Rabu, 03 September 2025

CTF - Chapter 208

Consort of A Thousand Faces

Chapter 208 : Kecemburuan yang Nyata 


Pei Qian Hao lebih mencondongkan tubuhnya ke arah Su Xi-er, mengabaikan fakta bahwa gadis itu tidak mungkin bisa menahan berat tubuhnya.

Ini menyebabkan Su Xi-er tidak sanggup mengangkat kakinya lagi, menghalanginya dari mendendang pria itu.

"Pangeran ini akan mengajarimu sebuah pelajaran malam ini. Berani sekali kau jadi begitu sombong." Saat ia selesai berbicara, ia pun menurunkan kepalanya.

Bahkan di dalam kegelapan, ia bisa langsung mengetahui dimana Su Xi-er berada karena aroma segar yang dipancarkannya. Pei Qian Hao segera menangkap bibir merah mudanya yang lembut.

Aromanya tidak buruk. Bagiku, memberikan ciuman pertamaku, bahkan terus menciuminya, ialah satu-satunya. Ini semestinya adalah anugerah besar baginya.

(T/N : Oooo~ jadi Pangeran Hao juga baru pertama ciuman waktu mabuk dan ketemu Su Xi-er di hutan itu ya, tapi ciumannya uda seganas itu, ternyata ... muehehe *pasang muka paham aja*)

Pei Qian Hao menggigit bibirnya, memaksa Su Xi-er sedikit membuka mulutnya karena kesakitan. Ia segera mengambil keuntungan dari kesempatan itu untuk memperdalam ciumannya yang menyebabkan napasnya jadi kasar.

Su Xi-er menyadari kalau ia berada dalam bahaya, dan langsung mulai menggigit Pei Qian Hao.

Tetapi, kali ini, Pei Qian Hao menangkap dagunya dengan satu tangan sebelum menarik diri menjauh untuk berbicara. "Pangeran ini tidak akan membiarkanmu sukses kali ini."

Setelah ia selesai bicara, ia menggunakan satu tangan untuk memegangi kedua tangan Su Xi-er, dan menggunakan tangan lainnya, mulai melucuti pakaiannya.

Pei Qian Hao ingin Su Xi-er paham bahwa mudah baginya untuk memiliki wanita mana pun yang diinginkannya. Ia harusnya merasa diberkahi karena ialah orang yang kuinginkan. Tentu saja, sebagai pria yang berprinsip, aku hanya tertarik padanya.

Su Xi-er memandangi bajunya yang agak terbuka, tetapi hanya bisa menggunakan mulutnya untuk memaki Pei Qian Hao, karena tangan dan kakinya ditahan. "Apa yang sedang Anda lakukan?" Suaranya dingin dan satu oktaf lebih rendah; mirip dengan Pei Qian Hao saat ia sedang kesal.

Pei Qian Hao menatapnya, mencubit tubuh lembutnya dan terkekeh. "Menurutmu, apa yang sedang Pangeran ini lakukan? Mengapa aku akan menelanjangimu?" Ia mengangkat alisnya main-main saat ia berbicara.

"Tidak boleh! Mundur!" Suara Su Xi-er jadi lebih kencang sementara ia meronta berusaha membebaskan diri.

"Jadi, Pangeran ini harus mundur karena kau mengatakan demikian? Apakah Pangeran ini harus mendengarkanmu? Jika Pangeran ini pergi, apakah kau masih akan pergi dan mengunjungi si Kaisar kecil itu?" Sentuhan kejengkelan menghantam dirinya saat ia memikirkan soal ini, tetapi ia tidak membiarkannya tampak di wajahnya.

Sebaliknya, ia terus menelanjangi Su Xi-er. Ia menarik jubah atasannya sampai terbuka, memperlihatkan ujung korset Cina abu-abu yang dikenakannya.

Su Xi-er melihat bahwa kejadiannya tidak akan baik dan segera berkata, "Hentikan, jika Anda meneruskannya, maka aku akan ...." Ia begitu gelisah sampai-sampai ia lupa menyebut dirinya sendiri sebagai 'hamba'.

Pei Qian Hao melihat korset Cina abu-abu dan tertawa bahagia. Ia merendahkan wajahnya hingga ia dekat dengan bibir Su Xi-er dan berkata pelan. "Apa yang akan kau lakukan?"

"Pangeran Hao, hamba tidak bisa menyumpahi ataupun memukulmu. Tubuh hamba lemah, dan rasanya tidak nyaman saat Anda menindih hamba."

Su Xi-er mengubah taktik. Kalau taktik keras tidak bekerja, aku akan mencoba taktik lembut.

"Siapa bilang kau tidak pernah memukul Pangeran ini? Setelah membuat Pangeran ini pingsan saat pertama kali kita berjumpa, dan setelahnya menendang bokongku malam ini, kau berani mengatakan kau belum pernah memukulku? Itu juga bukan yang satu-satunya. Kau sudah sering sekali menyinggung Pangeran ini, sampai-sampai, menjadi agak tidak nyaman karena kau ditindih adalah hal yang paling tidak perlu kau khawatirkan."

Ia mendekat seperti seekor ikan hiu sewaktu ia berbicara, mencium tulang selangkanya, bahkan menggigitnya.

Su Xi-er hampir saja mengumpatinya. Apa kau terlahir di tahun anjing!

"Selain itu, Pangeran ini tidak melihat, darimananya tubuhmu lemah. Kekuatan di tanganmu ini kuat."

Su Xi-er memutar kepalanya dan ingin membebaskan diri. "Wanita terbuat dari air; itu hal yang wajar bagi tubuh kami menjadi lemah. Tidak nyaman ditindih begini; dan aku tidak bisa bernapas."

Pei Qian Hao tidak mempersulitnya kali ini. Ia mengangkat beban tubuhnya sedikit, tetapi tidak menghentikan pergerakan di tangannya. Ia berniat untuk menyibakkan si korset Cina.

Karena kaki Su Xi-er bisa bergerak lagi, ia pun mengambil kesempatan untuk menyapu kaki Pei Qian Hao dari bawah tubuhnya, kemudian menabrakkan tubuhnya ke sisinya, sampai posisi mereka berbalik. Ia menggenggam erat bajunya dengan satu tangan, dan menggunakan satu tangan lainnya untuk menopang dirinya di dada Pei Qian Hao.

Situasinya langsung berubah, dimana Su Xi-er yang menindih di atas dirinya.

Pei Qian Hao tertawa kecil. "Berani sekali, kau berani duduk di atas Pangeran ini?"

Memangnya ia pikir, aku mau melakukan ini?! Hanya saja, aku tidak punya pilihan lain!

Su Xi-er memberinya pukulan kuat di dadanya dengan tangannya. "Pangeran Hao, karena Anda menyukai kamar hamba, aku akan membiarkan Anda tidur di sini." Ia pun bangkit setelah ia selesai bicara, bergegas untuk meninggalkan ruangan sesegera mungkin.

Ia bergerak begitu cepat hingga membuat Pei Qian Hao merasa seolah dirinya adalah makhluk buas yang mengerikan ....

Bagaimana mungkin aku merasa senang saat ia membantahku secara terang-terangan!

"Siapa yang mengizinkanmu untuk pergi?" Pei Qian Hao langsung bangun untuk mengejarnya. "Patuhlah dan tidur bersama Pangeran ini."

Su Xi-er frustasi. Apa maksudnya dengan tidur bersamanya! Jika aku tidur bersamanya, itu sama saja dengan mendorong diriku sendiri masuk ke dalam sarang harimau.

Pei Qian Hao menariknya lebih dekat tetapi melihat Su Xi-er sedang memelototinya. Woah, gadis ini berani memelototiku!

Karena itu, ia memeluknya dan mengelus rambutnya. "Kaisar Nan Zhao hanya seorang anak kecil. Kau tidak diizinkan untuk meliriknya lagi."

Kali ini, ia tidak menyebutnya sebagai Kaisar kecil. Pei Qian Hao sedang berusaha mundur selangkah.

Su Xi-er tidak bergerak dan hanya membiarkan Pei Qian Hao mengelusnya.

Itu, tentu saja, hingga tangan Pei Qian Hao mulai merayap ke tempat-tempat lainnya.

Su Xi-er langsung berkata, "Hamba merasa tidak nyaman dan takut gelitikan. Mohon berhenti menggerakkan tangan Anda."

"Seorang wanita memang terbuat dari air. Pangeran ini merasa nyaman menyentuhnya." Ia tidak merasa bahwa apa yang dikatakannya sama sekali tidak pantas.

Su Xi-er menatap wajahnya. "Kalau begitu, sentuh saja tubuh Anda sendiri; itu akan sama nyamannya."

Pei Qian Hao langsung teringat bagaimana Su Xi-er mendeskripsikan kulitnya saat ia berbicara, menyebabkan ada kilatan samar yang melintas di matanya. Terus memeluknya di dadanya dengan satu tangan, ia menggunakan tangan lainnya untuk melepaskan celananya, dan dengan cepat menurunkan tangannya.

Suara renyah dari tamparan pun terdengar.

Wajah Su Xi-er menggelap. Ia menghukumku seperti seorang anak kecil ....

Saat ini, suara riang gembira terdengar dekat dengan telinganya. "Kulit di bokongmu begitu mulus; rasanya begitu enak untuk disentuh."

Su Xi-er pernah melihat orang-orang tidak tahu malu, tetapi Pei Qian Hao sudah menyentuh standar yang baru. Menyentuh? Ia jelas-jelas menamparnya! Bahkan, walaupun ia hanya ingin menyentuhnya, aku tetap tidak akan membiarkannya.

Tidak jelas apakah gelapnya malam atau kemarahannya yang memberikannya keberanian, tetapi ia langsung mengumpati Pei Qian Hao. "Tidak tahu malu!"

Itu adalah pertama kalinya Pei Qian Hao mendengar seseorang mendeskripsikannya dengan kata itu. Biarpun begitu, ia tidak menghentikan pergerakan di tangannya. "Ini tidak tahu malu? Kalau begitu, seharusnya kau tahu bahwa pria dan wanita bisa melakukan hal-hal yang lebih memalukan lagi. Selain itu, menyebut seorang pria tidak tahu malu, biasanya berarti bahwa wanita itu ingin agar pria itu meneruskannya."

"Pangeran Hao, Anda tidak semestinya mengutarakan omong kosong semacam itu. Hamba tidak tahu mengenai situasi 'biasanya', dan hanya berpikir kalau Anda tidak tahu malu."

Wow, ia sedang membantahku dengan keras! Pei Qian Hao menampar bokong Su Xi-er lagi. "Apabila Pangeran ini tidak tahu malu, aku sudah lama melucuti semua pakaianmu dan memerangkapmu di ranjang. Siapa yang bisa bilang tidak padaku?"

Su Xi-er menjawab secara langsung. "Pangeran Hao, bukankah Anda membuka baju hamba? Dengan semua wanita yang penurut di Istana Kecantikan, mengapa Anda tidak memerintahkan siapa pun dari mereka ...."

Sebelum ia bisa selesai bicara, Pei Qian Hao sudah mengulurkan satu tangan untuk mencengkeram dagunya, menghentikannya untuk melanjutkan. Ia menatapnya lekat. "Menurutmu, mengapa Istana Kecantikan itu ada? Karena kau begitu pintar, coba tebak."

0 comments:

Posting Komentar