Kamis, 02 Oktober 2025

RTMEML - Chapter 60

 Chapter 60 : Kamar


Rebirth of the Malicious Empress of Military Lineage: Chapter 60


“Ini ....”

Ren Wan Yun agak ragu-ragu. Kalau ia menginap bersama Shen Miao, dan jika ia mengalami kemalangan yang tak terduga, akan sulit bagi Ren Wan Yun untuk lolos dari tanggung jawab.

Tanpa menunggunya untuk memikirkan cara yang lebih baik, Shen Miao terus berbicara, “Apabila Shen Shen tidak bersedia, maka tidak apa-apa juga jika Kakak Pertama atau Kakak Kedua rela bersempit-sempitan denganku.”

Tatapan Shen Yue berkedip, tetapi ia tidak bicara. Meskipun Shen Qing tidak mengetahui apa yang sedang direncanakan ibunya, samar-samar ia menebak kalau perjalanan ini ditargetkan kepada Shen Miao. Selain itu, sekarang ini ia tidak repot-repot untuk menyembunyikan kebenciannya terhadap Shen Miao, tentu saja ia berujar dingin, “Aku terbiasa tinggal sendirian.”

“Kalau begitu ....” gumam Shen Miao dengan hati-hati.

“Kalau begitu aku akan pergi bersama Nona Kelima untuk menginap di paviliun Utara.”

Ucapan Shen Miao bahkan belum selesai ketika Ren Wan Yun berbicara. Ia takut kalau Shen Miao akan mengubah keadaan lagi saat ini dan memikirkan bahwa, meskipun mereka akan menginap bersama, ia tetap masih bisa tinggal agak jauh, sehingga kesalahan itu tidak akan jatuh padanya. Karena Langit itu tinggi dan sang Kaisar pun jauh, Shen Xin tidak akan bisa mengatakan apa-apa soal dirinya pada saat itu, karena kenyataannya memang demikian.

Shen Miao tersenyum samar, “Kalau begitu, terima kasih banyak atas iringan Shen Shen.”

Kata-katanya sopan, tetapi Ren Wan Yun tidak tahan untuk merengut, namun ia memasang wajah tersenyum seketika, “Lagipula, kita semua satu keluarga.”

***

Setelah menyelesaikan pengaturan tempat tinggal, hal berikutnya adalah membereskan barang-barang. Karena Shen Qing dan Shen Yue sedikit lelah, mereka tidak menyantap makanan vegetarian bersama-sama dan kembali ke kamar masing-masing.

Setelah sampai di paviliun Utara, tanpa menunggu Ren Wan Yun untuk bicara, Shen Miao berkata, “Aku juga merasa lelah sekali dan tidak akan makan bersama Shen Kedua dan langsung ke kamar dulu.”

Ren Wan Yun terkejut sejenak sebelum tersenyum, “Kalau begitu, terserah padamu saja. Jika lelah, maka istirahatlah lebih awal.”

Shen Miao mengangguk setuju.

Ketika si biksu muda yang membimbing mereka bertiga, nyonya dan pelayan, ke kamar, Shen Miao tidak tahan untuk mendesah kagum.

Bahkan, di kuil sedingin dan seterpencil Kuil Wo Long, ada kamar ini, yang sangat elegan. Bagian sampingnya berbatasan dengan sebuah hutan kecil, yang membuatnya sepi dan meskipun perabotan di ruangan itu sederhana, mereka menunjukkan keindahan dimana-mana. Saat seseorang melihatnya, hatinya akan merasa senang.

“Pemandangan di sini sangat indah.”

Gu Yu benar-benar terkejut.

“Menjawab kepada Shi Zhu, hanya tamu kehormatan yang bisa tinggal di kamar khusus ini. Nyonya kediaman telah menginstruksikan agar memberikan kamar berharga ini untuk Shi Zhu,” kata si biksu muda sambil menundukkan kepalanya.

“Bantu aku untuk berterima kasih atas niat baik Shen  Kedua.”

Shen Miao berujar enteng, tetapi matanya sedang melihat-lihat. Kamar ini terletak di bagian paling dalam paviliun Utara, yang berarti bahwa, lingkungan sekitarnya tidak dapat diakses. Jadi, apabila seseorang berteriak, itu percuma saja.

Jarang melihat kalau mereka bahkan menutup rute bertahan hidup mana pun. Adapun untuk tata letak ruangan yang indah, takutnya itu adalah demi kenyamanan untuk digunakan ‘orang itu’.

“Dupa apa ini?”

Jing Zhe mengambil beberapa batang dupa di atas meja dan mendekatkan ke hidungnya untuk mengendusnya, “Mirip bunga anggrek, tetapi lebih wangi daripada anggrek.”

Matanya tertuju pada tempat pembakar dupa berdesain bunga anggrek, “Pembakar dupanya juga unik sekali.”

Gu Yu melihatnya dan tersenyum juga, “Sepertinya, kuil juga secara khusus mencari tahu bahwa Nona suka menyalakan dupa sebelum tidur. Karena Nona lelah di malam hari, aku akan menyalakannya sebelum jam tidur, supaya Nona bisa tidur nyenyak di malam hari.”

“Sekarang, kurasa, Kuil Wo Long ini sebenarnya tidak buruk.”

Jing Zhe tertawa dan bergurau, “Pantas saja, meskipun letaknya jauh di dalam hutan, Nyonya Kedua masih mengatur untuk datang berdoa kemari.”

Alis Shen Miao sedikit berkerut. Ia berjalan maju sedikit dan mengambil dupa di tangan Jing Zhe dan mengendusnya. Setelah mengendusnya, alisnya makin mengerut.

Saat kedua gadis itu melihatnya, mereka bertanya ragu-ragu, “Nona, apakah ada yang tidak beres dengan dupa ini?”

Segala sesuatu yang ganjil adalah jahat. Dalam benak Shen Miao, setelah memasuki Kuil Wo Long, hatinya sama sekali tidak tenang. Semakin tempat itu layak, semakin ia dapat melihat bahaya di dalamnya. Ia punya kebiasaan menyalakan dupa sebelum ia tidur, karena perempuan sering menyukai hal-hal yang lembut, dan tempat pembakar dupanya manis. Bahkan jika seseorang akan bermain, wanita biasa akan menyalakan dupa untuk menyesuailkan dengan lingkungan tentram dan elegan di sini.

Tetapi bagi Shen Miao, bukan begitu masalahnya. Para wanita yang bertahan hidup di Istana Dalam akan menggunakan segala macam cara dan metode demi memanjat naik, dan di kehidupan lalu Shen Miao, ia adalah majikan dari keenam istana selama bertahun-tahu, tentu saja ia memiliki kemampuan untuk membuat penilaian yang cerdas. Hal-hal memalukan semacam ini, ia sudah terlalu banyak melihatnya. Sementara untuk zat perangsang di dalam dupanya, itu adalah metode umum yang akan dimainkan oleh para selir.

Apabila Shen Miao adalah seorang Nona lajang biasa, tentunya ia belum pernah mendengar tentang hal-hal semacam ini.

“Sama sekali bukan hal yang baik.”

Tangan Shen Miao mengendur dan dupa-dupa itu pun berjatuhan.

Gu Yu dan Jing Zhe terkejut dan saling bertatapan.

Setelah beberapa saat, Jing Zhe berkata, “Lalu, haruskah aku membuang barang-barang ini?”

“Tidak perlu.”

Pandangan Shen Miao tertuju pada dupa yang berjatuhan itu. Ren Wan Yun dan orang itu barangkali menghabiskan begitu banyak pikiran dan upaya demi mempersiapkan hadiah sebagus ini kepadanya, dan akan disayangkan kalau disia-siakan. 

Cibiran tiba-tiba muncul di bibir Shen Miao, “Simpan. Akan ada waktu untuk menggunakannya.”

***

Di dalam kamar yang jauh dari kamar Shen Miao, Ren Wan Yun duduk di atas dipan empuk dan menghadap seorang wanita tua yang sedang membungkuk. Itu bukanlah orang lain, melainkan Gui mo mo.

“Kau tahu soal masalah hari ini. Setelah berhasil, tentu saja kau akan mendapat keuntungan dari itu, tetapi kalau itu gagal ....”

Ren Wan Yun terbatuk ringan, “Aku tidak perlu memberitahukan padamu, akan seperti apa akhirnya.”

Saat ia berbicara, tidak ada penampilan ramah yang biasa, dan matanya membuat orang merasa dingin.

Gui mo mo menjilat sembari tersenyum, “Nyonya tenang saja. Semuanya ditangani oleh pelayan tua ini, dan ketika pelayan tua ini melakukan sesuatu, tentu saja tidak akan ada kesalahan apa pun. Yang diharapkan bahwa malam ini akan berjalan dengan lancar.”

Barulah kemudian, ekspresi Ren Wan Yun lebih tenang sebelum ia berkata, “Tentu saja aku mempercayaimu, karena kau adalah orang terdekat Nona Kelima. Apa yang kita lakukan adalah demi kediaman Shen. Ketika Nona Kelima jadi bijaksana di masa depan, ia akan mengetahui pro dan kontra dan tentunya akan mengetahui kau melakukannya demi kebaikannya sendiri dan tidak akan memperlakukanmu secara tidak adil.”

Gui mo mo menganggukkan kepalanya setuju, tetapi hatinya diliputi rasa jijik. Kalau Shen Miao mengetahui soal masalah ini di masa depan, tidak akan aneh bagi Shen Miao untuk membencinya sampai mati dan mana mungkin Shen Miao akan memperlakukannya dengan baik.

Teringat apa yang akan terjadi malam ini, Gui mo mo mau tak mau merasa agak ketakutan. Ia tidak mengira bahwa Nyonya Shen Kedua keluarga Shen ini, yang selalu berpenampilan ramah, akan terpikirkan metode sejahat dan sekejam ini. Bagaimanapun juga, jika masalah ini menimpa wanita mana pun yang belum menikah, itu akan menjadi kehidupan seperti kematian daripada hidup.

Sesaat kemudian, ia melihat Ren Wan Yun menatap Cai Ju, yang sedang duduk di sebelahnya, dan Cai Ju berseri-seri selagi ia mengeluarkan sebuah kantong dan menaruhnya di tangan Gui mo mo, “Akan menyusahkan Gui mo mo untuk mengawasi masalah kali ini juga.”

Gui mo mo mencubit kantong itu dengan jarinya, dan ketika ia menemukan bahwa berat kantong itu tidak ringan, kebahagiaan segera mekar di wajahnya, “Pasti akan membuat Nyonya puas.”

Setelah mengucapkan beberapa kalimat lagi, Gui mo mo bangkit berdiri dan pergi.

“Nyonya benar-benar ingin istirahat di sini malam ini?”

Xiang Lan bertanya, “Bagaimanapun juga, ini adalah area yang sama dengan kamar Nona Kelima.”

“Itu tidak penting.”

Ren Wan Yun melambaikan tangannya tak peduli, “Besok pagi, apa yang kukatakan akan menjadi apa adanya. Tidak bisa mengatakan secara tepat, tetapi sewaktu Bo Pertama kembali, takutnya tidak akan ada orang yang mengetahui tentang masalah ini.”

Tawanya agak keji, “Bo Pertama, Sao Pertama, siapa suruh kalian semua menghadang jalan Qing er-ku.”

0 comments:

Posting Komentar