Consort of A Thousand Faces
Chapter 208 : Kecemburuan yang Nyata
Pei
Qian Hao lebih mencondongkan tubuhnya ke arah Su Xi-er, mengabaikan fakta bahwa
gadis itu tidak mungkin bisa menahan berat tubuhnya.
Ini
menyebabkan Su Xi-er tidak sanggup mengangkat kakinya lagi, menghalanginya dari
mendendang pria itu.
"Pangeran
ini akan mengajarimu sebuah pelajaran malam ini. Berani sekali kau jadi begitu
sombong." Saat ia selesai berbicara, ia pun menurunkan kepalanya.
Bahkan
di dalam kegelapan, ia bisa langsung mengetahui dimana Su Xi-er berada karena
aroma segar yang dipancarkannya. Pei Qian Hao segera menangkap bibir merah
mudanya yang lembut.
Aromanya
tidak buruk. Bagiku, memberikan ciuman pertamaku, bahkan terus menciuminya,
ialah satu-satunya. Ini semestinya adalah anugerah besar baginya.
(T/N
: Oooo~ jadi Pangeran Hao juga baru pertama ciuman waktu mabuk dan ketemu Su
Xi-er di hutan itu ya, tapi ciumannya uda seganas itu, ternyata ... muehehe
*pasang muka paham aja*)
Pei
Qian Hao menggigit
bibirnya, memaksa Su Xi-er sedikit membuka mulutnya karena kesakitan. Ia segera
mengambil keuntungan dari kesempatan itu untuk memperdalam ciumannya yang
menyebabkan napasnya jadi kasar.
Su
Xi-er menyadari kalau ia berada dalam bahaya, dan langsung mulai menggigit
Pei Qian Hao.
Tetapi,
kali ini, Pei Qian Hao menangkap dagunya dengan satu tangan sebelum menarik
diri menjauh untuk berbicara. "Pangeran ini tidak akan membiarkanmu sukses
kali ini."
Setelah
ia selesai bicara, ia menggunakan satu tangan untuk memegangi kedua tangan Su
Xi-er, dan menggunakan tangan lainnya, mulai melucuti pakaiannya.
Pei
Qian Hao ingin Su Xi-er paham bahwa mudah baginya untuk memiliki wanita mana pun
yang diinginkannya. Ia harusnya merasa diberkahi karena ialah orang
yang kuinginkan. Tentu saja, sebagai pria yang berprinsip, aku hanya tertarik
padanya.
Su
Xi-er memandangi bajunya yang agak terbuka, tetapi hanya bisa menggunakan
mulutnya untuk memaki Pei Qian Hao, karena tangan dan kakinya ditahan.
"Apa yang sedang Anda lakukan?" Suaranya dingin dan satu oktaf lebih
rendah; mirip dengan Pei Qian Hao saat ia sedang kesal.
Pei
Qian Hao menatapnya, mencubit tubuh lembutnya dan terkekeh. "Menurutmu,
apa yang sedang Pangeran ini lakukan? Mengapa aku akan menelanjangimu?" Ia
mengangkat alisnya main-main saat ia berbicara.
"Tidak
boleh! Mundur!" Suara Su Xi-er jadi lebih kencang sementara ia meronta
berusaha membebaskan diri.
"Jadi,
Pangeran ini harus mundur karena kau mengatakan demikian? Apakah Pangeran ini
harus mendengarkanmu? Jika Pangeran ini pergi, apakah kau masih akan pergi dan
mengunjungi si Kaisar kecil itu?" Sentuhan kejengkelan menghantam dirinya
saat ia memikirkan soal ini, tetapi ia tidak membiarkannya tampak di wajahnya.
Sebaliknya,
ia terus menelanjangi Su Xi-er. Ia menarik jubah atasannya sampai terbuka,
memperlihatkan ujung korset Cina abu-abu yang dikenakannya.
Su
Xi-er melihat bahwa kejadiannya tidak akan baik dan segera berkata,
"Hentikan, jika Anda meneruskannya, maka aku akan ...."
Ia begitu gelisah sampai-sampai ia lupa menyebut dirinya sendiri sebagai
'hamba'.
Pei
Qian Hao melihat korset Cina abu-abu dan tertawa bahagia. Ia merendahkan
wajahnya hingga ia dekat dengan bibir Su Xi-er dan berkata pelan. "Apa
yang akan kau lakukan?"
"Pangeran
Hao, hamba tidak bisa menyumpahi ataupun memukulmu. Tubuh hamba lemah, dan
rasanya tidak nyaman saat Anda menindih hamba."
Su
Xi-er mengubah taktik. Kalau taktik keras tidak bekerja, aku akan
mencoba taktik lembut.
"Siapa
bilang kau tidak pernah memukul Pangeran ini? Setelah membuat Pangeran ini
pingsan saat pertama kali kita berjumpa, dan setelahnya menendang bokongku
malam ini, kau berani mengatakan kau belum pernah memukulku? Itu juga bukan
yang satu-satunya. Kau sudah sering sekali menyinggung Pangeran ini,
sampai-sampai, menjadi agak tidak nyaman karena kau ditindih adalah hal yang
paling tidak perlu kau khawatirkan."
Ia
mendekat seperti seekor ikan hiu sewaktu ia berbicara, mencium tulang
selangkanya, bahkan menggigitnya.
Su
Xi-er hampir saja mengumpatinya. Apa kau terlahir di tahun anjing!
"Selain
itu, Pangeran ini tidak melihat, darimananya tubuhmu lemah. Kekuatan di
tanganmu ini kuat."
Su
Xi-er memutar kepalanya dan ingin membebaskan diri. "Wanita terbuat dari
air; itu hal yang wajar bagi tubuh kami menjadi lemah. Tidak nyaman ditindih
begini; dan aku tidak bisa bernapas."
Pei
Qian Hao tidak mempersulitnya kali ini. Ia mengangkat beban tubuhnya sedikit,
tetapi tidak menghentikan pergerakan di tangannya. Ia berniat untuk menyibakkan
si korset Cina.
Karena
kaki Su Xi-er bisa bergerak lagi, ia pun mengambil kesempatan untuk menyapu
kaki Pei Qian Hao dari bawah tubuhnya, kemudian menabrakkan tubuhnya ke
sisinya, sampai posisi mereka berbalik. Ia menggenggam erat bajunya dengan satu
tangan, dan menggunakan satu tangan lainnya untuk menopang dirinya di dada Pei
Qian Hao.
Situasinya
langsung berubah, dimana Su Xi-er yang menindih di atas dirinya.
Pei
Qian Hao tertawa kecil. "Berani sekali, kau berani duduk di atas Pangeran
ini?"
Memangnya
ia pikir, aku mau melakukan ini?! Hanya saja, aku tidak punya pilihan lain!
Su
Xi-er memberinya pukulan kuat di dadanya dengan tangannya. "Pangeran Hao,
karena Anda menyukai kamar hamba, aku akan membiarkan Anda tidur di sini."
Ia pun bangkit setelah ia selesai bicara, bergegas untuk meninggalkan ruangan
sesegera mungkin.
Ia
bergerak begitu cepat hingga membuat Pei Qian Hao merasa seolah dirinya adalah
makhluk buas yang mengerikan ....
Bagaimana
mungkin aku merasa senang saat ia membantahku secara terang-terangan!
"Siapa
yang mengizinkanmu untuk pergi?" Pei Qian Hao langsung bangun untuk
mengejarnya. "Patuhlah dan tidur bersama Pangeran ini."
Su
Xi-er frustasi. Apa maksudnya dengan tidur bersamanya! Jika aku tidur
bersamanya, itu sama saja dengan mendorong diriku sendiri masuk ke dalam sarang
harimau.
Pei
Qian Hao menariknya lebih dekat tetapi melihat Su Xi-er sedang
memelototinya. Woah, gadis ini berani memelototiku!
Karena
itu, ia memeluknya dan mengelus rambutnya. "Kaisar Nan Zhao hanya seorang
anak kecil. Kau tidak diizinkan untuk meliriknya lagi."
Kali
ini, ia tidak menyebutnya sebagai Kaisar kecil. Pei Qian Hao sedang berusaha
mundur selangkah.
Su
Xi-er tidak bergerak dan hanya membiarkan Pei Qian Hao mengelusnya.
Itu,
tentu saja, hingga tangan Pei Qian Hao mulai merayap ke tempat-tempat lainnya.
Su
Xi-er langsung berkata, "Hamba merasa tidak nyaman dan takut gelitikan.
Mohon berhenti menggerakkan tangan Anda."
"Seorang
wanita memang terbuat dari air. Pangeran ini merasa nyaman menyentuhnya."
Ia tidak merasa bahwa apa yang dikatakannya sama sekali tidak pantas.
Su
Xi-er menatap wajahnya. "Kalau begitu, sentuh saja tubuh Anda sendiri; itu
akan sama nyamannya."
Pei
Qian Hao langsung teringat bagaimana Su Xi-er mendeskripsikan kulitnya saat ia
berbicara, menyebabkan ada kilatan samar yang melintas di matanya. Terus
memeluknya di dadanya dengan satu tangan, ia menggunakan tangan lainnya untuk
melepaskan celananya, dan dengan cepat menurunkan tangannya.
Suara
renyah dari tamparan pun terdengar.
Wajah
Su Xi-er menggelap. Ia menghukumku seperti seorang anak kecil ....
Saat
ini, suara riang gembira terdengar dekat dengan telinganya. "Kulit di
bokongmu begitu mulus; rasanya begitu enak untuk disentuh."
Su
Xi-er pernah melihat orang-orang tidak tahu malu, tetapi Pei Qian Hao sudah
menyentuh standar yang baru. Menyentuh? Ia jelas-jelas menamparnya!
Bahkan, walaupun ia hanya ingin menyentuhnya, aku tetap tidak akan
membiarkannya.
Tidak
jelas apakah gelapnya malam atau kemarahannya yang memberikannya keberanian,
tetapi ia langsung mengumpati Pei Qian Hao. "Tidak tahu malu!"
Itu
adalah pertama kalinya Pei Qian Hao mendengar seseorang mendeskripsikannya
dengan kata itu. Biarpun begitu, ia tidak menghentikan pergerakan di tangannya.
"Ini tidak tahu malu? Kalau begitu, seharusnya kau tahu bahwa pria dan
wanita bisa melakukan hal-hal yang lebih memalukan lagi. Selain itu, menyebut
seorang pria tidak tahu malu, biasanya berarti bahwa
wanita itu ingin agar pria itu meneruskannya."
"Pangeran
Hao, Anda tidak semestinya mengutarakan omong kosong semacam itu. Hamba tidak
tahu mengenai situasi 'biasanya', dan hanya berpikir kalau Anda tidak tahu
malu."
Wow,
ia sedang membantahku dengan keras! Pei Qian Hao menampar bokong Su
Xi-er lagi. "Apabila Pangeran ini tidak tahu malu, aku sudah lama melucuti
semua pakaianmu dan memerangkapmu di ranjang. Siapa yang bisa bilang tidak
padaku?"
Su
Xi-er menjawab secara langsung. "Pangeran Hao, bukankah Anda membuka baju
hamba? Dengan semua wanita yang penurut di Istana Kecantikan, mengapa Anda
tidak memerintahkan siapa pun
dari mereka ...."
Sebelum
ia bisa selesai bicara, Pei Qian Hao sudah mengulurkan satu tangan untuk
mencengkeram dagunya, menghentikannya untuk melanjutkan. Ia menatapnya lekat.
"Menurutmu, mengapa Istana Kecantikan itu ada? Karena kau begitu pintar,
coba tebak."
0 comments:
Posting Komentar