah.

Marquis Kecil Xie dari kediaman Marquis Lin An, menggunakan sikap yang sangat kuat dan elegan untuk memadamkan kehadiran mengagumkan dari dua bersaudara Shu itu. Meskipun tindakannya angkuh, tetapi dengan pembawaan anggun yang ditampilkan dalam waktu singkat itu, membuat orang memahami bahwa nama yang didapatkannya di medan perang, Asura berwajah sayu, bukanlah reputasi palsu.

Orang lainnya adalah si idiot, Shen Miao.

Seolah-olah seseorang telah mengelupaskan tubuh fananya dan menukarkan tulangnya atau akhirnya, darah keluarga Shen terangsang. Shen Miao yang bodoh dan pengecut lenyap selagi ia menghadapi Cai Lin dengan tenang selama panahan, dan ketika ia dipaksa menyerah, ia memperlihatkan temperamen yang kejam. Itu membuat semua rekan sejawatnya agak takut.

Seperti di Guang Wen Tang, mereka yang sebelumnya mengejeknya, sekarang sudah menahannya.

Ketika Cai Lin kembali ke Guang Wen Tang dan menghadapi Shen Miao, ia hanya menatapnya dengan tidak senang, tetapi tidak pernah bertindak gegabah sama sekali. Kemungkinan hari itu, Shen Miao sudah memberikannya trauma.

Feng An Ning melihat ke penampilan Cai Lin dan tertawa, “Tidak disangka bahwa jagoan itu benar-benar akan agak takut padamu sekarang.”

Shen Miao melirik Cai Lin dan orang itu berpaling cepat dengan tampang agak ketakutan. Ia tertawa sendiri dalam hatinya. Cai Lin, di matanya, hanya tuan muda sombong dan keras kepala, dan ia tidak mau buang-buang tenaga tentang masalah itu. Selain itu, keluarga Cai mendekati hari-hari pemusnahan mereka, oleh sebab itu, tuan muda bangsawan ini akan sangat menderita di masa depan.

“Namun, aku dengar bahwa, meski dua Xie bersaudara itu terluka serius, Marquis Lin An tidak menyalahkan Marquis Kecil sama sekali, malahan mengundang tabib untuk mengobati luka kedua bersaudara itu, tetapi faktanya bisa dianggap sebagai pengurungan.”

Feng An Ning berseru, “Sepertinya memang benar bahwa Marquis Lin An berat sebelah kepada putra Di-nya.”

Shen Miao bertanya, “Darimana kau mendengarnya?”

“Menguping obrolan orang tuaku.”

Feng An Ning agak bangga, “Tetapi, kalau itu orang lain, kemungkinan besar juga akan sayang sekali pada si Marquis Kecil Xie. Bukannya membicarakannya, tetapi ia dilahirkan oleh Putri Yu Qing, dengan garis keturunan kekaisaran ...”

Alis Shen Miao terangkat. Bicara secara jujur, ia selalu merasa bahwa kematian Putri Yu Qing dari kediaman Marquis Lin An agak aneh. Dari sikap Marquis Lin An terhadap dua Xie bersaudara, tidak ada alasan ketika ia mengetahui tentang kematian Putri Yu Qing, bahwa ia masih akan membiarkan Nyonya Fang hidup sampai sekarang.

Selagi ia merenung, Shen Miao melihat Pei Lang berjalan masuk.

Ada senyum lembut di wajah Pei Lang dan tepat ketika ia melihat ke arah Shen Miao, matanya tertuju pada tatapan Shen Miao dan Pei Lang pun mau tak mau jadi agak kaget sejenak.

Selama perjamuan Krisan, penampilan Shen Miao telah membuat Pei Lang menyingkirkan cemoohan di hatinya. Sejak saat itu, ia mulai merasakan dan mengamati bahwa Shen Miao lain dari biasanya dan ia juga merasa bahwa Shen Miao memperhatikannya secara diam-diam. Bahkan meski ia tidak tahu kenapa, itu membuat guru muda ini merasa agak tidak nyaman, seolah-olah sesuatu sedang mengincarnya. Tetapi berpikir bahwa Shen Miao hanyalah seorang gadis kecil, terlepas seberapa hebat dirinya, Pei Lang merasa bahwa ia bersikap terlalu sensitif.

“Kenapa kau selalu memandanginya?”

Feng An Ning bertanya penasaran sebelum ia terpikirkan sesuatu dan berkata syok, “Mungkinkah kau jatuh hati pada seseorang lagi?”

Sampai sekarang, Shen Miao bahkan belum menyebutkan apa pun soal Fu Xiu Yi dan tampang sedingin esnya seolah ia telah melupakan tentang orang itu, yang membuat mereka yang menyaksikan kehebohan itu merasa, ada sejumlah alasan untuk itu.

Mereka sedang berpikir bahwa, kemungkinan besar, Shen Miao tahu kalau ia tidak pantas bagi keluarga kekaisaran dan sudah menyerah akan pemikiran itu, dan itu bisa dilihat, karena ia tidak mengejar-ngejar Fu Xiu Yi selama perjamuan Krisan. Meskipun status Pei Lang agak rendah, tetapi ia memiliki pembawaan yang anggun dan berbakat, jadi hal yang wajar bagi para gadis untuk menyukainya.

Kepala Shen Miao agak sakit selagi ia menarik pandangannya, “Tentu saja tidak.”

Satu-satunya hal yang dipikirkannya adalah, karena Pei Lang tidak membicarakan soal ‘Sirkulasi Hukum’, Fu Xiu Yi tidak menganggapnya ke dalam hati. Tetapi, orang ini tetaplah seorang penasihat terpercaya paling hebat dan di masa depan, ia akan dimanfaatkan oleh Fu Xiu Yi ...

Ekspresi Shen Miao berubah serius karena ia takut akan ada masalah yang tak ada habisnya di masa depan.

Saat ini, ia tidak memiliki kemampuan untuk membunuh Pei Lang tanpa diketahui siapa pun, sehingga ia harus mencari jalan lain.

***

Bai Xiao Lou di ibu kota Ding ramai akan lagu dan tarian. Walaupun itu siang hari, kain kasa menghiasi seluruhnya dan mutiara-mutiara bercahaya yang ditempatkan membuat seluruh atapnya diliputi dengan cahaya cemerlang dan warna-warna yang cerah.

Dengan suara musik yang menggulung, akan selalu ada orang yang berhenti dan menatap iri. Bukan karena hal lainnya, tetapi ketika orang kaya biasa masuk Bai Xiao Lou, mereka juga merasa agak kekurangan uang, karena bahkan satu teko kecil teh saja mahal. Itu memang tempat menghambur-hamburkan uang.

Pada saat ini, bersandar di jendela, duduklah seorang pria paruh baya berpakaian mewah. Pakaian pria ini sangat bagus, tetapi ia terlahir dengan tampang yang gelap dan menyeramkan. Di bawah jubahnya, kaki kirinya kosong, dan itu tak lain adalah Pangeran Yu.

“Sudah dibicarakan dengan jelas pada keluarga Shen itu?”

Setelah beberapa saat, ia bertanya dengan nada yang muram.

“Melaporkan pada Yang Mulia, sudah diatur dengan Nyonya Kedua dari keluarga Shen. Tiga hari lagi, para wanita dari keluarga Shen akan menuju ke Kuil Wo Long untuk membakar dupa, pada saat itu ...”

“Tiga hari.”

Pangeran Yu mengernyit dan jejak ketidaksenangan melintas di matanya.

Kemudian, ia melambaikan tangannya, “Pergi dan siapkan segala sesuatu yang harus dipersiapkan. Sudah lama semenjak Ben wang bertemu dengan yang semenarik ini.”

Setelah bertahun-tahun, gairah seksualnya jadi semakin kejam dan tidak senonoh, dan ada banyak sekali wanita yang mati di tangannya. Namun, tak peduli betapa para wanita ini melawan, mereka tidak sanggup menciptakan gelombang apa pun.

Di seluruh Ming Qi, ia sudah mengetahui tentang nama ganas Shen Xin dan tidak tahu, rasa macam apakah yang dimiliki oleh putri dari jenderal besar yang menakjubkan itu. Terlebih lagi, di perjamuan Krisan, Shen Miao menunjukkan kekejamannya, yang membuatnya sangat tertarik. Seekor kucing liar yang hanya tahu melawan, mungkin akan lebih lezat ketimbang balok-balok kayu cantik itu.

Ia menjilat bibirnya, dan kilat ketidaksenonohan melintas di matanya.

***

Di dalam ruangan yang paling dekat dengan Pangeran Yu, duduklah seorang pria berbaju putih di depan meja kaca. Ia berumur sekitar dua puluhan dan terlahir tampan, tetapi memiliki watak yang cukup lembut.

Setelah mendengarkan kata-kata itu sebentar, ia berbicara kepada orang di depannya, seolah ia sudah menonton sebuah pertunjukan yang bagus, “Tampaknya, si cantik yang kau selamatkan sebelumnya, kemungkinan besar akan mendapat masalah besar lagi.”

Menghadapnya, pemuda berpakaian ungu itu duduk malas dan berkata santai, “Keluarga Shen adalah sebatang pohon tinggi yang menarik angin dan kesalahan ini milik Shen Xin, kesalahan yang mesti ditanggungnya. Hari ini hanya ujian, akhirnya, akan ada suatu hari dimana tak ada seorang pun di keluarga Shen yang aman.”

Pemuda berpakaian putih itu terdiam dan mendadak menatap si pemuda, “Xie San, kenapa kau melukai Shu bersaudara itu di ujian akademi? Mungkinkah rencanamu akan dimajukan?”

Orang yang duduk di seberangnya bukan orang lain, tetapi Xie Jing Xing.

Bibirnya terangkat sementara ia tersenyum, “Memang kenapa kalau dimajukan, lalu kenapa juga kalau tidak dimajukan?”

“Kalau kau akan bertindak duluan ... apa mereka akan mengetahuinya?” tanya pria berpakaian putih itu.

“Gao Yang, kau tidak memahami satu hal. Sekarang di sini, hanya aku yang membuat keputusan akhir.”

Xie Jing Xing berkata datar, “Dengan mengulurnya lebih lama, itu malah akan merugikanku. Apabila gunung tidak mendatangiku, maka aku yang akan pergi ke gunung itu.”

Menyelesaikan kata-kata terakhir, matanya tampak jauh lebih serius, seperti bukan pemuda berumur tujuh belas atau delapan belas tahun.

Pria itu, yang dipanggil Gao Yang, tertegun kaget untuk sesaat sebelum tertawa pahit, “Lupakan saja, aku hanya datang kemari untuk melihatmu. Sebenarnya, aku sungguh tidak punya kepercayaan diri untuk menghentikanmu.”

Kemudian ia mengubah percakapannya, “Namun, tiga hari lagi, bukankah kau juga akan pergi ke Kuil Wo Long untuk menyelidiki beberapa hal, mungkin, kau bisa menyelamatkan si cantik sekali lagi.”

Ia tertawa jail.

“Gao Yang, seperti biasa, pandangan ke depanmu seburuk itu.”

Xie Jing Xing mengangkat satu alis, “Bukan hal yang baik untuk memprovokasi gadis dari keluarga Shen itu.”

Continue reading RTMEML - Chapter 56