Chapter 63 (3) : Pertemuan Malam Dengan Marquis Kecil Xie
Rebirth of the Malicious Empress of Military Lineage: Chapter 63 (Part 3)
Hujan terus turun
sepanjang malam.
Di dalam hutan yang
sunyi, hujan akhirnya reda, semuanya layu, tetapi itu lebih dingin setelah
hujan musim gugur. Udaranya dipenuhi dengan aroma lembap dan pagi-pagi sekali,
para biksu di kuil mulai membunyikan loncengnya.
Suara tidak jelas
dari loncengnya membangunkan orang yang tertidur lelap.
Ren Wan Yun membuka
matanya. Ia tidak bisa tidur dengan tenang sepanjang malam, karena ia terus
bermimpi buruk dan akhirnya tertidur menjelang fajar. Ketika ia bangun,
keningnya dipenuhi keringat.
“Nyonya sudah
bangun.”
Xiang Lan mendekat,
“Untuk menyeka wajah.”
Setelah Ren Wan Yun
membersihkan diri, ia melihat ke luar. Kedamaiannya pulih setelah hujan dan
burung-burung berkicau dengan riang.
Ia tersenyum, “Ganti
ke setelan pakaian yang lebih cerah. Dan juga, keluarkan bunga pirus
bertatahkan rubi itu.”
Saat ini, ia berusia
paruh baya, dan sudah lama terbiasa mengenakan pakaian berwarna gelap, dan
jarang ia secara pribadi memilih pakaian yang lebih cerah untuk dikenakan.
Cai Ju tersenyum,
“Suasana hati Nyonya memang bagus, dan mengenakan warna secerah itu,
semangatnya akan jauh lebih tinggi.”
Ren Wan Yun melihat
ke cermin dan tersenyum puas. Tentu saja ia merasa baik. Bisa dibilang bahwa ia
dalam suasana hati yang ceria dan bersemangat tinggi.
Saat semuanya sudah
siap, ia berkata, “Ayo pergi. Waktunya untuk memanggil keponakan perempuanku
yang ‘lelah’ untuk makan.”
***
Paviliun Utara adalah
yang paling dalam dan sunyi sekali, sampai-sampai tidak ada satu pun pelayan.
Ketika Ren Wan Yun melihatnya, tatapannya diliputi kepuasan. Diasumsikan bahwa
Pangeran Yu mengatasi masalahnya dengan sangat baik hingga para pelayan pun
diusir.
Jika bukan karena ia
takut insiden itu akan diselidiki, ia tidak sabar untuk mengumumkan pada dunia
tentang apa yang terjadi di dalam. Karena konsekuensinya, ia hanya bisa menahan
dirinya.
“Pergi ketuk
pintunya.”
Ia berkata pada Xiang
Lan dan sejejak rasa jijik muncul di matanya.
Ia juga memandang
rendah wanita yang telah ternoda tubuhnya, tetapi ia telah melupakan, siapakah
orang yang memprakarsai rencana untuk mengubah Shen Miao jadi begitu.
“Nona Kelima,” Xiang
Lan berjalan ke pintu dan mengetuk, “Nyonya Kedua ada di sini.”
Tidak ada pergerakan
di dalam, seolah-olah tidak ada siapa-siapa sama sekali.
“Nona Kelima, Nyonya
Kedua di sini.”
Xiang Lan terus
berbicara.
Tetapi, setelah
mengetuk sekian lama, mereka tidak mendengar siapa pun menjawab.
Ren Wan Yun menghela
napas dan tersenyum, “Nona Kelima ini benar-benar seorang anak kecil. Langitnya
sudah terang, tetapi ia masih bermalas-malasan. Tidak akan baik untuk menunda
waktu berdoanya. Kalau begitu, biar aku saja yang melakukannya.”
Kemudian, ia berjalan
ke depan pintu dan dengan lembut mengetuknya sebelum berbicara pelan, “Nona
Kelima, sudah waktunya bangun dan makan. Setelah makan, kita masih harus
berdoa. Orang tidak boleh keras kepala.”
Tidak ada seorang pun
di dalam yang menjawab perkataannya.
Ren Wan Yun berbalik
dan agak pasrah.
Ia tidak tahu
bagaimana menjelaskan pada dirinya sendiri ataupun orang lain, dan berkata
pelan, “Lupakan saja. Langsung buka saja pintunya dan masuk. Pelayan Nona
Kelima juga belum cukup dewasa. Setelah kembali, pasti akan menghukum mereka.”
Selagi berbicara, ia
ingin membuka pintunya dan masuk.
“Shen Kedua.”
Suara ringan yang
berkibar itu terdengar dalam keheningan.
Ren Wan Yun terkejut
dan mengira bahwa suara itu berasal dari dalam ruangan, tetapi mendengar Xiang
Lan dan Cai Ju berbicara, “Nona Kelima. Nona Kedua.”
Lalu ia berbalik
terkejut, ia melihat Shen Yue berdiri bersama Shen Miao.
Hari ini, Shen Miao
mengenakan gaun sutra serba putih dan diselimuti dengan mantel berdesain bunga
peoni putih. Sepintas lihat, seolah ia sedang menunjukkan rasa baktinya.
Setelah terbiasa melihat Shen Miao memakai warna merah terang dan hijau, serta
mengenakan pakaian dusun, busana polos ini sangat elegan. Dipadukan dengan
ekspresinya yang agak dingin, itu memiliki perasaan yang agak mengharukan.
Ada kilat kecemburuan
di mata Shen Yue. Ia tidak tahu kapan penampilan Tang mei yang idiot ini meningkat. Tetapi tidak berpikir bahwa,
tampang Shen Miao yang asli sebenarnya tidak jelek. Sekarang, karena
temperamennya telah berubah dan ditambah dengan penampilannya, tentu saja tidak
sama seperti sebelumnya.
Ren Wan Yun juga
terpesona oleh pakaian Shen Miao.
Ia mengerutkan kening
sewaktu ia berkata, “Kenapa Nona Kelima berpakaian dengan begitu tidak
menguntungkan? Seputih dan sepolos ini, kalau orang tidak tahu lebih baik,
orang akan mengira bahwa ada kematian di keluarga kita.”
“Namun, Shen Kedua berpakaian dengan sangat
cerah,” kata Shen Miao sambil tersenyum.
Ren Wan Yun melihat
ke pakaiannya sendiri dan tiba-tiba teringat sesuatu sebelum menaksir Shen Miao
dengan saksama. Ia tidak tahu bagaimana Shen Miao kembali dari luar dan masih
bertampang tenang. Tetapi ia bisa menipu orang lain, namun bukan dirinya, tentang
kejadian kemarin malam.
Ia berniat untuk
memastikannya, jadi ia berjalan ke arah Shen Miao dan menarik lengan Shen Miao
selagi ia bertanya penuh perhatian, “Apakah Nona Kelima tidur nyenyak tadi
malam?”
“Terima kasih atas
perhatian Shen Kedua. Tidurnya tidak
buruk.”
Shen Miao tersenyum.
Ren Wan Yun mengamati
ekspresi Shen Miao dengan hati-hati dan melihat bahwa gesturnya tidak palsu,
sebelum ketakutan berdering di hatinya.
Sejak kapan Shen Miao
ini jadi sehebat ini tanpa diketahui siapa pun?
Ketika wanita biasa
mengalami masalah semacam ini, bukankah mereka akan meratap pada Langit dan
membenturkan kepala mereka ke tanah?
Bagaimana ia bisa
setenang ini?
Mungkinkah itu adalah
sandiwara?
Ia jelas-jelas
mendengar tangisan yang memilukan tadi malam.
Melihat ke sepasang
mata jernih Shen Miao, kegelisahan tiba-tiba muncul dari hati Ren Wan Yun dan
keresahan ini membuatnya bingung.
Ia tersenyum selagi
ia maju ke depan Shen Miao dan berkata, “Aku akan merasa tenang karena Nona
Kelima tidur nyenyak.”
Setelah pandangan
pertama, ia menemukan bahwa leher Shen Miao sehalus giok. Ia terlahir dengan
warna kulit yang cerah dan saat ini, itu seperti giok, tanpa cacat satu pun,
apa lagi luka-luka.
Ini tidak mungkin.
Bagaimana cara
Pangeran Yu bermain dengan wanita selalu brutal, bagaimana mungkin tidak ada
jejaknya pada Shen Miao?
Shen Yue melihat ke
Shen Miao, kemudian melihat ke Ren Wan Yun. Ia merasa bahwa kemungkinan besar
terjadi sesuatu, tetapi ia tidak tahu apa yang terjadi.
Kegelisahan Ren Wan
Yun semakin membesar.
Ia meraih tangan Shen
Miao dan menariknya selagi ia berbicara seperti biasa, “Cuacanya benar-benar
dingin, apakah Nona Kelima tidak kedinginan karena pakaian tipis ini?”
Sewaktu ia berbicara,
Ren Wan Yun tiba-tiba menarik lengan pakaian Shen Miao ke atas. Ketika lengan
pakaian putih itu mendadak ditarik ke atas, memperlihatkan pergelangan tangan
yang cerah.
Lengannya cerah dan
bersih, seolah-olah itu adalah batu giok mutton yang bermutu tinggi, tanpa cacat
sedikit pun.
(T/N: Mutton jade/batu giok mutton. Contoh batu gioknya.)
Ren Wan Yun berdiri
bengong di tempat saat Shen Miao menarik kembali tangannya dan tersenyum,
“Sepertinya, Shen Kedua sedang
memeriksa sesuatu.”
“Tidak ....”
Ren Wan Yun memaksakan
senyuman, “Barusan ini ... tanganku meleset.”
Hatinya agak linglung
dan tidak tahu ekspresi apa yang harus ditunjukkan.
Bagaimana mungkin
tidak ada luka pada tubuh Shen Miao?
Ia juga seseorang
yang pernah mengalaminya, tidak usah membicarakan tentang tipe orang seperti
Pangeran Yu, bahkan pria normal saja, akan ada sejumlah tanda yang tertinggal
pada tubuh si wanita.
Mungkinkah Pangeran
Yu tidak melakukannya di luarnya?
Namun, ekspresi Shen
Miao saat ini tidak seperti orang yang telah mengalami banyak kesengsaraan.
Tetapi, Shen Miao mempertahankan
penampilan seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Bagaimana cara mengungkit tentang
masalah ini?
Matanya melihat
sekeliling dan hanya melihat Huang Ying dan Qing Luan, pelayan Shen Yue, tetapi
tidak melihat Jing Zhe dan Gu Yu, pelayan Shen Miao.
Matanya beralih dan
Ren Wan Yun berkata, “Kemana perginya dua pelayan yang melayani Nona Kelima?
Menghilang begitu pagi.”
“Aku sudah menyuruh
mereka untuk membawakan bubur pagi ini. Bangun pagi-pagi sekali dan merasa
tenggorokanku agak tidak nyaman.”
“Dapurnya jauh dari
sini.”
Ren Wan Yun
tersenyum, “Anak ini, cukup katakan saja secara langsung. Tetapi, bukankah
dapurnya di paviliun Selatan?”
“Iya.”
Shen Miao menatapnya,
“Aku datang dari paviliun Selatan.”
“Omong kosong apa
yang sedang kau katakan pada Shen
Kedua.”
Ren Wan Yun
tersenyum, “Bukankah kau menginap di paviliun Utara tadi malam?”
Ucapannya baru saja
terdengar ketika ia melihat senyum merekah di wajah Shen Miao.
Setelah gadis itu
siuman karena terjatuh ke dalam air, ekspresinya sangat dingin, dan sebagian
besarnya itu akan jadi senyuman tipis, tetapi senyuman saat ini sepertinya
berasal dari hatinya, yang terlihat sangat cemerlang, tetapi ia tidak tahu
kenapa, itu membuat orang lain merasa dingin.
Hati Ren Wan Yun
tenggelam seperti timah yang tenggelam.
“Nyonya, gawat, Nona
menghilang!”
Dengan teriakan panik
dari wanita itu, mata semua orang tertuju pada ekspresi gelisah kedua pelayan
tersebut. Itu bukan orang lain, melainkan Yan Mei dan Shui Bi, pelayan Shen
Qing.
“Apa katamu!”
Ren Wan Yun tiba-tiba
menjerit.
Shen Yue agak kaget
sejenak.
Shen Qing sungguh
menghilang?
Ia mencuri pandang ke
arah Shen Miao, dan ekspresi orang itu datar serta tenang, seolah-olah apa yang
didengarnya hanya kata-kata sapaan.
“Bagaimana bisa
Qing-er menghilang?”
Ren Wan Yun menarik
kerah Yan Mei selagi ia menatapnya dengan ganas, seperti induk binatang.
“Oh, ini aku tahu.”
Shen Miao mendadak
berbicara.
Mata semua orang
tertuju padanya.
Berselimut
keheningan, Shen Miao tersenyum enteng, “Aku baru saja datang dari paviliun
Selatan. Mengapa demikian? Tentu saja karena aku istirahat di paviliun Selatan.
Kemarin malam, aku benar-benar tidak bisa tidur, jadi aku pergi mencari Kakak
Pertama, berharap untuk bisa bertukar kamar dengannya.
“Kakak Pertama
menyetujuinya, kemungkinan besar ia merasa bahwa ia bisa tenang dengan adanya Shen Kedua di kamar sebelah. Pagi ini,
setelah meninggalkan kamar, aku bertemu Kakak Kedua dan datang kemari
bersamanya. Berpikir untuk datang kemari, untuk berterima kasih pada Kakak
Pertama karena ia begitu perhatian kepadaku, dengan bertukar kamar.”
Seiring tiap kata
yang diucapkannya, hati Ren Wan Yun pun tenggelam sedikit. Menjelang akhirnya, keputusasaannya
terlalu luar biasa, dan pipinya sedikit bergetar selagi matanya memerah
seolah-olah ia adalah binatang maniak.
Melihat Ren Wan Yun
seperti itu, Shen Yue agak takut.
Kemungkinan besar ia
sudah menebak bahwa peristiwa besar telah terjadi, tetapi melihat keluarga
Kedua yang selalu menentang ibunya berada dalam situasi seperti itu, tentu saja
ia merasa senang dan mengikuti ucapan Shen Miao, “Benar. Pagi-pagi sekali,
akulah yang melihat Adik Kelima berjalan keluar dari kamar sebelah dan pada
saat itu, datang kemari untuk makan bersama Adik Kelima.”
Suara Shen Miao seringan
bulu, tetapi seperti palu berat yang memalu ke dalam hati Ren Wan Yun,
melukainya begitu parah sampai-sampai ia hampir muntah darah.
“Orang yang istirahat
di sini semalam bukanlah aku. Itu adalah Kakak Pertama.”
Ren Wan Yun
mencengkeram jantungnya dan mundur dua langkah. Ia tampak seolah nyaris jatuh
pingsan.
Orang yang istirahat
di sini semalam bukanlah Shen Miao, tetapi Shen Qing!
Jadi, itu berarti
bahwa, wanita yang dipermainkan Pangeran Yu, adalah Qing-er-nya!
Tangisan memilukan
dan menyedihkan itu, semuanya dari Qing-er-nya!
Ia hanya di kamar
sebelah, dan hanya terpisahkan oleh dinding dengan putrinya, tetapi putrinya
dinodai!
Ini .... Bagaimana
bisa ia menerima ini!
Semua ini pasti
salah!
Ini tidak mungkin!
Hati Ren Wan Yun
hampir tercabik-cabik sewaktu ia melihat ke arah pintu yang tertutup itu. Dalam
sekejap, ia tidak punya keberanian untuk membukanya. Ia tidak berani memikirkan
dan melihat tragedi macam apa yang ada di dalamnya.
Merasakan langit dan
buminya berputar, ia masih ingat agar tidak membiarkan Shen Yue dan Shen Miao
melihat apa yang ada di dalam, karena jika itu tersebar keluar, kalau itu
tersebar ....
Ia sulit sekali
memaksakan senyuman, yang terlihat lebih jelek daripada menangis, “Kalian semua
kembalilah dulu, aku barusan bertanya, dan Qing-er masih tidur. Ayo, kita tidak
perlu menunggunya.”
Shen Miao tersenyum,
“Shen Kedua benar-benar tahu caranya
bercanda. Barusan ini Anda bahkan tidak mengetahui Kakak Pertama sedang
istirahat di dalam, dan sekarang Anda bilang kalau Anda sudah berbicara dengan
Kakak Pertama. Mungkinkah Kakak Pertama sedang menyembunyikan sesuatu secara
pribadi?”
“Tidak!”
Ren Wan Yun
menyangkalnya dengan tegas, dan ketika tindakan ini terlihat di mata Shen Yue,
ia merasa lebih aneh.
Mata Shen Miao
beralih, tetapi berteriak pada sosok yang mendekat, “Gui mo mo! Harus merepotkanmu untuk membantu Shen Kedua membukakan pintu ini.”
Gui mo mo membungkukkan punggungnya sewaktu
ia berjalan ke sana. Hari ini, ia juga disuruh untuk datang kemari pagi-pagi,
dan tidak jelas dengan kejadian yang ada di depannya. Mendengar Shen Miao
berbicara seperti itu, ia mengira bahwa Shen Miao telah berbicara kepada Ren
Wan Yun dan juga merasa sedikit bersalah dalam hatinya. Gui mo mo tidak melihat ekspresi wajah Ren
Wan Yun dan tidak melihat pada saat ini, wajahnya seperti warna tanah.
Karena Gui mo mo lebih dekat dengan pintu itu, Ren
Wan Yun tidak bisa menghalanginya. Mereka mendengar suara ‘zhi ya’ sewaktu pintunya perlahan-lahan dibuka.
Setiap hal nyaris
sunyi.
Bau yang membuat bertanya-tanya pun menguar dari pintu.


0 comments:
Posting Komentar