Rabu, 23 Desember 2020

CTF - Chapter 54

Consort of A Thousand Faces

Chapter 54 : Mencuci Bajunya


Su Xi-er duduk diam di Rumah Perebusan Obat, memerhatikan bintik-bintik merah di tangannya berangsur menghilang.

Setelah sekitar satu jam, bintik-bintik merahnya pun sepenuhnya lesap.

Segera setelahnya, pintu dibuka oleh Tabib Kekaisaran Zhao. Ia diikuti oleh seorang murid farmasi kecil yang bahkan lebih muda daripada Situ Lin.

Rambutnya diikat tinggi-tinggi berbentuk kuncir kuda dan terlihat mudah disukai. Berlari ke arah Su Xi-er, ia mengejap beberapa saat sebelum mengangkat tangannya dan memeriksanya.

Tepat setelahnya, ia menyebut, "Aneh sekali, ia bahkan tidak berbintik merah! Rumput gatalnya begitu kuat, tetapi ia sungguh baik-baik saja."

Tabib Kekaisaran Zhao melambaikan tangannya. "Kembalilah ke Istana Samping. Kali ini, kecurigaanku salah."

Su Xi-er bangun dan membungkuk. "Sebelumnya, hamba gelisah dan telah menyinggung Anda. Aku harap Anda tidak keberatan."

Ia sengaja meminta maaf. Bagaimanapun juga, walaupun Tabib Kekaisaran Zhao tidak memiliki posisi yang sangat tinggi, ia tetap sangat berpengalaman dalam bidang pengobatan dan memegang posisi di istana kekaisaran selama bertahun-tahun. Kerutan dalam di sudut matanya merupakan buktinya.

Tabib Kekaisaran Zhao tidak menyangka kalau Su Xi-er akan berinisiatif untuk meminta maaf. Tingkah laku dan perbuatannya benar-benar membuatnya geram tadi.

Namun, karena ia bersedia merendahkan kepalanya dan mengakui kesalahan atas ketidaksopanannya, kurang pantas rasanya bagiku untuk menyalahkannya. Walaupun bukan itu masalahnya, aku pun tidak sepenuhnya bebas dari kesalahan. Kualitas kulit setiap orang berbeda-beda, tetapi aku terlalu percaya diri akan kemampuan pengobatanku dan mencurigai orang yang keliru.

"Aku juga bersalah dalam hal ini. Kedepannya, kau bisa langsung datang ke Institut Tabib Kekaisaran jika kau jatuh sakit."

"Terima kasih, Tabib Kekaisaran Zhao."

"Baik, cepatlah kembali ke Istana Samping." Tabib Kekaisaran Zhao melambaikan tangannya.

Su Xi-er menganggukkan kepalanya dan berjalan keluar dari ruangan.

Si murid farmasi pun menatap Tabib Kekaisaran Zhao dan terkikik. "Yang Mulia, ada juga waktunya ketika Anda keliru dalam mendiagnosa."

Tabib Kekaisaran Zhao mengernyitkan alisnya, mengabaikan si murid dan keluar dari ruangan.

***

Su Xi-er meninggalkan Institut Tabib Kekaisaran dan baru saja akan berjalan menuju Istana Samping saat Kasim Zhang berjalan mendekat melalui jalur kecil di samping.

"Pangeran Hao telah memerintahkan agar kau dipindahkan ke Biro Layanan Binatu. Sementara untuk barang-barangmu, Dayang Senior Liu akan membantumu mengemasnya dengan baik sebelum menyuruh seseorang membawakannya ke Biro Layanan Binatu. Sekarang, ikuti aku ke Biro Layanan Binatu."

Kasim Zhang pun berbalik ke arah Biro Layanan Binatu.

Su Xi-er mengikutinya. Perintah Pangeran Hao diturunkan dengan sangat cepat.

Benar-benar sangat cepat. Mencuci baju, ini benar-benar ....

Ketika mereka sampai di Biro Layanan Binatu, Kasim Zhang memberikannya beberapa nasihat tambahan sebelum ia pergi.

Dipukuli sebegitu parahnya oleh Su Xi-er dengan gada malam itu, Dayang Senior Li jelas saja mengenali Su Xi-er. Namun, wajah Dayang Senior Li dipenuhi bintik merah dan tubuhnya masih gatal-gatal, jadi ia tidak punya waktu luang untuk mengurusi Su Xi-er.

Terlebih lagi, mungkin hubungan wanita ini dengan Pangeran Hao tidaklah biasa.

"Biro Layanan Binatu sedang dalam kekacauan sekarang. Kamarmu berada di bagian paling dalam halaman belakang, dan kau akan tinggal di sana sendirian. Karena sekarang masih pagi, pergi dan cucilah beberapa ember baju dulu."

Setelah memberikannya instruksi, Dayang Senior Li pun berjalan pergi sembari menggaruk dirinya.

Su Xi-er tiba di area kerja dan menemukan semua dayang yang tengah mencuci baju di depannya berasal dari Istana Samping, sedangkan para dayang dari istana Biro Layanan Binatu semuanya tengah berbaring di ranjang mereka.

Lian Qiao menyadari kehadiran Su Xi-er dan mengangkat tangan guna mendapatkan perhatiannya. "Su Xi-er, kenapa kau datang ke Biro Layanan Binatu juga?"

"Aku baru saja diinstruksikan untuk kemari. Semua bajunya harus dicuci hari ini?"

Dayang lain menyela dengan ekspresi yang sangat tak berdaya. "Benar. Ada begitu banyak baju sampai aku tidak tahu kapan kita akan selesai; satu-satunya yang pasti adalah tak akan ada tidur malam ini."

Lian Qiao tersenyum. "Kita sudah mengerjakan pekerjaan kasar selama bertahun-tahun dan sudah terbiasa. Su Xi-er, kemarilah. Masih ada bangku kecil."

Su Xi-er menyapukan pandangan ke sekitarnya dan menyadari kalau tempat di samping Lian Qiao merupakan satu-satunya yang tersisa.

Karenanya, ia berjalan ke sisi Lian Qiao, duduk di atas bangku kecil, dan mulai mencuci baju.

Tepat saat ia duduk, suara lemah Lian Qiao pun memasuki telinganya.

"Apakah kau berniat menyebabkan Biro Layanan Binatu jadi begini? Apa tujuanmu?"

Su Xi-er menolehkan kepalanya dan menjawab acuh. "Lian Qiao, cuci bajunya dengan benar."

Lian Qiao memandanginya. "Aku akan lakukan apa yang kau suruh kulakukan." Kemudian, ia menundukkan kepalanya dan mencuci baju.

Lian Qiao telah memberitahukanku keputusannya.

Namun, dengan seberapa dalamnya ia menyembunyikan diri, aku masih harus mengujinya sedikit lagi.

Dengan sebelas dayang istana mencuci bajunya bersama-sama, mereka mencuci lima baskom dalam empat jam. Dengan begitu, masih ada lebih dari dua puluh baskom yang menanti mereka.

Beberapa dayang mulai memukul-mukul punggung mereka akibat pegal. Kami sungguh tidak tahu bagaimana para dayang Biro Layanan Binatu bertahan hidup sepanjang tahunnya.

Tiba-tiba saja, suara langkah kaki pun terdengar. Saat mereka melihat ke arah suaranya, ternyata itu adalah Wu Ling.

Wu Ling berjalan mendekat dengan sehelai baju dan berpesan serius, "Baju ini milik Pangeran Hao. Cermatlah saat menanganinya. Jika ada sedikit saja cacat, akan kuambil kepala kalian."

Tak ada satu dayang pun yang bersedia mencuci baju itu sekarang. Jika tanpa sengaja kami mengacaukannya, kami akan kehilangan kepala!

Wu Ling memandang Su Xi-er dan menunjuknya. "Kau yang akan mencucikan baju ini. Cepat kemari dan ambillah."

Su Xi-er bangun. Semua orang menatapnya simpatik, tetapi juga lega karena mereka tidak terpilih.

Su Xi-er berjalan mendekati Wu Ling dan mengambil baju itu darinya.

Baju ini ... jubah hitam berhiaskan desain ular. Ini adalah baju yang dikenakannya di hutan sebelah Istana Samping malam itu!

Apa yang ingin diisyaratkannya dengan sengaja memberikan baju ini untuk kucuci?

Wu Ling membungkuk dan mengecilkan suaranya, nada bicaranya terdengar agak malu. "Pangeran Hao memerintahkanku mengirimkan beberapa barang ke kamarmu. Kembali dan lihatlah setelah kau selesai mencuci."

Ia pun segera mengangkat kepala dan melanjutkan dengan suara seriusnya yang biasa, "Kau akan mencuci baju ini hari ini. Namun, jika kau gagal melakukannya dengan baik, kau tidak akan bisa mempertahankan kepalamu! Kau tidak perlu mencuci baju lainnya."

Lalu, Wu Ling pun pergi, diam-diam menghela napas. Aku terus merasa kalau aku telah mengerjakan banyak sekali hal remeh sepanjang waktu ini.

Dengan perginya Wu Ling, Su Xi-er membawa baju itu, berjalan menuju salah satu dari sekian banyak baskom kosong, dan meletakkan baju itu di dalamnya.

Seorang dayang langsung berteriak, "Baju para kasim baru saja diletakkan di dalam baskom kosong ini! Baju Pangeran Hao tidak boleh diletakkan di sana! Cepatlah pergi dan cari Dayang Senior Li, minta sebuah baskom emas."

Segera setelah si dayang selesai berbicara, Dayang Senior Li tiba dengan sebuah baskom emas.

"Dayang mana yang mencuci baju Pangeran Hao." Masih dengan wajah dipenuhi bintik merah, beberapa dayang tak mampu menahan diri mereka dari tertawa.

Su Xi-er pun maju. "Hambalah orangnya."

Ekspresi di mata Dayang Senior Li berubah. Dia lagi. Tampaknya aku tidak bisa melakukan apa pun terhadapnya.

Ia adalah orangnya Pangeran Hao! Aku mengingat adegan malam itu kelewat jelas.

Tetapi, wanita ini pernah menyusup ke Biro Layanan Binatu dulu. Jangan bilang kalau orang yang menyelinap ke dalam Biro Layanan Binatu dan menyakiti para dayang adalah dirinya?

Setelah terpikirkan gagasan ini, kelopak mata Dayang Senior Li pun berkedut. Tetapi, ia juga takut ketahuan, dan segera meletakkan baskom emasnnya di tangan Su Xi-er.

"Ini adalah baskom emas yang secara khusus digunakan untuk mencuci baju Pangeran Hao. Berhati-hatilah! Jika kau tidak melakukannya dengan baik, aku akan memenggal kepalamu!"

Menghilangkan kepalamu. Membunuhmu. Memanggal kepalamu. Su Xi-er sudah sering mendengarkan kalimat-kalimat semacam itu.

Ia menerima baskom emas itu dan mengisinya dengan air sebelum memasukkan bajunya. Jubah hitam berhiaskan desain ular itu kontras dengan si baskom emas berkilau. Selagi Su Xi-er memandangi bajunya, terasa seakan Pei Qian Hao sendiri yang sedang berdiri di hadapannya.

Segera saja, Su Xi-er merasa baju ini pun menjijikkan.

Ia berjongkok dan menggesekkannya dengan kasar. Saat dayang lain melihatnya, mereka langsung berkeringat dingin.

(T/N : saking kayanya orang zaman dulu. Baskom pun dari emas, ku ingin menangis :”)

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar