Three Lives Three Worlds, The Pillow Book
Pillow Book of Samsara
Back to Chaos in a Dream : Chapter 5.1
Laut
Giok Surgawi adalah sebuah tempat yang mistis. Semenjak istana batu dibangun
seratus ribu tahun yang lalu, dan seluruh wilayah Laut Giok Surgawi di bawah
nama Dong Hua, menjadi wilayah pribadi Di Jun, selalu mempertahankan
penampilannya saat ini.
Selama
seratus ribu tahun terakhir, perubahan besar terlihat dalam berlalunya waktu,
dan kelima ras sudah menggambar ulang perbatasan mereka beberapa kali. Tetapi,
rerumputan dan pepohonan, setiap paviliun, dan setiap teras di Laut Giok
Surgawi terus seperti dirinya yang dulu, tetap tidak berubah.
Selama
jangka waku tertentu, pengurus Laut Giok Surgawi, Fei Wei xian jun, iri pada sesama pengurus, Feng Xing, yang bekerja di sisi
Dewi Shao Wan. Ini karena, Feng Xing tinggal di Gunung Zhang Wei; Dewi Shao Wan
suka menciptakan formasi dan lanskap taman, jadi Gunung Zhang Wei praktisnya
didekorasi ulang setiap tahunnya, mengubah penampilannya dari tahun ke tahun.
Fei
Wei mengagumi Feng Xing karena ia bisa tinggal di rumah yang baru tiap
tahunnya; ia sangat iri hingga ia secara tidak langsung menanyai Di Jun
beberapa kali, kapankah Laut Giok Surgawi bisa didekor ulang. Di Jun menolak
idenya secara blak-blakan, dengan mengatakan ia tidak akan membuang-buang
tenaga dalam masalah ini.
Setelah
berhadapan dengan pemandangan terbuka lebar Laut Giok Surgawi dan pahatan
alaminya selama seratus ribu tahun terakhir, Fei Wei meyakini bahwa ia tidak
akan pernah hidup untuk melihat hari dimana tata letaknya akan berubah. Tetapi
inilah bagaimana peristiwa ajaib terjadi.
Ia
baru pergi keluar selama empat atau lima hari untuk mengantarkan sepucuk surat.
Namun sekembalinya, ia menyadari bahwa tempat yang disebut Di Jun sebagai
taman—yang ia sendiri menyebutnya hutan belantara, benar-benar telah berubah
menjadi apa yang dunia sekuler pahami sebagai sebuah taman.
Ada
petak-petak bunga yang indah, serambi yang berliku-liku, gunung batu yang
diukir oleh pedagang surgawi, dan sebuah kolam teratai kecil yang elegan dan
indah di taman tersebut. Itu sangat mirip dengan taman di Gunung Zhang Wei yang
pernah membuatnya sangat iri.
Fei
Wei memanggil Bai Gun Gun yang sedang menerbangkan layang-layangnya di taman
dan menanyakannya apa yang terjadi.
Bai
Gun Gun senang memberi pencerahan pada orang lain, jadi ia pun mengesampingkan
layang-layangnya.
“Jadi
begini,” ia berkata selagi ia membantu Fei Wei menghilangkan keraguannya,
“Empat hari yang lalu, sewaktu Ibu sedang mengobrol santai dengan Ayah, ia
mulai membicarakan tentang sepetak kecil hutan yang tadinya di tempat ini. Ibu
bilang, ia tidak menyukai hutan kecil itu, dan lebih suka taman yang kemudian
dibangun di area ini berdasarkan desainnya, mengatakan bahwa tamannya memiliki
gunung ukiran, dan aliran sungai, sebuah kolam teratai dan kebun sayuran. Jadi
itu berguna dan bagus untuk dilihat.”
Ia
menggesturkan sesaat, “Selagi ia berbicara, Ibu melukiskan satu gambar untuk
dilihat Ayah. Ayah memandangi gambaran itu, dan tidak menyukainya, mengatakan
bahwa Ibu tidak punya selera dan berkomentar bahwa taman biasa semacam ini
tidak bisa dibandingkan dengan pesona alami dari sepetak hutan lebat itu.
Setelah itu, ia menebang sepetak hutan lebat tersebut, dan membuat taman ini
sesuai dengan gambaran Ibu.”
Fei
Wei terdiam sejenak, “Tuan Muda, detail yang Anda sebutkan di awalnya dan isi
di balik ‘setelahnya’ sepertinya agak terputut-putus ....”
Karena
Gun Gun tidak terlalu jago dalam kelas komposisi, ia sangat sensitif terhadap
tata bahasanya.
Jadi
ia pun melebarkan matanya, “Ah, benarkah? Jadi apa yang bisa kulakukan, apa kau
perlu aku mengulangi apa yang sudah kukatakan? Bagaimana, bagaimana aku harus
mengulanginya?”
“Tidak
perlu melakukan demikian.”
Fei
Wei mengelus kepala Gun Gun, “Ini bukanlah masalah Tuan Muda, ini masalah Di
Jun.”
Di
Jun pasti punya masalah.
Menurut
Fei Wei, Di Jun sebenarnya adalah Dewa yang tidak dapat diubah, bahkan termasuk
sedikit lunak. Karenanya, ia selalu mudah untuk dilayani.
Tetapi
belakangan, Di Jun tidak semudah itu lagi untuk dilayani.
Contohnya,
Di Jun bukan lagi jenis orang yang akan terus-terusan memakan makanan yang sama
di menu untuk sepuluh tahun ke depan. Di Jun tidak pernah sekali pun memasuki
dapur untuk memperbaiki menunya selama seratus tahun terakhir. Tetapi
belakangan ini, ia tidak punya kerjaan lain selain menanyai Fei Wei, apa yang
sudah direncanakannya untuk makanan berikutnya, bahkan sampai membahas menunya
secara rinci. Ia adalah pria sejati,
jadi mana mungkin ia akan mengetahui apa-apa soal memasak.
T/N:
“Pria lurus garis keras” sering dideskripsikan sebagai tidak peka terhadap
wanita dan punya selera yang buruk dalam berpakaian, tetapi tidak menjengkelkan
seperti para lelaki penganut aliran sovinisme.
Dulu,
Di Jun tidak pernah mengajukan keberatan tentang makanan, selalu hanya tumisan
ini-itu yang hambar. Tetapi belakangan, ia bukan hanya mulai memesan makanan,
tetapi benar-benar menuntut bumbu yang lebih baik.
Selain
itu, Di Jun tidak punya selera dalam berpakaian. Tetapi, Empat Lautan dan
Delapan Dataran berperang, jadi sudah hal yang bagus jika semua orang cukup
makan dan memiliki pakaian untuk membuat mereka tetap hangat. Oleh sebab itu,
tidak ada yang namanya tren dalam pakaiannya. Akibatnya, saat ia membuatkan
pakaian untuk Di Jun, ia akan menjahitkan beberapa ratus pakaian sekaligus
dengan bahan yang sama persis, dengan desain dan warna yang sama karena
kemudahannya.
Di
Jun tidak pernah mengatakan apa-apa soal pakaian itu setelah memakainya selama
ratusan tahun berikutnya. Tetapi belakangan ini, Di Jun tiba-tiba jadi tertarik
dengan kain yang langka. Kapan pun ia senggang, Di Jun akan mendesaknya keluar
dan mencarikan kain dengan warna, bahan dan pola yang telah ditentukannya
secara jelas hingga ke detail terkecil.
Selama
tujuh hari pertama menghadapi perubahan baru pada Di Jun, Fei Wei tidak bisa
memahaminya. Ia berpikir bahwa, Di Jun jatuh ke dalam pengaruh jahat.
Pada
hari kedelapan, ia menggantikan kedua anak abadi, yang sudah memakan terlalu
banyak buah dan membuat perut mereka sakit, untuk melayani Di Jun dan Nona Xiao
Bai makan siang. Di sinilah, Fei Wei xian
jun yang cerdas mengetahui alasan mengapa Di Jun mendadak jadi begitu
teliti soal makanan.
Di
Jun masihlah Di Jun yang sama, yang akan memakan apa saja yang diberikan
padanya. Tetapi Nona Xiao Bai adalah gadis yang lemah lembut, gadis seperti ini
akan memerlukan jenis perhatian yang sama. Ia tidak akan memakan apa saja yang
disajikan untuknya.
Di
hari kesembilan, ia melihat kain langka yang susah payah dicarinya, muncul di
tubuh Nona Xiao Bai. Fei Wei xian jun,
yang hanya memerlukan sebuah petunjuk untuk memahami sesuatu, juga mengerti
kenapa Di Jun mendadak jadi pemilih dalam bahan pakaian.
Di
Jun tetaplah orang yang sama yang akan mengenakan apa pun yang diberikan
padanya. Tetapi Nona Xiao Bai adalah gadis yang lemah lembut, dan gadis seperti
ini memerlukan jenis perhatian yang sama. Ia tidak seharusnya mengenakan apa
pun yang diberikan padanya.
Fei
Wei mengamati situasi itu selama setengah bulan. Di luarnya, kelihatan seolah
Di Jun memperlakukan Nona Xiao Bai seperti yang lainnya. Misalnya, Di Jun suka menyesakkan
orang saat berbicara. Hal yang mengerikan adalah, ia benar-benar memperlakukan
Nona Xiao Bai dengan cara yang sama. Alhasil, ia sering membuat Nona Xiao Bai
begitu marah sampai-sampai ia akan menghabiskan sepanjang harinya mengabaikan
Di Jun setelahnya.
Fei
Wei menghela napas selagi ia berpikir, mungkin Nona Xiao Bai meyakini bahwa Di
Jun tidak memperlakukannya dengan baik. Namun, ia mengetahui bahwa Di Jun
sebenarnya telah melakukan banyak hal untuknya. Sebenarnya, ia dapat mengatakan
Di Jun memperlakukannya dengan cermat dengan segala cara yang memungkinkan.
Tetapi ia mencurigai bahwa Nona Xiao Bai jadi bingung setelah dibuat kesal oleh
Di Jun setiap harinya, jadi mana mungkin ia akan mengetahui bahwa Di Jun sudah
berusaha begitu keras untuknya.
Malahan,
Nona Xiao Bai mengira bahwa alasan ia makan dengan baik dan mengenakan pakaian
yang bagus adalah karena dirinya, Fei Wei, perhatian si pengurus abadi ini
dalam menangani masalah. Ia sama sekali tidak berpikir seperti ini.
Di
Jun tampaknya tidak keberatan kalau Nona Xiao Bai salah paham begini terhadap
dirinya, bahkan memintanya agar tidak bicara sembarangan soal ini.
Mengapa
Di Jun akan bertingkah seperti ini?
Bukankah
itu hal yang bagus bagi Nona Xiao Bai untuk mengetahui bahwa Di Jun sudah
memenuhi kebutuhannya dengan penuh perhatian dan pertimbangan?
Mungkinkah
karena Di Jun tidak pernah mengejar seorang gadis sebelumnya dan menyukai Nona
Xiao Bai?
Tetapi,
ada ribuan pemikiran tersembunyi di dalam hatinya, namun ia tidak tahu
bagaimana cara mengungkapkannya, sehingga menyebabkannya mengambil tindakan
yang tidak dapat dipahami itu?
Setelah
terus mengamati seluruh keluarga mereka selama setengah bulan lagi, Fei Wei
merasa bahwa ia tidak keliru. Tak diragukan lagi, ia adalah orang yang cerdas
dan cepat tanggap. Tetapi ia tidak punya keberanian untuk mencari kepastian
dari Di Jun tentang apakah ia orang seperti itu, dan apakah ia benar mengenai
dunia batinnya yang tak terduga.
Waktu
berlalu dan tiga bulan pun telah terlewati.
Sebuah
peristiwa besar pun pecah di Langit dan Bumi selama masa tiga bulan itu.
Karena
para Tetua dari ras Dewa tidak bisa mengundang Di Jun keluar dari Laut Giok
Surgawi, mereka pun berdiskusi. Pada akhirnya, mereka memutuskan untuk
membiarkan Dewa Agung Hou Zhen
menggantikan sementara sebagai Raja para Dewa. Tetapi mereka juga takut kalau
Dewa Agung Fu Ying tidak akan menyerah dan memicu perselisihan internal. Oleh
sebab itu, mereka menganugerahkan seluruh wilayah Alam Utara kepada Dewa Agung
Fu Ying, memungkinkannya untuk menjalani kehidupan yang santai sebagai dewa
kehormatan, bebas dari kendali Jiu Chong Tian.
Para
Tetua meyakini bahwa cara mereka dalam menangani masalah ini sudah mencakup
semua basis. Meskipun Fu Ying mengendalikan pasukan yang mengesankan, ia tidak
memiliki pasukan yang relatif lebih besar daripada yang dimiliki Dewa Agung Hou
Zhen, ketika digabungkan dengan tentara di bawah kendali para Tetua. Apabila
terjadi pertarungan nyata, ia belum tentu menang.
Bukannya
mereka tidak memberikannya jalan keluar yang terhormat. Mereka sudah
mengizinkannya untuk membangun wilayah kekuasaan pribadi di alam Utara. Orang
yang berkepala dingin yang memandang segala sesuatunya dengan jelas, harus
menerima ini sebagai jalan keluar dari situasi tersebut. Tidak semestinya ia
bersikeras memicu perselisihan internal, membuat dirinya melawan mereka, dan
memikul beban peperangan.
Para
Tetua bukannya tanpa alasan dalam pertimbangan mereka. Tetapi mereka tidak
mengantisipasi bahwa Fu Ying akan menjadi orang dengan ambisi yang besar, yang
akan dengan keras kepalanya menikmati tantangan masalah sulit.
Namun,
awalnya ia membawa keluhannya bersamanya selagi ia menuju ke Alam Utara. Tetapi
begitu ia sampai di sana, ia dengan mudahnya melakukan kontak dengan ras Hantu
dan Monster, menjanjikan mereka keuntungan besar yang tak terhitung jumlahnya
sebagai imbalan atas aliansi mereka.
Tak
lama sebelum ketiga faksi menyatukan kekuatan mereka dan membentuk pasukan
gabungan yang besar. Mereka menyerang Jiu Chong Tian dengan keinginan untuk
melenyapkan para Tetua dan menggulingkan Hou Zhen. Ini akan membuat Fu Ying
mengendalikan Delapan Dataran, sehingga menjadi Raja para Dewa berikutnya.
Hou
Zhen dan para Tetua segera mengerahkan pasukan mereka dan mengutus jenderal
mereka ke garis depan untuk mengusir musuh. Kedua pasukan pun bertempur selama
berhari-hari dan menemui jalan buntu di Fei Shui.
Para
dewa dalam keadaan gelisah, tidak mengetahui kemana arah perang ini.
Untuk
alasan inilah, Dewa Agung Zhe Yan mengunjungi Laut Giok Surgawi dua kali. Tak
lama kemudian, Dewa Agung Hou Zhen juga tiba di Laut Giok Surgawi. Setelah itu,
sekelompok Tetua juga muncul satu demi satu di Laut Giok Surgawi.
Dewa
Agung Hou Zhen dan seluruh kelompok Tetua itu menunggu di pintu masuk utama Laut
Giok Surgawi selama tujuh hari sebelum Di Jun akhirnya ia melonggarkan
pendiriannya. Ia setuju untuk meninggalkan pengasingannya, sementara waktu
mengambil posisi Raja para Dewa, dan mengambil alih komando dari pasukan besar
para dewa untuk melawan tri-kekuatan Fu Ying, ras Hantu dan Monster.
Karena
Di Jun jadi lebih sibuk dengan urusan penting, tentunya ia mulai jarang melihat
Feng Jiu dan Gun Gun. Keluarga tiga orang mereka sebelumnya makan tiga kali
bersama-sama. Tetapi kini, termasuk hal yang bagus jika mereka bisa makan satu
kali bersama-sama.
Fei
Wei tadinya mengira bahwa Nona Xiao Bai tidak akan terbiasa. Tetapi ternyata,
Nona Xiao Bai adalah gadis yang sangat bijaksana bahkan di usia muda.
Mengetahui bahwa Di Jun sibuk dengan urusan resmi, ia tidak mengganggunya atas
kemauannya sendiri. Ia hanya akan mencari sesuatu untuk menghibur dirinya
sendiri, dan akan bersenang-senang melakukan itu.
Sementara
Di Jun sibuk, Nona Xiao Bai membawai Xiao Gun Gun untuk mengunjungi semua area
sekitar Laut Giok Biru. Mereka bahkan sempat berpergian ke Qing Qiu, mengintip
Raja Rubah Bai Zhi dan Ratu Rubah Ning Chang dari kejauhan. Hari ini, ia sedang
mempertimbangkan apakah akan membawa Gun Gun ke Gunung Zhang Wei untuk
menjelajah.
Tentunya
Fei Wei harus berkonsultasi dengan Di Jun untuk instruksi lebih lanjut mengenai
masalah ini, karena Gunung Zhang Wei tidak seperti Qing Qiu, dimana mereka bisa
pergi dan kembali dalam sehari. Jarak antara Gunung Zhang Wei dan Laut Giok
Surgawi adalah seratus delapan ribu li. Dengan kultivasi mereka saat
ini, mereka akan membutuhkan tidak kurang dari tiga hingga empat hari untuk
kembali.
T/N:
“Li” (里)
adalah satuan jarak masa Tiongkok kuno.
Di
Jun tepat di tengah-tengah mengatur gulungan bagan formasi di ruang bacanya.
Ia
mendongakkan kepalanya dan menatap Fei Wei setelah mendengar tentang masalah
itu, “Kenapa ia berpikir untuk pergi ke Gunung Zhang Wei?”
Fei
Wei menjawab dengan jujur, “Nona Xiao Bai mengatakan bahwa para gadis dari
zamannya selalu mengidolakan Dewi Shao Wan. Jadi ia ingin berkunjung untuk
mengagumi bekas kediaman Shao Wan.”
Di
Jun berpikir sejenak, “Oh, itu hal yang bagus,” jawabnya, menganggukkan
kepalanya.
Fei
Wei merasa bahwa kemungkinan Di Jun mencemaskan perjalanan panjang Nona Xiao
Bai dan langsung mengungkapkan kesetiaannya, “Di Jun, Anda boleh tenang. Aku
pasti akan melindungi Nona Xiao Bai dengan baik dalam perjalanan ini, dan
memastikan agar Nona Xiao Bai dan Tuan Muda tetap benar-benar aman.”
Di
Jun pun mempertimbangkan lagi untuk sementara waktu, dan menggulung gulungan
bagan formasi itu setelahnya.
Ia
berujar sambil lalu pada Fei Wei, “Tidak masalah, aku ada pertemuan di sana dan
kebetulan berada di rute yang sama dengan kalian semua.”
Fei
Wei yang naif pun memercayainya.
Awalnya,
lokasi forum diskusi resmi yang dipimpin oleh Dewa Agung Hou Zhen akan diadakan
di Laut Giok Surgawi untuk mengakomodasi Di Jun. Dan hanya begitu saja,
dipindahkan ke Gunung Zhang Wei, seratus delapan ribu li jauhnya.
Hanya
ketika Dewa lainnya mendatanginya di acara terpisah untuk menanyakan tentang
perubahan lokasi dadakan, barulah Fei Wei menyadari, pertemuan yang Di Jun
bicarakan sebenarnya adalah pertemuan ini. Jadi, ketika Di Jun mengatakan “ia
kebetulan”, benar-benar bukan begitu kasusnya.
Dewa
lainnya bertanya dengan rendah hati kepadanya kenapa, tetapi ia tidak tahu apa
yang harus dikatakan. Ia tidak bisa mengungkapkan bahwa itu karena Di Jun tidak
merasa tenang saat Nona Xiao Bai ingin menjelajahi Gunung Zhang Wei, dan
karenanya mengubah lokasi forum diskusinya ke tujuan yang sama. Ini akan sangat
mengurangi reputasi terkenal Di Jun.
Jadi
Fei Wei pun memutar otaknya dan memaksa dirinya untuk menjawab, “Barangkali,
untuk memperingati persahabatannya dengan Dewi Shao Wan ....”
Setelah
mendengr perkataan itu, yang mengejutkan, Dewa lainnya memercayainya.
Mendesah
di antara diri mereka sendiri, “Di Jun benar-benar orang yang menghargai
persahabatan!”
Satu
demi satu, mereka mengusap air mata, selagi mereka merasa tersentuh.
Fei
Wei mengusap keringat dingin dari keningnya, merasa bahwa ia benar-benar cepat
tanggap.
0 comments:
Posting Komentar