Kamis, 02 Oktober 2025

RTMEML - Chapter 59

 Chapter 59 : Kuil Wo Long


Rebirth of the MaliciousEmpress of Military Lineage: Chapter 59


Lebih awal dari yang Shen Miao duga, pada hari kedua, Mo Qing datang ke kediaman Shen untuk menjadi seorang pengawal. Shen Miao menyuruh Shuang Jiang menyogok pengurus rumah tangga lebih dulu dan mereka hanya tahu ia adalah sepupu jauh Shuang Jiang. Karena pengawal dibagi dengan sejumlah pangkat, Mo Qing hanya bisa menjadi seorang pengawal di sisi terluar, sehingga tak banyak syarat baginya untuk menetap.

Waktu berlalu dengan sangat cepat dan segera saja, tiga hari kemudian.

***

Pagi di hari ketiga, Ren Wan Yun mengatur segalanya dengan tepat dan menyuruh pelayan di sisinya, Xiang Lan, pergi ke tempat Shen Miao untuk menyelesaikan beberapa pengaturan. Sebelum berangkat, semua orang juga pergi ke Rong Jing Tang.

Nyonya Besar Shen mengucapkan beberapa patah kata dengan sungguh-sungguh dan ringkasannya adalah agar memastikan semua orang akan berperilaku dengan baik. Pada hari-hari biasa, orang tidak akan pergi ke Kuil Wo Long untuk mempersembahkan dupa, karena Kuil Wo Long terletak di daerah terpencil. Meskipun itu adalah tempat yang terkenal, tetapi dupanya tidak sepekat yang berlokasi lebih dekat dengan kota. Tetapi, tidak ada yang mengetahui, untuk alasan apa kali ini harus sejauh itu.

Shen Qing tampak diliputi kegembiraan sewaktu ia membicarakan tentang bagaimana ia pasti akan mendoakan Nyonya Besar Shen dan Shen Yuan Bo pada Buddha. Nyonya Besar Shen mendengar itu untuknya dan sikapnya terhadap Shen Qing lebih melunak.

Pada perjalanan ini, ada pula beberapa pengawal yang dibawa untuk melindungi keselamatan para Nona kediaman Shen. Shen Miao berdiri di depan kereta kuda, tetapi tetap tidak bergerak.

Ren Wan Yun melihatnya dan bertanya sambil mengernyit, “Kenapa Nona Kelima tidak bergerak?”

“Hanya merasa kalau jumlah pengawalnya sedikit. Untuk mencegah adanya kecelakaan, Shen Kedua mungkin ingin membawa beberapa pengawal lagi,” kata Shen Miao.

Ren Wan Yun bermuka masam. Ia tidak menyangka kalau Shen Miao akan mengungkit masalah itu di saat ini.

Tetapi segalanya sudah diatur, jadi Ren Wan Yun tersenyum, “Nona Kelima, orang yang kita bawa benar-benar banyak. Seseorang tidak bisa membawa semua pengawal di kediaman Shen begitu saja. Ketika jumlah orangnya terlalu banyak, akan tidak nyaman untuk tetap seperti apa adanya.”

Tetapi Shen Miao ngotot dan terus menggelengkan kepalanya.

Ketika Shen Yue dan Shen Qing melihatnya, Shen Yue tidak mengatakan apa-apa, tetapi Shen Qing tidak senang dan menimpali dengan perkataan, “Kediaman Shen kita bukanlah keluarga kekaiasaran, seberapa banyak rombongan yang diinginkan Adik Kelima? Saat Bo Tertua pergi keluar, ia tidak pilih-pilih seperti ini.”

Sekali lagi, ia membawa-bawa nama Shen Xin untuk dibicarakan. Ketika ia selesai bicara, Shen Miao meliriknya. Lirikan sekilas itu sangat ringan, tetapi itu membuat Shen Qing tiba-tiba merasakan dingin di sekujur tubuhnya.

“Tambahkan saja dua orang lagi.”

Shen Miao mengangkat tangannya dan menunjuk dua pengawal di dekat pintu, “Mereka saja tidak apa-apa.”

Melihat kalau Shen Miao tidak membawa banyak dan hanya ingin menambahkan sebanyak dua orang, Ren Wan Yun merasa lega karena ia tidak mau menunda terlalu banyak waktu untuk masalah ini.

Dua orang lagi tidak akan mempengaruhi situasi secara keseluruhan, tetapi Ren Wan Yun memasang wajah penuh kesulitan dan berkata, “Nona Kelima, kau benar-benar .... Lupakan saja, kapan Shen Kedua tidak menyetujui perkataanmu. Terserah padamu.”

Ia menginstruksikan Xiang Lan, yang ada di sebelahnya, “Pergi dan panggilkan dua pelayan itu, di sebelah sana, untuk mengikuti kita ke luar kota.”

“Terima kasih Shen Kedua.”

Bibir Shen Miao melengkung ke atas membentuk senyuman.

Melihat kalau Ren Wan Yun pada akhirnya tetap menyetujui ide Shen Miao, Shen Yue hanya menatap Shen Miao dengan aneh, tetapi Shen Qing dengan galak menghentakkan kakinya dan menatap tajam Shen Miao sebelum berbalik pergi.

***

Di dalam kereta kuda, Shen Qing sengaja tidak mengobrol dengan Shen Miao dan meskipun Shen Yue mengobrol dengan Shen Miao, pada taraf tertentu, perkataannya adalah untuk mengetahui pemikirannya.

Shen Miao terlalu malas untuk berurusan dengannya, jadi ia hampir tidak mengatakan apa-apa. Namun, Ren Wan Yun-lah yang bersemangat tinggi sepanjang jalan dan sewaktu ia berbicara dengan Shen Miao, itu tampak sangat akrab.

Kalau itu yang biasa, kemungkinan besar Shen Miao juga akan mengagumi Shen Kedua yang baik ini, tetapi kini melihat wanita ini, setiap tindakan dan gesturnya adalah sandiwara yang jelek dan ambisius. Setelah melihat hal-hal seperti itu di Istana Dalam, itu sudah cukup baginya.

***

Berangkat dari pagi hingga sore hari, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan, puncak Yang Jing Feng.

Kuil Wo Long terletak di tengah-tengah Yang Jing Feng. Gunung itu tinggi dan lembahnya dalam, kalau musim semi sudah dekat, itu akan menjadi pemandangan yang menyenangkan, karena ada bunga-bunga dan dedaunan yang subur dimana-mana. Tetapi sekarang ini awal musim gugur dan dedaunannya layu, yang menambahkan sentuhan ketandusan.

Karena Yang Jing Feng jauh dari ibu kota Ding, jalan menuju Kuil Wo Long sulit untuk dijangkau dan selain dari orang-orang yang naik ke atas untuk bersembahyang, terutama para Nyonya yang khusyuk yang datang kemari, orang biasa tidak akan tinggal di sana.

Saat Shen Miao dan yang lainnya turun dari kereta kuda dan mencapai pintu masuk Kuil Wo Long, mereka dapat melihat seorang biksu muda yang sedang menyapu lantai di depan kuil besar itu. Sangat damai.

“Di sini memang tenang.”

Shen Yue tertawa kecil.

Shen Qing mengangkat bahu dan sepertinya ingin mengeluh, tetapi ia mendadak memikirkan sesuatu dan menahan diri.

Ren Wan Yun berkata, “Jangan hanya melihat bahwa di sini tenang. Seseorang mendengar bahwa Buddha di sini sangat efektif. Ketika waktunya mempersembahkan dupa, seseorang harus tulus.”

Saat biksu muda itu melihat orang-orang yang mendekat, ia bangkit dan menyapa. Selain dari pelayan rumah yang menurunkan barang-barang dari kereta kuda, Ren Wan Yun dan yang lainnya mengikuti biksu muda yang memimpin jalan ke kuil.

Ketika seseorang menuju ke kuil, orang akan menemukan bahwa Kuil Wo Long jarang dihuni. Selain itu, kuilnya luas, membuat orang merasa itu kosong melompong. Apabila orang akan menginap, akan ada beberapa orang yang merasa takut.

Setelah bertemu kepala kuil, si kepala kuil mengarahkan beberapa orang itu ke halaman. Awalnya, para gadis akan mendapatkan kamar mereka masing-maing dan mereka akan saling berdekatan.

Tetapi sewaktu sampai giliran Shen Miao, seorang biksu paruh baya di sebelah si kepala kuil mengatakan, “Mohon maaf, tidak ada lagi kamar di bagian selatan paviliunnya. Apabila Nona tidak keberatan, bagaimana kalau bagian utara paviliunnya?”

Semua orang menatapnya dan Shen Miao tersenyum, “Maafkan aku, aku sangat keberatan.”

“Nona Kelima.”

Ren Wan Yun menegur dengan lembut, “Ini adalah lokasi Buddhis, tidak akan mengakomodasi sifat bandelmu.”

“Hanya merasa agak aneh.”

Shen Miao tidak tergerak oleh itu, “Dupanya tidak terlihat kuat, tetapi kenapa paviliunnya penuh semua?”

Biksu paruh baya itu juga mengerutkan kening, kemungkinan besar karena ia tidak pernah melihat nona dengan perilaku sombong yang berkomentar tentang kuil tanpa penjelasan apa pun. Tetapi Shen Miao juga berbeda dari para nona yang sulit diatur yang akan membuat keributan, jadi dengan sikap yang masuk akal itu, membuat orang tidak dapat menanggapi.

“Xiao Shi Zhu tidak tahu. Walaupun tidak banyak peziarah yang mempersembahkan dupa, ada banyak biksu di kuil.”

Biksu tua itu tersenyum dan menjelaskan kepada Shen Miao.

“Tetapi, kalau aku akan tetap tinggal, itu akan sedikit mengerikan. Apa yang harus dilakukan?” tanyanya.

“Ini ....”

Ren Wan Yun masih menenangkan, “Nona Kelima, hanya untuk semalam. Kalau seseorang bisa melewati malam ini, Buddha akan melihat ketulusanmu dan saat dupanya dipersembahkan besok, harapannya pasti akan jadi kenyataan.”

Apabila itu di masa lalu, sewaktu Shen Miao mendengar itu, ia akan terbujuk untuk melakukannya. Lagi pula, ia adalah orang yang menerima bujukan tetapi bukan paksaan, belum lagi menyebutkan, ada Fu Xiu Yi dalam hatinya dan pasti mengharapkan agar Buddha mengabulkan keinginannya untuk bersama Fu Xiu Yi dan akan menelan sedikit kerugian ini.

Tetapi, sekarang, ada beberapa perbedaan.

Ren Wan Yun sakit kepala. Ia tidak tahu kenapa, tetapi Shen Miao yang sekarang adalah orang yang sulit untuk dihadapi. Sebelumnya, apa pun yang dikatakannya, Shen Miao akan mempercayainya dan karena itulah ia gampang dibujuk. Tetapi sekarang, kesalahan terus-menerus dibuat dan jika Shen Miao tidak dibereskan lebih awal, takutnya itu akan menjadi keberadaan yang membuat kepala orang lebih sakit lagi.

“Bagaimana kalau begini.”

Shen Miao berkata dengan sangat gembira, “Bagaimana kalau Shen Shen dan aku akan ke halaman Utara untuk menginap? Dengan seseorang yang menemani, aku akan merasa nyaman.”

0 comments:

Posting Komentar