Chapter 60 : Kamar
Rebirth of the Malicious Empress of Military Lineage: Chapter 60
“Ini ....”
Ren Wan Yun
agak ragu-ragu. Kalau ia menginap bersama Shen Miao, dan jika ia mengalami
kemalangan yang tak terduga, akan sulit bagi Ren Wan Yun untuk lolos dari
tanggung jawab.
Tanpa
menunggunya untuk memikirkan cara yang lebih baik, Shen Miao terus berbicara, “Apabila
Shen Shen tidak bersedia, maka tidak
apa-apa juga jika Kakak Pertama atau Kakak Kedua rela bersempit-sempitan
denganku.”
Tatapan Shen
Yue berkedip, tetapi ia tidak bicara. Meskipun Shen Qing tidak mengetahui apa
yang sedang direncanakan ibunya, samar-samar ia menebak kalau perjalanan ini
ditargetkan kepada Shen Miao. Selain itu, sekarang ini ia tidak repot-repot
untuk menyembunyikan kebenciannya terhadap Shen Miao, tentu saja ia berujar
dingin, “Aku terbiasa tinggal sendirian.”
“Kalau begitu ....”
gumam Shen Miao dengan hati-hati.
“Kalau begitu aku
akan pergi bersama Nona Kelima untuk menginap di paviliun Utara.”
Ucapan Shen Miao
bahkan belum selesai ketika Ren Wan Yun berbicara. Ia takut kalau Shen Miao
akan mengubah keadaan lagi saat ini dan memikirkan bahwa, meskipun mereka akan
menginap bersama, ia tetap masih bisa tinggal agak jauh, sehingga kesalahan itu
tidak akan jatuh padanya. Karena Langit itu tinggi dan sang Kaisar pun jauh,
Shen Xin tidak akan bisa mengatakan apa-apa soal dirinya pada saat itu, karena
kenyataannya memang demikian.
Shen Miao tersenyum
samar, “Kalau begitu, terima kasih banyak atas iringan Shen Shen.”
Kata-katanya sopan,
tetapi Ren Wan Yun tidak tahan untuk merengut, namun ia memasang wajah
tersenyum seketika, “Lagipula, kita semua satu keluarga.”
***
Setelah menyelesaikan
pengaturan tempat tinggal, hal berikutnya adalah membereskan barang-barang.
Karena Shen Qing dan Shen Yue sedikit lelah, mereka tidak menyantap makanan
vegetarian bersama-sama dan kembali ke kamar masing-masing.
Setelah sampai di
paviliun Utara, tanpa menunggu Ren Wan Yun untuk bicara, Shen Miao berkata,
“Aku juga merasa lelah sekali dan tidak akan makan bersama Shen Kedua dan langsung ke kamar dulu.”
Ren Wan Yun terkejut
sejenak sebelum tersenyum, “Kalau begitu, terserah padamu saja. Jika lelah,
maka istirahatlah lebih awal.”
Shen Miao mengangguk
setuju.
Ketika si biksu muda
yang membimbing mereka bertiga, nyonya dan pelayan, ke kamar, Shen Miao tidak
tahan untuk mendesah kagum.
Bahkan, di kuil
sedingin dan seterpencil Kuil Wo Long, ada kamar ini, yang sangat elegan.
Bagian sampingnya berbatasan dengan sebuah hutan kecil, yang membuatnya sepi
dan meskipun perabotan di ruangan itu sederhana, mereka menunjukkan keindahan
dimana-mana. Saat seseorang melihatnya, hatinya akan merasa senang.
“Pemandangan di sini
sangat indah.”
Gu Yu benar-benar
terkejut.
“Menjawab kepada Shi Zhu, hanya tamu kehormatan yang bisa
tinggal di kamar khusus ini. Nyonya kediaman telah menginstruksikan agar
memberikan kamar berharga ini untuk Shi
Zhu,” kata si biksu muda sambil menundukkan kepalanya.
“Bantu aku untuk
berterima kasih atas niat baik Shen Kedua.”
Shen Miao berujar
enteng, tetapi matanya sedang melihat-lihat. Kamar ini terletak di bagian
paling dalam paviliun Utara, yang berarti bahwa, lingkungan sekitarnya tidak
dapat diakses. Jadi, apabila seseorang berteriak, itu percuma saja.
Jarang melihat kalau
mereka bahkan menutup rute bertahan hidup mana pun. Adapun untuk tata letak
ruangan yang indah, takutnya itu adalah demi kenyamanan untuk digunakan ‘orang
itu’.
“Dupa apa ini?”
Jing Zhe mengambil
beberapa batang dupa di atas meja dan mendekatkan ke hidungnya untuk
mengendusnya, “Mirip bunga anggrek, tetapi lebih wangi daripada anggrek.”
Matanya tertuju pada tempat
pembakar dupa berdesain bunga anggrek, “Pembakar dupanya juga unik sekali.”
Gu Yu melihatnya dan
tersenyum juga, “Sepertinya, kuil juga secara khusus mencari tahu bahwa Nona
suka menyalakan dupa sebelum tidur. Karena Nona lelah di malam hari, aku akan
menyalakannya sebelum jam tidur, supaya Nona bisa tidur nyenyak di malam hari.”
“Sekarang, kurasa,
Kuil Wo Long ini sebenarnya tidak buruk.”
Jing Zhe tertawa dan
bergurau, “Pantas saja, meskipun letaknya jauh di dalam hutan, Nyonya Kedua
masih mengatur untuk datang berdoa kemari.”
Alis Shen Miao
sedikit berkerut. Ia berjalan maju sedikit dan mengambil dupa di tangan Jing
Zhe dan mengendusnya. Setelah mengendusnya, alisnya makin mengerut.
Saat kedua gadis itu
melihatnya, mereka bertanya ragu-ragu, “Nona, apakah ada yang tidak beres
dengan dupa ini?”
Segala sesuatu yang
ganjil adalah jahat. Dalam benak Shen Miao, setelah memasuki Kuil Wo Long,
hatinya sama sekali tidak tenang. Semakin tempat itu layak, semakin ia dapat
melihat bahaya di dalamnya. Ia punya kebiasaan menyalakan dupa sebelum ia
tidur, karena perempuan sering menyukai hal-hal yang lembut, dan tempat
pembakar dupanya manis. Bahkan jika seseorang akan bermain, wanita biasa akan
menyalakan dupa untuk menyesuailkan dengan lingkungan tentram dan elegan di
sini.
Tetapi bagi Shen
Miao, bukan begitu masalahnya. Para wanita yang bertahan hidup di Istana Dalam
akan menggunakan segala macam cara dan metode demi memanjat naik, dan di
kehidupan lalu Shen Miao, ia adalah majikan dari keenam istana selama
bertahun-tahu, tentu saja ia memiliki kemampuan untuk membuat penilaian yang
cerdas. Hal-hal memalukan semacam ini, ia sudah terlalu banyak melihatnya.
Sementara untuk zat perangsang di dalam dupanya, itu adalah metode umum yang
akan dimainkan oleh para selir.
Apabila Shen Miao
adalah seorang Nona lajang biasa, tentunya ia belum pernah mendengar tentang
hal-hal semacam ini.
“Sama sekali bukan
hal yang baik.”
Tangan Shen Miao
mengendur dan dupa-dupa itu pun berjatuhan.
Gu Yu dan Jing Zhe
terkejut dan saling bertatapan.
Setelah beberapa
saat, Jing Zhe berkata, “Lalu, haruskah aku membuang barang-barang ini?”
“Tidak perlu.”
Pandangan Shen Miao
tertuju pada dupa yang berjatuhan itu. Ren Wan Yun dan orang itu barangkali
menghabiskan begitu banyak pikiran dan upaya demi mempersiapkan hadiah sebagus
ini kepadanya, dan akan disayangkan kalau disia-siakan.
Cibiran tiba-tiba
muncul di bibir Shen Miao, “Simpan. Akan ada waktu untuk menggunakannya.”
***
Di dalam kamar yang
jauh dari kamar Shen Miao, Ren Wan Yun duduk di atas dipan empuk dan menghadap
seorang wanita tua yang sedang membungkuk. Itu bukanlah orang lain, melainkan
Gui mo mo.
“Kau tahu soal
masalah hari ini. Setelah berhasil, tentu saja kau akan mendapat keuntungan
dari itu, tetapi kalau itu gagal ....”
Ren Wan Yun terbatuk
ringan, “Aku tidak perlu memberitahukan padamu, akan seperti apa akhirnya.”
Saat ia berbicara,
tidak ada penampilan ramah yang biasa, dan matanya membuat orang merasa dingin.
Gui mo mo menjilat sembari tersenyum,
“Nyonya tenang saja. Semuanya ditangani oleh pelayan tua ini, dan ketika
pelayan tua ini melakukan sesuatu, tentu saja tidak akan ada kesalahan apa pun.
Yang diharapkan bahwa malam ini akan berjalan dengan lancar.”
Barulah kemudian,
ekspresi Ren Wan Yun lebih tenang sebelum ia berkata, “Tentu saja aku
mempercayaimu, karena kau adalah orang terdekat Nona Kelima. Apa yang kita
lakukan adalah demi kediaman Shen. Ketika Nona Kelima jadi bijaksana di masa
depan, ia akan mengetahui pro dan kontra dan tentunya akan mengetahui kau
melakukannya demi kebaikannya sendiri dan tidak akan memperlakukanmu secara
tidak adil.”
Gui mo mo menganggukkan kepalanya setuju, tetapi
hatinya diliputi rasa jijik. Kalau Shen Miao mengetahui soal masalah ini di
masa depan, tidak akan aneh bagi Shen Miao untuk membencinya sampai mati dan
mana mungkin Shen Miao akan memperlakukannya dengan baik.
Teringat apa yang
akan terjadi malam ini, Gui mo mo mau
tak mau merasa agak ketakutan. Ia tidak mengira bahwa Nyonya Shen Kedua
keluarga Shen ini, yang selalu berpenampilan ramah, akan terpikirkan metode
sejahat dan sekejam ini. Bagaimanapun juga, jika masalah ini menimpa wanita
mana pun yang belum menikah, itu akan menjadi kehidupan seperti kematian
daripada hidup.
Sesaat kemudian, ia
melihat Ren Wan Yun menatap Cai Ju, yang sedang duduk di sebelahnya, dan Cai Ju
berseri-seri selagi ia mengeluarkan sebuah kantong dan menaruhnya di tangan Gui
mo mo, “Akan menyusahkan Gui mo mo untuk mengawasi masalah kali ini
juga.”
Gui mo mo mencubit kantong itu dengan
jarinya, dan ketika ia menemukan bahwa berat kantong itu tidak ringan,
kebahagiaan segera mekar di wajahnya, “Pasti akan membuat Nyonya puas.”
Setelah mengucapkan
beberapa kalimat lagi, Gui mo mo
bangkit berdiri dan pergi.
“Nyonya benar-benar
ingin istirahat di sini malam ini?”
Xiang Lan bertanya,
“Bagaimanapun juga, ini adalah area yang sama dengan kamar Nona Kelima.”
“Itu tidak penting.”
Ren Wan Yun
melambaikan tangannya tak peduli, “Besok pagi, apa yang kukatakan akan menjadi
apa adanya. Tidak bisa mengatakan secara tepat, tetapi sewaktu Bo Pertama kembali, takutnya tidak akan
ada orang yang mengetahui tentang masalah ini.”
Tawanya agak keji, “Bo Pertama, Sao Pertama, siapa suruh kalian semua menghadang jalan Qing er-ku.”
0 comments:
Posting Komentar