Consort of A Thousand Faces
Chapter 29 : Aura yang Tidak Kalah Dari Pangeran Hao
Su Xi-er mendengarkan dengan saksama arah datangnya suara rantai besi itu berasal. Setelahnya, ia mengulurkan tangan untuk mendorong Ruo Yuan ke samping sebagai peringatan untuk tetap berada di belakang sebelum berjalan memasuki hutannya.
Biarpun begitu, saking ketakutannya, Ruo Yuan tidak
cukup memahami tujuan Su Xi-er, sebaliknya langsung mengikutinya.
Suara rantai besinya tiba-tiba saja menghilang
sebelum terdengar lagi tak lama kemudian.
Su Xi-er berdiri tegak dan terus memeriksa keadaan
sekitar. "Liu Ye-er, Dayang Senior Zhao sudah mati. Kau bisa keluar."
Ruo Yuan berdiri di belakangnya dengan bibir
terkatup, dan seluruh tubuhnya menegang.
Setelah beberapa waktu, suara rantai besinya jadi
semakin keras. Seorang wanita berpakaian abu-abu kasar berjalan keluar dari
balik sebatang pohon besar. Ia masih tetap berpenampilan kotor, rambutnya yang
berantakan sepenuhnya menutupi wajahnya.
Ia berjalan mendekat selangkah demi selangkah
sebelum akhirnya berhenti tiga meter jauhnya dari Su Xi-er. "Dayang Senior
Zhao sudah mati?" Suaranya terdengar sangat pelan.
Su Xi-er mengangguk. "Mhm, ia
dipukuli dengan papan sampai ia mati. Mayatnya sudah di bawa keluar
istana."
Kesunyian di hutan, berarti hanya ada suara angin
yang mampu didengarkan oleh telinga mereka.
Area itu dijalari oleh sebuah atmosfer aneh.
Tiba-tiba saja, Liu Ye-er tertawa kecil. "Ia
mati. Haha, rasakan itu! Siapa suruh ia mengkhianati Bibi dari ayahku?"
Bibi dari ayahnya? Su Xi-er langsung menangkap kata kuncinya. Apakah bibi Liu Ye-er
adalah Pure Consort?
Liu Ye-er tekekeh bodoh sebelum mendadak berubah
sedih. "Kalau ia sudah mati, bagaimana ia akan membawaku menemuinya? Kalau
aku tidak bisa bertemu dengannya, apa gunanya aku terus hidup? Aku sudah
melakukan begitu banyak hal untuknya."
Semakin Ruo Yuan mendengarkan, semakin keherananlah
dirinya. Apanya yang bibi? Apanya yang dia? Untuk siapakah
Liu Ye-er melakukan tugasnya?
Tepat saat ia kebingungan, ia mendengar Su Xi-er di
sebelahnya berbicara.
"Dandani dirimu dan kau bisa bertemu
dengannya." Su Xi-er berjalan ke sisi Liu Ye-er dan mengulurkan tangan
kanannya untuk menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya.
Liu Ye-er memiliki sepasang alis berbentuk daun
dedalu yang bagus. Walaupun wajahnya kotor, matanya masih memancarkan sinar.
"Aku sungguh bisa bertemu dengannya?"
Mata Liu Ye-er dipenuhi kegembiraan.
"Kau bisa, hanya saja ..." Su Xi-er
tiba-tiba saja mendekat padanya dan mengecilkan suaranya, "Kau harus
memberitahuku apa yang telah kau lakukan untuknya."
Tatapan Liu Ye-er jadi kosong. Ia memandangi rantai
besinya bengong dan bergumam sendiri, "Aku tidak bisa. Jika aku
memberitahumu, ia pasti tidak akan menginginkanku lagi."
Suara Su Xi-er jadi semakin kecil. "Sudah
sekian lama, tetapi, pernahkah ia mengunjungimu? Ia mungkin berada di
Kediaman Commandery Prince setiap hari dan memeluk gadis
cantik sepanjang hari, kan? Beritahu aku, dan aku akan membawamu ke
Kediaman Commandery Prince."
Kebohongan yang jelas terlihat itu cukup untuk
memberikan Liu Ye-er harapan, selama ia mengakui tindakannya, Su Xi-er akan
membawanya ke Kediaman Commandery Prince.
"Bibi adalah Pure Consort. Saat
aku masuk ke dalam istana dan menemani Bibi, itu tepat saat ia disukai. Hanya
setahun setelah aku memasuki istana, aku berkenalan dengan Commandery
Prince Xie dan kami saling mencintai. Ia juga sangat menyukaiku.
Meskipun Bibi bilang kalau gadis cantik tidak akan bisa mendapatkan cinta dan
akan mati, aku mempercayainya." Saat Liu Ye-er terbenam dalam kenangannya,
sudut mulutnya ikut terbalik.
Ia melirik Su Xi-er sebelum melanjutkan dengan
suara kecil, "Lebih dari setengah tahun berlalu lagi. Ia menyuruhku untuk
diam-diam mengambil sebuah benda. Itu adalah milik Yang Mulia ..."
Saat ia ada di titik terpenting, ekspresi Liu Ye-er
tiba-tiba berubah. Tubuhnya mulai gemetaran saat darah mengalir dari kepalanya
seperti aliran sungai. Segera, darah mulai merembes dari sudut mulutnya juga.
"Yang Mulia ..." Akan tetapi, tak peduli
betapa kerasnya Liu Ye-er berusaha menggerakkan bibirnya, ia tidak mampu
mengutarakan satu patah kata pun.
Pada akhirnya, tubuhnya jatuh bersamaan dengan
rantai besinya dengan bunyi gedebuk. Kedua matanya terbuka lebar, sekarat
dengan kepedihan selamanya.
Ruo Yuan ketakutan sampai ia memekik. Su Xi-er
tidak menyangka kalau Liu Ye-er akan mendadak mati, dan dengan cara mengerikan
seperti itu.
Ia mengamati bentuk mulutnya dengan saksama. Untuk
Commandery Prince Xie, benda milik Yang Mulia apakah yang sangat penting? Segel
giok kekaisaran?
(T/N : melambangkan
kekuasaan seorang Kaisar.)
Tidak mungkin. Segel giok kekaisaran jauh dari
jangkauan untuk dicuri oleh siapa
pun, terlebih lagi seorang wanita lemah.
Benda apakah itu sebenarnya?
Tepat saat ia sedang merenunginya, suara dalam dan
rendah seorang pria yang familier pun terdengar. "Kau tidak menggosok
pispot, tetapi malah memandangi mayat orang mati dengan begitu bersungguh-sungguh."
Su Xi-er tidak mengangkat kepalanya. Ia langsung
membungkuk dan memberi hormatnya. "Hamba memberi hormat pada Pangeran
Hao."
Suaranya dalam dan rendah seperti biasa. Terkadang
serius, dan kadang kala menggoda.
"Kau tahu kalau Pangeran inilah yang datang
tanpa mengangkat kepalamu. Otakmu tidak buruk, karena kau bisa mengenali suara
Pangeran ini." Pangeran Hao meledeknya tanpa mempedulikan situasinya.
Kaki Ruo Yuan mulai melemas sampai akhirnya, ia tak
mampu lagi menahannya dan berlutut dengan bunyi gedebuk. "Hamba ...
memberi hormat pada Pangeran Hao."
Saat ia berbicara, hatinya bedebar-debar ketakutan,
serasa akan melompat keluar dari dadanya!
Siapa
pun dapat mengingat suara Pangeran Hao hanya dengan mendengarkannya satu kali. Aura semacam itu
bukanlah sesuatu yang bisa dimiliki oleh orang biasa.
Pangeran Hao berjalan ke sisi Su Xi-er. "Kau
mengambil seorang dayang gemuk sebagai bawahan. Ia kuat jadi ia bisa membantumu
menggosok pispot."
Tepat setelahnya, ia memandangi Liu Ye-er yang
sudah mati.
"Kematian seperti ini mirip sekali dengan gaya
seseorang." Suara Pangeran Hao sangat pelan, oleh karenanya, hanya Su
Xi-er yang bisa mendengarkannya karena ia berada paling dekat dengannya.
Su Xi-er tidak menanggapi. Jika aku
bertanya, ia akan mengetahui kalau aku ingin menyelidiki urusan Liu Ye-er.
Liu Ye-er, He Xiang Yu, dan Commandery Prince Xie
berkaitan. Bahkan pemilik tubuh asli ini pun, Su Xi-er yang asli, terkait
dengan Commandery Prince Xie.
"Wu Ling, singkirkan mayatnya. Lakukan dengan
bersih." Pei Qian Hao memerintahkan perlahan dan Wu Ling pun keluar dari
persembunyiannya.
"Hamba mematuhi perintah Anda!" Wu Ling
membungkuk dan menerima perintah sebelum mengangkat tubuh Liu Ye-er
ke atas pundaknya dan meninggalkan hutan.
Su Xi-er tidak mengerti. Mengapa Pangeran
Hao muncul di saat ini? Dan mengapa ia memerintahkan bawahannya untuk
menyingkirkan tubuh Liu Ye-er? Mungkinkah Liu Ye-er dibunuh olehnya?
Ekspresi di matanya berubah setelah rentetan
pemikirannya sampai pada kesimpulan ini.
Pei Qian Hao mengangkat tangan kanannya dan
mendadak mencubiti dagunya. "Kau pikir, Liu Ye-er dibunuh oleh Pangeran
ini? Pangeran ini bisa dengan santainya menghukum seorang dayang istana
semauku. Apakah kau takut?"
"Hamba paling menghargai nyawaku. Jika Yang
Mulia ingin membunuh hamba, hamba sudah pasti akan ketakutan." Ia
mengucapkannya selagi memandang lurus ke arahnya.
Penampilannya ini sebenarnya agak mirip dengan si
wanita kurang ajar di hutan sebelah Istana Samping. Namun, entah apakah ia atau
bukan, tetap harus diamati. Menangkap dan menghukum seseorang untuk sebuah
kejahatan hanya berdasasarkan intuisi dan tanpa adanya bukti yang kuat,
bukanlah gayaku.
Ketika Ruo Yuan mendengar apa yang dikatakan oleh
Pangeran Hao, ia mengira kalau ia akan membunuh Su Xi-er. Ia cepat-cepat
melemparkan diri sebelum mencoba mengumpulkan keberaniannya.
Ia bersimpuh di atas tanah dan berulang kali
menyembah. "Pangeran Hao, tidak mudah bagi seorang dayang di Istana
Samping untuk bertahan hidup. Tolong bermurah hatilah dan melepaskan Su
Xi-er."
Ia membelaku di persimpangan kritis ini. Kehangatan langsung mengalir ke dalam hati Su
Xi-er.
Ekspresi Ruo Yuan ini mirip sekali dengan Lü
Liu.
Pei Qian Hao melepaskan
dagu Su Xi-er. "Bawahanmu tidak buruk, bisa membelamu seperti dirinya. Pangeran ini tidak akan membunuhmu
sekarang, tetapi, tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya. Tergantung pada
suasana hatiku."
Tiba-tiba saja, suara seorang lelaki yang jelas dan
nyaring pun terdengar. "Apakah Pangeran Hao sengaja
memancingku menjauh hanya untuk menggoda dayang-dayang dari Istana
Samping?" Nada suaranya masih tenang, tetapi sekarang diwarnai dengan
martabat seorang pangeran kekaisaran.
Situ Li adalah orang pertama yang secara terbuka
mengatakan bahwa Pangeran Hao menggoda wanita.
Tubuh Ruo Yuan menegang. Kedua pria tampan
di Bei Min, kedua orang yang dihormati semua orang, sedang berdiri tepat di
hadapanku. Perasaan seperti ini ... benar-benar terlalu menakutkan! Sangat
kontras, saat ia memandang Su Xi-er, ekspresi gadis itu benar-benar tak
terpengaruh. Hampir seolah ia sangat terbiasa dengan situasi ini.
Ruo Yuan pun mau tak mau merasa terkejut. Su
Xi-er memang sudah berubah. Ia menjadi seorang wanita yang hebat! Auranya tidak
kalah dari milik Pangeran Hao.
0 comments:
Posting Komentar