Consort of A Thousand Faces
Chapter 50 : Kembalinya Ruo Yuan
Dayang
Senior Liu melempar pandang ke arah para dayang istana. Mereka pun langsung
mengerti, membentuk dua barisan dan dengan hormat menanti para pengawal
kekaisaran itu tiba.
Saat
pengawal kekaisaran berjalan memasuki Istana Samping, Su Xi-er sedikit
mengangkat kepalanya untuk melihat dan langsung menangkap sekelebat sosok Wu Ling
juga Kasim Zhang.
Kericuhan
kali ini terlampau masif. Wajar saja apabila Pangeran Hao ikut campur.
Dayang
Senior Liu baru saja akan memberi hormat sebelum Wu Ling melambaikan tangannya.
"Dayang Senior Liu, kondisi kakimu tidak begitu baik. Kau diperbolehkan
untuk tidak memberi hormatmu. Aku kemari hari ini di bawah perintah Pangeran
Hao untuk menempatkan dayang dari Istana Samping ke Biro Layanan Binatu."
Wu
Ling melihat ke arah Kasim Zhang dan memberi sinyal padanya agar memilih dayang.
Dayang
Senior Liu mundur ke satu sisi. Kasim Zhang berjalan ke arah para dayang dan
menyapukan pandangannya ke setiap orang, ekspresi di matanya jadi aneh saat ia
melihat Su Xi-er.
Insiden
yang terjadi di Biro Layanan Binatu muncul terlalu mendadak untuk disebut
sebagai suatu kecelakaan. Mungkinkah ini perbuatan Su Xi-er? Jangan katakan
padaku kalau ini adalah rencananya untuk memindahkan kembali Ruo Yuan ke Istana
Samping. Jika demikian, ini hanya akan membuat situasinya semakin serius.
Meneruskan
rentetan pemikirannya ini, Kasim Senior Zhang pun terkejut akan ilham dadakan
ini. Di antara para dayang di Biro Layanan Binatu, hanya Ruo Yuan yang
tidak terjangkit bintik-bintik merah, dan masih berbaring di Biro Layanan
Binatu sekarang ini.
Saat
ini, Biro Layanan Binatu sedang berada dalam kondisi huru-hara dimana
komplikasi lainnya tidak boleh sampai terjadi. Apabila Ruo Yuan tetap tinggal
di Biro Layanan Binatu selagi terserang demam, dan menjangkiti dayang lain
tanpa kondisi yang jelas, maka situasinya akan jadi lebih kacau lagi.
Dengan
logika seperti itu, bukankah Ruo Yuan harus dipindahkan kembali ke Istana
Samping?
Ekspresi
Kasim Zhang menjadi rumit. Jika kecurigaanku benar, pelaku di balik
kericuhan besar-besaran ini adalah Su Xi-er!
Menyadari
kalau Kasim Zhang masih belum memilih dayang sekian lama, Wu Ling pun mau tak
mau mengingatkannya, "Kasim Zhang, ada apa denganmu?"
"Kasim
tua ini akan memilihnya sekarang." Kasim Zhang menyapukan pandangannya di
seluruh dayang istana, jarinya menunjuk beberapa dayang, termasuk Lian Qiao,
dengan suksesi yang cepat.
Paling
tidak ada sepuluh dayang dari Istana Samping yang harus dipindahkan. Termasuk
yang barusan kupilih, masih kurang satu orang lagi.
Wu
Ling melihat Kasim Zhang tengah memandang ke arah Su Xi-er lagi dan dengan asal
menunjuk seorang dayang. "Karena kita harus memilih sepuluh, mari bawa ia
saja. Dengan begitu, kita sudah selesai di sini."
Tentu
saja Wu Ling punya alasannya sendiri memilih untuk bicara tepat di saat
ini. Su Xi-er hanya bisa dipindahkan dengan perintah pribadi Pangeran
Hao. Orang lain tidak boleh memindahkannya sesuka mereka. Walaupun Pangeran Hao
belum mengatakan apa-apa, paling tidak aku memahaminya sebagai pengawal
pribadinya.
Kasim
Zhang mengangguk. Sebelum pergi, ia menginstruksikan, "Dayang Senior Liu,
tolong alokasikan kembali pekerjaan pada dayang yang tersisa karena sekarang hanya
ada sedikit dayang di Istana Samping."
"Baik,
Kasim Zhang."
Kemudian,
Wu Ling dan Kasim Zhang membawa sepuluh dayang bersama mereka menuju Biro
Layanan Binatu, meninggalkan Dayang Senior Liu untuk menugaskan kembali
pekerjaan mereka pada yang lainnya.
Sudah
jelas, hanya akan ada lebih banyak pekerjaan dikarenakan kurangnya tenaga
kerja. Tidak hanya Su Xi-er harus menggosok pispot di malam hari, ia masih
harus mencabuti rumput liar di pagi hari.
Sampai
situasi di Biro Layanan Binatu stabil, setiap dayang di Istana Samping pasti
akan sangat sibuk. Melihat tak ada indikasi kapankah situasinya akan
terpecahkan, diam-diam mereka semua menghela napas.
Tepat
saat semua dayang istana sedang bersiap untuk pergi melakukan tugas mereka, dua
kasim masuk selagi membawa sebuah usungan rotan.
Setelah
dilihat lebih dekat, mereka menyadari kalau mereka semua mengenali sosok gemuk
dan bulat itu. Itu adalah Ruo Yuan!
Kebahagiaan
jelas tercetak di wajah Su Xi-er selagi ia mengintip kala para kasim berjalan
ke arahnya. Ruo Yuan masih belum sadar, dan pipinya bersemu merah dikarenakan
demam tingginya.
"Dayang
Senior, dimanakah kamar dayang ini? Hamba akan membawanya ke kamarnya."
Dayang
Senior Liu mengangguk dan membawa kedua kasim itu menuju kamar Ruo Yuan.
Sebelum pergi, ia memanggil Su Xi-er dan menyuruhnya untuk merebuskan obat.
Dengan
cepat Su Xi-er mengutarakan 'mhm' kuat sebelum berjalan menuju kamar
Dayang Senior Liu. Obat-obatan untuk demam terletak di rak kedua
lemari.
Ia
mengambil ramuan obat dari lemari dan berjalan keluar kamar. Tepat saat ia
mencapai sisi kolam cucian, ia melihat Hong Li.
Melihat
ramuan obat di tangan Su Xi-er, Hong Li pun segera teringat akan masalah Ruo
Yuan yang baru saja kembali. "Biar aku merebuskannya. Aku masih belum
sembuh dari fluku, lagipula aku akan merebus obatku sendiri karena ada sedikit
dayang sekarang."
Su
Xi-er menyerahkan ramuan obat itu kepadanya. "Kalau begitu, kuserahkan
padamu. Antarkan ke kamar Ruo Yuan. Sakitnya lumayan parah."
"Mhm,
akan kuantarkan setelah selesai." Hong Li menjawab sungguh-sungguh. Karena
Su Xi-er sudah memilih Ruo Yuan, ia pasti punya alasannya sendiri.
Setelah
Su Xi-er menyerahkan segalanya pada Hong Li, ia berjalan ke arah kamarnya,
mengambil bubuk obat. Bekas luka di tubuh Ruo Yuan akan menghilang
lebih cepat jika ia membubuhkan bubuk obat ini.
Terdapat
dua botol porselen putih kecil di dalam lemari. Yang di kiri diberikan oleh Pei
Qian Hao, sementara yang kanan diberikan oleh Situ Li.
Akhirnya,
ia memutuskan untuk membawa botol yang ada di sebelah kanan.
Dengan
cepat ia berjalan ke kamar Ruo Yuan, tepat menangkap Dayang Senior Liu yang
keluar.
Dayang
Senior Liu memandangi Su Xi-er. "Aku tidak menyangka, setelah kericuhan di
Biro Layanan Binatu, Ruo Yuan akan kembali dikarenakan faktor kombinasi yang
menyeramkan. Biarkan ia beristirahat dengan baik beberapa hari ini. Ia baru
akan mulai bekerja lagi setelah tubuhnya pulih."
Dayang
Senior Liu tidak mengetahui percakapan di antara Su Xi-er dan Kasim Zhang malam
itu, sehingga ia tidak menghubungkan insiden Biro Layanan Binatu dengan Su
Xi-er sama sekali.
"Aku
akan masuk memeriksa keadaan Ruo Yuan dan mencabuti rumput setelahnya."
Dayang
Senior Liu mengangguk. "Mhm. Semua orang akan sangat sibuk beberapa
hari ini." Lalu, ia pun pergi.
***
Su
Xi-er langsung memasuki kamar, menemukan Ruo Yuan masih tidak sadarkan diri
akibat demam tinggi. Setelahnya, ia mengangkat lengan baju Ruo Yuan,
memperlihatkan bekas merah membara akibat dipukuli dengan gada.
Mengeluarkan
botol porselen putihnya, Su Xi-er menuangkan sejumput bubuk obat di atas luka
di lengan Ruo Yuan.
Semua
tempat yang terkena pukulan gada menyisakan bekas luka di atasnya. Karena
luka-luka ini juga ada di paha dan punggung Ruo Yuan, Su Xi-er harus
membalikkan tubuhnya untuk membubuhkan obatnya. Tingkat kesulitan ini
agak tinggi.
Su
Xi-er mencoba memindahkannya beberapa kali, tetapi tidak berhasil.
Bubuk
obat di lengan dan pahanya teresap dengan cepat ke dalam kulitnya, meninggalkan
sisa aroma samar yang dengan cepat menghilang.
Ruo
Yuan terbangun mengantuk dan merasakan sensasi yang nyaman di lengan dan
pahanya. Saat ia melihat Su Xi-er, matanya mendadak melebar tak percaya.
Su
Xi-er tersenyum. "Kau sudah kembali ke Istana Samping. Kemarilah, di
punggungmu pasti terdapat bekas luka. Berbaliklah dan aku akan membantumu
membubuhkan bubuk obatnya."
"Benarkah?
Aku sudah kembali ..." Mata Ruo Yuan langsung lembap.
"Berbaliklah."
Ruo
Yuan pun tersadar. Ia menggerakkan bagian bawah tubuhnya dan mengangkat
bajunya. "Darimana asalnya bubuk obatmu itu?"
"Yang
paling penting adalah ini bubuk obat yang bagus. Jangan beritahukan pada orang
lain." Su Xi-er berbicara sambil membubuhkan bubuknya ke atas memar dingin
yang tebal dan memanjang berwarna keunguan di punggung Ruo Yuan.
"Su
Xi-er, kau sungguh baik hati. Aku sudah jadi yatim piatu sejak masih kecil, dan
dipungut oleh Kasim Zhang ketika ia meninggalkan istana untuk membeli barang.
Melihat aku kuat, ia pun membawaku masuk ke dalam istana dan aku tiba di Istana
Samping." Suara Ruo Yuan terdengar lembut, beberapa suara isakan terdengar
di antara kata-katanya.
Jadi
begitulah caranya Ruo Yuan masuk istana.
"Aku
akan datang dan membantumu membubuhkan obatnya tiga hari lagi. Kau tidak perlu
bekerja selama beberapa hari ini. Kau baru boleh bekerja setelah kondisimu
membaik."
"Su
Xi-er, aku tidak menolongmu ketika kau ditindas dulu. Maafkan aku, aku
benar-benar pantas mati," Ruo Yuan mulai menyalahkan dirinya sendiri.
Su
Xi-er hanya memegangi botol porselen putihnya tanpa berbicara. Pada saat ini,
seseorang mengetuk pintunya.
Dayang
Senior Liu pun memasuki kamar tak lama setelahnya. "Jangan pergi mencabuti
rumput liar lagi. Para tabib kekaisaran sudah berada di hutan sebelah Istana
Samping, mengatakan kalau mereka tengah mencari sejenis rerumputan."
Su
Xi-er tidak menanggapi, sementara Ruo Yuan keheranan dan tidak bisa menahan
dirinya bertanya, "Sesuatu yang buruk terjadi? Mengapa tabib kekaisaran
pergi ke hutan di sebelah Istana Samping? Mengapa mereka mencari tanaman?"
0 comments:
Posting Komentar