Chapter 59 : Kuil Wo Long
Rebirth of the MaliciousEmpress of Military Lineage: Chapter 59
Lebih awal dari yang
Shen Miao duga, pada hari kedua, Mo Qing datang ke kediaman Shen untuk menjadi
seorang pengawal. Shen Miao menyuruh Shuang Jiang menyogok pengurus rumah
tangga lebih dulu dan mereka hanya tahu ia adalah sepupu jauh Shuang Jiang.
Karena pengawal dibagi dengan sejumlah pangkat, Mo Qing hanya bisa menjadi
seorang pengawal di sisi terluar, sehingga tak banyak syarat baginya untuk
menetap.
Waktu berlalu dengan
sangat cepat dan segera saja, tiga hari kemudian.
***
Pagi di hari ketiga,
Ren Wan Yun mengatur segalanya dengan tepat dan menyuruh pelayan di sisinya,
Xiang Lan, pergi ke tempat Shen Miao untuk menyelesaikan beberapa pengaturan.
Sebelum berangkat, semua orang juga pergi ke Rong Jing Tang.
Nyonya Besar Shen
mengucapkan beberapa patah kata dengan sungguh-sungguh dan ringkasannya adalah agar
memastikan semua orang akan berperilaku dengan baik. Pada hari-hari biasa,
orang tidak akan pergi ke Kuil Wo Long untuk mempersembahkan dupa, karena Kuil
Wo Long terletak di daerah terpencil. Meskipun itu adalah tempat yang terkenal,
tetapi dupanya tidak sepekat yang berlokasi lebih dekat dengan kota. Tetapi,
tidak ada yang mengetahui, untuk alasan apa kali ini harus sejauh itu.
Shen Qing tampak
diliputi kegembiraan sewaktu ia membicarakan tentang bagaimana ia pasti akan
mendoakan Nyonya Besar Shen dan Shen Yuan Bo pada Buddha. Nyonya Besar Shen
mendengar itu untuknya dan sikapnya terhadap Shen Qing lebih melunak.
Pada perjalanan ini,
ada pula beberapa pengawal yang dibawa untuk melindungi keselamatan para Nona
kediaman Shen. Shen Miao berdiri di depan kereta kuda, tetapi tetap tidak
bergerak.
Ren Wan Yun
melihatnya dan bertanya sambil mengernyit, “Kenapa Nona Kelima tidak bergerak?”
“Hanya merasa kalau
jumlah pengawalnya sedikit. Untuk mencegah adanya kecelakaan, Shen Kedua mungkin ingin membawa beberapa
pengawal lagi,” kata Shen Miao.
Ren Wan Yun bermuka
masam. Ia tidak menyangka kalau Shen Miao akan mengungkit masalah itu di saat
ini.
Tetapi segalanya
sudah diatur, jadi Ren Wan Yun tersenyum, “Nona Kelima, orang yang kita bawa
benar-benar banyak. Seseorang tidak bisa membawa semua pengawal di kediaman
Shen begitu saja. Ketika jumlah orangnya terlalu banyak, akan tidak nyaman
untuk tetap seperti apa adanya.”
Tetapi Shen Miao
ngotot dan terus menggelengkan kepalanya.
Ketika Shen Yue dan
Shen Qing melihatnya, Shen Yue tidak mengatakan apa-apa, tetapi Shen Qing tidak
senang dan menimpali dengan perkataan, “Kediaman Shen kita bukanlah keluarga
kekaiasaran, seberapa banyak rombongan yang diinginkan Adik Kelima? Saat Bo Tertua pergi keluar, ia tidak
pilih-pilih seperti ini.”
Sekali lagi, ia
membawa-bawa nama Shen Xin untuk dibicarakan. Ketika ia selesai bicara, Shen
Miao meliriknya. Lirikan sekilas itu sangat ringan, tetapi itu membuat Shen
Qing tiba-tiba merasakan dingin di sekujur tubuhnya.
“Tambahkan saja dua
orang lagi.”
Shen Miao mengangkat
tangannya dan menunjuk dua pengawal di dekat pintu, “Mereka saja tidak
apa-apa.”
Melihat kalau Shen
Miao tidak membawa banyak dan hanya ingin menambahkan sebanyak dua orang, Ren
Wan Yun merasa lega karena ia tidak mau menunda terlalu banyak waktu untuk
masalah ini.
Dua orang lagi tidak
akan mempengaruhi situasi secara keseluruhan, tetapi Ren Wan Yun memasang wajah
penuh kesulitan dan berkata, “Nona Kelima, kau benar-benar .... Lupakan saja,
kapan Shen Kedua tidak menyetujui
perkataanmu. Terserah padamu.”
Ia menginstruksikan
Xiang Lan, yang ada di sebelahnya, “Pergi dan panggilkan dua pelayan itu, di
sebelah sana, untuk mengikuti kita ke luar kota.”
“Terima kasih Shen Kedua.”
Bibir Shen Miao
melengkung ke atas membentuk senyuman.
Melihat kalau Ren Wan
Yun pada akhirnya tetap menyetujui ide Shen Miao, Shen Yue hanya menatap Shen
Miao dengan aneh, tetapi Shen Qing dengan galak menghentakkan kakinya dan
menatap tajam Shen Miao sebelum berbalik pergi.
***
Di dalam kereta kuda,
Shen Qing sengaja tidak mengobrol dengan Shen Miao dan meskipun Shen Yue
mengobrol dengan Shen Miao, pada taraf tertentu, perkataannya adalah untuk mengetahui
pemikirannya.
Shen Miao terlalu
malas untuk berurusan dengannya, jadi ia hampir tidak mengatakan apa-apa.
Namun, Ren Wan Yun-lah yang bersemangat tinggi sepanjang jalan dan sewaktu ia
berbicara dengan Shen Miao, itu tampak sangat akrab.
Kalau itu yang biasa,
kemungkinan besar Shen Miao juga akan mengagumi Shen Kedua yang baik ini, tetapi kini melihat wanita ini, setiap
tindakan dan gesturnya adalah sandiwara yang jelek dan ambisius. Setelah
melihat hal-hal seperti itu di Istana Dalam, itu sudah cukup baginya.
***
Berangkat dari pagi
hingga sore hari, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan, puncak Yang Jing
Feng.
Kuil Wo Long terletak
di tengah-tengah Yang Jing Feng. Gunung itu tinggi dan lembahnya dalam, kalau
musim semi sudah dekat, itu akan menjadi pemandangan yang menyenangkan, karena
ada bunga-bunga dan dedaunan yang subur dimana-mana. Tetapi sekarang ini awal
musim gugur dan dedaunannya layu, yang menambahkan sentuhan ketandusan.
Karena Yang Jing Feng
jauh dari ibu kota Ding, jalan menuju Kuil Wo Long sulit untuk dijangkau dan
selain dari orang-orang yang naik ke atas untuk bersembahyang, terutama para
Nyonya yang khusyuk yang datang kemari, orang biasa tidak akan tinggal di sana.
Saat Shen Miao dan
yang lainnya turun dari kereta kuda dan mencapai pintu masuk Kuil Wo Long,
mereka dapat melihat seorang biksu muda yang sedang menyapu lantai di depan
kuil besar itu. Sangat damai.
“Di sini memang
tenang.”
Shen Yue tertawa
kecil.
Shen Qing mengangkat
bahu dan sepertinya ingin mengeluh, tetapi ia mendadak memikirkan sesuatu dan
menahan diri.
Ren Wan Yun berkata,
“Jangan hanya melihat bahwa di sini tenang. Seseorang mendengar bahwa Buddha di
sini sangat efektif. Ketika waktunya mempersembahkan dupa, seseorang harus
tulus.”
Saat biksu muda itu
melihat orang-orang yang mendekat, ia bangkit dan menyapa. Selain dari pelayan rumah
yang menurunkan barang-barang dari kereta kuda, Ren Wan Yun dan yang lainnya
mengikuti biksu muda yang memimpin jalan ke kuil.
Ketika seseorang
menuju ke kuil, orang akan menemukan bahwa Kuil Wo Long jarang dihuni. Selain
itu, kuilnya luas, membuat orang merasa itu kosong melompong. Apabila orang
akan menginap, akan ada beberapa orang yang merasa takut.
Setelah bertemu
kepala kuil, si kepala kuil mengarahkan beberapa orang itu ke halaman. Awalnya,
para gadis akan mendapatkan kamar mereka masing-maing dan mereka akan saling
berdekatan.
Tetapi sewaktu sampai
giliran Shen Miao, seorang biksu paruh baya di sebelah si kepala kuil
mengatakan, “Mohon maaf, tidak ada lagi kamar di bagian selatan paviliunnya.
Apabila Nona tidak keberatan, bagaimana kalau bagian utara paviliunnya?”
Semua orang
menatapnya dan Shen Miao tersenyum, “Maafkan aku, aku sangat keberatan.”
“Nona Kelima.”
Ren Wan Yun menegur
dengan lembut, “Ini adalah lokasi Buddhis, tidak akan mengakomodasi sifat
bandelmu.”
“Hanya merasa agak
aneh.”
Shen Miao tidak
tergerak oleh itu, “Dupanya tidak terlihat kuat, tetapi kenapa paviliunnya
penuh semua?”
Biksu paruh baya itu
juga mengerutkan kening, kemungkinan besar karena ia tidak pernah melihat nona
dengan perilaku sombong yang berkomentar tentang kuil tanpa penjelasan apa pun.
Tetapi Shen Miao juga berbeda dari para nona yang sulit diatur yang akan
membuat keributan, jadi dengan sikap yang masuk akal itu, membuat orang tidak
dapat menanggapi.
“Xiao Shi Zhu tidak
tahu. Walaupun tidak banyak peziarah yang mempersembahkan dupa, ada banyak
biksu di kuil.”
Biksu tua itu
tersenyum dan menjelaskan kepada Shen Miao.
“Tetapi, kalau aku akan
tetap tinggal, itu akan sedikit mengerikan. Apa yang harus dilakukan?”
tanyanya.
“Ini ....”
Ren Wan Yun masih
menenangkan, “Nona Kelima, hanya untuk semalam. Kalau seseorang bisa melewati
malam ini, Buddha akan melihat ketulusanmu dan saat dupanya dipersembahkan
besok, harapannya pasti akan jadi kenyataan.”
Apabila itu di masa
lalu, sewaktu Shen Miao mendengar itu, ia akan terbujuk untuk melakukannya.
Lagi pula, ia adalah orang yang menerima bujukan tetapi bukan paksaan, belum
lagi menyebutkan, ada Fu Xiu Yi dalam hatinya dan pasti mengharapkan agar
Buddha mengabulkan keinginannya untuk bersama Fu Xiu Yi dan akan menelan
sedikit kerugian ini.
Tetapi, sekarang, ada
beberapa perbedaan.
Ren Wan Yun sakit
kepala. Ia tidak tahu kenapa, tetapi Shen Miao yang sekarang adalah orang yang
sulit untuk dihadapi. Sebelumnya, apa pun yang dikatakannya, Shen Miao akan
mempercayainya dan karena itulah ia gampang dibujuk. Tetapi sekarang, kesalahan
terus-menerus dibuat dan jika Shen Miao tidak dibereskan lebih awal, takutnya
itu akan menjadi keberadaan yang membuat kepala orang lebih sakit lagi.
“Bagaimana kalau
begini.”
Shen Miao berkata
dengan sangat gembira, “Bagaimana kalau Shen
Shen dan aku akan ke halaman Utara untuk menginap? Dengan seseorang yang
menemani, aku akan merasa nyaman.”
0 comments:
Posting Komentar