Consort of A Thousand Faces
Chapter 207 : Ditekan
Su
Xi-er benar-benar ingin berbicara dengannya sebagai Kakak Perempuannya, tetapi
hanya bisa bersikap seperti orang luar.
Ning
Lian Chen menatap matanya dan mendadak melihat Kakak Perempuannya pada
dirinya. Tatapan itu sangat mirip dengannya.
Ia
merasa ada gumpalan di tenggorokannya, tetapi masih sanggup berujar pelan,
"Kaisar ini akan memaafkanmu. Kaisar ini sudah mengundang Pangeran Hao
agar tinggal di istana kekaisaran dan akan memperlakukannya dengan baik. Karena
kau melayani Pangeran Hao, kami tidak akan mengabaikanmu. Selain itu, kau masih
belum melakukan apa pun
yang tidak bisa diampuni. Kaisar ini akan mengizinkanmu untuk berjalan-jalan di
sekitar istana kekaisaran sesukamu, jadi kau tidak perlu
sembunyi-sembunyi."
Ning
Lian Chen tidak berpikir sebelum mengucapkan kalimat yang terakhir. Ia bahkan
berpikir, akan bagus apabila ia bisa sering-sering berkunjung ke istana
peristirahatannya ....
"Terima
kasih, Yang Mulia." Su Xi-er memberi hormatnya pada Ning Lian Chen dengan
ekspresi penuh suka cita. "Sudah larut malam, Yang Mulia harus istirahat
dengan baik."
"Baiklah,
kau boleh pergi."
Yun
Ruo Feng agak menyipitkan matanya sewaktu ia memerhatikan sosok Su Xi-er yang
berlalu. Hanya setelah ia tak lagi terlihat, barulah Yun Ruo Feng berbalik pada
Ning Lian Chen. "Aku harap Yang Mulia akan memikirkan tentang apa yang
baru saja kukatakan dengan baik. Pangeran ini akan permisi dulu. Silakan
istirahat lebih awal, Yang Mulia."
"Kaisar
ini tahu. Mundurlah." Setelah Ning Lian Chen selesai bicara, ia pun
berbalik dan berjalan masuk ke dalam istana persistirahatan, sepenuhnya
mengabaikan ekspresi Yun Ruo Feng.
Yun
Ruo Feng memerhatikannya, tetapi tidak mengatakan apa-apa lagi sebelum berbalik
pergi.
***
Di
sisi lain istana kekaisaran, di dalam istana peristirahatan yang telah diatur
untuk tamu, Pei Qian Hao duduk diam di dalam kamar Su Xi-er. Tangannya mengetuk
pelan di atas meja, sementara ia duduk di sana dalam kegelapan total, hanya
seberkas cahaya bulan keperakan yang menerangi kamar itu.
Daya
tarik paling menonjol di dalam ruangan itu adalah sepasang mata onyx-nya yang
tampak agak bercahaya dalam kegelapan. Ia sedang menunggu seseorang.
Tepatnya,
ia sedang menanti seorang wanita kurang ajar.
Ketika
suara langkah kaki pelan terdengar dari pintu, Pei Qian Hao menghentikan
ketukan tangannya di atas meja dan mengalihkan matanya menuju ke pintu masuk
ruangan.
Tak
lama setelahnya, pintunya pun terbuka, dan siluet dari seorang wanita yang
familier muncul di dalam ruangan.
Saat
Su Xi-er melihat sosok yang ada di dalam kamarnya, ia berhenti di jalurnya,
tetapi tidak merasa takut. Sebaliknya, dengan hormat, ia membungkuk dan berkata
lembut, "Hamba memberi hormat pada Pangeran Hao."
Pei
Qian Hao melambaikan tangannya dan memberi sinyal agar ia bangkit. Ia sengaja
bertanya, "Pergi kemana kau?"
"Hanya
berjalan-jalan santai saja. Pangeran Hao, Anda harus kembali ke kamar Anda
untuk beristirahat."
"Jika
kau tidak memberitahukan Pangeran ini yang sebenarnya, maka Pangeran ini akan
tetap di sini." Nada bicara Pei Qian Hao keras, secara paksa mengabaikan
fakta bahwa ia terdengar seperti seorang preman yang bersungut-sungut.
Su
Xi-er terkejut dengan ketidaktahumaluan Pei Qian Hao, tetapi ekspresinya segera
kembali normal. "Pangeran Hao, ini adalah kamar tidur seorang wanita,
bagaimana bisa Anda tetap berada di sini? Apa bedanya Anda dengan wanita yang
tidak bahagia yang membuat onar?"
(T/N
: tepatnya, 'membuat onar' di sini diterjemahkan secara langsung dari tiga cara
untuk membuat onar, sering kali ketika wanita mencoba untuk mencapai suatu
tujuan. Ada tiga cara: menangis, membuat keributan, dan mengancam untuk gantung
diri.)
"Membuat
onar?" Pei Qian Hao berpikir, itu lucu dan hanya bisa tergelak. Tadinya,
ia marah, tetapi dihadapkan dengan pernyataan semacam itu, ia hanya bisa
tertawa.
Ia
berdiri dari bangkunya, berjalan ke arah Su Xi-er, dan akhirnya berhenti tiga
meter jauhnya darinya. "Pangeran ini akan tetap berada di sini. Kau tidak
akan bisa mengusirku, dan jangan berpikir untuk pergi sendiri. Beritahu aku, apa
kau mengunjungi Kaisar kecil Nan Zhao?"
Su
Xi-er kesal mendengar kata-kata 'Kaisar kecil'. Ia bisa mengetahui bahwa kata-kata Pei Qian Hao penuh dengan
penghinaan. Aku tidak akan membiarkan siapa pun
untuk memandang rendah Lian Chen.
"Ia
sudah tidak kecil lagi." Su Xi-er memandangnya dengan ganas, seolah ia
akan dengan senang hati berargumen dengan Pei Qian Hao apabila pria itu
mengutarakan hal buruk lainnya mengenai Ning Lian Chen.
Ini
membuat Pei Qian Hao sangat tidak senang. Ning Lian Chen berusia sekitar
enam belas tahun dan berwajah tampan, sementara Su Xi-er berusia lima belas
tahun. Apakah mereka berdua saling menyukai?
Ketika
ia terpikirkan ini, wajahnya langsung menggelap. "Pria mencapai
kedewaasaan di usia delapan belas tahun. Ning Lian Chen baru enam belas tahun;
kalau ia bukan Kaisar kecil, maka apa? Mungkinkah kau marah pada Pangeran ini
karena kau menyukainya?"
Ia
mengimbangi tatapan Su Xi-er setelah berbicara. Kalau ia berani bilang
iya, lihat saja, apakah aku akan memukulinya.
Tatapan
Su Xi-er berubah jadi tidak percaya. Bagaimana bisa ia mengatakan
sesuatu seperti itu?
Tetapi,
semakin ia memikirkan tentang itu, semakin itu jadi masuk akal; biar
bagaimanapun juga, Pei Qian Hao tidak mengetahui siapakah diriku sebenarnya.
"Ia
adalah Kaisar Nan Zhao; ia berada jauh dari jangkauan hamba meskipun jika aku
memang menyukainya. Hanya saja, aku berakhir di istana peristirahatan Kaisar
saat aku sedang berjalan-jalan."
Pei
Qian Hao terkekeh. "Kau berakhir di sana saat kau sedang berjalan-jalan
santai? Lalu, setelah kau kembali ke Bei Min, kau harus berjalan-jalan santai
dan berakhir di tempat Pangeran ini."
"Pangeran
Hao, apa maksud Anda?" Su Xi-er menatapnya lurus, matanya penuh
keseriusan. Akhirnya, ia bicara. "Pangeran Hao, hamba hanyalah: seorang dayang.
Dengan begitu banyaknya wanita yang menyukai Pangeran Hao, Anda harus lebih
hati-hati pada siapakah yang Anda pilih."
"Pangeran
ini harus lebih berhati-hati tentang siapa yang kupilih?" Tatapan Pei Qian
Hao jadi membekukan sewaktu ia melingkarkan satu tangan di sekeliling pinggang
Su Xi-er, membawanya menuju ke tempat tidur.
"Kau
jadi semakin pemberani. Lihat bagaimana Pangeran ini akan berurusan denganmu
malam ini." Setelah ia selesai bicara, Pei Qian Hao melemparkan Su Xi-er
ke atas ranjang dan menekannya dengan tubuh tinggi dan besarnya sebelum gadis
itu bisa bangun.
Napas
hangatnya melayang di sekitar telinga, pipi, dan hidung Su Xi-er.
Ia
merasa sangat tidak nyaman dan mengangkat kakinya untuk menendang pria itu. Pei
Qian Hao merasakan tumbukannya, tetapi terus menggenggamnya dengan erat.
"Aku
telah memanjakanmu selama beberapa hari, dan kini kau bertingkah sombong." Pei Qian Hao menggunakan satu tangan untuk
memegangi kedua tangannya, ditahan di atas kepalanya, matanya tampak hidup
dengan sejejak bahaya.
"Kalau
aku menjadi sombong karena Anda memanjakanku,
maka lepaskan aku!" Su Xi-er terus menendangnya dengan kedua kakinya,
setiap kalinya, mengerahkan lebih banyak tenaga. Ia terus saja berbicara,
mengatakan apa pun
yang diinginkannya.
"Jadi,
kau benar-benar menyukai Kaisar kecil itu. Itu karena Pangeran ini
memanjakanmu, makanya kau seperti ini. Namun, Pangeran ini sekarang melihat apa
tipemu: seorang bocah lelaki yang masih belum mengalami kejadian penting apa pun
dalam hidupnya." Penghinaan berkelip di matanya selagi ia berbicara,
sesuatu yang terlihat jelas bagi Su Xi-er.
"Pangeran
Hao, Anda sungguh kebanyakan berpikir, bahkan sampai punya waktu untuk
memikirkan soal cinta. Tetapi, siapa yang hamba sukai adalah urusanku." Su
Xi-er berhenti menendangnya dan menatapnya lurus dengan ekspresi yang galak.
"Siapa
yang bilang padamu kalau itu bukan urusan Pangeran ini? Kau adalah dayang
Pangeran ini seumur hidup, kau akan memerlukan izin Pangeran ini jika kau
menyukai seseorang. Semestinya kau sudah mengetahui ini. Selain itu, bagaimana
bisa kau punya waktu untuk menyukai pria lain dan memikirkan soal cinta saat
kau harus menggunakan waktumu untuk melayani majikanmu? Singkirkan pemikiran
ini." Suara Pei Qian Hao terdengar rendah dan dalam, ekspresinya dongkol.
Itu
adalah pertama kalinya ia pernah mengucapkan sesuatu seperti ini. Yang lebih
pentingnya, itu adalah pertama kalinya ia pernah menggunakan statusnya sebagai
Pangeran Hao untuk menahan seorang wanita di sisinya.
"Hamba
tidak pernah memikirkan soal cinta, mana bisa aku menyingkirkannya? Pangeran
Hao, hamba menyadari bahwa, setelah Anda tiba di Nan Zhao, jadi semakin sulit
untuk memahami pemikiran dan kata-kata Anda. Barangkali, itu karena Anda jadi
suka ikut campur." Setelah Su Xi-er selesai bicara, tiba-tiba saja, ia
mengangkat kakinya dan mendendang bokong Pei Qian Hao.
Sudah
menari selama bertahun-tahun, ia masih bisa memanfaatkan fleksibilitas dari
tubuhnya yang dulu, setelah melatihnya dengan tubuhnya yang sekarang untuk
beberapa waktu. Tendangannya mirip gerakan tari, dan dengan mulusnya mendarat
di bokong pria itu.
Pei
Qian Hao tidak menyangka kalau ia akan beraksi seperti ini. Aku tidak
peduli jika ia mendendang kakiku, tetapi sekarang ia benar-benar tidak
menganggapku dan menendang bokongku! Ia benar-benar memberontak!
0 comments:
Posting Komentar