Selasa, 08 Desember 2020

CTF - Chapter 37

Consort of A Thousand Faces

Chapter 37 : Tangan yang Terulur Terlalu Jauh


"Apakah kau takut sekarang?" Pei Qian Hao mengajukan pertanyaan yang tak perlu dijawab sebelum berjalan keluar dari kamar tanpa melihatnya lagi.

Su Xi-er ditinggalkan dalam diam, berlutut di tanah sebelum perlahan ia bangkit berdiri.

Ia memikirkan kata-katanya, "Hobi Pangeran ini adalah menghancurkan segala hal yang kuminati."

Setelah beberapa waktu, Hong Li memasuki kamar dengan ketakutan yang tersisa, tersketsa di wajahnya. Di tangannya terdapat semangkuk bubur putih dengan dua roti kukus putih.

Ketika ia melihat Su Xi-er berdiri tak bergerak dan memandangi tembok abu-abunya, Hong Li mengira kalau ia ketakutan sampai tak bisa bergerak gara-gara Pangeran Hao.

"Su Xi-er, cepatlah sadar. Makan sesuatu dan tekan rasa takutmu." Hong Li menepuk pundaknya sebelum meraih tangannya dan membimbingnya ke meja kayu.

Su Xi-er menjawab dengan "mhm" kecil sebelum ia duduk di atas bangku kayu dan mulai menyantap makan malamnya.

"Seluruh tubuh Pangeran Hao memancarkan aura dingin saat ia berjalan keluar dari kamarmu barusan ini. Apakah kau memprovokasinya?" Saat Hong Li mengingat penampilan Pangeran Hao, ia masih merasa jantungnya berdebar-debar kencang. Terlalu berbahaya. Apa yang sebenarnya ia beritahukan pada Su Xi-er di dalam kamar?

Su Xi-er menjawab acuh tak acuh, "Aku tidak memprovokasinya. Pangeran Hao memang suka kehilangan kendali emosinya secara acak."

"Ah, ia marah-marah secara acak dan kau melawan? Su Xi-er, kau menyuruhku untuk lebih pintar, tetapi kenapa dirimu sendiri begitu bodoh? Wajar saja bagi seorang majikan untuk melampiaskan amarahnya. Suatu hari, saat Dayang Senior Liu melampiaskan amarahnya, kita tetap harus menahannya."

Su Xi-er tersenyum paksa saat ia meminum seteguk buburnya. "Meskipun mereka melampiaskan amarahnya sembarangan, kita tetap harus menahannya."

Walaupun kau diminta untuk menanggalkan pakaianmu dan berbaring untuk dilihatnya, kau tetap harus melakukannya. Namun, aku tidak sanggup melakukannya. Hal semacam itu, mana mungkin aku melakukannya ...?

Hong Li menghela napas. "Su Xi-er, hal yang bagus karena kau sudah berubah; akan tetapi, kau tetap harus memperhatikan dirimu sendiri. Bahkan, terkadang, aku saja bisa merasakan keangkuhan tak tergoyahkan milikmu. Karena itulah, dengan seberapa lamanya kau tinggal di Istana Samping, sikap tajammu itu seharusnya sudah mati. Aku sungguh tidak tahu darimana datangnya keangkuhanmu itu."

Sebaliknya, Su Xi-er mendadak bertanya, "Tentang kedatangan Pangeran Hao ke kamarku, apakah sudah menyebar?"

Hong Li mengangguk berulang-ulang. "Benar. Sikap mengancam Pangeran Hao menakuti semua dayang istana sampai mereka semua setengah mati. Bahkan, Dayang Senior Liu dihukum berlutut di depan gerbang Istana Samping. Ia tidak boleh bangun hingga pukul 6.30."

"Pangeran Hao menghukum Dayang Senior Liu?" Su Xi-er memastikan sekali lagi.

"Mhm! Dayang Senior Liu tidak melakukan kejahatan apa pun, tetapi Pangeran Hao menyuruhnya berlutut di gerbang Istana Samping." Hong Li lalu melihat Su Xi-er meletakkan mangkuk putihnya dan berjalan keluar.

Wajah Hong Li dipenuhi keheranan. Semua orang di luar sana sedang mendiskusikan urusannya dengan Pangeran Hao. Jika ia keluar sekarang, bukankah ia bisa tenggelam sampai mati oleh ludah mereka! Ia dan aku adalah orang yang berada di perahu yang sama.

Pada akhirnya, Hong Li menggertakkan giginya dan berlari keluar mengikutinya.

Tempat yang dilewati Su Xi-er semuanya hadir para dayang Istana Samping, masing-masing memiliki pendapat berbeda tentang situasi ini. Ada beberapa orang yang menikmati tontonan bagus, beberapa orang yang membencinya, dan beberapa orang mengira ia pantas mendapatkannya.

"Dengan bagaimana sikap Pangeran Hao barusan ini, Su Xi-er pastinya tidak jauh lagi dari waktu kematiannya!"

"Tepat sekali! Tidak heran Nona Qing datang kemari menceramahinya hari ini. Siapa yang tidak tahu kalau Nona Qing adalah dayang selir kamar yang dipersiapkan keluarga Pei untuk Pangeran Hao? Hubungan mereka sangatlah dekat."

"Dengan penampilan seperti ini, ia memang pantas mati. Istana Samping dulunya sangat tenang hingga ia mulai menimbulkan masalah dan menyebabkan keadaan jadi kacau."

Suara mereka jadi semakin keras, benar-benar tidak mempertimbangkan fakta bahwa ada Su Xi-er.

Su Xi-er berhenti di jalurnya, tatapannya berubah dingin saat ia melihat ke arah para dayang itu.

Langsung saja, keheningan merasuki halamannya hingga orang hanya bisa mendengar bunyi pin dijatuhkan.

Semua dayang itu tertegun akan aura mengancam Su Xi-er. Keangkuhan sedingin esnya, begitu pula dengan aura menekan yang menguar dari dirinya, mirip sekali dengan Pangeran Hao.

Su Xi-er mampu menekan adegan kacau itu hanya dengan satu tatapan. Di belakangnya, Hong Li hanya bisa mengagumi dan menghormatinya.

Tetap hening bahkan setelah Su Xi-er berjalan ke kejauhan.

***

Di gerbang Istana Samping, Su Xi-er menarik lengan Dayang Senior Liu. "Dayang Senior Liu, kaki Anda tidak dalam kondisi yang baik. Anda tidak boleh berlutut terlalu lama, atau itu akan menjadi cedera yang tersisa di masa mendatang."

Dayang Senior Liu mengibaskan tangannya. "Ini adalah hukuman Pangeran Hao. Aku harus melaksanakannya."

"Apa yang terjadi? Hamba akan menanggungnya untuk Anda."

Segera setelah ia mendengar itu, Dayang Senior Liu memandangi Su Xi-er dengan ekspresi yang lain di matanya. Akhirnya, ia tertawa. "Apakah kau tahu? Terkadang, kau sangat mirip dengan majikanku yang telah tiada. Sayang sekali, majikanku hanyalah seorang Lady of Talent sampai ia meninggal. Ia dimanfaatkan oleh orang lain, bahkan putranya pun direbut."

Majikannya adalah ibu kandung Kaisar yang sedang berkuasa.

"Su Xi-er, aku sudah berada di istana kekaisaran begitu lama. Aku yakin, kau seharusnya sudah bisa membedakan kalau aku memancingmu semenjak aku tiba di Istana Samping." Nada suara Dayang Senior Liu mengandung ketidakberdayaan.

"Itu adalah hal yang wajar bagi Anda untuk memancing hamba, Dayang Senior Liu."

"Perhatian semua orang tertuju padamu karena kau memiliki kualitas yang luar biasa." Dayang Senior Liu melepaskan diri dari tangan Su Xi-er dan perlahan memberitahukan padanya, "Nona He datang ke kamarku untuk menyuruhku menghukummu dan membuatmu menderita, tetapi aku tidak menyetujuinya. Sementara kepribadianmu mirip dengan majikanku, wajahmu pun jauh lebih cantik darinya. Aku ingin melihat, akan jadi seperti apakah dirimu."

Dayang Senior Liu kemudian mengalihkan tatapannya pada Su Xi-er. Ia mengetahui kalau Ruo Yuan dan Su Xi-er dekat. Oleh karenanya, ia sengaja meminta Kasim Zhang untuk membawa Ruo Yuan pergi dan bersandiwara Ruo Yuan melakukan kejahatan. Sebenarnya, Ruo Yuan hanya pergi ke Departemen Rumah Tangga Istana untuk memindahkan barang-barang berat.

Pada akhirnya, ia berhasil mengetahui kalau arti pentingnya Ruo Yuan pada Su Xi-er berbeda dari Hong Li.

Tentang mengapa terdapat sebuah perbedaan, ia tidak tahu.

Dayang Senior Liu tidak ingin menyembunyikan apa pun, jadi ia pun berterus terang, "Su Xi-er, diam-diam kau mengambil dua bawahan di Istana Samping untuk kau manfaatkan. Masalah ini pun tak lepas dariku."

Su Xi-er kemari untuk memainkan tipu muslihat mencederakan diri, tetapi ia tidak menduga kalau Dayang Senior Liu akan menuangkan semuanya dengan begitu cepat.

"Dayang Senior Liu, Anda memberitahu hamba seperti ini ..." Su Xi-er menundukkan kepalanya dan berpura-pura perhatian padanya. "Anda sangat setia pada majikan Anda. Karena Anda ingin melihat hasil berbeda dariku, bagaimana kalau Anda ..."

Dayang Senior Liu tersenyum dan menjawab pelan, "Dimanfaatkan olehmu? Atas dasar apa aku harus mempercayaimu?"

"Berdasarkan kesetiaan Anda pada majikan Anda."

Dayang Senior Liu tidak menanggapi. Ia sedang merenung.

"Dayang Senior Liu, mari bertaruh. Aku akan membiarkan Anda bangun, dan jika Pangeran Hao mengejar masalah ini, Anda boleh mengabaikanku mulai dari sekarang. Jika ia tidak mengejar masalah ini, Anda akan membiarkan diri Anda dimanfaatkan olehku."

Setelah sekian lama, Dayang Senior Liu mengangguk dan menggenggam tangan Su Xi-er untuk bangun. "Baiklah, aku akan bertaruh sekali ini saja."

"Dayang Senior Liu, aku akan membantu Anda kembali ke kamar untuk beristirahat." Su Xi-er pun lalu meminjamkan sebelah lengannya untuk membantunya.

Dayang Senior Liu mengangguk dan mengikutinya kembali ke kamarnya.

Adegan ini membuat para dayang pun tercengang.

Setelahnya, Su Xi-er menginstruksikan pada Hong Li untuk menyebarkan kabarnya ke seluruh Istana Samping, bahwa Dayang Senior Liu melawan perintah Pangeran Hao secara terbuka.

Hong Li adalah seorang gadis yang cerdas, dan dalam sekejap, kabarnya sudah menyebar di seluruh Istana Samping. Dalam waktu kurang dari dua jam, kabarnya sudah sampai pada Pei Qian Hao.

***

Wu Ling menatap Pangeran Hao selagi mempertahankan ketenangannya. Ia tidak mengatakan apa-apa, hanya menanti untuk melihat reaksi Pangeran Hao.

Setelah sekian lama, sudut mulut Pei Qian Hao mengengadah. "Ia punya beberapa rencana. Pangeran ini ingin melihat ada trik apalagi yang masih ingin dimainkannya. Wu Ling."

"Hamba di sini."

Pei Qian Hao melambaikan tangannya. "Sampaikan titah Pangeran ini, Ruo Yuan, dayang dari Istana Samping, akan dipindahkan ke Biro Layanan Binatu. Kau hanya boleh memberitahukan pada Kasim Zhang dari Departemen Rumah Tangga Kekaisaran kalau masalah ini diinstruksikan oleh Pangeran ini. Ditambah lagi, kau boleh membiarkan Pangeran Kekaisaran Ketiga mengetahui hal ini."

Wu Ling bengong. Ini adalah urusan Departemen Rumah Tangga Kekaisaran ...

"Cepatlah pergi."

Saat ia melihat ekspresi Pangeran Hao tidak ramah, Wu Ling langsung membungkuk dan undur diri.

Di jalan, Wu Ling masih tidak mengerti. Bagaimana ini terkait dengan Ruo Yuan? Ruo Yuan adalah dayang gemuk itu, bukan? Bukankah tangan Pangeran Hao sudah terulur terlalu jauh?

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar