Selasa, 08 Desember 2020

CTF - Chapter 36

Consort of A Thousand Faces

Chapter 36 : Beraninya Tidak Mempercayai Pangeran Ini


Nona Qing melihat kegembiraan dalam roman wajah Su Xi-er dan menjadi semakin kesal. Tetapi ini adalah Istana Samping, jadi aku tidak boleh membiarkan amarahku terbakar sepenuhnya. Kakak Wu sudah memerintahkanku sebelum aku kemari agar menyerahkan catatan itu tanpa mencolok kepada Su Xi-er.

Sementara untuk isi catatannya, ia tidak melihatnya, maupun berani melihatnya.

Namun, setelah Su Xi-er menemukan catatannya, kegembiraan di wajahnya membuat Nona Qing sangat tidak nyaman!

"Nona Qing, terima kasih." Su Xi-er menggenggam catatan itu erat-erat di tangannya.

"Ingatlah apa yang pernah kau katakan padaku. Jangan mempunyai angan-angan tentang orang-orang yang tak seharusnya kau jalin koneksi." Suara Nona Qing sangat rendah dan membawa nada mengancam.

"Hamba tahu, mohon jangan cemas, Nona Qing."

Setelah Nona Qing menerima kepastian Su Xi-er, ia pun mengembuskan napas lega. "Itu masih bisa diterima." Ia pun berbalik dan berjalan ke depan.

Beberapa dayang istana menyaksikan adegan ini dan hanya bisa penasaran dalam hati mereka. Bagaimana Su Xi-er menyinggung Nona Qing? Menilai dari sikapnya barusan ini, seolah-olah Nona Qing akan mencekik Su Xi-er sampai mati.

***

Su Xi-er kembali ke kamarnya dengan catatan itu. Setelah ia menutup pintunya, ia langsung membuka catatan putih itu dan menemukan kata-kata besar tertulis dengan sapuan kuas yang kuat.

Kasim Zhang, Departemen Rumah Tangga Kekaisaran

Hm? Orang yang membawa Ruo Yuan pergi adalah Kasim Zhang? Departemen Rumah Tangga Kekaisaran mengatur penempatan dayang senior, dayang istana, dan kasim di istananya masing-masing, serta menangani berbagai macam barang. Apakah karena Ruo Yuan kuat? Itulah mengapa ia pergi ke Departemen Rumah Tangga Kekaisaran untuk bekerja pada Kasim Zhang dengan melakukan pekerjaan berat dan memindahkan barang?

Su Xi-er merasa agak lega. Akhirnya, ia menyalakan sebatang lilin dan membakar catatannya.

Setelah berbenah, ia berbaring di atas ranjang untuk beristirahat.

Tetap di sana hingga malam tiba, ia baru terbangun ketika Hong Li datang untuk memanggilnya makan malam. Setelah sedikit menyegarkan dirinya, ia membuka pintunya dan bersiap untuk pergi.

Namun, Su Xi-er sama sekali tidak menyangka kalau ia akan melihatnya tepat setelah ia membuka pintu. Pei Qian Hao! Bagaimana dengan Hong Li? Kemana perginya ia? Barusan saja, ia masih memanggilku untuk makan malam, tetapi tak ada lagi tanda-tanda dirinya sekarang.

"Hamba memberi hormat ..." Ia baru saja akan membungkuk ketika satu tangan besar menekan pundaknya dan mendorongnya masuk ke dalam kamar.

Segera setelah pintu kamarnya tertutup, tatapan Pei Qian Hao terlihat seakan ia mencoba melubanginya.

Mengapa ia menatapku seperti ini? Su Xi-er kebingungan saat ia memandanginya. Sewaktu ia melihat kalau pria itu tidak bicara sekian lama, ia memecah keheningannya, "Terima kasih banyak pada Pangeran Hao karena telah menyelidiki masalah Ruo Yuan. Karena ia berada di Departemen Rumah Tangga Kekaisaran, aku menduga kalau ia dipanggil ke sana oleh Kasim Zhang untuk bekerja."

Walaupun Pei Qian Hao terkekeh, nadanya tidak ramah. "Tidak perlu berterima kasih pada Pangeran ini. Kau menukarkannya dengan ciumanmu."

Atmosfernya langsung jadi canggung. Adegan penuh gairah semalam melanda benak Su Xi-er dalam sekejap.

"Aku penasaran, mengapa Anda datang kemari untuk mencari hamba hari ini, Pangeran Hao?" Ia tidak paham. Meskipun Ibu Suri menyebabkan kericuhan besar dengan amarahnya hanya demi Pangeran Hao, ia tetap memilih datang kemari dan menggangguku daripada pergi ke Istana Kedamaian Penuh Kasih untuk menemani Ibu Suri.

"Menurutmu?" Pei Qian Hao berjalan mendekatinya selangkah demi selangkah. Perasaan ini membuat Su Xi-er sangat tidak nyaman.

Ia sudah pernah dalam belas kasihannya dua kali sebelumnya, hingga ia mendorongnya mundur ke tembok. Apakah akan seperti itu lagi sekarang?

"Mohon jelaskan apa maksud Anda, Pangeran Hao." Tepat ketika ia akan mendekatinya, Su Xi-er mengambil selangkah menyamping dan membungkuk.

"Bagus sekali!" Suara Pei Qian Hao dalam dan rendah, dan tatapannya terpaku padanya.

"Biarkan Pangeran ini bertanya padamu. Karena kau memohon pada Pangeran ini untuk menyelidiki masalah si dayang gemuk itu, kenapa kau juga memberitahukannya pada Pangeran Kekaisaran Ketiga untuk melakukan hal yang sama hanya dalam sekejap mata? Kau tidak mempercayai Pangeran ini?" Ini pertama kalinya aku diragukan. Terlebih lagi, oleh seorang wanita. Pei Qian Hao selalu percaya diri dan ini membuatnya sangat tidak senang.

Terutama dalam hal pria, mereka yang memiliki posisi penting, dihormati serta ditakuti oleh orang lain, selalu mempunyai kepercayaan diri bawaan, aura kebangsawanan dan keangkuhannya. Tidak ada seorang pun yang dapat mempertanyakan itu, terutama wanita.

Ucapannya membuat Su Xi-er kehabisan kata-kata. Memang benar, aku memberitahu Situ Li.

Suara dingin Pei Qian Hao melanjutkan, "Tidak ada hal yang bisa kau katakan sekarang? Wanita, kau benar-benar meluaskan pandangan Pangeran ini. Kemampuanmu dalam menggoda pria sangatlah tinggi."

Su Xi-er mendadak mengangkat kepalanya dan memandang lurus ke arahnya, matanya memancarkan hawa dingin yang tajam yang biasanya mustahil bagi seorang wanita lemah. Bahkan Pei Qian Hao saja sesaat merasa kaget sebelum menyesuaikan ekspresinya dan menatapnya lekat.

"Pangeran Hao, jika dayang lain melihat Anda muncul di kamarku, mereka pasti akan mengatakan kalau hamba sedang menjalin koneksi dengan Anda untuk memanjati tangga sosial. Namun, pernahkah hamba bertingkah seperti seorang penjilat pada Anda?"

Pei Qian Hao memperhatikannya dalam diam. Apa yang dikatakannya tidak salah. Ia tidak pernah mencari koneksi denganku. Selalu akulah yang mencoba untuk membuatnya mengakui kalau ia adalah wanita yang ada di dalam hutan sebelah Istana Samping dengan berulang kali memancingnya. Namun, hasilnya ternyata selalu berlawanan dengan apa yang kuharapkan.

"Pangeran Hao, hamba memang memberitahukannya pada Pangeran Kekaisaran Ketiga; dengan posisinya, bagaimana mungkin hamba menolak menjawab ketika ia bertanya? Selain itu, seharusnya Anda berada di Istana Kedamaian Penuh Kasih hari ini, Pangeran Hao."

Kamar itu langsung dilanda kesunyian mematikan yang begitu senyap hingga terasa agak menakutkan. Su Xi-er adalah orang pertama yang menyebut soal Ibu Suri di hadapan Pei Qian Hao.

"Mengapa Pangeran ini harus berada di Istana Kedamaian Penuh Kasih?" Pei Qian Hao berjongkok dan menatap langsung ke dalam mata Su Xi-er.

Jika itu adalah dayang lain, mereka pasti sudah lama pingsan ketakutan, tetapi penampilan tak terpengaruh Su Xi-er hanya mengaduk kecurigaan Pei Qian Hao lagi.

"Ada kabar di istana, bahwa Ibu Suri tidak sedang dalam suasana hati yang baik hari ini dan mengundang Pangeran Hao ke Istana Kedamaian Penuh Kasih. Sebagai kakaknya, Anda harus ..."

Lalu, ia pun disela oleh Pei Qian Hao.

Pei Qian Hao mengelus dagunya seakan ia sedang mengagumi satu jenis barang seni. Tidak ada riak emosi sama sekali di dalam matanya.

"Jadi, menurut logikamu, Pangeran ini semestinya berada di Istana Kedamaian Penuh Kasih dan membujuk Ibu Suri?"

Setelah sekian lama, Su Xi-er mengangguk.

"Apakah kau tahu apa yang paling disukai oleh Pangeran ini?" Pei Qian Hao mengajukan pertanyaan yang sama lagi padanya.

"Anda menyukai wanita cantik," Su Xi-er menjawab tanpa ragu.

Tetapi, kali ini, Pei Qian Hao menggelengkan kepalanya. "Bukan, itu hanya di permukaannya saja."

Su Xi-er mengerutkan alis tipisnya. Mengapa ia memberitahukanku hal ini?

"Apa yang paling disukai oleh Pangeran ini adalah ..." Ekspresi dalam mata Pei Qian Hao berubah. "Orang yang berani menolak Pangeran ini."

Segera setelah ia mendengar ini, Su Xi-er yakin sekali kalau Pei Qian Hao adalah orang mesum.

"Dan kau, Su Xi-er, adalah orang pertama yang melakukannya." Pei Qian Hao melepaskan dagunya dan berdiri.

"Hamba dapat mengikuti perintah Anda, Pangeran Hao." Karena ia menyukai orang yang menolaknya, aku hanya perlu bersikap patuh.

"Kau mau?" Pei Qian hao sebenarnya tersenyum dan menunjuk ke arah ranjang kayunya. "Pangeran ini memerintahkanmu untuk melepaskan pakaianmu dan berbaring di atasnya."

Jantung Su Xi-er berdebar-debar. Aku tidak pernah melihat seorang pria seperti ini sebelumnya.

Ketika ia melihat Su Xi-er tidak bergerak, ia berkata acuh tak acuh, "Kau bukanlah tipe yang akan mendengarkan perintah orang lain. Orang semacam ini hanya punya satu akhir ketika Pangeran ini berhadapan dengan mereka."

Su Xi-er mendongakkan kepalanya untuk menatapnya dan tidak berbicara. Ia tidak bisa menebak pemikiran mendalamnya.

"Pangeran ini punya hobi lain." Dalam sekejap, ekspresi di mata Pei Qian Hao menjadi jahat dan nakal.

Tatapan sedingin esnya tertuju pada Su Xi-er. "Menghancurkan semua hal yang kuminati. Apakah menurutmu, begini lebih menarik?"

Su Xi-er menahan lidahnya, ingin sekali menjeritkan "Dasar mesum!". Bagaimana mungkin ada orang seperti ini yang hidup di dunia? Ia lebih menakutkan dari siapa pun juga.

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar