Sabtu, 05 Desember 2020

CTF - Chapter 29

Consort of A Thousand Faces

Chapter 29 : Aura yang Tidak Kalah Dari Pangeran Hao


Su Xi-er mendengarkan dengan saksama arah datangnya suara rantai besi itu berasal. Setelahnya, ia mengulurkan tangan untuk mendorong Ruo Yuan ke samping sebagai peringatan untuk tetap berada di belakang sebelum berjalan memasuki hutannya.

Biarpun begitu, saking ketakutannya, Ruo Yuan tidak cukup memahami tujuan Su Xi-er, sebaliknya langsung mengikutinya.

Suara rantai besinya tiba-tiba saja menghilang sebelum terdengar lagi tak lama kemudian.

Su Xi-er berdiri tegak dan terus memeriksa keadaan sekitar. "Liu Ye-er, Dayang Senior Zhao sudah mati. Kau bisa keluar."

Ruo Yuan berdiri di belakangnya dengan bibir terkatup, dan seluruh tubuhnya menegang.

Setelah beberapa waktu, suara rantai besinya jadi semakin keras. Seorang wanita berpakaian abu-abu kasar berjalan keluar dari balik sebatang pohon besar. Ia masih tetap berpenampilan kotor, rambutnya yang berantakan sepenuhnya menutupi wajahnya.

Ia berjalan mendekat selangkah demi selangkah sebelum akhirnya berhenti tiga meter jauhnya dari Su Xi-er. "Dayang Senior Zhao sudah mati?" Suaranya terdengar sangat pelan.

Su Xi-er mengangguk. "Mhm, ia dipukuli dengan papan sampai ia mati. Mayatnya sudah di bawa keluar istana."

Kesunyian di hutan, berarti hanya ada suara angin yang mampu didengarkan oleh telinga mereka.

Area itu dijalari oleh sebuah atmosfer aneh.

Tiba-tiba saja, Liu Ye-er tertawa kecil. "Ia mati. Haha, rasakan itu! Siapa suruh ia mengkhianati Bibi dari ayahku?"

Bibi dari ayahnya? Su Xi-er langsung menangkap kata kuncinya. Apakah bibi Liu Ye-er adalah Pure Consort?

Liu Ye-er tekekeh bodoh sebelum mendadak berubah sedih. "Kalau ia sudah mati, bagaimana ia akan membawaku menemuinya? Kalau aku tidak bisa bertemu dengannya, apa gunanya aku terus hidup? Aku sudah melakukan begitu banyak hal untuknya."

Semakin Ruo Yuan mendengarkan, semakin keherananlah dirinya. Apanya yang bibi? Apanya yang dia? Untuk siapakah Liu Ye-er melakukan tugasnya?

Tepat saat ia kebingungan, ia mendengar Su Xi-er di sebelahnya berbicara.

"Dandani dirimu dan kau bisa bertemu dengannya." Su Xi-er berjalan ke sisi Liu Ye-er dan mengulurkan tangan kanannya untuk menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya.

Liu Ye-er memiliki sepasang alis berbentuk daun dedalu yang bagus. Walaupun wajahnya kotor, matanya masih memancarkan sinar.

"Aku sungguh bisa bertemu dengannya?" Mata Liu Ye-er dipenuhi kegembiraan.

"Kau bisa, hanya saja ..." Su Xi-er tiba-tiba saja mendekat padanya dan mengecilkan suaranya, "Kau harus memberitahuku apa yang telah kau lakukan untuknya."

Tatapan Liu Ye-er jadi kosong. Ia memandangi rantai besinya bengong dan bergumam sendiri, "Aku tidak bisa. Jika aku memberitahumu, ia pasti tidak akan menginginkanku lagi."

Suara Su Xi-er jadi semakin kecil. "Sudah sekian lama, tetapi, pernahkah ia mengunjungimu? Ia mungkin berada di Kediaman Commandery Prince setiap hari dan memeluk gadis cantik sepanjang hari, kan? Beritahu aku, dan aku akan membawamu ke Kediaman Commandery Prince."

Kebohongan yang jelas terlihat itu cukup untuk memberikan Liu Ye-er harapan, selama ia mengakui tindakannya, Su Xi-er akan membawanya ke Kediaman Commandery Prince.

"Bibi adalah Pure Consort. Saat aku masuk ke dalam istana dan menemani Bibi, itu tepat saat ia disukai. Hanya setahun setelah aku memasuki istana, aku berkenalan dengan Commandery Prince Xie dan kami saling mencintai. Ia juga sangat menyukaiku. Meskipun Bibi bilang kalau gadis cantik tidak akan bisa mendapatkan cinta dan akan mati, aku mempercayainya." Saat Liu Ye-er terbenam dalam kenangannya, sudut mulutnya ikut terbalik.

Ia melirik Su Xi-er sebelum melanjutkan dengan suara kecil, "Lebih dari setengah tahun berlalu lagi. Ia menyuruhku untuk diam-diam mengambil sebuah benda. Itu adalah milik Yang Mulia ..."

Saat ia ada di titik terpenting, ekspresi Liu Ye-er tiba-tiba berubah. Tubuhnya mulai gemetaran saat darah mengalir dari kepalanya seperti aliran sungai. Segera, darah mulai merembes dari sudut mulutnya juga.

"Yang Mulia ..." Akan tetapi, tak peduli betapa kerasnya Liu Ye-er berusaha menggerakkan bibirnya, ia tidak mampu mengutarakan satu patah kata pun.

Pada akhirnya, tubuhnya jatuh bersamaan dengan rantai besinya dengan bunyi gedebuk. Kedua matanya terbuka lebar, sekarat dengan kepedihan selamanya.

Ruo Yuan ketakutan sampai ia memekik. Su Xi-er tidak menyangka kalau Liu Ye-er akan mendadak mati, dan dengan cara mengerikan seperti itu.

Ia mengamati bentuk mulutnya dengan saksama. Untuk Commandery Prince Xie, benda milik Yang Mulia apakah yang sangat penting? Segel giok kekaisaran?

(T/N : melambangkan kekuasaan seorang Kaisar.)

Tidak mungkin. Segel giok kekaisaran jauh dari jangkauan untuk dicuri oleh siapa pun, terlebih lagi seorang wanita lemah.

Benda apakah itu sebenarnya?

Tepat saat ia sedang merenunginya, suara dalam dan rendah seorang pria yang familier pun terdengar. "Kau tidak menggosok pispot, tetapi malah memandangi mayat orang mati dengan begitu bersungguh-sungguh."

Su Xi-er tidak mengangkat kepalanya. Ia langsung membungkuk dan memberi hormatnya. "Hamba memberi hormat pada Pangeran Hao."

Suaranya dalam dan rendah seperti biasa. Terkadang serius, dan kadang kala menggoda.

"Kau tahu kalau Pangeran inilah yang datang tanpa mengangkat kepalamu. Otakmu tidak buruk, karena kau bisa mengenali suara Pangeran ini." Pangeran Hao meledeknya tanpa mempedulikan situasinya.

Kaki Ruo Yuan mulai melemas sampai akhirnya, ia tak mampu lagi menahannya dan berlutut dengan bunyi gedebuk. "Hamba ... memberi hormat pada Pangeran Hao."

Saat ia berbicara, hatinya bedebar-debar ketakutan, serasa akan melompat keluar dari dadanya!

Siapa pun dapat mengingat suara Pangeran Hao hanya dengan mendengarkannya satu kali. Aura semacam itu bukanlah sesuatu yang bisa dimiliki oleh orang biasa.

Pangeran Hao berjalan ke sisi Su Xi-er. "Kau mengambil seorang dayang gemuk sebagai bawahan. Ia kuat jadi ia bisa membantumu menggosok pispot."

Tepat setelahnya, ia memandangi Liu Ye-er yang sudah mati.

"Kematian seperti ini mirip sekali dengan gaya seseorang." Suara Pangeran Hao sangat pelan, oleh karenanya, hanya Su Xi-er yang bisa mendengarkannya karena ia berada paling dekat dengannya.

Su Xi-er tidak menanggapi. Jika aku bertanya, ia akan mengetahui kalau aku ingin menyelidiki urusan Liu Ye-er.

Liu Ye-er, He Xiang Yu, dan Commandery Prince Xie berkaitan. Bahkan pemilik tubuh asli ini pun, Su Xi-er yang asli, terkait dengan Commandery Prince Xie.

"Wu Ling, singkirkan mayatnya. Lakukan dengan bersih." Pei Qian Hao memerintahkan perlahan dan Wu Ling pun keluar dari persembunyiannya.

"Hamba mematuhi perintah Anda!" Wu Ling membungkuk dan menerima perintah sebelum mengangkat tubuh Liu Ye-er ke atas pundaknya dan meninggalkan hutan.

Su Xi-er tidak mengerti. Mengapa Pangeran Hao muncul di saat ini? Dan mengapa ia memerintahkan bawahannya untuk menyingkirkan tubuh Liu Ye-er? Mungkinkah Liu Ye-er dibunuh olehnya?

Ekspresi di matanya berubah setelah rentetan pemikirannya sampai pada kesimpulan ini.

Pei Qian Hao mengangkat tangan kanannya dan mendadak mencubiti dagunya. "Kau pikir, Liu Ye-er dibunuh oleh Pangeran ini? Pangeran ini bisa dengan santainya menghukum seorang dayang istana semauku. Apakah kau takut?"

"Hamba paling menghargai nyawaku. Jika Yang Mulia ingin membunuh hamba, hamba sudah pasti akan ketakutan." Ia mengucapkannya selagi memandang lurus ke arahnya.

Penampilannya ini sebenarnya agak mirip dengan si wanita kurang ajar di hutan sebelah Istana Samping. Namun, entah apakah ia atau bukan, tetap harus diamati. Menangkap dan menghukum seseorang untuk sebuah kejahatan hanya berdasasarkan intuisi dan tanpa adanya bukti yang kuat, bukanlah gayaku.

Ketika Ruo Yuan mendengar apa yang dikatakan oleh Pangeran Hao, ia mengira kalau ia akan membunuh Su Xi-er. Ia cepat-cepat melemparkan diri sebelum mencoba mengumpulkan keberaniannya.

Ia bersimpuh di atas tanah dan berulang kali menyembah. "Pangeran Hao, tidak mudah bagi seorang dayang di Istana Samping untuk bertahan hidup. Tolong bermurah hatilah dan melepaskan Su Xi-er."

Ia membelaku di persimpangan kritis ini. Kehangatan langsung mengalir ke dalam hati Su Xi-er.

Ekspresi Ruo Yuan ini mirip sekali dengan Lü Liu.

Pei Qian Hao melepaskan dagu Su Xi-er. "Bawahanmu tidak buruk, bisa membelamu seperti dirinya. Pangeran ini tidak akan membunuhmu sekarang, tetapi, tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya. Tergantung pada suasana hatiku."

Tiba-tiba saja, suara seorang lelaki yang jelas dan nyaring pun terdengar. "Apakah Pangeran Hao sengaja memancingku menjauh hanya untuk menggoda dayang-dayang dari Istana Samping?" Nada suaranya masih tenang, tetapi sekarang diwarnai dengan martabat seorang pangeran kekaisaran.

Situ Li adalah orang pertama yang secara terbuka mengatakan bahwa Pangeran Hao menggoda wanita.

Tubuh Ruo Yuan menegang. Kedua pria tampan di Bei Min, kedua orang yang dihormati semua orang, sedang berdiri tepat di hadapanku. Perasaan seperti ini ... benar-benar terlalu menakutkan! Sangat kontras, saat ia memandang Su Xi-er, ekspresi gadis itu benar-benar tak terpengaruh. Hampir seolah ia sangat terbiasa dengan situasi ini.

Ruo Yuan pun mau tak mau merasa terkejut. Su Xi-er memang sudah berubah. Ia menjadi seorang wanita yang hebat! Auranya tidak kalah dari milik Pangeran Hao.

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar