Senin, 29 Desember 2025

RTMEML - Chapter 63 (3)

 Chapter 63 (3) : Pertemuan Malam Dengan Marquis Kecil Xie


Rebirth of the Malicious Empress of Military Lineage: Chapter 63 (Part 3)


Hujan terus turun sepanjang malam.

Di dalam hutan yang sunyi, hujan akhirnya reda, semuanya layu, tetapi itu lebih dingin setelah hujan musim gugur. Udaranya dipenuhi dengan aroma lembap dan pagi-pagi sekali, para biksu di kuil mulai membunyikan loncengnya.

Suara tidak jelas dari loncengnya membangunkan orang yang tertidur lelap.

Ren Wan Yun membuka matanya. Ia tidak bisa tidur dengan tenang sepanjang malam, karena ia terus bermimpi buruk dan akhirnya tertidur menjelang fajar. Ketika ia bangun, keningnya dipenuhi keringat.

“Nyonya sudah bangun.”

Xiang Lan mendekat, “Untuk menyeka wajah.”

Setelah Ren Wan Yun membersihkan diri, ia melihat ke luar. Kedamaiannya pulih setelah hujan dan burung-burung berkicau dengan riang.

Ia tersenyum, “Ganti ke setelan pakaian yang lebih cerah. Dan juga, keluarkan bunga pirus bertatahkan rubi itu.”

Saat ini, ia berusia paruh baya, dan sudah lama terbiasa mengenakan pakaian berwarna gelap, dan jarang ia secara pribadi memilih pakaian yang lebih cerah untuk dikenakan.

Cai Ju tersenyum, “Suasana hati Nyonya memang bagus, dan mengenakan warna secerah itu, semangatnya akan jauh lebih tinggi.”

Ren Wan Yun melihat ke cermin dan tersenyum puas. Tentu saja ia merasa baik. Bisa dibilang bahwa ia dalam suasana hati yang ceria dan bersemangat tinggi.

Saat semuanya sudah siap, ia berkata, “Ayo pergi. Waktunya untuk memanggil keponakan perempuanku yang ‘lelah’ untuk makan.”

***

Paviliun Utara adalah yang paling dalam dan sunyi sekali, sampai-sampai tidak ada satu pun pelayan. Ketika Ren Wan Yun melihatnya, tatapannya diliputi kepuasan. Diasumsikan bahwa Pangeran Yu mengatasi masalahnya dengan sangat baik hingga para pelayan pun diusir.

Jika bukan karena ia takut insiden itu akan diselidiki, ia tidak sabar untuk mengumumkan pada dunia tentang apa yang terjadi di dalam. Karena konsekuensinya, ia hanya bisa menahan dirinya.

“Pergi ketuk pintunya.”

Ia berkata pada Xiang Lan dan sejejak rasa jijik muncul di matanya.

Ia juga memandang rendah wanita yang telah ternoda tubuhnya, tetapi ia telah melupakan, siapakah orang yang memprakarsai rencana untuk mengubah Shen Miao jadi begitu.

“Nona Kelima,” Xiang Lan berjalan ke pintu dan mengetuk, “Nyonya Kedua ada di sini.”

Tidak ada pergerakan di dalam, seolah-olah tidak ada siapa-siapa sama sekali.

“Nona Kelima, Nyonya Kedua di sini.”

Xiang Lan terus berbicara.

Tetapi, setelah mengetuk sekian lama, mereka tidak mendengar siapa pun menjawab.

Ren Wan Yun menghela napas dan tersenyum, “Nona Kelima ini benar-benar seorang anak kecil. Langitnya sudah terang, tetapi ia masih bermalas-malasan. Tidak akan baik untuk menunda waktu berdoanya. Kalau begitu, biar aku saja yang melakukannya.”

Kemudian, ia berjalan ke depan pintu dan dengan lembut mengetuknya sebelum berbicara pelan, “Nona Kelima, sudah waktunya bangun dan makan. Setelah makan, kita masih harus berdoa. Orang tidak boleh keras kepala.”

Tidak ada seorang pun di dalam yang menjawab perkataannya.

Ren Wan Yun berbalik dan agak pasrah.

Ia tidak tahu bagaimana menjelaskan pada dirinya sendiri ataupun orang lain, dan berkata pelan, “Lupakan saja. Langsung buka saja pintunya dan masuk. Pelayan Nona Kelima juga belum cukup dewasa. Setelah kembali, pasti akan menghukum mereka.”

Selagi berbicara, ia ingin membuka pintunya dan masuk.

Shen Kedua.”

Suara ringan yang berkibar itu terdengar dalam keheningan.

Ren Wan Yun terkejut dan mengira bahwa suara itu berasal dari dalam ruangan, tetapi mendengar Xiang Lan dan Cai Ju berbicara, “Nona Kelima. Nona Kedua.”

Lalu ia berbalik terkejut, ia melihat Shen Yue berdiri bersama Shen Miao.

Hari ini, Shen Miao mengenakan gaun sutra serba putih dan diselimuti dengan mantel berdesain bunga peoni putih. Sepintas lihat, seolah ia sedang menunjukkan rasa baktinya. Setelah terbiasa melihat Shen Miao memakai warna merah terang dan hijau, serta mengenakan pakaian dusun, busana polos ini sangat elegan. Dipadukan dengan ekspresinya yang agak dingin, itu memiliki perasaan yang agak mengharukan.

Ada kilat kecemburuan di mata Shen Yue. Ia tidak tahu kapan penampilan Tang mei yang idiot ini meningkat. Tetapi tidak berpikir bahwa, tampang Shen Miao yang asli sebenarnya tidak jelek. Sekarang, karena temperamennya telah berubah dan ditambah dengan penampilannya, tentu saja tidak sama seperti sebelumnya.

Ren Wan Yun juga terpesona oleh pakaian Shen Miao.

Ia mengerutkan kening sewaktu ia berkata, “Kenapa Nona Kelima berpakaian dengan begitu tidak menguntungkan? Seputih dan sepolos ini, kalau orang tidak tahu lebih baik, orang akan mengira bahwa ada kematian di keluarga kita.”

“Namun, Shen Kedua berpakaian dengan sangat cerah,” kata Shen Miao sambil tersenyum.

Ren Wan Yun melihat ke pakaiannya sendiri dan tiba-tiba teringat sesuatu sebelum menaksir Shen Miao dengan saksama. Ia tidak tahu bagaimana Shen Miao kembali dari luar dan masih bertampang tenang. Tetapi ia bisa menipu orang lain, namun bukan dirinya, tentang kejadian kemarin malam.

Ia berniat untuk memastikannya, jadi ia berjalan ke arah Shen Miao dan menarik lengan Shen Miao selagi ia bertanya penuh perhatian, “Apakah Nona Kelima tidur nyenyak tadi malam?”

“Terima kasih atas perhatian Shen Kedua. Tidurnya tidak buruk.”

Shen Miao tersenyum.

Ren Wan Yun mengamati ekspresi Shen Miao dengan hati-hati dan melihat bahwa gesturnya tidak palsu, sebelum ketakutan berdering di hatinya.

Sejak kapan Shen Miao ini jadi sehebat ini tanpa diketahui siapa pun?

Ketika wanita biasa mengalami masalah semacam ini, bukankah mereka akan meratap pada Langit dan membenturkan kepala mereka ke tanah?

Bagaimana ia bisa setenang ini?

Mungkinkah itu adalah sandiwara?

Ia jelas-jelas mendengar tangisan yang memilukan tadi malam.

Melihat ke sepasang mata jernih Shen Miao, kegelisahan tiba-tiba muncul dari hati Ren Wan Yun dan keresahan ini membuatnya bingung.

Ia tersenyum selagi ia maju ke depan Shen Miao dan berkata, “Aku akan merasa tenang karena Nona Kelima tidur nyenyak.”

Setelah pandangan pertama, ia menemukan bahwa leher Shen Miao sehalus giok. Ia terlahir dengan warna kulit yang cerah dan saat ini, itu seperti giok, tanpa cacat satu pun, apa lagi luka-luka.

Ini tidak mungkin.

Bagaimana cara Pangeran Yu bermain dengan wanita selalu brutal, bagaimana mungkin tidak ada jejaknya pada Shen Miao?

Shen Yue melihat ke Shen Miao, kemudian melihat ke Ren Wan Yun. Ia merasa bahwa kemungkinan besar terjadi sesuatu, tetapi ia tidak tahu apa yang terjadi.

Kegelisahan Ren Wan Yun semakin membesar.

Ia meraih tangan Shen Miao dan menariknya selagi ia berbicara seperti biasa, “Cuacanya benar-benar dingin, apakah Nona Kelima tidak kedinginan karena pakaian tipis ini?”

Sewaktu ia berbicara, Ren Wan Yun tiba-tiba menarik lengan pakaian Shen Miao ke atas. Ketika lengan pakaian putih itu mendadak ditarik ke atas, memperlihatkan pergelangan tangan yang cerah.

Lengannya cerah dan bersih, seolah-olah itu adalah batu giok mutton yang bermutu tinggi, tanpa cacat sedikit pun.

(T/N: Mutton jade/batu giok mutton. Contoh batu gioknya.)



Ren Wan Yun berdiri bengong di tempat saat Shen Miao menarik kembali tangannya dan tersenyum, “Sepertinya, Shen Kedua sedang memeriksa sesuatu.”

“Tidak ....”

Ren Wan Yun memaksakan senyuman, “Barusan ini ... tanganku meleset.”

Hatinya agak linglung dan tidak tahu ekspresi apa yang harus ditunjukkan.

Bagaimana mungkin tidak ada luka pada tubuh Shen Miao?

Ia juga seseorang yang pernah mengalaminya, tidak usah membicarakan tentang tipe orang seperti Pangeran Yu, bahkan pria normal saja, akan ada sejumlah tanda yang tertinggal pada tubuh si wanita.

Mungkinkah Pangeran Yu tidak melakukannya di luarnya?

Namun, ekspresi Shen Miao saat ini tidak seperti orang yang telah mengalami banyak kesengsaraan.

Tetapi, Shen Miao mempertahankan penampilan seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Bagaimana cara mengungkit tentang masalah ini?

Matanya melihat sekeliling dan hanya melihat Huang Ying dan Qing Luan, pelayan Shen Yue, tetapi tidak melihat Jing Zhe dan Gu Yu, pelayan Shen Miao.

Matanya beralih dan Ren Wan Yun berkata, “Kemana perginya dua pelayan yang melayani Nona Kelima? Menghilang begitu pagi.”

“Aku sudah menyuruh mereka untuk membawakan bubur pagi ini. Bangun pagi-pagi sekali dan merasa tenggorokanku agak tidak nyaman.”

“Dapurnya jauh dari sini.”

Ren Wan Yun tersenyum, “Anak ini, cukup katakan saja secara langsung. Tetapi, bukankah dapurnya di paviliun Selatan?”

“Iya.”

Shen Miao menatapnya, “Aku datang dari paviliun Selatan.”

“Omong kosong apa yang sedang kau katakan pada Shen Kedua.”

Ren Wan Yun tersenyum, “Bukankah kau menginap di paviliun Utara tadi malam?”

Ucapannya baru saja terdengar ketika ia melihat senyum merekah di wajah Shen Miao.

Setelah gadis itu siuman karena terjatuh ke dalam air, ekspresinya sangat dingin, dan sebagian besarnya itu akan jadi senyuman tipis, tetapi senyuman saat ini sepertinya berasal dari hatinya, yang terlihat sangat cemerlang, tetapi ia tidak tahu kenapa, itu membuat orang lain merasa dingin.

Hati Ren Wan Yun tenggelam seperti timah yang tenggelam.

“Nyonya, gawat, Nona menghilang!”

Dengan teriakan panik dari wanita itu, mata semua orang tertuju pada ekspresi gelisah kedua pelayan tersebut. Itu bukan orang lain, melainkan Yan Mei dan Shui Bi, pelayan Shen Qing.

“Apa katamu!”

Ren Wan Yun tiba-tiba menjerit.

Shen Yue agak kaget sejenak.

Shen Qing sungguh menghilang?

Ia mencuri pandang ke arah Shen Miao, dan ekspresi orang itu datar serta tenang, seolah-olah apa yang didengarnya hanya kata-kata sapaan.

“Bagaimana bisa Qing-er menghilang?”

Ren Wan Yun menarik kerah Yan Mei selagi ia menatapnya dengan ganas, seperti induk binatang.

“Oh, ini aku tahu.”

Shen Miao mendadak berbicara.

Mata semua orang tertuju padanya.

Berselimut keheningan, Shen Miao tersenyum enteng, “Aku baru saja datang dari paviliun Selatan. Mengapa demikian? Tentu saja karena aku istirahat di paviliun Selatan. Kemarin malam, aku benar-benar tidak bisa tidur, jadi aku pergi mencari Kakak Pertama, berharap untuk bisa bertukar kamar dengannya.

“Kakak Pertama menyetujuinya, kemungkinan besar ia merasa bahwa ia bisa tenang dengan adanya Shen Kedua di kamar sebelah. Pagi ini, setelah meninggalkan kamar, aku bertemu Kakak Kedua dan datang kemari bersamanya. Berpikir untuk datang kemari, untuk berterima kasih pada Kakak Pertama karena ia begitu perhatian kepadaku, dengan bertukar kamar.”

Seiring tiap kata yang diucapkannya, hati Ren Wan Yun pun tenggelam sedikit. Menjelang akhirnya, keputusasaannya terlalu luar biasa, dan pipinya sedikit bergetar selagi matanya memerah seolah-olah ia adalah binatang maniak.

Melihat Ren Wan Yun seperti itu, Shen Yue agak takut.

Kemungkinan besar ia sudah menebak bahwa peristiwa besar telah terjadi, tetapi melihat keluarga Kedua yang selalu menentang ibunya berada dalam situasi seperti itu, tentu saja ia merasa senang dan mengikuti ucapan Shen Miao, “Benar. Pagi-pagi sekali, akulah yang melihat Adik Kelima berjalan keluar dari kamar sebelah dan pada saat itu, datang kemari untuk makan bersama Adik Kelima.”

Suara Shen Miao seringan bulu, tetapi seperti palu berat yang memalu ke dalam hati Ren Wan Yun, melukainya begitu parah sampai-sampai ia hampir muntah darah.

“Orang yang istirahat di sini semalam bukanlah aku. Itu adalah Kakak Pertama.”

Ren Wan Yun mencengkeram jantungnya dan mundur dua langkah. Ia tampak seolah nyaris jatuh pingsan.

Orang yang istirahat di sini semalam bukanlah Shen Miao, tetapi Shen Qing!

Jadi, itu berarti bahwa, wanita yang dipermainkan Pangeran Yu, adalah Qing-er-nya!

Tangisan memilukan dan menyedihkan itu, semuanya dari Qing-er-nya!

Ia hanya di kamar sebelah, dan hanya terpisahkan oleh dinding dengan putrinya, tetapi putrinya dinodai!

Ini .... Bagaimana bisa ia menerima ini!

Semua ini pasti salah!

Ini tidak mungkin!

Hati Ren Wan Yun hampir tercabik-cabik sewaktu ia melihat ke arah pintu yang tertutup itu. Dalam sekejap, ia tidak punya keberanian untuk membukanya. Ia tidak berani memikirkan dan melihat tragedi macam apa yang ada di dalamnya.

Merasakan langit dan buminya berputar, ia masih ingat agar tidak membiarkan Shen Yue dan Shen Miao melihat apa yang ada di dalam, karena jika itu tersebar keluar, kalau itu tersebar ....

Ia sulit sekali memaksakan senyuman, yang terlihat lebih jelek daripada menangis, “Kalian semua kembalilah dulu, aku barusan bertanya, dan Qing-er masih tidur. Ayo, kita tidak perlu menunggunya.”

Shen Miao tersenyum, “Shen Kedua benar-benar tahu caranya bercanda. Barusan ini Anda bahkan tidak mengetahui Kakak Pertama sedang istirahat di dalam, dan sekarang Anda bilang kalau Anda sudah berbicara dengan Kakak Pertama. Mungkinkah Kakak Pertama sedang menyembunyikan sesuatu secara pribadi?”

“Tidak!”

Ren Wan Yun menyangkalnya dengan tegas, dan ketika tindakan ini terlihat di mata Shen Yue, ia merasa lebih aneh.

Mata Shen Miao beralih, tetapi berteriak pada sosok yang mendekat, “Gui mo mo! Harus merepotkanmu untuk membantu Shen Kedua membukakan pintu ini.”

Gui mo mo membungkukkan punggungnya sewaktu ia berjalan ke sana. Hari ini, ia juga disuruh untuk datang kemari pagi-pagi, dan tidak jelas dengan kejadian yang ada di depannya. Mendengar Shen Miao berbicara seperti itu, ia mengira bahwa Shen Miao telah berbicara kepada Ren Wan Yun dan juga merasa sedikit bersalah dalam hatinya. Gui mo mo tidak melihat ekspresi wajah Ren Wan Yun dan tidak melihat pada saat ini, wajahnya seperti warna tanah.

Karena Gui mo mo lebih dekat dengan pintu itu, Ren Wan Yun tidak bisa menghalanginya. Mereka mendengar suara ‘zhi ya’ sewaktu pintunya perlahan-lahan dibuka.

Setiap hal nyaris sunyi.

Bau yang membuat bertanya-tanya pun menguar dari pintu.

0 comments:

Posting Komentar