Rabu, 09 Desember 2020

CTF - Chapter 49

Consort of A Thousand Faces

Chapter 49 : Menyaksikan Lelucon


"Ibu Suri, Pangeran Hao sudah mengetahui soal insiden di Biro Layanan Binatu pagi ini. Hamba sudah menyampaikan titah Anda, tetapi Pangeran Hao mengatakan tidak perlu mendatangi Istana Kedamaian Penuh Kasih." Sebelum He Ying bahkan mulai berbicara, ia sudah tahu kalau ekspresi Ibu Suri akan mengerikan.

Ibu Suri menurunkan titah untuk memanggil Pangeran Hao ke Istana Kedamaian Penuh Kasih. Tetapi, bukan hanya Pangeran Hao menentang titahnya, ia bahkan melakukannya dengan sikap yang benar-benar acuh.

Pei Ya Ran memukulkan telapak tangannya di lengan kursinya. Dengan hadirnya Kasim Zhang, ia tidak bisa menyelamatkan mukanya. Ia sungguh tidak memberi muka padaku. Bahkan dengan menggunakan statusku sebagai Ibu Suri juga tidak ada gunanya.

Pei Ya Ran begitu marah hingga ia merasa ia sendiri yang akan mencari Pangeran Hao demi sebuah jawaban. "Sebenarnya apa arti diriku bagimu?!"

Dengan gelisah, He Ying pun menghentikannya ketika ia melihat Ibu Suri akan pergi dari aula istana. "Ibu Suri, apakah Anda akan pergi mencari Pangeran Hao?"

"Karena ia tidak datang untuk menemui Ibu Suri ini, aku hanya bisa pergi sendiri."

"Ibu Suri, Pangeran Hao tidak berada di Kediaman Pangeran Hao, tetapi di istana kekaisaran. Di Istana Naga Langit milik Yang Mulia."

Pei Ya Ran mencibir. "Ibu Suri ini akan pergi ke Istana Naga Langit sekarang."

Ia baru saja berjalan maju ketika He Ying menarik lengannya dengan kuat.

Ada ekspresi enggan yang muncul di wajah He Ying. "Ibu Suri, mohon maafkan hamba karena tidak bisa membiarkan Anda pergi ke sana. Commandery Prince Xie juga sedang berada di Istana Naga Langit."

Segera setelah ia mendengar kata-kata 'Commandery Prince Xie', ekspresi Pei Ya Ran pun berubah. "Commandery Prince Xie juga ada di sana?"

He Ying menundukkan kepalanya dan menjawab pelan, "Benar."

Pei Ya Ran tersenyum penuh penyesalan. "Ada Xie Yun. Seperti dugaan, ia sungguh tidak memberi muka pada Ibu Suri ini."

Kasim Zhang tetap menundukkan kepalanya, tidak berani melihat ekspresi Ibu Suri. Tampaknya, rumor mengenai hubungan spesial antara Ibu Suri dengan Pangeran Hao mungkin saja memang ada benarnya.

"Karena ia tidak memberikan muka pada Ibu Suri ini, aku pun akan membalasnya. Daripada menarik dari istana lain, para dayang yang dibutuhkan untuk membantu Biro Layanan Binatu bisa langsung diambil dari Istana Kecantikan. Lagipula, ada 72 wanita." Kata-kata Pei Ya Ran membawa sejejak sarkasme.

Kasim Zhang merasa jantungnya melompat dalam tenggorokannya segera setelah ia mendengarkan ucapannya. Ibu Suri tidak akan menyuruhku untuk pergi ke Istana Kecantikan untuk menugaskan dayang, kan?

Tepat setelah pemikiran ini melintas dalam benaknya, ia mendengar suara Ibu Suri. "Kasim Zhang."

Tubuh Kasim Zhang gemetaran. "Kasim tua ini di sini."

Pei Ya Ran menyadari reaksinya dan tertawa kecil. "Kasim Zhang, apakah kau takut? Takut kalau Ibu Suri ini akan menyuruhmu ke Istana Kecantikan untuk menugaskan para dayang?"

"Kasim tua ini tidak akan berani. Tetapi, sebagai seorang kasim, sangat tidak pantas bagiku untuk pergi ke Istana Kecantikan."

Alis ramping Pei Ya Ran pun mengerut. Kasim Zhang menolak dengan bijaksana. Semua orang takut pada Pangeran Hao; seorang pria yang mampu menangkup langit dengan satu tangan. Tak ada seorang pun yang berani menyinggungnya!

Tetapi, aku menolak mundur hari ini! Aku adalah Ibu Suri! Di permukaan, posisiku lebih tinggi dari miliknya!

Karena ia tidak mempedulikanku dan tidak memperhatikanku, aku akan membuat sesuatu terjadi! Aku akan mengambil kesempatan ini untuk menghancurkan Istana Kecantikan!

Dengan pikirannya yang mantap, Pei Ya Ran tak lagi peduli untuk berpikir dua kali sebelum ia melangkah keluar dari Istana Kedamaian Penuh Kasih.

He Ying mengatupkan bibirnya dan segera mengikutinya. Oh, tidak!

Kasim Zhang mengakar di tempatnya. Tadinya aku kemari untuk meminta titah Ibu Suri, tetapi siapa yang menduga kalau situasinya akan jadi seperti ini? Apa yang harus kulakukan sekarang?

***

Menyimpan kerisauan ini seorang diri, Kasim Zhang cepat-cepat berjalan keluar dari Istana Kedamaian Penuh Kasih, hanya menemukan pengawal pribadi Pangeran Hao, Wu Ling, di sepanjang jalannya.

"Pengawal Kekaisaran Wu," panggil Kasim Zhang.

Wu Ling berhenti di jalurnya. "Pangeran Hao menginstruksikanku untuk mengawasi tabib-tabib dari Institusi Tabib Kekaisaran sementara mereka merawat para dayang dari Biro Layanan Binatu. Nanti, aku akan menempatkan dayang dari setiap istana ke Biro Layanan Binatu. Jika gejala dari para dayang itu masih belum juga terpecahkan besok malam, kirim mereka keluar istana."

Kasim Zhang menjawab, "Pemindahan ini akan mengaitkan banyak dayang istana. Apakah masih cukup waktu hari ini?"

"Tidak perlu khawatir. Ada banyak dayang dari setiap istana." Kemudian, Wu Ling pun berjalan menuju Biro Layanan Binatu.

Kasim Zhang ragu-ragu sejenak. Haruskah aku memberitahukan Pengawal Kekaisaran Wu kalau Ibu Suri bersiap menuju ke Istana Kecantikan?

Melihat Wu Ling berjalan semakin jauh di kejauhan, Kasim Zhang mengesampingkan urusan Ibu Suri. Melihat dari keadaan sekarang ini, Biro Layanan Binatu tetaplah yang paling penting.

***

Sementara itu, Pei Ya Ran sudah mengomandoi satu pasukan pengawal kekaisaran dengan menggunakan statusnya sebagai Ibu Suri.

Memerintahkan mereka untuk mengikutinya ke Istana Kecantikan dan membawa ke-72 wanita itu menuju Biro Layanan Binatu, keributan besar pun menyebar dengan cepat di seluruh istana kekaisaran.

***

Su Xi-er kebetulan saja sedang berada di kamar Dayang Senior Liu saat kabarnya sampai.

Dayang Senior Liu tertawa. "Akan ada pertunjukan yang sangat bagus untuk ditonton sekarang. Su Xi-er, menurutmu, siapa yang akan menang di antara Ibu Suri dan Pangeran Hao?"

Su Xi-er menjawab, "Ibu Suri terlalu gegabah melakukan ini. Tak peduli siapa yang menang, akan menyebabkan reputasi rumah tangga kekaisaran dan Keluarga Pei jatuh."

"Seperti dugaanku, kau cerdas," Dayang Senior Liu memujinya. Akhirnya, ia menghela napas. "Mungkin Pangeran Hao sudah bergerak untuk mencegah situasi ini dengan mengirimkan seseorang agar Ibu Suri kembali ke istananya."

Dengan betapa telitinya Pangeran Hao, mana mungkin ia membiarkan orang lain menyaksikan lelucon ini?

Su Xi-er tidak berbicara, hanya menganggukkan kepalanya setuju.

Dayang Senior Liu mengubah topiknya: "Namun, aku sungguh ingin melihat bagaimana para wanita dari Istana Kecantikan akan mencuci pakaian setelah mereka tiba di Biro Layanan Binatu. Setelah terbiasa dengan gaya hidup dimana setiap keinginan mereka dipenuhi, mereka semua akan sekarat hanya dalam beberapa hari."

"Dayang Senior Liu, darimana tepatnya asal para wanita di Istana Kecantikan?"

"Kenapa? Kau penasaran?"

Su Xi-er tersenyum. "Aku hanya ingin tahu."

"Seluruhnya ada 72 wanita; terdiri dari dayang dari tiap istana, wanita dari rumah bordil di ibu kota, begitu juga wanita dari keluarga pedagang di kota kecil. Tentu saja, beberapa dari mereka juga adalah putri para pejabat; bahkan para putri pertama pejabat."

(T/N : bukan hanya putri ini adalah yang pertama, tetapi juga dilahirkan dari istri sah dan oleh sebab itu, berstatus jauh lebih tinggi dari pada putri kelahiran selir.)

Kau bisa menemukan wanita dari seluruh kehidupan di antara mereka.

Dayang Senior Liu melanjutkan, "Sebagai contohnya, beberapa putri pejabat dengan status di ibu kota, pergi ke Istana Kecantikan demi bersaing mendapatkan posisi sebagai Hao Wang Fei. Sementara yang lainnya, beberapa di antaranya mengincar posisi Side Princess Consort, sedangkan beberapa lainnya tak masalah asalkan bisa melayani Pangeran Hao."

(T/N : Ce Fei, bukan istri resmi si pangeran, tetapi tetap lebih tinggi statusnya dibandingkan hanya selir. Kebanyakan novel, jumlah side princess consort yang bisa dimiliki seorang pangeran adalah empat orang.)

Su Xi-er tidak merespon. Para wanita ini terus-menerus mendaki mayat dari teman-teman mereka hanya demi seorang pria. Bukan hanya itu, menurut apa yang diungkapkan tanpa sengaja oleh Ye Qing Zhu, si pria ini bahkan sama sekali tidak memikirkan mereka karena ia bahkan tidak pergi ke Istana Kecantikan.

"Su Xi-er, sekarang karena kau sudah mendengarkan semua ini, apakah kau merasa kalau Pangeran Hao menghargai penampilan seorang wanita?"

Su Xi-er menjawab perlahan, "Memang benar, bahkan namanya saja 'Istana Kecantikan'."

Dayang Senior Liu tersenyum. "Selagi beberapa wanita hanya bisa dianggap sebagai hiburan, yang lainnya mencari posisi sebagai Hao Wang Fei. Selagi ia dengan bebasnya mengumpulkan yang pertama, yang berikutnya adalah sesuatu yang pasti akan dipertimbangkan dengan hati-hati oleh Pangeran Hao. Dengan situasi semacam ini, wanita harus menggenggam dengan kuat apa yang paling penting, daripada mencemaskan tentang berapa banyak wanita cantik yang ada di sisi pria mereka."

Dayang Senior Liu baru tersadar setelah menunjukkan banyak detail. "Kenapa aku memberitahumu begitu banyak? Seberapa banyak yang kau ketahui tentang urusan di antara pria dan wanita?"

Su Xi-er tersenyum dan tidak berkomentar. Pria adalah sesuatu yang paling berubah-ubah di dunia ini.

"Namun, mungkin bukan seperti itu juga. Su Xi-er, kau begitu cerdas dan pandai, hingga kadang kala aku bahkan mencurigai kalau tubuhmu ini sudah berganti rohnya. Terlebih lagi, roh ini pastinya sudah melalui begitu banyak hal."

Su Xi-er memandangi Dayang Senior Liu dan menjawab acuh tak acuh, "Kau berpikir terlalu banyak."

Dayang Senior Liu mengibaskan tangannya. "Memang benar, aku berpikir terlalu banyak."

Tiba-tiba saja, suara para dayang bisa terdengar dari luar pintu.

Sesuatu yang buruk terjadi? Atau apakah seseorang datang? Apa yang sebenarnya terjadi?

Su Xi-er dan Dayang Senior Liu bertukar pandang satu sama lain sebelum mereka meninggalkan kamar dan berjalan menuju halaman Istana Samping.

Semua dayang terdiam melihat Dayang Senior Liu, tak berani bicara.

Di pintu gerbang Istana Samping, para pengawal kekaisaran berjalan menghampiri.

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar