Rabu, 09 Desember 2020

CTF - Chapter 50

Consort of A Thousand Faces

Chapter 50 : Kembalinya Ruo Yuan


Dayang Senior Liu melempar pandang ke arah para dayang istana. Mereka pun langsung mengerti, membentuk dua barisan dan dengan hormat menanti para pengawal kekaisaran itu tiba.

Saat pengawal kekaisaran berjalan memasuki Istana Samping, Su Xi-er sedikit mengangkat kepalanya untuk melihat dan langsung menangkap sekelebat sosok Wu Ling juga Kasim Zhang.

Kericuhan kali ini terlampau masif. Wajar saja apabila Pangeran Hao ikut campur.

Dayang Senior Liu baru saja akan memberi hormat sebelum Wu Ling melambaikan tangannya. "Dayang Senior Liu, kondisi kakimu tidak begitu baik. Kau diperbolehkan untuk tidak memberi hormatmu. Aku kemari hari ini di bawah perintah Pangeran Hao untuk menempatkan dayang dari Istana Samping ke Biro Layanan Binatu."

Wu Ling melihat ke arah Kasim Zhang dan memberi sinyal padanya agar memilih dayang.

Dayang Senior Liu mundur ke satu sisi. Kasim Zhang berjalan ke arah para dayang dan menyapukan pandangannya ke setiap orang, ekspresi di matanya jadi aneh saat ia melihat Su Xi-er.

Insiden yang terjadi di Biro Layanan Binatu muncul terlalu mendadak untuk disebut sebagai suatu kecelakaan. Mungkinkah ini perbuatan Su Xi-er? Jangan katakan padaku kalau ini adalah rencananya untuk memindahkan kembali Ruo Yuan ke Istana Samping. Jika demikian, ini hanya akan membuat situasinya semakin serius.

Meneruskan rentetan pemikirannya ini, Kasim Senior Zhang pun terkejut akan ilham dadakan ini. Di antara para dayang di Biro Layanan Binatu, hanya Ruo Yuan yang tidak terjangkit bintik-bintik merah, dan masih berbaring di Biro Layanan Binatu sekarang ini.

Saat ini, Biro Layanan Binatu sedang berada dalam kondisi huru-hara dimana komplikasi lainnya tidak boleh sampai terjadi. Apabila Ruo Yuan tetap tinggal di Biro Layanan Binatu selagi terserang demam, dan menjangkiti dayang lain tanpa kondisi yang jelas, maka situasinya akan jadi lebih kacau lagi.

Dengan logika seperti itu, bukankah Ruo Yuan harus dipindahkan kembali ke Istana Samping?

Ekspresi Kasim Zhang menjadi rumit. Jika kecurigaanku benar, pelaku di balik kericuhan besar-besaran ini adalah Su Xi-er!

Menyadari kalau Kasim Zhang masih belum memilih dayang sekian lama, Wu Ling pun mau tak mau mengingatkannya, "Kasim Zhang, ada apa denganmu?"

"Kasim tua ini akan memilihnya sekarang." Kasim Zhang menyapukan pandangannya di seluruh dayang istana, jarinya menunjuk beberapa dayang, termasuk Lian Qiao, dengan suksesi yang cepat.

Paling tidak ada sepuluh dayang dari Istana Samping yang harus dipindahkan. Termasuk yang barusan kupilih, masih kurang satu orang lagi.

Wu Ling melihat Kasim Zhang tengah memandang ke arah Su Xi-er lagi dan dengan asal menunjuk seorang dayang. "Karena kita harus memilih sepuluh, mari bawa ia saja. Dengan begitu, kita sudah selesai di sini."

Tentu saja Wu Ling punya alasannya sendiri memilih untuk bicara tepat di saat ini. Su Xi-er hanya bisa dipindahkan dengan perintah pribadi Pangeran Hao. Orang lain tidak boleh memindahkannya sesuka mereka. Walaupun Pangeran Hao belum mengatakan apa-apa, paling tidak aku memahaminya sebagai pengawal pribadinya.

Kasim Zhang mengangguk. Sebelum pergi, ia menginstruksikan, "Dayang Senior Liu, tolong alokasikan kembali pekerjaan pada dayang yang tersisa karena sekarang hanya ada sedikit dayang di Istana Samping."

"Baik, Kasim Zhang."

Kemudian, Wu Ling dan Kasim Zhang membawa sepuluh dayang bersama mereka menuju Biro Layanan Binatu, meninggalkan Dayang Senior Liu untuk menugaskan kembali pekerjaan mereka pada yang lainnya.

Sudah jelas, hanya akan ada lebih banyak pekerjaan dikarenakan kurangnya tenaga kerja. Tidak hanya Su Xi-er harus menggosok pispot di malam hari, ia masih harus mencabuti rumput liar di pagi hari.

Sampai situasi di Biro Layanan Binatu stabil, setiap dayang di Istana Samping pasti akan sangat sibuk. Melihat tak ada indikasi kapankah situasinya akan terpecahkan, diam-diam mereka semua menghela napas.

Tepat saat semua dayang istana sedang bersiap untuk pergi melakukan tugas mereka, dua kasim masuk selagi membawa sebuah usungan rotan.

Setelah dilihat lebih dekat, mereka menyadari kalau mereka semua mengenali sosok gemuk dan bulat itu. Itu adalah Ruo Yuan!

Kebahagiaan jelas tercetak di wajah Su Xi-er selagi ia mengintip kala para kasim berjalan ke arahnya. Ruo Yuan masih belum sadar, dan pipinya bersemu merah dikarenakan demam tingginya.

"Dayang Senior, dimanakah kamar dayang ini? Hamba akan membawanya ke kamarnya."

Dayang Senior Liu mengangguk dan membawa kedua kasim itu menuju kamar Ruo Yuan. Sebelum pergi, ia memanggil Su Xi-er dan menyuruhnya untuk merebuskan obat.

Dengan cepat Su Xi-er mengutarakan 'mhm' kuat sebelum berjalan menuju kamar Dayang Senior Liu. Obat-obatan untuk demam terletak di rak kedua lemari.

Ia mengambil ramuan obat dari lemari dan berjalan keluar kamar. Tepat saat ia mencapai sisi kolam cucian, ia melihat Hong Li.

Melihat ramuan obat di tangan Su Xi-er, Hong Li pun segera teringat akan masalah Ruo Yuan yang baru saja kembali. "Biar aku merebuskannya. Aku masih belum sembuh dari fluku, lagipula aku akan merebus obatku sendiri karena ada sedikit dayang sekarang."

Su Xi-er menyerahkan ramuan obat itu kepadanya. "Kalau begitu, kuserahkan padamu. Antarkan ke kamar Ruo Yuan. Sakitnya lumayan parah."

"Mhm, akan kuantarkan setelah selesai." Hong Li menjawab sungguh-sungguh. Karena Su Xi-er sudah memilih Ruo Yuan, ia pasti punya alasannya sendiri.

Setelah Su Xi-er menyerahkan segalanya pada Hong Li, ia berjalan ke arah kamarnya, mengambil bubuk obat. Bekas luka di tubuh Ruo Yuan akan menghilang lebih cepat jika ia membubuhkan bubuk obat ini.

Terdapat dua botol porselen putih kecil di dalam lemari. Yang di kiri diberikan oleh Pei Qian Hao, sementara yang kanan diberikan oleh Situ Li.

Akhirnya, ia memutuskan untuk membawa botol yang ada di sebelah kanan.

Dengan cepat ia berjalan ke kamar Ruo Yuan, tepat menangkap Dayang Senior Liu yang keluar.

Dayang Senior Liu memandangi Su Xi-er. "Aku tidak menyangka, setelah kericuhan di Biro Layanan Binatu, Ruo Yuan akan kembali dikarenakan faktor kombinasi yang menyeramkan. Biarkan ia beristirahat dengan baik beberapa hari ini. Ia baru akan mulai bekerja lagi setelah tubuhnya pulih."

Dayang Senior Liu tidak mengetahui percakapan di antara Su Xi-er dan Kasim Zhang malam itu, sehingga ia tidak menghubungkan insiden Biro Layanan Binatu dengan Su Xi-er sama sekali.

"Aku akan masuk memeriksa keadaan Ruo Yuan dan mencabuti rumput setelahnya."

Dayang Senior Liu mengangguk. "Mhm. Semua orang akan sangat sibuk beberapa hari ini." Lalu, ia pun pergi.

***

Su Xi-er langsung memasuki kamar, menemukan Ruo Yuan masih tidak sadarkan diri akibat demam tinggi. Setelahnya, ia mengangkat lengan baju Ruo Yuan, memperlihatkan bekas merah membara akibat dipukuli dengan gada.

Mengeluarkan botol porselen putihnya, Su Xi-er menuangkan sejumput bubuk obat di atas luka di lengan Ruo Yuan.

Semua tempat yang terkena pukulan gada menyisakan bekas luka di atasnya. Karena luka-luka ini juga ada di paha dan punggung Ruo Yuan, Su Xi-er harus membalikkan tubuhnya untuk membubuhkan obatnya. Tingkat kesulitan ini agak tinggi.

Su Xi-er mencoba memindahkannya beberapa kali, tetapi tidak berhasil.

Bubuk obat di lengan dan pahanya teresap dengan cepat ke dalam kulitnya, meninggalkan sisa aroma samar yang dengan cepat menghilang.

Ruo Yuan terbangun mengantuk dan merasakan sensasi yang nyaman di lengan dan pahanya. Saat ia melihat Su Xi-er, matanya mendadak melebar tak percaya.

Su Xi-er tersenyum. "Kau sudah kembali ke Istana Samping. Kemarilah, di punggungmu pasti terdapat bekas luka. Berbaliklah dan aku akan membantumu membubuhkan bubuk obatnya."

"Benarkah? Aku sudah kembali ..." Mata Ruo Yuan langsung lembap.

"Berbaliklah."

Ruo Yuan pun tersadar. Ia menggerakkan bagian bawah tubuhnya dan mengangkat bajunya. "Darimana asalnya bubuk obatmu itu?"

"Yang paling penting adalah ini bubuk obat yang bagus. Jangan beritahukan pada orang lain." Su Xi-er berbicara sambil membubuhkan bubuknya ke atas memar dingin yang tebal dan memanjang berwarna keunguan di punggung Ruo Yuan.

"Su Xi-er, kau sungguh baik hati. Aku sudah jadi yatim piatu sejak masih kecil, dan dipungut oleh Kasim Zhang ketika ia meninggalkan istana untuk membeli barang. Melihat aku kuat, ia pun membawaku masuk ke dalam istana dan aku tiba di Istana Samping." Suara Ruo Yuan terdengar lembut, beberapa suara isakan terdengar di antara kata-katanya.

Jadi begitulah caranya Ruo Yuan masuk istana.

"Aku akan datang dan membantumu membubuhkan obatnya tiga hari lagi. Kau tidak perlu bekerja selama beberapa hari ini. Kau baru boleh bekerja setelah kondisimu membaik."

"Su Xi-er, aku tidak menolongmu ketika kau ditindas dulu. Maafkan aku, aku benar-benar pantas mati," Ruo Yuan mulai menyalahkan dirinya sendiri.

Su Xi-er hanya memegangi botol porselen putihnya tanpa berbicara. Pada saat ini, seseorang mengetuk pintunya.

Dayang Senior Liu pun memasuki kamar tak lama setelahnya. "Jangan pergi mencabuti rumput liar lagi. Para tabib kekaisaran sudah berada di hutan sebelah Istana Samping, mengatakan kalau mereka tengah mencari sejenis rerumputan."

Su Xi-er tidak menanggapi, sementara Ruo Yuan keheranan dan tidak bisa menahan dirinya bertanya, "Sesuatu yang buruk terjadi? Mengapa tabib kekaisaran pergi ke hutan di sebelah Istana Samping? Mengapa mereka mencari tanaman?"

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar