Rabu, 03 September 2025

CTF - Chapter 210

Consort of A Thousand Faces

Chapter 210 : Bergaun Merah


"Putri Pertama, silakan coba gerakkan pergelangan kaki Anda sedikit; apakah masih sakit?"

Ning An Lian dengan hati-hati merentangkan pergelangan kakinya, pelan-pelan memperbesar pergerakannya hingga ia mengetahui dimanakah batasannya.

Saat Tabib Kekaisaran Fang melihat kalau ia baik-baik saja, ia menganjurkan, "Anda pulih dengan baik, jadi kita akan terus melanjutkan pengobatan yang sama dengan hari ini. Selama Anda tidak melakukan pergerakan yang besar atau berdiri terlalu lama, seharusnya Anda baik-baik saja. Berhati-hatilah agar tidak membuatnya bengkak lagi."

"Baiklah, Putri ini akan berhati-hati. Tabib Kekaisaran Fang, cepat dan obati Putri ini." Lalu, Ning An Lian meminta Piao Xu untuk membantunya ke dipan panjang untuk berbaring.

Tabib Kekaisaran Fang lanjut membuka kotak obatnya dan memulai pengobatannya, bekerja dengan giat selama hampir dua jam sebelum ia selesai. Setelah ia melepaskan tangannya dari pergelangan tangan dan kakinya, Ning An Lian merasa keduanya hangat dan nyaman. Mereka tidak sakit lagi ketika digerakkan, bahkan meskipun jika ia membuat pergerakan yang lebih besar.

"Tabib Kekaisaran Fang, keterampilan medismu sungguh luar biasa. Putri ini akan menghadiahimu dengan berlimpah." Ia memberi Piao Xu tatapan yang mendorong orang itu untuk menuju ke kamar dalam, mengambilkan sebatang emas.

Tabib Kekaisaran Fang langsung melambaikan tangannya, tetapi Ning An Lian cepat-cepat bersikeras, "Ambil ini; ini adalah hadiah dari Putri ini. Mungkinkah kau tidak memedulikan tentang muka Putri ini?"

"Ini ...."

Piao Xu mendorong sebatang emas itu ke dada Tabib Kekaisaran Fang, sehingga ia tidak punya pilihan selain menerimanya.

"Piao Xu, ikuti Tabib Kekaisaran Fang dan ambilkan beberapa obat penutrisi dari Biro Tabib Kekaisaran." Ning An Lian menginstruksikan selagi ia memberi tatapan penuh makna pada Piao Xu.

Piao Xu paham. Putri Pertama ingin agar aku meninggalkan istana peristirahatan bersama Tabib Kekaisaran Fang dengan alasan berpura-pura mengambilkan obat-obatan sehingga aku bisa mendapatkan informasi. Yang lebih penting, ia ingin mengetahui apakah si penggoda Su Xi-er itu akan pergi ke Sungai Induk bersama Pangeran Hao!

Tabib Kekaisaran Fang ragu-ragu selagi ia tersadar. Putri Pertama sudah memberikanku emas ini supaya aku membawa Piao Xu keluar dari istana peristirahatan .... Bukankah ini sama saja dengan menentang Pangeran Yun secara terbuka kalau aku menyetujuinya?

"Tabib Kekaisaran Fang, mengapa kau masih di sini saja? Piao Xu hanya akan pergi mengambilkan beberapa obat penutrisi; apakah kau takut kalau ia akan tersesat?" Ning An Lian duduk di kursi atas dengan kilat jahat di matanya dan sikap yang sombong.

Tabib Kekaisaran Fang segera membungkuk untuk menyampaikan hormatnya. "Pejabat rendahan ini tidak berani. Hanya saja, ada begitu banyak pengawal di luar sana sekarang ini, yang bahkan, Anda saja tidak diizinkan untuk keluar, Putri Pertama. Bagaimana mungkin ...."

"Diam, hanya mengambilkan obat penutrisi. Tabib Kekaisaran Fang, Putri ini akan diam, tetap berada di sini."

Tabib Kekaisaran Fang bisa mengetahui bahwa Ning An Lian kesal dan harus mundur selangkah. "Pejabat rendahan ini mematuhi perintah." Aku bersedia, tetapi pengawal di luar pintu itu lain lagi ceritanya.

Piao Xu mengikuti Tabib Kekaisaran Fang keluar dari pintu dengan perintah Ning An Lian dalam benaknya. Namun, sebelum ia bisa mengambil beberapa langkah lagi, ia dihentikan oleh pengawal di luar dengan mengungkit soal perintah dari Pangeran Yun dan Kaisar.

Tabib Kekaisaran Fang berada dalam situasi sulit sementara ia menatap si pengawal. "Ia mengikuti pejabat rendahan ini ke Biro Tabib Kekaisaran untuk mendapatkan beberapa obat penutrisi, dan akan segera kembali. Hamba pasti akan membawanya melewati jalan kecil yang sunyi agar tidak ada seorang pun yang mengetahuinya."

"Tidak!" Pengawal itu tidak tersenyum, mengangkat tombaknya sebagai ancaman dalam diam.

Piao Xu sedikit marah, tetapi masih memperlihatkan senyuman di wajahnya. "Hamba  hanya ingin pergi dan mengambil beberapa obat, dan tidak akan berkeluyuran di luar sana. Paling lama, akan dibutuhkan waktu lima belas menit bagiku."

Tepat saat si pengawal bersiap untuk menyuarakan penolakan lainnya, ia melihat Putri Pertama berjalan pelan-pelan keluar dari istana. Ia tampak natural dan tenang, seolah pergelangan kakinya sudah baik-baik saja.

"Putri ini merasa tidak sehat dan membutuhkan beberapa obat penutrisi, jadi aku memerintahkan dayangku untuk pergi dan mengambilkannya. Mungkinkah, bahkan itu pun dilarang?"

Pengawal itu langsung membungkuk menyampaikan hormatnya. "Bawahan ini tidak berani, tetapi Pangeran Yun sudah menginstruksikan ...."

Ia diinterupsi sebelum ia bisa selesai. "Pangeran Yun akan segera meninggalkan istana kekaisaran untuk pergi ke Sungai Induk Nan Zhao, Sungai Air Caltrop. Jika kau terus menghadangnya, maka mungkin Putri ini juga akan keluar sekarang juga. Kecuali kau membunuh Putri ini, kau tidak akan bisa menghentikanku!"

Ning An Lian menekankan kalimat terakhirnya, meninggikan suaranya di saat bersamaan. Si pengawal pun tertegun setelah mendengar kata 'bunuh'. Aku tidak percaya kalau ia menggunakan kata yang sangat ganas. Tidak peduli bagaimana tindakan Putri Pertama, kami tidak akan berani membunuhnya!

Tertinggal hanya dengan sedikit pilihan, pengawal itu mundur untuk mendiskusikan masalah ini dengan pengawal lainnya dan tentara dari Pasukan Tentara Kekaisaran. Pada akhirnya, mereka memutuskan untuk menyerah. "Nona Piao Xu, pergi dan cepatlah kembali."

Piao Xu pergi setelah menerima tatapan penuh arti yang terakhir dari Ning An Lian.

Piao Xu paham dan segera pergi bersama Tabib Kekaisaran Fang.

Meski Tabib Kekaisaran Fang mengetahui bahwa alasan Piao Xu untuk keluar tidaklah sesederhana pergi bersamanya untuk mengambilkan obat, ia tidak bisa mengakuinya secara terbuka.

Setelah memasuki Biro Tabib Kekaisaran, Piao Xu mengambil beberapa obat penutrisi dan pergi terburu-buru. Tabib Kekaisaran Fang menggelengkan kepalanya dan menghela napas. Aku harap, tidak ada yang salah dengan mereka.

Piao Xu tidak menggunakan jalur sepi yang sama di perjalanan pulangnya, malah memilih menggunakan jalan utama menuju ke atrium. Melihat waktunya, Pangeran Yun pasti masih berada di dalam istana.

Ketika ia mendekati tempat tujuannya, ia menangkap pemandangan dua baris pengawal kekaisaran yang membentuk sebuah jalan di antara mereka. Mereka semua berekspresi khidmat, dengan pedang yang tergantung di pinggang mereka.

Piao Xu mendengarkan langkah kaki sebelum mendongakkan kepalanya dan melihat Kaisar berjalan turun di tengah-tengah pengawal bersama Pangeran Yun di kirinya, dan Pangeran Hao di kanannya. Mengikuti di belakang mereka adalah seorang pria yang tampak sangat memikat dan feminin dan ....

Piao Xu fokus pada sosok itu, menemukan bahwa ia mengenakan sebuah gaun merah. Wanita itu jelas-jelas adalah Su Xi-er! Meskipun ia masih berada di belakang rombongan, ialah satu-satunya yang mengenakan gaun merah!

Warna merah adalah warna paling agung, terutama warna peoni merah! Semakin gelap warnanya, semakin tinggi pula status orang tersebut. Aku adalah dayang pribadi Putri Pertama Kekaisaran, dan bahkan diriku saja hanya bisa mengenakan gaun yang agak merah muda di hari Tahun Baru.

Tetapi, Su Xi-er mengenakan gaun berwarna merah terang itu hingga cukup menyilaukan sampai tertangkap mataku! Di antara semua dayang istana, ialah satu-satunya yang mengenakan merah!

Lancang sekali! Mungkinkah Pangeran Hao mengizinkannya memakai itu? Ini Nan Zhao, bukan Bei Min!

Walaupun Piao Xu berdiri jauh sekali, Yun Ruo Feng masih tetap menemukannya hanya dengan sepintas lihat. Ia memberi sinyal pada Wei Mo Hai di sisinya.

Wei Mo Hai segera menginstruksikan Qin Ling, mendorong orang itu untuk melesat ke sebelah Piao Xu dan menyeretnya masuk ke dalam hutan di sebelah jalur istana.

"Kembali ke istana peristirahatan Putri Pertama. Ini bukanlah tempatmu berada. Putri Pertama tidak boleh keluar selama perjamuan kerajaan kali ini."

Piao Xu merasa ini tidak adil bagi Ning An Lian. "Posisi Putri Pertama itu agung. Meskipun jika pergelangan kakinya cedera, ia masih bisa pergi dengan sebuah tandu! Sebaliknya, semua perhatian sudah dicuri oleh Su Xi-er, ia bahkan mengenakan sebuah gaun merah hari ini!"

"Su Xi-er adalah seseorang dari Bei Min; kau tidak bisa mengaturnya. Semua orang menyadari kehadirannya setelah ia muncul hari ini, bahkan, Kaisar Xi Liu, yang biasanya pendiam dan acuh tak acuh. Bagaimanapun juga, kau harus segera bergegas dan menghilang." Qin Ling berbicara dengan tenang, hanya menyatakan faktanya. Namun, setiap kata yang diucapkannya merupakan tikaman ke dalam hati.

Ning An Lian akan mengepul menggila apabila ia mendengarkan bahkan hanya satu kalimat saja dari mulut Qin Ling.

"Kau!" Piao Xu sangat marah, tetapi ia harus memelankan suaranya agar menghindari ketahuan.

Aku hanya terkejut dengan gaun merah Su Xi-er, jadi aku tidak bersembunyi secepatnya. Sekarang, aku harus kembali ke istana peristirahatan dan memberitahukan Putri Pertama tentang ini. Sudah pasti, ia tidak akan duduk saja dan menunggu di istana peristirahatan, membiarkan semua perhatian diambil oleh Su Xi-er.

Ini adalah Nan Zhao, bukan tempat bagi orang kurang ajar dari Bei Min!

Continue reading CTF - Chapter 210

CTF - Chapter 209

Consort of A Thousand Faces

Chapter 209 : Menyebutnya Tua


Pei Qian Hao tidak bisa memahaminya. Mengapa orang yang menarik perhatianku begitu membangkang?

Dalam keputusasaannya, Pei Qian Hao melupakan bahwa inilah alasan kuat mengapa Su Xi-er membuatnya tertarik sejak awal. Ia pemberani dan blak-blakan, selalu melakukan hal yang tak terduga. Ia bukan hanya mengacau dengan orang lain, bahkan berani memainkan kata-katanya di depan dirinya!

Menilai dari ekspresi seriusnya, Pei Qian Hao sudah pasti terlihat seolah ia ingin jawaban asli Su Xi-er. Aku bahkan belum bertemu dengannya saat ia mendirikan Istana Kecantikan, jadi, bagaimana aku mengetahui mengapa ia melakukannya?

"Tebak." Ia mengucapkan satu kata saja untuk memperlihatkan bahwa ia tidak punya banyak kesabaran.

"Pangeran Hao, Anda adalah seseorang yang tidak menyimpan orang-orang tanpa alasan. Itu bisa membuat seseorang merasa senang hanya dengan melihat sambil lalu ke arah para wanita cantik itu. Karena, Anda sudah mencapai usia itu. Hamba mendengar ketika berada di Istana Samping, bahwa banyak keluarga kaya yang memutuskan siapa yang akan dinikahi oleh putra-putra mereka bahkan sebelum mereka cukup umur. Sangat normal bagi Anda untuk mendirikan Istana Kecantikan, Pangeran Hao."

Su Xi-er mendapat getokan di kepalanya. "Semua tebakanmu salah. Saat kau kembali ke Bei Min, kau akan menerima sepuluh cambukan."

Pei Qian Hao menatapnya dengan ekespresi yang tidak senang. Mencapai usia itu .... Apakah ia sedang menyebutku tua? Aku dua puluh lima tahun, dan ia berusia lima belas tahun. Sepertinya, ia sedikit lebih muda daripada si Kaisar kecil Nan Zhao ....

Tidakkah wanita yang belum dewasa ini mengetahui bahwa seorang pria menjadi semakin menawan, semakin dewasa dirinya?!

Pei Qian Hao tidak suka orang membantahnya. Meski ia terlihat membuat keputusan yang sembrono, ia merupakan orang yang masuk akal. Tetapi, ada kalanya, saat ia akan memutuskan untuk melakukan sesuatu yang sepenuhnya karena suasana hatinya sendiri.

"Selagi kau berada di Nan Zhao, kau tidak diizinkan untuk pergi ke tempat Kaisar Nan Zhao. Kemari, tidur bersama Pangeran ini, dan aku akan melepaskanmu."

"Hamba tidak mengantuk." Su Xi-er berusaha membebaskan diri dari cengkeramannya selagi ia berbicara, masih berdiri di sana tanpa memakai celananya.

"Tidak mengantuk? Kalau kau terus membantah, maka Pangeran ini akan melepaskan semua pakaianmu." Ia menjeda sebelum menambahkan, "Jangan khawatir, Pangeran ini tidak akan melakukan apa-apa. Aku hanya akan memelukmu." Setelah ia selesai berbicara, ia menggendong Su Xi-er dan melemparkannya ke atas ranjang tanpa memedulikan apakah gadis itu sudah mengenakan celananya.

Su Xi-er berhasil membangunkan dirinya ketika punggungnya menyentuh selimut yang lembut itu, cepat-cepat mengenakan celananya juga.

Apa bedanya antara tidur bersamanya dan tidur dengan seekor harimau? Selain itu, ia punya kamarnya sendiri!

Namun, sebelum ia dapat melakukan apa pun, Pei Qian Hao menariknya dan memeluknya di dadanya, menyelimuti mereka berdua dengan selimut tipis itu. "Baik-baiklah dan jangan bergerak; tidur seperti ini saja." Ia menariknya mendekat setelah ia berbicara, menarik napas dalam.

Tidak buruk, sekujur tubuhnya beraroma segar dan wangi. Pei Qian Hao memejamkan matanya setelah merasa nyaman, tampaknya tertidur setelah beberapa saat.

Tetapi, jika Su Xi-er menggerakkan satu tangan saja, ia akan segera memeluknya erat-erat dan mencegahnya pergi.

Oleh karenanya, Su Xi-er tidak punya pilihan selain tetap diam, berada dalam pelukannya sepanjang malam. Mereka berdua tidak berbicara, dan pada akhirnya, Su Xi-er bahkan tidak tahu kapan ia tertidur. Ia hanya samar-samar mengingat sensasi hangat di punggungnya.

(T/N : wah bobo sambil back hug, huhuhu senengnya hati ini XD)

***

Keesokan harinya, di Istana Peristirahatan Putri Pertama Kekaisaran.

Tabib Kekaisaran Fang sudah mengobati Ning An Lian kemarin dengan menarik kembali pergelangan tangannya dan mengoleskan obat. Ia juga melakukan akupuntur di pergelangan kakinya dan merebuskan obat untuknya sebelum akhirnya mengizinkannya untuk istirahat.

Setelah meminum dosis obat untuk pagi ini, pergelangan tangan dan kakinya terasa jauh lebih baik. Selama ia tidak melakukan pergerakan besar, hampir tidak terasa sakit.

Ning An Lian duduk di kursi atas bersama dengan seorang dayang istana di sisinya, menyuapinya Sup Jamur Putih Polong Teratai.

Tak lama setelahnya, Piao Xu bergegas masuk, menggantikan dayang istana tersebut; ia menggerutu sementara ia melakukan tugasnya. "Putri Pertama, bahkan, ada lebih banyak pengawal di istana peristirahatan hari ini. Ada pengawal dari Kediaman Pangeran Yun, dan beberapa Pasukan Tentara Kekaisaran. Mereka menjaga istana peristirahatan dengan ketat sampai-sampai, dayang istana yang mengurusi pembersihan tidak bisa keluar. Semua makanan dikirimkan kemari oleh orang-orang dari Dapur Kekaisaran."

Piao Xu berbicara seolah-olah Ning An Lian mengalami ketidakadilan yang luar biasa.

Melakukan ini, sama saja dengan menahan Putri Pertama. Pertanyaannya adalah, mengapa mereka melakukan ini ketika perjamuan kerajaannya sudah selesai? Jelas sekali mereka berbuat begini, bukan karena mereka mencemaskan kesehatan Putri Pertama, jadi, mungkinkah karena mereka takut ia mungkin akan melakukan sesuatu yang gegabah?

Ning An Lian mencoba tampak tenang, tetapi, alisnya yang tertaut memperlihatkan suasana hatinya sekarang. Ia mengunyah sebiji polong terartai di mulutnya dan membayangkan kalau polong teratai itu adalah Su Xi-er. Ia berharap ia bisa menghancurkannya dan memakannya.

"Putri Pertama ...." Tepat ketika Piao Xu mulai berbicara, Ning An Lian melambaikan tangannya dan membubarkan semua dayang istana di dalam istana peristirahatannya. "Kalian semua, mundurlah. Pergi dan sapu halamannya. Jangan masuk ke dalam istana peristirahatan tanpa perintah Putri ini. Tutup pintu istananya, dan katakan pada pengawal bahwa Putri ini ingin beristirahat dengan baik."

Para dayang istana pun membungkuk dan mengiyakan sebelum cepat-cepat pergi dan menutup pintu di belakang mereka.

Piao Xu tidak mengerti. Apakah Putri Pertama sungguh menerima, ditahan dan memutuskan ia lebih baik tetap berada di dalam istana peristirahatan?

"Kapan orang dari Dapur Kekaisaran tiba?" Ning An Lian bertanya perlahan. Ia sudah memutuskan dalam hatinya. Jangan pernah berpikir untuk mengurung Putri ini.

Sebagai Putri Pertama, mana mungkin aku tetap berada di istana peristirahatan? Selain itu, ini baru hari kedua perjamuan kerajaan. Seusai dengan adat-istiadat, Yang Mulia dan Pangeran Yun akan membawa semua tamu ke sungai induk milik Nan Zhao untuk bertamasya. Akan ada lusinan perahu indah di sungainya setelah malam turun, masing-masing akan menyala terang dengan lilin. Nyanyian dan tarian akan menggema sepanjang malam.

Mana mungkin aku tidak muncul di acara seperti itu!

"Mereka akan datang sekitar tengah hari."

Ning An Lian mengangguk dan mengetuk-ngetuk mejanya pelan. Mereka sudah akan berada dalam perjalanan ke sungai induk saat itu.

"Putri Pertama, apa yang sedang Anda persiapkan untuk lakukan? Apakah pergelangan tangan dan kaki Anda sedikit lebih baik?" Piao Xu ingin Putri Pertama keluar dari istana peristirahatan, tetapi juga mengharapkan agar pergelangan tangan dan kakinya mendingan. Kalau tidak, meski jika ia berhasil meninggalkan istana peristirahatan, langkahnya yang lebih lambat akan menarik perhatian di saat itu. Apabila itu terjadi, Pangeran Yun pasti akan memulangkannya lagi!

"Apa pun yang terjadi, Putri ini akan keluar hari ini; aku tidak bisa terus terperangkap selama waktu sepenting ini. Ketika pelayan dari Dapur Kekaisaran sampai, buat ia pingsan. Sementara ini, bawakan kemari potongan ginseng yang diberikan oleh Tabib Kekaisaran Fang; Putri ini akan mengemut sepotong di mulut."

Piao Xu segera membungkuk. "Baik." Lalu, ia berbalik untuk mengambilkan ginsengnya.

Tepat ketika ia membawakannya ke sana, suara seorang pengawal dari luar istana bisa terdengar. "Melapor pada Putri Pertama, Tabib Kekaisaran Fang sudah tiba untuk memeriksa Anda. Apakah tidak masalah baginya untuk masuk?"

Ning An Lian mengangguk. "Biarkan ia masuk."

Pintu istananya terbuka, dan Tabib Kekaisaran Fang masuk dan meletakkan kotak obatnya di samping sebelum membungkuk. "Pejabat rendahan ini memberi hormat pada Putri Pertama Kekaisaran."

"Tidak perlu terlalu sopan. Kemari dan cepatlah periksa cedera Putri ini, terutama pergelangan kaki."

Piao Xu segera berlutut dan mengangkat ujung gaun Ning An Lian, memperlihatkan pergelangan kakinya.

Tabib Kekaisaran Fang berjalan mendekat dan memeriksanya dengan cermat. Bengkaknya sudah berkurang; hanya agak memar.

Tidak buruk, setelah semua pengobatan kemarin, akhirnya ada hasil yang tampak. Tabib Kekaisaran Fang mengangguk puas. "Pejabat rendahan ini akan melakukan akupuntur lagi sebelum menggunakan dupa obat dan mengurut cederanya dengan obat-obatan. Pengobatan ini akan sangat efektif setelah membalut cederanya dengan pembalut obat."

"Butuh waktu berapa lama? Apakah Putri ini masih harus berjalan pelan-pelan?" Ning An Lian paling memedulikan soal pertanyaan terakhirnya. Jika aku mau meninggalkan istana peristirahatan, aku harus menyelinap keluar. Ini hanya akan memungkinkan apabila aku bisa berjalan dengan normal.

Continue reading CTF - Chapter 209

CTF - Chapter 208

Consort of A Thousand Faces

Chapter 208 : Kecemburuan yang Nyata 


Pei Qian Hao lebih mencondongkan tubuhnya ke arah Su Xi-er, mengabaikan fakta bahwa gadis itu tidak mungkin bisa menahan berat tubuhnya.

Ini menyebabkan Su Xi-er tidak sanggup mengangkat kakinya lagi, menghalanginya dari mendendang pria itu.

"Pangeran ini akan mengajarimu sebuah pelajaran malam ini. Berani sekali kau jadi begitu sombong." Saat ia selesai berbicara, ia pun menurunkan kepalanya.

Bahkan di dalam kegelapan, ia bisa langsung mengetahui dimana Su Xi-er berada karena aroma segar yang dipancarkannya. Pei Qian Hao segera menangkap bibir merah mudanya yang lembut.

Aromanya tidak buruk. Bagiku, memberikan ciuman pertamaku, bahkan terus menciuminya, ialah satu-satunya. Ini semestinya adalah anugerah besar baginya.

(T/N : Oooo~ jadi Pangeran Hao juga baru pertama ciuman waktu mabuk dan ketemu Su Xi-er di hutan itu ya, tapi ciumannya uda seganas itu, ternyata ... muehehe *pasang muka paham aja*)

Pei Qian Hao menggigit bibirnya, memaksa Su Xi-er sedikit membuka mulutnya karena kesakitan. Ia segera mengambil keuntungan dari kesempatan itu untuk memperdalam ciumannya yang menyebabkan napasnya jadi kasar.

Su Xi-er menyadari kalau ia berada dalam bahaya, dan langsung mulai menggigit Pei Qian Hao.

Tetapi, kali ini, Pei Qian Hao menangkap dagunya dengan satu tangan sebelum menarik diri menjauh untuk berbicara. "Pangeran ini tidak akan membiarkanmu sukses kali ini."

Setelah ia selesai bicara, ia menggunakan satu tangan untuk memegangi kedua tangan Su Xi-er, dan menggunakan tangan lainnya, mulai melucuti pakaiannya.

Pei Qian Hao ingin Su Xi-er paham bahwa mudah baginya untuk memiliki wanita mana pun yang diinginkannya. Ia harusnya merasa diberkahi karena ialah orang yang kuinginkan. Tentu saja, sebagai pria yang berprinsip, aku hanya tertarik padanya.

Su Xi-er memandangi bajunya yang agak terbuka, tetapi hanya bisa menggunakan mulutnya untuk memaki Pei Qian Hao, karena tangan dan kakinya ditahan. "Apa yang sedang Anda lakukan?" Suaranya dingin dan satu oktaf lebih rendah; mirip dengan Pei Qian Hao saat ia sedang kesal.

Pei Qian Hao menatapnya, mencubit tubuh lembutnya dan terkekeh. "Menurutmu, apa yang sedang Pangeran ini lakukan? Mengapa aku akan menelanjangimu?" Ia mengangkat alisnya main-main saat ia berbicara.

"Tidak boleh! Mundur!" Suara Su Xi-er jadi lebih kencang sementara ia meronta berusaha membebaskan diri.

"Jadi, Pangeran ini harus mundur karena kau mengatakan demikian? Apakah Pangeran ini harus mendengarkanmu? Jika Pangeran ini pergi, apakah kau masih akan pergi dan mengunjungi si Kaisar kecil itu?" Sentuhan kejengkelan menghantam dirinya saat ia memikirkan soal ini, tetapi ia tidak membiarkannya tampak di wajahnya.

Sebaliknya, ia terus menelanjangi Su Xi-er. Ia menarik jubah atasannya sampai terbuka, memperlihatkan ujung korset Cina abu-abu yang dikenakannya.

Su Xi-er melihat bahwa kejadiannya tidak akan baik dan segera berkata, "Hentikan, jika Anda meneruskannya, maka aku akan ...." Ia begitu gelisah sampai-sampai ia lupa menyebut dirinya sendiri sebagai 'hamba'.

Pei Qian Hao melihat korset Cina abu-abu dan tertawa bahagia. Ia merendahkan wajahnya hingga ia dekat dengan bibir Su Xi-er dan berkata pelan. "Apa yang akan kau lakukan?"

"Pangeran Hao, hamba tidak bisa menyumpahi ataupun memukulmu. Tubuh hamba lemah, dan rasanya tidak nyaman saat Anda menindih hamba."

Su Xi-er mengubah taktik. Kalau taktik keras tidak bekerja, aku akan mencoba taktik lembut.

"Siapa bilang kau tidak pernah memukul Pangeran ini? Setelah membuat Pangeran ini pingsan saat pertama kali kita berjumpa, dan setelahnya menendang bokongku malam ini, kau berani mengatakan kau belum pernah memukulku? Itu juga bukan yang satu-satunya. Kau sudah sering sekali menyinggung Pangeran ini, sampai-sampai, menjadi agak tidak nyaman karena kau ditindih adalah hal yang paling tidak perlu kau khawatirkan."

Ia mendekat seperti seekor ikan hiu sewaktu ia berbicara, mencium tulang selangkanya, bahkan menggigitnya.

Su Xi-er hampir saja mengumpatinya. Apa kau terlahir di tahun anjing!

"Selain itu, Pangeran ini tidak melihat, darimananya tubuhmu lemah. Kekuatan di tanganmu ini kuat."

Su Xi-er memutar kepalanya dan ingin membebaskan diri. "Wanita terbuat dari air; itu hal yang wajar bagi tubuh kami menjadi lemah. Tidak nyaman ditindih begini; dan aku tidak bisa bernapas."

Pei Qian Hao tidak mempersulitnya kali ini. Ia mengangkat beban tubuhnya sedikit, tetapi tidak menghentikan pergerakan di tangannya. Ia berniat untuk menyibakkan si korset Cina.

Karena kaki Su Xi-er bisa bergerak lagi, ia pun mengambil kesempatan untuk menyapu kaki Pei Qian Hao dari bawah tubuhnya, kemudian menabrakkan tubuhnya ke sisinya, sampai posisi mereka berbalik. Ia menggenggam erat bajunya dengan satu tangan, dan menggunakan satu tangan lainnya untuk menopang dirinya di dada Pei Qian Hao.

Situasinya langsung berubah, dimana Su Xi-er yang menindih di atas dirinya.

Pei Qian Hao tertawa kecil. "Berani sekali, kau berani duduk di atas Pangeran ini?"

Memangnya ia pikir, aku mau melakukan ini?! Hanya saja, aku tidak punya pilihan lain!

Su Xi-er memberinya pukulan kuat di dadanya dengan tangannya. "Pangeran Hao, karena Anda menyukai kamar hamba, aku akan membiarkan Anda tidur di sini." Ia pun bangkit setelah ia selesai bicara, bergegas untuk meninggalkan ruangan sesegera mungkin.

Ia bergerak begitu cepat hingga membuat Pei Qian Hao merasa seolah dirinya adalah makhluk buas yang mengerikan ....

Bagaimana mungkin aku merasa senang saat ia membantahku secara terang-terangan!

"Siapa yang mengizinkanmu untuk pergi?" Pei Qian Hao langsung bangun untuk mengejarnya. "Patuhlah dan tidur bersama Pangeran ini."

Su Xi-er frustasi. Apa maksudnya dengan tidur bersamanya! Jika aku tidur bersamanya, itu sama saja dengan mendorong diriku sendiri masuk ke dalam sarang harimau.

Pei Qian Hao menariknya lebih dekat tetapi melihat Su Xi-er sedang memelototinya. Woah, gadis ini berani memelototiku!

Karena itu, ia memeluknya dan mengelus rambutnya. "Kaisar Nan Zhao hanya seorang anak kecil. Kau tidak diizinkan untuk meliriknya lagi."

Kali ini, ia tidak menyebutnya sebagai Kaisar kecil. Pei Qian Hao sedang berusaha mundur selangkah.

Su Xi-er tidak bergerak dan hanya membiarkan Pei Qian Hao mengelusnya.

Itu, tentu saja, hingga tangan Pei Qian Hao mulai merayap ke tempat-tempat lainnya.

Su Xi-er langsung berkata, "Hamba merasa tidak nyaman dan takut gelitikan. Mohon berhenti menggerakkan tangan Anda."

"Seorang wanita memang terbuat dari air. Pangeran ini merasa nyaman menyentuhnya." Ia tidak merasa bahwa apa yang dikatakannya sama sekali tidak pantas.

Su Xi-er menatap wajahnya. "Kalau begitu, sentuh saja tubuh Anda sendiri; itu akan sama nyamannya."

Pei Qian Hao langsung teringat bagaimana Su Xi-er mendeskripsikan kulitnya saat ia berbicara, menyebabkan ada kilatan samar yang melintas di matanya. Terus memeluknya di dadanya dengan satu tangan, ia menggunakan tangan lainnya untuk melepaskan celananya, dan dengan cepat menurunkan tangannya.

Suara renyah dari tamparan pun terdengar.

Wajah Su Xi-er menggelap. Ia menghukumku seperti seorang anak kecil ....

Saat ini, suara riang gembira terdengar dekat dengan telinganya. "Kulit di bokongmu begitu mulus; rasanya begitu enak untuk disentuh."

Su Xi-er pernah melihat orang-orang tidak tahu malu, tetapi Pei Qian Hao sudah menyentuh standar yang baru. Menyentuh? Ia jelas-jelas menamparnya! Bahkan, walaupun ia hanya ingin menyentuhnya, aku tetap tidak akan membiarkannya.

Tidak jelas apakah gelapnya malam atau kemarahannya yang memberikannya keberanian, tetapi ia langsung mengumpati Pei Qian Hao. "Tidak tahu malu!"

Itu adalah pertama kalinya Pei Qian Hao mendengar seseorang mendeskripsikannya dengan kata itu. Biarpun begitu, ia tidak menghentikan pergerakan di tangannya. "Ini tidak tahu malu? Kalau begitu, seharusnya kau tahu bahwa pria dan wanita bisa melakukan hal-hal yang lebih memalukan lagi. Selain itu, menyebut seorang pria tidak tahu malu, biasanya berarti bahwa wanita itu ingin agar pria itu meneruskannya."

"Pangeran Hao, Anda tidak semestinya mengutarakan omong kosong semacam itu. Hamba tidak tahu mengenai situasi 'biasanya', dan hanya berpikir kalau Anda tidak tahu malu."

Wow, ia sedang membantahku dengan keras! Pei Qian Hao menampar bokong Su Xi-er lagi. "Apabila Pangeran ini tidak tahu malu, aku sudah lama melucuti semua pakaianmu dan memerangkapmu di ranjang. Siapa yang bisa bilang tidak padaku?"

Su Xi-er menjawab secara langsung. "Pangeran Hao, bukankah Anda membuka baju hamba? Dengan semua wanita yang penurut di Istana Kecantikan, mengapa Anda tidak memerintahkan siapa pun dari mereka ...."

Sebelum ia bisa selesai bicara, Pei Qian Hao sudah mengulurkan satu tangan untuk mencengkeram dagunya, menghentikannya untuk melanjutkan. Ia menatapnya lekat. "Menurutmu, mengapa Istana Kecantikan itu ada? Karena kau begitu pintar, coba tebak."

Continue reading CTF - Chapter 208

CTF - Chapter 207

 Consort of A Thousand Faces

Chapter 207 : Ditekan


Su Xi-er benar-benar ingin berbicara dengannya sebagai Kakak Perempuannya, tetapi hanya bisa bersikap seperti orang luar.

Ning Lian Chen menatap matanya dan mendadak melihat Kakak Perempuannya pada dirinya. Tatapan itu sangat mirip dengannya.

Ia merasa ada gumpalan di tenggorokannya, tetapi masih sanggup berujar pelan, "Kaisar ini akan memaafkanmu. Kaisar ini sudah mengundang Pangeran Hao agar tinggal di istana kekaisaran dan akan memperlakukannya dengan baik. Karena kau melayani Pangeran Hao, kami tidak akan mengabaikanmu. Selain itu, kau masih belum melakukan apa pun yang tidak bisa diampuni. Kaisar ini akan mengizinkanmu untuk berjalan-jalan di sekitar istana kekaisaran sesukamu, jadi kau tidak perlu sembunyi-sembunyi."

Ning Lian Chen tidak berpikir sebelum mengucapkan kalimat yang terakhir. Ia bahkan berpikir, akan bagus apabila ia bisa sering-sering berkunjung ke istana peristirahatannya ....

"Terima kasih, Yang Mulia." Su Xi-er memberi hormatnya pada Ning Lian Chen dengan ekspresi penuh suka cita. "Sudah larut malam, Yang Mulia harus istirahat dengan baik."

"Baiklah, kau boleh pergi."

Yun Ruo Feng agak menyipitkan matanya sewaktu ia memerhatikan sosok Su Xi-er yang berlalu. Hanya setelah ia tak lagi terlihat, barulah Yun Ruo Feng berbalik pada Ning Lian Chen. "Aku harap Yang Mulia akan memikirkan tentang apa yang baru saja kukatakan dengan baik. Pangeran ini akan permisi dulu. Silakan istirahat lebih awal, Yang Mulia."

"Kaisar ini tahu. Mundurlah." Setelah Ning Lian Chen selesai bicara, ia pun berbalik dan berjalan masuk ke dalam istana persistirahatan, sepenuhnya mengabaikan ekspresi Yun Ruo Feng.

Yun Ruo Feng memerhatikannya, tetapi tidak mengatakan apa-apa lagi sebelum berbalik pergi.

***

Di sisi lain istana kekaisaran, di dalam istana peristirahatan yang telah diatur untuk tamu, Pei Qian Hao duduk diam di dalam kamar Su Xi-er. Tangannya mengetuk pelan di atas meja, sementara ia duduk di sana dalam kegelapan total, hanya seberkas cahaya bulan keperakan yang menerangi kamar itu.

Daya tarik paling menonjol di dalam ruangan itu adalah sepasang mata onyx-nya yang tampak agak bercahaya dalam kegelapan. Ia sedang menunggu seseorang.

Tepatnya, ia sedang menanti seorang wanita kurang ajar.

Ketika suara langkah kaki pelan terdengar dari pintu, Pei Qian Hao menghentikan ketukan tangannya di atas meja dan mengalihkan matanya menuju ke pintu masuk ruangan.

Tak lama setelahnya, pintunya pun terbuka, dan siluet dari seorang wanita yang familier muncul di dalam ruangan.

Saat Su Xi-er melihat sosok yang ada di dalam kamarnya, ia berhenti di jalurnya, tetapi tidak merasa takut. Sebaliknya, dengan hormat, ia membungkuk dan berkata lembut, "Hamba memberi hormat pada Pangeran Hao."

Pei Qian Hao melambaikan tangannya dan memberi sinyal agar ia bangkit. Ia sengaja bertanya, "Pergi kemana kau?"

"Hanya berjalan-jalan santai saja. Pangeran Hao, Anda harus kembali ke kamar Anda untuk beristirahat."

"Jika kau tidak memberitahukan Pangeran ini yang sebenarnya, maka Pangeran ini akan tetap di sini." Nada bicara Pei Qian Hao keras, secara paksa mengabaikan fakta bahwa ia terdengar seperti seorang preman yang bersungut-sungut.

Su Xi-er terkejut dengan ketidaktahumaluan Pei Qian Hao, tetapi ekspresinya segera kembali normal. "Pangeran Hao, ini adalah kamar tidur seorang wanita, bagaimana bisa Anda tetap berada di sini? Apa bedanya Anda dengan wanita yang tidak bahagia yang membuat onar?"

(T/N : tepatnya, 'membuat onar' di sini diterjemahkan secara langsung dari tiga cara untuk membuat onar, sering kali ketika wanita mencoba untuk mencapai suatu tujuan. Ada tiga cara: menangis, membuat keributan, dan mengancam untuk gantung diri.)

"Membuat onar?" Pei Qian Hao berpikir, itu lucu dan hanya bisa tergelak. Tadinya, ia marah, tetapi dihadapkan dengan pernyataan semacam itu, ia hanya bisa tertawa.

Ia berdiri dari bangkunya, berjalan ke arah Su Xi-er, dan akhirnya berhenti tiga meter jauhnya darinya. "Pangeran ini akan tetap berada di sini. Kau tidak akan bisa mengusirku, dan jangan berpikir untuk pergi sendiri. Beritahu aku, apa kau mengunjungi Kaisar kecil Nan Zhao?"

Su Xi-er kesal mendengar kata-kata 'Kaisar kecil'. Ia bisa mengetahui bahwa kata-kata Pei Qian Hao penuh dengan penghinaan. Aku tidak akan membiarkan siapa pun untuk memandang rendah Lian Chen.

"Ia sudah tidak kecil lagi." Su Xi-er memandangnya dengan ganas, seolah ia akan dengan senang hati berargumen dengan Pei Qian Hao apabila pria itu mengutarakan hal buruk lainnya mengenai Ning Lian Chen.

Ini membuat Pei Qian Hao sangat tidak senang. Ning Lian Chen berusia sekitar enam belas tahun dan berwajah tampan, sementara Su Xi-er berusia lima belas tahun. Apakah mereka berdua saling menyukai?

Ketika ia terpikirkan ini, wajahnya langsung menggelap. "Pria mencapai kedewaasaan di usia delapan belas tahun. Ning Lian Chen baru enam belas tahun; kalau ia bukan Kaisar kecil, maka apa? Mungkinkah kau marah pada Pangeran ini karena kau menyukainya?"

Ia mengimbangi tatapan Su Xi-er setelah berbicara. Kalau ia berani bilang iya, lihat saja, apakah aku akan memukulinya.

Tatapan Su Xi-er berubah jadi tidak percaya. Bagaimana bisa ia mengatakan sesuatu seperti itu?

Tetapi, semakin ia memikirkan tentang itu, semakin itu jadi masuk akal; biar bagaimanapun juga, Pei Qian Hao tidak mengetahui siapakah diriku sebenarnya.

"Ia adalah Kaisar Nan Zhao; ia berada jauh dari jangkauan hamba meskipun jika aku memang menyukainya. Hanya saja, aku berakhir di istana peristirahatan Kaisar saat aku sedang berjalan-jalan."

Pei Qian Hao terkekeh. "Kau berakhir di sana saat kau sedang berjalan-jalan santai? Lalu, setelah kau kembali ke Bei Min, kau harus berjalan-jalan santai dan berakhir di tempat Pangeran ini."

"Pangeran Hao, apa maksud Anda?" Su Xi-er menatapnya lurus, matanya penuh keseriusan. Akhirnya, ia bicara. "Pangeran Hao, hamba hanyalah: seorang dayang. Dengan begitu banyaknya wanita yang menyukai Pangeran Hao, Anda harus lebih hati-hati pada siapakah yang Anda pilih."

"Pangeran ini harus lebih berhati-hati tentang siapa yang kupilih?" Tatapan Pei Qian Hao jadi membekukan sewaktu ia melingkarkan satu tangan di sekeliling pinggang Su Xi-er, membawanya menuju ke tempat tidur.

"Kau jadi semakin pemberani. Lihat bagaimana Pangeran ini akan berurusan denganmu malam ini." Setelah ia selesai bicara, Pei Qian Hao melemparkan Su Xi-er ke atas ranjang dan menekannya dengan tubuh tinggi dan besarnya sebelum gadis itu bisa bangun.

Napas hangatnya melayang di sekitar telinga, pipi, dan hidung Su Xi-er.

Ia merasa sangat tidak nyaman dan mengangkat kakinya untuk menendang pria itu. Pei Qian Hao merasakan tumbukannya, tetapi terus menggenggamnya dengan erat.

"Aku telah memanjakanmu selama beberapa hari, dan kini kau bertingkah sombong." Pei Qian Hao menggunakan satu tangan untuk memegangi kedua tangannya, ditahan di atas kepalanya, matanya tampak hidup dengan sejejak bahaya.

"Kalau aku menjadi sombong karena Anda memanjakanku, maka lepaskan aku!" Su Xi-er terus menendangnya dengan kedua kakinya, setiap kalinya, mengerahkan lebih banyak tenaga. Ia terus saja berbicara, mengatakan apa pun yang diinginkannya.

"Jadi, kau benar-benar menyukai Kaisar kecil itu. Itu karena Pangeran ini memanjakanmu, makanya kau seperti ini. Namun, Pangeran ini sekarang melihat apa tipemu: seorang bocah lelaki yang masih belum mengalami kejadian penting apa pun dalam hidupnya." Penghinaan berkelip di matanya selagi ia berbicara, sesuatu yang terlihat jelas bagi Su Xi-er.

"Pangeran Hao, Anda sungguh kebanyakan berpikir, bahkan sampai punya waktu untuk memikirkan soal cinta. Tetapi, siapa yang hamba sukai adalah urusanku." Su Xi-er berhenti menendangnya dan menatapnya lurus dengan ekspresi yang galak.

"Siapa yang bilang padamu kalau itu bukan urusan Pangeran ini? Kau adalah dayang Pangeran ini seumur hidup, kau akan memerlukan izin Pangeran ini jika kau menyukai seseorang. Semestinya kau sudah mengetahui ini. Selain itu, bagaimana bisa kau punya waktu untuk menyukai pria lain dan memikirkan soal cinta saat kau harus menggunakan waktumu untuk melayani majikanmu? Singkirkan pemikiran ini." Suara Pei Qian Hao terdengar rendah dan dalam, ekspresinya dongkol.

Itu adalah pertama kalinya ia pernah mengucapkan sesuatu seperti ini. Yang lebih pentingnya, itu adalah pertama kalinya ia pernah menggunakan statusnya sebagai Pangeran Hao untuk menahan seorang wanita di sisinya.

"Hamba tidak pernah memikirkan soal cinta, mana bisa aku menyingkirkannya? Pangeran Hao, hamba menyadari bahwa, setelah Anda tiba di Nan Zhao, jadi semakin sulit untuk memahami pemikiran dan kata-kata Anda. Barangkali, itu karena Anda jadi suka ikut campur." Setelah Su Xi-er selesai bicara, tiba-tiba saja, ia mengangkat kakinya dan mendendang bokong Pei Qian Hao.

Sudah menari selama bertahun-tahun, ia masih bisa memanfaatkan fleksibilitas dari tubuhnya yang dulu, setelah melatihnya dengan tubuhnya yang sekarang untuk beberapa waktu. Tendangannya mirip gerakan tari, dan dengan mulusnya mendarat di bokong pria itu.

Pei Qian Hao tidak menyangka kalau ia akan beraksi seperti ini. Aku tidak peduli jika ia mendendang kakiku, tetapi sekarang ia benar-benar tidak menganggapku dan menendang bokongku! Ia benar-benar memberontak!

Continue reading CTF - Chapter 207

CTF - Chapter 206

Consort of A Thousand Faces

Chapter 206 : Muak Padanya 


"Kaisar ini mewakili kehendak kekaisaran, dan kata-kataku tidak mungkin salah. Kau tahu dengan jelas apa yang diperbuat Ning An Lian. Seharusnya, ialah yang menari di perjamuan, tetapi Pangeran Yun, kau mencari seorang pengganti setelah ia cedera. Terlebih lagi, masalah ini bahkan terungkap. Bagaimana mungkin itu adalah kesalahan Kaisar ini? Yun Ruo Feng, kau harus bertanggung jawab karena Nan Zhao kehilangan muka di hadapan semua orang."

"Sudah menjadi suatu tradisi bagi Putri Pertama Kekaisaran untuk menari setiap tahunnya. Pangeran ini tidak berpikir bahwa sebuah kecelakaan akan terjadi di tengah-tengahnya. Pangeran ini mengakui kalau aku tidak menangani masalah ini dengan benar."

"Ketika kaki Putri Pertama cedera, tidak semestinya kau mencari seseorang untuk menggantikannya. Itu penipuan! Meskipun jika tarian Jing Hong dibatalkan, tidak akan ada yang mengatakan apa-apa. Ini karena, tidak ada orang selain Kakak Perempuan Kaisar ini yang bisa menari dengan begitu menawannya. Tidak peduli siapa yang kau pilih untuk menggantikan dirinya, itu tidak ada gunanya! Pangeran Yun, seharusnya, kau jelas-jelas memahami, siapakah yang mau menghancurkan reputasi Nan Zhao!"

Walaupun Ning Lian Chen mengatakan itu, mau tak mau, ia harus mengakui pada dirinya sendiri bahwa wanita yang menari hari ini sama hebatnya dengan Kakak Perempuannya. Satu-satunya perbedaannya adalah wanita di atas panggung hari ini adalah orang asing.

Berbanding dengan amarah Ning Lian Chen, wajah Yun Ruo Feng sangat tenang. Ia mempertahankan ekspresi lembutnya, dan perlahan bicara tanpa terburu atau jadi marah.

Namun, ini hanya seperti mengipasi api di dalam hati Ning Lian Chen. Yun Ruo Feng cukup hebat untuk pura-pura membohongi seluruh dunia, tetapi ia tidak akan bisa membodohiku!

"Yang Mulia, Pangeran ini tidak melakukan segalanya dengan sempurna. Tetapi, saat kau mengkritik kalau satu-satunya Kakak Perempuamu sudah tiada, di hadapan semua orang, betapa menggelikannya itu? Orang-orang dari kerajaan lain akan berpikir bahwa rumah tangga kekaisaran Nan Zhao tidak bersatu. Sekarang, setiap kerajaan bersiap untuk membuat masalah, bagaimana semua orang akan memandang Nan Zhao?"

"Dan itulah tepatnya apa yang kukatakan, yang semestinya kau cemaskan, Pangeran Yun. Jika kau tidak mengatur tarian itu, maka mungkin tidak akan terjadi apa-apa."

Karena mereka begitu sibuk saling bermusuhan, mereka tidak menyadari Su Xi-er mengintai dalam kegelapan. Ia menyelinap ke dalam agar ia bisa melihat Lian Chen lagi, tetapi tidak berpikir kalau Lian Chen akan dimarahi dan diancam larut malam begini.

Ia merasa hatinya sakit sekali. Itu adalah keluarga kesayanganku.

Meskipun Yun Ruo Feng bersikap lembut dan baik, Su Xi-er tahu bahwa ada seekor serigala yang hidup di dalam hatinya. Hatinya mungkin bahkan lebih jahat ketimbang seekor serigala.

Tanpa sengaja, Su Xi-er menumbur satu rak di sebelahnya sementara tenggelam dalam emosinya, menimbulkan suara kecil.

"Siapa?" Yun Ruo Feng memanggil dengan keras dan menatap ke arah datangnya suara.

Wajah Ning Lian Chen kebingungan. Ini adalah istana peristirahatan; tidak mungkin ada orang lain di sini.

"Siapa?" kali ini, Yun Ruo Feng berdiri, berjalan ke arah dimana suara itu datang.

"Mungkin kau salah dengar?" komentar Ning Lian Chen. Ia tidak mau Yun Ruo Feng berjalan seenaknya di dalam istana peristirahatannya.

Tetapi, Yun Ruo Feng hanya melihatnya sepintas sebelum mengabaikannya.

Tepat saat Su Xi-er merasa langkah kaki Yun Ruo Feng mendekat, ia pun memperlihatkan dirinya.

"Kau?"

Kenapa dia?

Kalimat pertama diucapkan oleh Yun Ruo Feng, dan yang selanjutnya adalah apa yang Ning Lian Chen tanyakan dalam benaknya.

Tidak ada seorang pun dari mereka berdua yang membayangkan bahwa orang itu adalah Su Xi-er.

Ia tertawa dan berpura-pura canggung. "Aku berjalan ke pintu istana yang salah dan tanpa sengaja datang kemari. Aku tidak bisa langsung keluar saat aku mendengar kalian berdua berbincang, jadi aku hanya bisa menunggu sampai kalian selesai."

Wajah Yun Ruo Feng secara praktis tertulis dengan kata-kata 'aku tidak memercayaimu'Istana peristirahatan Pangeran Hao dan istana peristirahatan Kaisar, berada di arah yang benar-benar berbeda. Selain itu, mana mungkin ia 'tanpa sengaja' menyusup ke dalam dengan jumlah penjaga yang ada di sekitar?

Ning Lian Chen tidak mengatakan apa-apa untuk menyalahkannya, sebaliknya, hanya terus saja memandanginya.

Aku menyembunyikan diriku dari begitu banyak dayang hanya untuk menyelinap masuk dan melihat Lian Chen satu kali.

Ia mengubah ekspresinya saat ia melihat kalau keduanya menatapnya tak percaya. "Aku bukannya tersesat, aku hanya penasaran. Aku adalah seorang dayang di Istana Samping di Bei Min, jadi aku belum pernah bisa melihat banyak soal dunia. Aku dengar bahwa istana kekaisaran Nan Zhao sangat indah, jadi aku menyelinap keluar saat Pangeran Hao sedang tidak memerhatikan. Aku tidak mengira kalau aku akan sampai di istana peristirahatan Yang Mulia."

Penjelasan itu terdengar agak masuk akal, tetapi Yun Ruo Feng masih tidak memercayainya. Melirik Ning Lian Chen dan Su Xi-er bergantian, ia merasa motif orang itu tidak sesederhana itu.

"Apa yang kau dengar?" tanya Yun Ruo Feng. Suaranya agak rendah dan tidak memperlihatkan emosinya.

Biarpun Su Xi-er hanya seorang pelayan, identitasnya sebagai rakyat Bei Min, berarti bahwa ia tidak boleh hanya mengabaikannya.

Su Xi-er mengetahui bahwa ia masih meragukan dirinya, tetapi ia tetap tenang sewaktu menjawab, "Aku tidak mendengar banyak. Apakah Anda kira aku sengaja menyusup untuk menguping? Pangeran Yun, jangan lupakan bahwa Anda yang mengundangku ke istana kekaisaran hari ini."

Tentu saja Yun Ruo Feng mengetahui ini. Aku mengundangnya untuk menari agar tidak ada kesalahan yang dibuat di perjamuan kerajaan. Aku tidak menyangka kalau Ning An Lian akan menghancurkan rencanaku di saat-saat genting.

"Nona Xi-er, sebagai dayang Pangeran Hao, seharusnya kau mengetahui peraturan istana kekaisaran. Seorang dayang tidak diizinkan berada di dalam istana peristirahatan. Bahkan, meski kau penasaran, kau harus menahannya. Bagaimanapun juga, terlalu ingin tahu bisa membuatmu mati." Kata-kata Yun Ruo Feng sepertinya tepat. Ia tidak tampak marah, dan malah terlihat seolah ia hanya sedang mengajari Su Xi-er bagaimana caranya bersikap.

Namun, Su Xi-er hanya mencibir di dalamnya. Apakah Yun Ruo Feng harus terdengar begitu agung?

Ia menatap Yun Ruo Feng lurus. "Pangeran Yun, Anda membuat peraturan seperti itu terdengar sangat bagus, tetapi sepertinya Anda lupa mematuhi mereka sendiri."

Ia melihat Ning Lian Chen sewaktu ia berbicara.

"Pangeran Yun, sebagai Prince Regent, Anda tetaplah seorang pejabat, bukan kaisar. Walaupun Kaisar Nan Zhao masih belum dewasa, ada banyak hal yang bisa diaturnya sendiri. Beliau tidak perlu diawasi tangan dan kakinya. Namun, dari apa yang kudengar dari percakapan kalian, Anda sepertinya tidak berpikir demikian. Anda sama sekali tidak menghormati kaisar kerajaan Anda, sampai di titik dimana itu terdengar lebih mirip sebuah interogasi. Pangeran Yun, apakah ini yang Anda sebut dengan mematuhi peraturan?"

Tatapan dingin Su Xi-er membuat jantung Yun Ruo Feng berdebar. Ia merasa sangat tidak nyaman, dan tidak tahu kenapa. Walaupun perasaan itu hanya sesaat, itu nyata.

Matanya agak menyipit, tetapi senyum di wajahnya tetap ada. Namun, kilat dingin di matanya, tidak lepas dari Su Xi-er.

Ning Lian Chen tidak mengira kalau dayang kecil Pangeran Hao akan membantunya saat ini. Aku tahu pengaruh Yun Ruo Feng, sehingga aku tidak bisa melakukan banyak selain dari membuatnya kesal dengan kata-kataku belakangan ini.

Sementara untuk wanita di depanku ini, satu-satunya hal yang diandalkannya adalah majikan di belakangnya. Bahkan dengan itu, ia hanyalah seorang dayang, yang statusnya tidak mungkin bisa lebih tinggi daripada status majikannya. Namun, bagaimana bisa ia tidak takut menyinggung Yun Ruo Feng dan kehilangan kepalanya?

Pikiran Su Xi-er tidaklah serumit itu; ia hanya tidak mau melihat Lian Chen dianiaya oleh Yun Ruo Feng, meski jika ia harus menyinggung orang itu.

Saat Yun Ruo Feng siap untuk menjawabnya, tiba-tiba saja Su Xi-er bicara lebih dulu. "Pangeran Yun, ada beberapa hal yang hanya diri Anda sendiri yang mengetahuinya." Kemudian, ia berbalik ke arah Ning Lian Chen.

"Yang Mulia, apabila aku sudah menyinggung Anda dengan menyela percakapan Anda, mohon ampuni aku."

Su Xi-er memerhatikan Ning Lian Chen lekat. Hatinya terguncang. Dibutuhkan begitu lama bagiku agar bisa sedekat ini dengan Lian Chen.

 

Continue reading CTF - Chapter 206

CTF - Chapter 205

Consort of A Thousand Faces

Chapter 205 : Cium Aku dengan Kuat


Tadinya, ia memercayai Yun Ruo Feng, tetapi saat ia terpikirkan bagaimana pria itu memperlakukan Su Xi-er secara berbeda, itu membuatnya gelisah.

Ia memeluk Yun Ruo Feng dengan erat, dengan gairah di wajahnya. "Kalau kau masih mencintaiku, maka ciumlah aku, cium aku dengan kuat."

Yun Ruo Feng menatap wajah Ning An Lian sementara wanita itu mendekatinya. "An Lian."

Ning An Lian kesal karena pria itu ragu-ragu. Pada akhirnya, bukan pria itu yang menciumnya, melainkan ia yang memaksakan dirinya pada Yun Ruo Feng.

Bibir mereka tertekan rapat tanpa adanya celah di antaranya, tetapi Ning An Lian memeluk erat leher Yun Ruo Feng, berusaha memperdalam ciumannya.

Yun Ruo Feng terlalu kaget untuk melawan, dan hanya berakhir berdiri di sana tak bergerak. Bibir dan giginya dibuka secara paksa oleh Ning An Lian, yang terus berusaha mendorong lidahnya masuk ke dalam mulutnya.

Yun Ruo Feng tidak yakin mengapa, tetapi ia menyadari kalau bukan Ning An Lian yang ada di kepalanya. Sebaliknya, kepalanya dipenuhi dengan bayangan akan gerakan tarian elegan Su Xi-er, sosoknya yang anggun, wajahnya yang bagaikan seorang dewi, dan atmosfer seperti peri saat ia berada di atas panggung.

Tiba-tiba saja, ia mendorong Ning An Lian menjauh.

Ning An Lian tidak siap untuk dorongannya, dan berakhir tersandung ke belakang. Meskipun ia berhasil menopang dirinya di atas meja terdekat, ia juga terpaksa menggunakan tangan yang baru saja diobati.

Ia menatap Yun Ruo Feng lekat, seolah ia tidak bisa memercayai kalau pria itu akan mendorongnya pergi. "Pergelangan tangan dan kakiku cedera, tetapi kau mendorongku seperti itu?"

Aku berusaha memperdalam ciumannya, tetapi ia mendorongku menjauh ....

Ning An Lian tidak mengerti apa yang salah dengan Yun Ruo Feng, tetapi ia tahu kalau itu bukanlah sesuatu yang bagus.

Hanya ketika Yun Ruo Feng sudah mendorong Ning An Lian, barulah ia menyadari apa yang baru saja diperbuatnya. Tatapannya bertemu dengan mata Ning An Lian sementara ia berjalan maju dan menggenggam tangannya.

Mata mereka saling berpandangan. Yun Ruo Feng lembut dan elegan. "Apakah Tabib Kekaisaran Fang menarik lagi pergelangan tanganmu? Apakah masih sakit?"

Ning An Lian menggelengkan kepalanya. "Sebelumnya tidak sakit, tetapi itu masih sakit karena aku baru saja menyenggolnya."

"Pangeran ini tidak sengaja melakukannya, hanya saja itu ...." Yun Ruo Feng ingin melanjutkannya tetapi terdiam.

"Hanya apa?"

"Baik pergelangan kaki dan tanganmu sedang cedera saat ini. Pangeran ini takut ... kalau aku tidak akan sanggup mengendalikan diriku dan akan melukaimu."

Ekspresi kegembiraan melintas di wajah Ning An Lian saat ia mendengarkan ini. "Itu tidak akan terjadi."

Meski jika orang lain tidak bisa memahaminya, mana mungkin ia tidak tahu apa yang sedang dibicarakan oleh Yun Ruo Feng. Sudah lama sekali semenjak kami tidur bersama.

Yun Ruo Feng tidak mau melanjutkan topik ini. "Ini bukan waktunya untuk membicarakan soal ini sekarang. Pangeran ini harus pergi dan memeriksa Yang Mulia; tingkah lakunya agak tidak biasa hari ini."

"Tidak bisakah kau pergi besok?" Ning An Lian memperlihatkan ekspresi yang teraniaya lagi sewaktu ia memohon, "Kau sudah lama tidak menemaniku, jadi bisakah kau tetap bersamaku malam ini? Aku benar-benar merindukanmu."

"An Lian, sekarang ini bukan waktunya. Aku harus mengurus sesuatu di tempat Yang Mulia. Kalau tidak, akan ada masalah besar di masa depan yang akan memengaruhi kita berdua," kata Yun Ruo Feng serius dan melepaskan diri dari tangannya.

"Tetapi ...."

"Tidak ada tapi. Pangeran ini akan pergi dulu, dan kau harus beristirahat dengan benar malam ini. Namun, kau harus ingat agar tidak mengacau dengan wanita itu. Seperti yang kau lihat malam ini, kau bukan tandingannya."

"Aku ...."

Yun Ruo Feng memutar tumitnya sebelum Ning An Lian bahkan selesai bicara.

"Feng, apa kau setidak sabar itu?" Ketika Yun Ruo Feng berjalan mendekati pintu, Ning An Lian mengejarnya dan bertanya.

Ia menjeda langkah kakinya, tetapi tidak berbalik. "Jangan terlalu banyak berpikir. Aku mengatakan semua ini demi keuntunganmu, jadi jangan marah."

"Bagaimana bisa aku tidak marah? Kau selalu berubah-ubah, dari panas menjadi dingin di sekitarku tanpa alasan," jawab Ning An Lian.

"Pikirkan tentang gambaran besarnya dan berhentilah mencemaskan soal omong kosong." Yun Ruo Feng menjeda dan berkata, "Kaisar sudah memerintahkan agar kau dikurung. Pangeran Hao juga ada saat pernyataan ini dibuat, jadi istirahat saja di dalam istana peristirahatan dan anggap saja ini sebagai pemulihan diri. Saat Pangeran Hao dan utusan lainnya sudah pergi, Pangeran ini akan mengeluarkanmu, dan tidak ada yang bisa menghentikannya."

"Apa?"

Suara terkejut Ning An Lian terkubur di dalam istana peristirahat sewaktu Yun Ruo Feng pergi dengan cepat.

Tepat saat ia ingin mengejarnya, rasa sakit di pergelangan kakinya menghentikannya di jalannya.

Ia mengerutkan alisnya dan memandang ke arah berjalannya Yun Ruo Feng, berpikir sendiri, apa kau sungguh memikirkan tentang gambaran besarnya?

***

Yun Ruo Feng berjalan dengan sangat cepat menuju ke istana peristirahatan Kaisar.

Di luar istana peristirahatan Kaisar ada seorang kasim yang berjaga. Kebanyakan dari lilinnya sudah dipadamkan, dan itu membuat istananya sendiri tampak agak gelap.

Saat semuanya melihat Yun Ruo Feng, mereka segera membungkuk untuk menyampaikan hormat mereka.

"Dimana Yang Mulia?" tanya Yun Ruo Feng.

Kasim senior Fu maju dua langkah dan menjawab dengan hormat, "Yang Mulia baru saja bersiap untuk istirahat; beliau masih belum tidur."

"Pergi dan laporkan pada Yang Mulia bahwa Pangeran ini ingin berbicara dengannya."

"Baik, hamba akan pergi sekarang."

Kasim Fu adalah seorang informan yang ditanamkan Yun Ruo Feng untuk mengawasi Ning Lian Chen, sehingga, tentu saja ia mendengarkan Yun Ruo Feng dengan patuhnya.

Si kasim segera kembali sambil memasang ekspresi yang sulit, berkata, "Yang Mulia mengatakan bahwa beliau agak lelah hari ini, dan ingin istirahat dulu. Beliau ingin meminta Anda untuk kembali besok, Pangeran Yun."

"Besok?" Yun Ruo Feng tertawa. "Pangeran ini ingin bertemu dengannya hari ini."

Yun Ruo Feng segera berjalan masuk ke dalam tanpa meminta siapa pun untuk melaporkannya!

Saat Kasim Fu melihat ini, ia hanya bisa memerhatikannya dari luar.

Ning Lian Chen sudah menduga kalau Yun Ruo Feng tidak akan menyerah dengan mudah. Ia mengenakan baju dalamannya yang biasa, tetapi tidak pergi tidur. Sebaliknya, ia berdiri dalam diam di istana peristirahatan, seolah tengah menunggu seseorang.

"Sepertinya, Yang Mulia belum beristirahat." Suara seriusnya menunjukkan bahwa ia tidak senang karena Ning Lian Chen mencoba mengusirnya.

Lilinnya redup di dalam istana, membuatnya mustahil untuk melihat ekspresi Ning Lian Chen sewaktu ia duduk membelakangi cahaya.

Ning Lian Chen mencemooh. "Pangeran Yun, ini sudah begitu larut, tetapi kau masih belum pergi istirahat? Bagaimana keadaan Putri Pertama? Apakah ia tidak bersedia untuk menerima hukuman dari Kaisar ini?"

Yun Ruo Feng tidak mau membicarakan soal Ning An Lian. "Sangat sibuk di perjamuan kerajaan hari ini. Pangeran ini harus menyelesaikan beberapa masalah sebelum aku bisa kembali dan beristirahat."

"Kalau begitu, sudahkah Pangeran Yun menyelesaikan semuanya? Jangan terlalu stres dan jatuh sakit."

"Terima kasih atas perhatianmu, Yang Mulia, tetapi itu akan segera terselesaikan. Namun ...." Yun Ruo Feng menjeda sewaktu ia berjalan menuju ke arah lilin dan menggunakannya untuk menyalakan sebatang korek; menggunakan itu, ia menyalakan beberapa lilin lainnya yang berjejer di dalam ruangan. Tak lama sebelum seluruh istana peristirahatan itu menyala terang.

Yun Ruo Feng duduk di sebelah Ning Lian Chen sebelum melanjutkan, "Mendiang Kaisar mangkat lebih awal, dan meninggalkan Yang Mulia pada Pangeran ini. Tentu saja, Pangeran ini harus tetap setia pada Nan Zhao. Namun, Pangeran ini menyadari bahwa aku sudah mengabaikan tugasku."

Ning Lian Chen tidak berbicara, tetapi, ia tahu bahwa Yun Ruo Feng merencanakan hal yang tidak baik.

"Pangeran ini tidak berpikir bahwa saat aku mendedikasikan segalanya demi Nan Zhao, Yang Mulia tidak akan melakukan hal yang sama. Kakak Perempuanmu yang sudah meninggal itu selalu menyayangi dan memanjakanmu, membuatmu jadi buta akan peraturan dan rasa hormat. Kau telah mengucapkan hal-hal yang tidak semestinya dikatakan. Bagaimana bisa Pangeran ini membimbingmu ketika kau seperti ini?

"Bagaimana bisa kau memihak kerajaan lain, menentang Putri Pertama di perjamuan kerajaan? Bahkan meskipun Putri Pertama tidak bertindak dengan pantas, kau bisa memberitahukan Pangeran ini. Bagaimana bisa kau menjadi seorang kaisar, jika kau mencari-cari kesalahan di depan semua orang dan membiarkan mereka menertawakan kita? Semua ini karena Kakak Perempuanmu yang memanjakan dirimu. Apa kau masih belum bertobat sekarang, karena ia sudah mati karena kejahatannya?"

"Yun Ruo Feng, jangan berbicara dengan Kaisar ini tentang Kakak Perempuanku. Ia bukanlah seseorang yang bisa kau sebut-sebut. Kau tidak punya hak!" Tiba-tiba saja, Ning Lian Chen melompat seolah seseorang sudah menginjak ekornya.

 

Continue reading CTF - Chapter 205