Senin, 29 Desember 2025

RTMEML - Chapter 64 (2)

 Chapter 64 (2) : Kembali Ke Kediaman


Rebirth of the Malicious Empress of Military Lineage: Chapter 64 (Part 2)


Di aula kuil, berdirilah sebuah patung emas Buddha besar yang menjulang, menghadap penuh belas kasih kepada para penganutnya.

Di depan tikar jerami, Shen Miao sedang berlutut di lantai sambil memegang dupa, tetapi tidak ada yang tahu apa yang tengah dipikirkannya.

Dari pagi hingga sekarang, ia sudah berlutut di sini selama beberapa shi chen.

(T/N: 1 shi chen = 2 jam.)

“Nona, lebih baik bangun dan istirahat.”

Jing Zhe menenangkan, “Tidak ada gunanya menyakiti tubuh dengan terlalu lama berlutut. Buddha pasti telah melihat ketulusan Anda, dan permintaan Anda pasti akan tercapai.”

Permintaan pasti akan tercapai?

Shen Miao mendengar kata-kata itu dan senyuman pahit muncul di bibirnya. Permintaannya sudah lama tidak dapat tercapai. Ada kesempatan untuk membuat perubahan dalam kehidupan ini atas kesalahan-kesalahan yang dibuat dalam kehidupan lalunya, tetapi, mereka yang mati dalam kehidupan yang salah itu, tak akan bisa lagi kembali.

Wan Yu-nya.

Fu Ming-nya.

Akankah mereka memiliki kesempatan untuk kembali?

Takutnya, dalam dunia fana yang ditakdirkan ini, tidak ada yang tersisa.

Apalagi, ia bukan orang yang beriman.

Shen Miao mendongakkan kepalanya dan melihat ke arah patung emas Buddha raksasa tersebut. Itu hanyalah patung sedingin es, dan tidak bisa benar-benar menyelamatkan makhluk apa pun.

Kalau Langit punya mata, mana mungkin orang-orang baik mengalami takdir yang begitu mengenaskan?

Sebaliknya, orang-orang jahat terbebas dan menikmati hidup?

Ia berlutut di sini dan terus membakarkan dupa, bukan demi menyembah Buddha, tetapi untuk orang-orang yang mati di kehidupan lalunya.

Orang-orang itu, yang mati karena dirinya.

Setelah kelahiran kembalinya, ia tidak punya kesempatan dan alasan untuk memberi hormat atau menjalankan upacara keagamaan untuk orang-orang ini, termasuk putra dan putrinya yang sudah tidak ada lagi. Sekarang, karena ia ada di sini, ia bisa membakarkan dupa kepada Buddha dan memberikan penghormatan kepada yang telah tiada.

“Shen Miao!”

Suara yang agresif tiba-tiba terdengar.

Shen Miao tersenyum dengan lembut. Orang di dunia ini, seringnya tidak sabaran.

Ia mengusap-usap lututnya yang pegal dan bangkit berdiri.

Ketika ia menolehkan kepalanya, ia melihat ke arah Ren Wan Yun dengan penuh senyuman, “Shen Kedua.”

Melihat senyuman Shen Miao, Ren Wan Yun merasa kesal dan maju ke depan untuk mengangkat tangannya dengan niat untuk menampar wajah Shen Miao.

Jing Zhe dan Gu Yu hendak menghentikannya, namun itu terlambat. Sebelum suara tamparan nyaring yang diduga itu terdengar, Shen Miao menangkap tangan Ren Wan Yun secara paksa dan telapak tangan itu berhenti tepat di depan wajahnya.

“Aku tidak tahu kenapa Shen Kedua bersikap begitu impulsif. Meskipun kau bisa mendisiplinkanku atas nama Ayah dan Ibu, tetapi itu tidak berarti bahwa aku boleh dipukuli. Aku takutnya, tidak ada aturan semacam itu di keluarga biasa,” katanya.

Ren Wan Yun tidak pernah menyangka bahwa Shen Miao benar-benar menghentikan tamparannya. Gadis di depannya ini langsing, tetapi tangan yang dicengkeramnya sakit sekali. Ia tidak tahu kapan keponakan perempuannya yang semula penurut dan gampang dibujuk itu benar-benar tumbuh lebih tinggi. Ia tak lagi menggunakan tampang yang sama padanya seperti ketika gadis itu masih kecil, seolah-olah ia kurang perhatian, atau ia akan ditipu oleh jalang kecil ini.

Ia tidak mau melepaskan masalah itu, “Shen Miao, berhenti berpura-pura bodoh. Tentang masalah Qing-er, apakah kau yang melakukannya?”

Sampai sekarang, keadaan pikiran Shen Qing tidak jelas dan tidak ada yang tahu bagaimana masalahnya sampai ke titik itu. Tetapi Ren Wan Yun jelas bahwa, apabila masalah ini tidak ada hubungannya dengan Shen Miao, maka ia tidak akan mempercayainya meski jika ia dipukuli. Ia tidak tahu cara apa yang Shen Miao gunakan, tetapi ia pasti tidak akan menganggapnya enteng kalau ada siapa saja yang menyentuh Shen Qing atau membuat Shen Qing jadi seperti ini!

“Kakak Pertama disakiti oleh seseorang dan aku juga merasa sangat menyesal soal itu. Tetapi bagaimana bisa Shen Kedua mencurigaiku?”

Shen Miao tersenyum lembut, “Jika aku tidak bertukar kamar dengan Kakak Pertama, maka orang yang akan mengalami kemalangan semacam itu adalah aku. Aku tidak akan sanggup melakukan hal sekejam itu.”

Maka, orang yang akan mengalami kemalangan semacam itu adalah aku!

Tidak masalah jika Shen Miao tidak mengatakannya, tetapi begitu ia mengucapkannya, Ren Wan Yun merasa kepalanya berdenyut sakit.

Ia menggenggam tangannya erat-erat dan ekspresinya seperti seekor ular yang berbahaya, “Itu adalah sesuatu yang seharusnya kau tanggung. Kaulah yang membuat Qing-er menderita menggantikan dirimu.”

Ketika Jing Zhe dan Gu Yu melihat Ren Wan Yun begini, mereka merasa syok dan marah. Mereka syok karena Nyonya Kedua yang biasanya memasang ekspresi baik hati ini sungguh akan melepaskan kepura-puraan atas keramahannya dan menjadi sebrutal itu. Mereka marah karena, jika bukan karena kewaspadaan Shen Miao tadi malam, itu akan jadi mereka bertiga, majikan dan pelayan, yang akan menderita hari ini.

Tetapi, Ren Wan Yun benar-benar menyalahkan Shen Miao. Ini jelas kasus dimana pihak yang bersalah yang mengajukan gugatan duluan, bahkan tidak punya rasa malu!

Shen Kedua tidak boleh bilang begitu, masih ada kehadiran Buddha di sini.”

Shen Miao terkekeh selagi matanya melirik dengan lancar seolah-olah ada cahayanya, “Di dunia ini, segala sesuatu dan setiap hal adalah konklusif. Kalau masalah tadi malam tidak menimpa diriku, tetapi menimpa Kakak Pertama, mungkin itu sudah ditakdirkan. Pertama, Shen Kedua tidak menyalahkan pelaku kejahatannya dan tidak menyalahkan takdir, tetapi malah menyalahkanku. Alasan macam apa ini?”

Ren Wan Yun nyaris dibuat marah sampai mati oleh Shen Miao.

Ia mencibir, “Kau memang pandai bicara. Akulah yang dulunya meremehkanmu.”

“Oh. Jadi ternyata, Shen Kedua biasanya memandangku seperti itu.”

Shen Miao memberikan senyuman tak peduli.

Ren Wan Yun menatap Shen Miao yang ada di depannya. Gadis berpakaian polos itu memiliki sikap yang lembut dan fitur wajahnya yang halus mulai berubah dan sedikit demi sedikit mulai kehilangan sentimentalitas aslinya. Ia tidak tahu sejak kapankah si Shen Miao yang bodoh dan idiot itu menghilang. Tidak ada jejak dari Shen Miao yang dulu pada orang di depan ini. Taktik yang dimainkannya di halaman dalam selama bertahun-tahun ini sudah gagal di tangan gadis ini, dan dengan harga yang menyakitkan. Dan Shen Miao masih tetap elegan, yang mengingatkannya akan si tragis Shen Qing.

“Shen Miao, karena kau sadar dan tidak bingung, aku juga akan memberitahumu dengan jujur.”

Ren Wan Yun tiba-tiba tersenyum sarkas. Karena semua keramahan penuh kepura-puraan itu sudah dibuang, maka tidak perlu lagi memasang topeng penuh kasih apa pun.

Ia berkata, “Kau kira masalah ini akan berakhir seperti ini? Nyonya Besar tidak akan melepaskanmu. Shu Keduamu juga tidak akan melepaskanmu. Orang itu ... juga tidak akan melepaskanmu. Nasibmu pasti akan puluhan ribu kali lebih tragis daripada Qing-er. Kau pasti akan ... ditiduri oleh ribuan orang dan selamanya akan jadi pelacur yang tidak akan bisa dilihat di depan umum!”

“Nyonya, jaga ucapan Anda!”

Jing Zhe dan Gu Yu bersama-sama berkata dengan keras. Ren Wan Yun ini adalah Nyonya Kedua dari kediaman Shen, dan bagaimanapun juga, Shen Gui adalah seseorang yang ada di dalam kalangan pejabat, betul-betul akan mengumpat sekejam dan sevulgar ini. Tidak masalah kalau itu adalah musuh bebuyutan, Shen Miao masih muda, bagaimana jadinya kalau kata-kata kotor itu mempengaruhi telinganya?

Barulah kemudian, Ren Wan Yun melihat Gu Yu dan Jing Zhe dan mencibir, “Kau bahkan bekerja keras untuk melindungi kedua pelayan ini. Aku ingin lihat, berapa lama kau bisa melindungi mereka!”

Setelah selesai, ia menatap Shen Miao dengan licik sebelum mengibaskan lengan jubahnya dan pergi.

Setelah Ren Wan Yun pergi, Jing Zhe dan Gu Yu memandang Shen Miao dengan agak panik.

Gu Yu berujar cemas, “Nona, apakah benar-benar baik untuk melepaskan segala keramahan penuh kepura-puraannya?”

“Pada akhirnya, kepura-puraan harus dilepaskan. Tak peduli seberapa baiknya ia bisa mempertahankannya di permukaan, tidak akan ada tindakan lembut ataupun tanpa usaha darinya. Mengapa harus mempertahankan kepura-puraan?” kata Shen Miao.

Kebenaran tentang bertahan hidup di Istana Dalam adalah, jika musuh terlihat, maka biarkan mereka terlihat. Kalau mereka dalam kegelapan, ia harus mencari cara untuk membuat mereka terlihat. Ia tidak berniat untuk bermain-main dan melakukan sandiwara dengan Ren Wan Yun. Permainan ini dipenuhi dengan angin kencang dan badai hujan sejak awal, dan kini Ren Wan Yun telah kehilangan akal sehatnya, karena itu, akan membalaskan dendamnya seperti orang gila.

“Tetapi .... begitu kembali ke kediaman, Nyonya Besar pasti akan memihak mereka ....” bisik Jing Zhe.

Nyonya Besar Shen paling memihak dan menyayangi keluarga Kedua. Bukan hanya karena Shen Gui adalah putra kandung Nyonya Besar Shen, dan juga karena Ren Wan Yun melahirkan dua orang putra untuk Shen Gui. Tanpa menyebutkan Shen Yuan Bo, putra sulung keluarga Kedua, memegang jabatan resmi begitu ia cukup usia, dan juga akan kembali ke ibu kota. Dengan dua cucu lelaki, bagaimana mungkin Nyonya Besar Shen tidak memihak keluarga Kedua.

Terlebih lagi, mulut Ren Wan Yun bisa sangat menyenangkan Nyonya Besar Shen sampai-sampai ia akan jadi linglung dan bingung. Jadi, setelah mereka kembali, apa yang terjadi hanya akan sesuai dengan ucapan Ren Wan Yun. Siapa yang akan mempercayai kata-kata Shen Miao?

“Jika ada keberpihakan, maka biarkan saja. Jangan berharap orang-orang ini untuk mengambil keputusan untukku.”

Shen Miao tertawa.

Ketika tawanya mendarat di mata Gu Yu, hidungnya terasa masam dan ia tiba-tiba berkata, “Kalau begitu masalahnya, maka hamba akan mengungkit masalah ini untuk mengancamnya. Apabila terjadi sesuatu yang buruk kepada Nona, hamba bahkan akan menggunakan nyawa ini untuk bertarung hingga akhir demi memberitahukan pada seluruh dunia tentang hal itu!”

“Benar.”

Ekspresi Jing Zhe juga jadi dingin, “Meskipun metode membunuh ribuan musuh dan melukai puluhan ribu pasukan sendiri semacam ini agak bodoh, tetapi ketika waktunya tiba, aku tidak akan membiarkan mereka hidup dengan baik!”

Shen Miao agak tercengang. Ia tidak mengira kalau dua pelayan di sisinya akan sebernyali ini. Setelah tercengang sejenak, ia tertawa.

Benar.

Pada awalnya, demi melindungi dirinya, Gu Yu mengakui tuduhan atas pencurian artefak giok kekaisaran dan dibunuh oleh Putra Mahkota dari kerajaan Qin.

Jing Zhe memanfaatkan kecantikannya dan menjadi seorang selir demi membantunya menarik dukungan dari pejabat berpangkat tinggi. Mereka berdua loyal sekali kepadanya, tetapi sayangnya, ia tidak bisa memberikan apa-apa kepada mereka di kehidupan lalunya.

Setelah kelahiran kembali, terlepas dari apa pun, ia ingin melindungi pelayan-pelayan ini. Sudah cukup untuk melakukan kesalahan satu kali.

“Tidak perlu, aku tidak berniat untuk menyebarkan berita ini. Shen Kedua juga akan memastikan bahwa itu tidak akan tersebar keluar.”

“Masalah ini adalah masalah yang harus ditutupi, tetapi pada akhirnya, kertas tidak akan sanggup menutupi api. Ketika Nona Pertama menikah, tentu saja itu akan ketahuan.”

Gu Yu agak bingung. Itu bisa disembunyikan sementara waktu, tetapi itu tidak bisa disembunyikan seumur hidup, kecuali Shen Qing tidak menikah di kehidupan ini. Kalau tidak, begitu ia menikah, masalah dirinya yang kehilangan kesucian akan ketahuan dan semua orang akan mengetahuinya.

“Jadi, mereka pasti akan mencari cara untuk menyembunyikannya dari semua orang. Sementara untuk cara apa yang akan mereka gunakan untuk berurusan denganku, mereka tidak akan melakukan apa-apa selain mencari bantuan orang itu.”

“Orang itu?”

Jing Zhe bertanya dengan cermat, “Siapa orang itu?”

“Tentu saja si pelaku kejahatan yang memperkosa Kakak Pertama.”

Shen Miao terkekeh, “Apakah kalian betul-betul mengira kalau tadi malam sungguh suatu kebetulan?”

Jing Zhe dan Gu Yu gemetaran. Meskipun samar-samar mereka sudah menebaknya melalui sejumlah petunjuk, tetapi mereka tidak mau mempercayainya. Mereka tidak percaya bahwa seseorang akan mencelakai Shen Miao karena ini merupakan metode yang kejam, memblokir semua jalannya. Mereka tidak percaya bahwa Shen Miao akan memperdiksikannya tanpa menjadi seorang peramal, dan juga tidak percaya bahwa keluarga Kedua Shen-lah yang melakukan hal sejenis itu. Meskipun orang tahu bahwa orang-orang bagian timur berniat buruk, tetapi mereka tidak menyangka bahwa situasinya begini. Cara seperti ini jelas-jelas untuk musuh.

“Nona ... apakah benar-benar Nyonya Kedua yang memerintahkan orang untuk melakukannya?” tanya Gu Yu susah payah.

Kalau itu hanya kecelakaan, mereka akan merasa bahwa untung saja Shen Miao sudah melarikan diri malam itu, tetapi jika itu disengaja, maka keluarga Kedua pantas mendapatkan ganjarannya.

“Tetapi, kenapa Nona mengatakan bahwa Nyonya Kedua akan mencari bantuan orang itu. Orang itu ... apakah bukan orang sembarangan?”

Jing Zhe samar-samar agak merasakannya. Apabila Ren Wan Yun mencari orang secara sembarangan untuk menghancurkan kesucian Shen Miao, sekarang dengan insiden ini, Ren Wan Yun akan membunuh orang itu. Mengapa ia tetap membiarkan orang itu membantu?

“Karena orang itu adalah Pangeran Yu.”

Jing Zhe dan Gu Yu menarik napas dingin. Hal-hal yang semula tidak dapat mereka pahami, kini semuanya jadi jelas. Kalau orang itu adalah Pangeran Yu, maka semuanya jelas.

Pangeran Yu sepertinya agak tertarik pada Shen Miao sebelumnya, tetapi orang macam apakah Pangeran Yu?

Wanita biasa sudah akan pergi ke jalan lain ketika mereka bertemu dengannya. Jika Pangeran Yu melakukan transaksi dengan Ren Wan Yun secara rahasia, maka kemungkinan besar, Ren Wan Yun akan membantu Pangeran Yu dalam masalah Shen Miao.

Tetapi sekarang, dengan kombinasi faktor aneh di antara mereka berdua, kalau Ren Wan Yun memberitahukan Pangeran Yu soal masalah itu, dengan temperamen penasaran Pangeran Yu, ia pasti tidak akan melepaskan Shen Miao karena ia ditipu tepat di depan matanya.

“Nona, lalu ... haruskah menuliskan surat untuk Tuan?”

Gu Yu dan Jing Zhe panik.

Pangeran Yu adalah seseorang yang mustahil untuk dihadapi. Tidak menyebutkan kekuasaan ataupun temperamen, ada pula keluarga kekaisaran yang melindunginya.

“Tidak masalah,” mata Shen Miao berbinar secara misterius, “Shen Qing hanyalah sebuah anekdot. Toh orang yang ingin kutangani adalah Pangeran Yu.”

Ia menolehkan kepalanya ke arah asap spiral yang naik ke atas aula kuil.

Wan Yu, seumur hidupmu terlalu sulit, dan menghilang dengan begitu cepatnya, seperti setangkai bunga. Memiliki julukan seorang Putri, tetapi bahkan tidak lebih baik daripada rumput liar. Ibu bahkan tidak bisa melakukan apa pun untukmu. Setidaknya sekarang, setidaknya di kehidupan ini, Ibu akan membantumu mengambil kembali setiap hal dari mereka yang telah menindasmu.

***

Di dalam salah satu bangunan di ibu kota Ding, seorang pria berbaju putih sedang memainkan cangkir porselen di tangannya dan bertanya dengan penasaran, “Jadi, gadis keluarga Shen itu ternyata bermusuhan dengan Pangeran Yu? Hingga menggunakan tangan tang jie-nya sendiri untuk menarik Pangeran Yu ke dalam lubang, metode semacam ini memang pintar, tetapi sebagai seorang wanita, ini benar-benar terlalu kejam.”

Ia menggelengkan kepalanya dan memasang tampang yang agak simpatik.

“Pangeran Yu Peringkat Pertama?”

Ketika ia menghadap si pemuda berbaju ungu, ia memasang senyum di wajahnya dan sepasang mata di wajah tampan itu setajam pisau.

Ia berujar malas-malasan, “Aku lihat, Pangeran Yu bukanlah orang yang ingin ditanganinya.”

“Bukan Pangeran Yu? Terus, siapa?”

Si pria berbaju putih terdiam dan menatap orang di seberangnya, “Menurutmu, itu ....”

“Bagaimana kalau memanfaatkan Pangeran Yu sebagai titik masuk dan membunuh seluruh keluarga kekaisaran Ming Qi?” sahut pemuda itu enteng.

0 comments:

Posting Komentar